Share

Pembantaian Dan Pertemuan

Crash....

Tebasan maut yang berasal dari tangan yang telah dilapisi energi khusus telah diberikan oleh Azazel, tidak ada yang dapat bertahan dari serangan tersebut.

Gadis kecil itu memberanikan diri untuk membuka matanya, dan di sana sudah ada seorang pria yang sangat tegap berdiri dengan pandangan mata yang menatap lurus ke depan.

“Apa kau bisa bergerak?” tanya Azazel dengan nada dingin.

Gadis tersebut memberikan anggukan.

“Bagus, sekarang kau pergilah ke tempat yang aman!”

“T-Tapi....” Gadis itu memberikan pandangan yang penuh dengan permohonan.

“Tenang saja, aku yang akan mengawal dirimu! Kau hanya perlu pergi ke arah evakuasi!”

“B-Baik....”

Mulai gadis itu berlari sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Azazel.

“Sial, apa yang aku lakukan ini? Aku ini bukanlah makhluk yang seharusnya menjadi seseorang yang dengan perasaan sentimental!”

Satu monster berukuran besar telah muncul, di pundaknya terdapat satu mace berukuran besar. Matanya satu besar langsung menatap gadis kecil yang tertegun terhadap dirinya.

Senyuman lebar dengan raut wajah yang mengerikan telah diberikan, kakinya perlahan menghampiri gadis tersebut.

Jari-jari tangannya sudah digerakkan untuk menggapainya.

Crash...

Secepat kilat serangan yang digunakan oleh Azazel, bahkan gadis itu lupa cara untuk berkedip.

“Hmm... sepertinya kekuatan dan ingatan yang aku miliki memang tidak berkurang seperti biasanya! Sial, kenapa ada makhluk seperti ini di sini! Huh... mungkin memang di zaman ini diriku harus membereskan semuanya!”

Azazel menatap gadis kecil itu, pandangan mata yang diberikan olehnya telah menyebabkan gadis tersebut menjadi ketakutan.

Tangan Azazel ulurkan, gadis itu menjadi terdiam. Dia tidak tahu apa maksud dari Azazel melakukan hal itu.

“Ada apa? Apakah kau tidak ingin pergi ke tempat evakuasi?”

“B-Baik!” Dia menyambut tangan Azazel, namun setelah hal itu dilakukan mendadak Azazel menggendong dirinya dengan tubuh yang diangkat di samping pinggang.

“Bersiaplah!” Azazel melompat tinggi, gadis tersebut mendadak kaget, dia mampu melihat semua yang ada di kota. “Di-Di sana!”

Dia mengarahkan pandangannya ke salah satu tempat yang di depannya ada beberapa monster yang mencoba untuk masuk.

“Ya!” Dengan cepat Azazel bergerak ke arah bangunan itu, suara kakinya langsung mengejutkan seluruh monster, setelah mereka tengok, ada dua mangsa baru yang akan sangat sedang jika disantap.

Mereka datang dengan percaya diri yang tinggi, setiap wajah ingin langsung memakan tubuh Azazel dan menikmati tubuh gadis kecil itu.

Swungs....

Hanya dalam hitungan detik satu serangan mendarat di tubuh para monster yang akhirnya langsung menumbangkan mereka.

“Whoah....”

Apa yang dilihatnya dari Azazel seperti seorang malaikat, namun sebenarnya wajah Azazel sudah terkena percikan dari serangan yang digunakannya.

Gadis itu diturunkan oleh Azazel, dia kemudian mulai mengetuk pintu ruangan evakuasi.

“Nenek....”

“Huh?” Sebuah alunan suara yang masuk ke dalam telinga perempuan tua yang sejak dari tadi berharap kalau cucunya baik-baik saja. “Tuan-tuan, tolong biarkan pintu itu dibuka, pasti itu adalah cucuku!”

Kedua prajurit yang menjaga pintu tentu merasa enggan, mereka takut kalau itu adalah sebuah umpan untuk memancing mereka membuka pintu yang kemudian akan memberikan sebuah masalah yang besar.

“Maaf, kami di sini tidak bis melakukannya, kemungkinan itu hanya pancingan untuk memaksa kami membukanya!”

“T-Tidak mungkin, di sana ada cucuku yang masih kecil, apakah kalian ini tega?”

Kedua prajurit itu tidak bisa berkata apa-apa.

“Kenapa mereka tidak membukakan pintu ini?” Azazel melihat gadis kecil itu yang terus memasang wajah berharap. “Sial! Oi, apakah kalian ingin membiarkan gadis kecil ini mati?”

Suara Azazel menggelegar, mereka yang mendengar ini menjadi merinding.

“Kalau kalian tidak ingin membukakan pintu ini, akan aku dobrak!”

Ini terdengar seolah sebuah lelucon, pintu itu terbuat dari besi khusus dan sangat berat untuk didorong atau dibuka oleh satu orang. Butuh 3 sampai 5 orang untuk mampu membukanya.

Beberapa prajurit menganggap ini hanya sebuah omong kosong, namun Azazel melakukan sebuah pergerakan. Dia hantam pintu itu dengan satu pukulan yang menggelegar ke seluruh area, mereka yang mendengar ini menjadi kaget.

“Makhluk di dunia ini semuanya adalah orang-orang bodoh, tidak peduli aku apa yang akan terjadi terhadap mereka, di sini aku hanya perlu melakukan apa yang aku bisa!”

Pada pukulan kedua yang menggema dengan sangat nyaring, orang-orang di dalam ruangan tersebut mulai memberanikan diri untuk membuka pintu.

Dan, terlihat Azazel dan gadis kecil itu sedang berdiri di sana.

“Nenek....” Dia langsung pergi menghampiri neneknya.

“Sekarang cepatlah masuk, kalau tidak....”

Benar saja, para monster seolah memang sengaja untuk membuat Azazel membuka pintu itu untuk mempermudah pekerjaan mereka.

Para monster dengan cepat mendatangi pintu dengan wajah yang menyeringai dan rasa percaya diri yang tinggi.

Azazel menoleh ke belakang, tanpa banyak pikir lagi dirinya langsung menerjang ke arah rombongan monster-monster itu.

Semua menjadi kaget dengan apa yang dilakukan oleh Azazel, hanya dalam beberapa kali gerakan dirinya sudah mampu menewaskan banyak monster.

Tidak lagi Azazel berkata, dirinya langsung pergi dari sana.

Para prajurit bergegas kembali menutup pintu ruangan tersebut.

“S-Siapa orang itu? Kenapa dirinya mampu memberikan perlawanan seperti ini?” ucap seorang pria dengan mata yang dipenuhi sebuah rasa kaget.

Situasi ini semakin memburuk dikarenakan musuh terus masuk ke dalam gerbang, mereka menyerang dengan sangat brutal dikarenakan jumlah mereka begitu banyak.

Para prajurit mulai merasa kehilangan sebuah semangat di dalam hati mereka akibat kondisi yang sejak dari tadi terus membuat situasi ini menjadi semakin buruk.

“Sial, apa yang aku harus lakukan? Apakah semuanya akan berakhir di sini?” Icarus terus menjadi kesal, dia masih melakukan pertarungan secara sengit terhadap para monster.

“K-Komandan....”

“Apa?”

Dari arah jam dua terlihat ada seseorang yang menerjang ke dalam lautan musuh, mereka semua memberikan perlawanan sangat sengit terhadap orang tersebut.

Namun, gerakan yang digunakan olehnya sangat luar biasa hingga membuat seluruh monster menjadi kewalahan.

Mereka bahkan tidak mampu untuk memberikan sebuah serangan.

Azazel menatap semua itu dari kejauhan. “Itu....”

“Heh... semua monster ini tidak lebih dari makhluk bodoh yang tidak memiliki sebuah arti!”

Dengan bantuan dari sosok tersebut semua serangan yang dilakukan oleh para monster menjadi terhenti, dan ini menyebabkan semuanya menjadi lebih mudah.

Para monster jauh lebih fokus terhadap orang itu, kemampuan yang benar-benar memukau mata. Mereka semua menjadi ketakutan terhadap sosok itu.

“Sudah aku duga, dia adalah pahlawan di dunia ini! Huh... apa memang ini cerita yang harus aku lalui lagi? Rasanya aku ingin sekali mati, tapi kenapa aku sendiri yang tidak bisa mendapatkan kematian di saat seperti ini!”

__To Be Continued___

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status