Kaneesa terbelalak saat Tyrone menggandeng tangan seorang pria dan datang mendekatinya. Jantungnya berdetak kencang, saat tahu siapa yang digandeng putranya. Air matanya seakan mau jatuh melihat anaknya menggandeng tangan Papanya.Ingin sekali dia berkata pada Buck jika Tyrone adalah putranya, tapi belum sempat dia membuka mulut, seorang wanita datang dan langsung melingkarkan tangan ke lengan Buck.“Sayang, apakah kamu sudah menemukan kejunya?” tanya wanita tersebut.Saat melihatnya tanpa sadar kaki Kaneesa bergerak mundur beberapa langkah ke belakang. Seolah menghindari pemandangan di depannya. Tangannya menggenggam erat keranjang belanjaan, seakan itu bisa menguatkannya.Melihat Buck menggenggam erat tangan kecil Tyrone dan di samping Buck ada tunangannya, mereka seakan menjadi keluarga yang utuh dan bahagia. Tubuh Kaneesa menggigil membayangkan jika Buck akan mengambil Tyrone darinya, jika dia tahu Tyrone adalah anaknya.“Mama, bolehkah aku pergi makan ke istana keju bersama Uncle
Buck memutar bola matanya kesal, tapi tetap beranjak dari tempat dudul lalu mengambil cincin yang Livy berikan. Dia menyematkan cincin tersebut ke jari wanita itu lalu Livy mengambil foto mereka.“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Buck terkejut.“Sebagai bukti bahwa kamu telah melamarku dan kita telah bertunangan.”“Baiklah, terserah kamu saja,” kata Buck, tampak tidak begitu peduli.“Setelah ini, kita akan kembali ke kota lamamu dan aku akan mengadakan pesta yang mewah. Di sana aku akan mengumumkan secara tersirat bahwa kita telah bertunangan dan aku akan membuka bisnisku lagi. Aku akan mengundang semua investor dan pembisnis untuk menarik minat mereka. Semakin orang penasaran tentang kita, bisnisku akan semakin dicari.”“Atur saja, yang penting aku tinggal datang. Aku tidak mau direpotkan oleh sesuatu yang tidak penting.”“Baiklah Sayang, aku akan mengatur semuanya. Kamu tinggal datang dan menikmati pestanya,” kata Livy.“Apakah sudah selesai? Jika sudah selesai, kamu bisa mening
Kaneesa memilih gaun yang tidak mencolok untuk pesta yang harus dia hadiri bersama dengan Jaime. Dia tidak ingin penampilannya terlalu kentara.Sebelum pergi, dia mengira jika pesta tersebut hanya pesta biasa, ternyata pesta itu pesta besar dan mewah. Banyak pembisnis-pembisnis kelas kakap yang datang ke pesta tersebut. Bahkan Kaneesa juga bertemu dengan Nicholas sebagai perwakilan perusahaan Pierre.Nicholas datang bersama Laura, tidak terlihat Athena dan Geoffrey bersama mereka. “Athena dan Geoffrey tidak ikut? Mereka bersama siapa?” tanya Kaneesa saat bertemu dengan Nicholas dan Laura.“Mereka bersama Mama dan Papa di rumah. Sebelum ke sini, tadi kami mampir sebentar ke kediaman Pierre untuk menitipkan mereka. Mereka selalu bosan dan rewel jika diajak ke acara seperti ini. Aku tidak mau Nicholas terganggu karena rengekan anak-anak. Tyrone ikut?” Laura balik bertanya.“Ya, Tyrone ikut bersama kami. Jaime memaksa mengajaknya. Dia bilang ingin mengajak Tyrone jalan-jalan. Aku yakin Ty
Seperti biasa setiap akhir minggu, semua anggota keluarga Pierre, berkumpul di kediaman utama. Mereka akan menginap satu malam dan kembali ke rumah masing-masing keesokan harinya. Saat ini hanya keluarga Fernando dan keluarga Tomshon yang tinggal di rumah tersebut.Kadang mereka merasa kesepian saat semua sudah kembali ke rumah masing-masing, tapi mereka juga tidak bisa melarang karena anak-anak mereka sudah mempunyai kehidupannya sendiri.Malam itu, saat semua sudah masuk ke kamar masing-masing, Kaneesa masih terjaga sambil memeluk erat Tyrone yang sudah tertidur lelap. Dia selalu melakukan hal tersebut jika merindukan Buck.Jika memandang Tyrone dengan teliti, sangat kelihatan jika wajahnya sangat mirip dengan Buck. Hal itu yang membuat Kaneesa tidak bisa melupakan Buck begitu saja.Kaneesa kemudian mengusap rambut Tyrone dan mencium keningnya.“Terimakasih Sayang telah hadir di dunia ini menemani Mama, sehingga Mama mampu bertahan menjalani ini semua,” kata Kaneesa sambil terus mem
“Sudahlah Sayang, tidak usah disesali. Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana kita melangkah ke depan?” kata Joselie.“Apakah kamu sudah menanyakannya pada Grover? Siapa tahu Grover tahu ke mana Buck pergi,” tanya Aaron.“Aku sudah menemui Grove dan dia tidak tahu ke mana Buck pergi. Grover bilang jika Buck memang sering menghilang untuk menenangkan diri jika mempunyai masalah yang berat. Bahkan saat dia mempunyai masalah dengan Mamanya, dia pernah menghilang beberapa tahun tanpa diketahui keberadaannya. Buck hanya mengirim surel yang mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja agar keluarganya tidak khawatir,” jelas Kaneesa.Mereka hanya bisa menghela nafas mendengarkan cerita Kaneesa karena tidak bisa ikut campur dengan urusan pribadi Kaneesa.Terlihat Jaime berdiri dari kursinya lalu mendekati Kaneesa. “Tenanglah, aku akan selalu ada di sampingmu, kamu masih mempunyai aku sebagai keluarga terdekatmu. Aku pastikan anakmu tidak akan kehilangan kasih sayang seorang papa karena aku yang
Isak tangis Kaneesa terdengar memilukan hati Jaime. Jaime membawa Kaneesa ke dalam pelukannya. Entah berapa lama mereka dalam posisi seperti itu. Yang pasti sekarang, baju Jaime sudah basah karena airmata Kaneesa.Saat Kaneesa mulai tenang, dia berkata, “Apakah ini yang membuatku merasa nyaman saat bersamamu? Aku merasa terlindungi dan tidak terancam karena kamu adalah kakakku.”“Itu pula yang aku rasakan padamu. Belum pernah ada satu pun wanita di dunia ini yang membuatku begitu nyaman dan hangat seperti dirimu. Hal itu membuatku mengira bahwa kamu adalah wanita yang Tuhan kirimkan untukku, bahwa kamu adalah jodohku. Pikiranku itu membuatku ingin cepat-cepat menikah denganmu.”“Dan ternyata kita salah,” kata Kaneesa.“Beruntung kita tidak pernah melakukannya, aku akan merasa bersalah seumur hidupku jika kita melakukannya,” kata Jaime menyinggung hubungan pria dan wanita.“Ya, aku tidak bisa membayangkan akan jadi seperti apa jika aku tidur dengan kakak kandungku sendiri. Aku ingin be