Share

Bab 6. Tak Ingin Dikasihani

Penulis: Dera Tresna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-14 05:43:16

“Maaf, hari ini aku tidak bisa menemanimu untuk membeli apa yang kamu butuhkan, supir akan mengantarmu. Pilihlah beberapa pakaian yang bagus agar majikanku menyukaimu. Gunakan saja kartu yang sudah aku berikan untuk membayar,” kata Tomshon.

Sadar jika tidak mempunyai pakaian yang layak, maka Laura mengangguk setuju.

“Selamat beraktivitas Tomshon. Jangan khawatirkan aku karena aku akan belanja sangat banyak dan memanfaatkan kartumu dengan baik. Aku tidak bertanggung jawab jika kartumu mencapai limit,” gurau Laura sambil tersenyum penuh arti.

Tomshon tersenyum mendengar perkataan Laura. “Selamat bersenang-senang. Tiga hari lagi, kita akan bertemu.”

“Apakah itu berarti selama tiga hari ini, aku masih boleh menginap di hotel mewah itu lagi?” tanya Laura penuh harap.

“Tentu saja.”

Mendengar hal tersebut, Laura melompat kegirangan. Lagi-lagi Tomshon dibuat tersenyum oleh tingkah gadis polos itu.

Supir Tomshon menurunkan Laura di sebuah butik yang dia yakini semua barang yang ada di sana pasti sangat mahal. Awalnya Laura menolak, tetapi supir mengatakan jika Tomshon disuruh mengantarkannya ke sini.

“Aku tidak yakin akan cocok di tempat seperti ini,” ujar Laura.

“Datang saja dengan penuh percaya diri, Anda memiliki apa yang dibutuhkan,” balas supir itu karena tahu jika Laura memiliki akses penuh dari kartu yang Tomshon berikan, tetapi tentu saja Laura tidak menyadarinya.

Saat memasuki butik, mata Laura menyapu semua koleksi pakaian yang ada di sana, mulutnya ternganga menatap semua koleksi di sana. Bukan hanya karena keindahannya tetapi juga karena harganya yang selangit.

Bahkan rok santai yang Laura kira harganya murah ternyata sampai jutaan. Takut kartu kredit Tomshon limit, akhirnya Laura hanya membeli satu gaun dan beberapa pakaian ganti secukupnya serta satu sepatu. Itu pun Laura sudah menghabiskan ratusan juta, yang nilainya sudah bisa untuk membeli satu rumah kecil seperti miliknya.

Hal lain yang paling mengejutkan adalah ketika dia menunjukan kartu yang diberikan Tomshon untuk membayar semua belanjaannya, tiba-tiba semua karyawan butik tersebut langsung membungkukkan badan.

Hal tersebut mengejutkan Laura dan membuatnya tidak nyaman. Bahkan belanjaan Laura dibawakan mereka sampai ke mobil. Belum pernah dia belanja dengan pelayanan seperti itu.

“Aneh,” batin Laura sambil mengerutkan keningnya.

Sepertinya dia memang tidak cocok menjadi orang kaya. Dia lebih suka berinteraksi bebas dengan semua orang. Perlakuan yang dia terima saat ini, membuatnya seakan berada di kelas yang berbeda sehingga orang segan untuk berinteraksi dengannya.

“Apakah semua orang kaya diperlakukan seperti itu?” tanya Laura pada sopir yang mengantarnya.

“Itu karena mereka menghargai uang Anda,” jawab sopir itu.

“Aku merasa tidak nyaman, bukankah lebih enak jika kita bisa ngobrol bebas seperti ini?” curhat Laura.

Sopir itu tersenyum melihat kepolosan Laura. “Anda akan merasakannya nanti dan akan terbiasa dengan hal tersebut.”

“Sampai kapanpun aku tidak akan terbiasa dengan perlakuan seperti ini,” gumam Laura.

Setelah hari yang melelahkan, dia akhirnya bisa kembali ke hotel dan menikmati ranjang yang dirindukannya. Ranjang mahal yang belum sempat dia manfaatkan dengan baik.

*

“Masuk!” kata Nicholas saat pintu ruangan di ketuk dari luar, dia sudah tahu siapa yang datang menemuinya.

Pria itu duduk dengan aura dominan dan mulai hari ini dia sudah mengganti namanya menjadi Dave demi melancarkan rencana yang tidak masuk akal bagi Tomshon.

“Jadi apakah kamu telah menemukan gadis yang cocok untuk menjadi istriku?” tanya Dave saat Tomshon sudah dihadapannya. Tanpa menjawab, Tomshon menyerahkan satu map dokumen ke hadapan pria itu.

“Aku sudah menemukan calon istri untukmu. Tiga hari lagi hasil kesehatannya keluar. Jika hasilnya bagus, aku akan membawa gadis itu sebagai calon istrimu,” Tomshon menjelaskan.

“Kamu hanya mengajukan satu wanita dan kamu yakin aku akan setuju?” tanya Dave meragukan pilihan Tomshon.

Mendengar hal tersebut membuat Tomshon bertanya dalam hati, Tuannya itu sebenarnya sedang mencari seorang istri atau merekrut karyawan?

“Ya, aku hanya mengajukan satu gadis dan yakin kamu akan menyukainya,” jawab Tomshon dengan penuh percaya diri.

Tanpa ekspresi, Dave kemudian membuka map yang ada di depannya. Keningnya mengernyit sejenak tetapi mukanya tetap datar sehingga Tomshon tidak bisa membaca ekspresi

“Semua detil tentang gadis itu ada di dokumen yang kamu pegang. Satu hal yang tidak tertulis di sana, jika gadis tersebut belum tersentuh sama sekali oleh seorang pria. Jadi, aku berharap, kamu bisa melakukan dengan lembut saat melakukannya pertama kali nanti,” lanjut Tomshon yang diam-diam mengkhawatirkan gadis polos tersebut.

Seketika Dave menegakkan kepala dan menatap Tomshon dengan tajam. “Aku menyuruhmu untuk mencarikanku istri, bukan mengguruiku. Kamu tidak perlu mengajariku tentang apa yang harus aku lakukan pada istriku, terutama urusan ranjang,” balas Dave dingin menanggapi perkataan Tomshon.

“Maafkan aku,” kata Tomshon cepat karena sadar telah melakukan kesalahan.

“Kamu boleh pergi sekarang, aku akan membaca dan mempelajari dokumen yang kamu berikan,” kata Dave dingin.

“Aku permisi dulu,” kata Tomshon yang segera berlalu dari hadapan Dave.

Dave kembali menelusuri dokumen yang Tomshon berikan. Saat pertama membuka map tersebut, foto seorang wanita dengan sepasang mata amber menatapnya. Rasa hangat tiba-tiba menelusup masuk ke relung hatinya yang dingin, tetapi Dave mengabaikan rasa itu dan melanjutkan menelusuri identitas gadis tersebut.

“Laura Aurelie, nama yang tidak begitu buruk” gumam Dave. Beberapa detik kemudian, bibir Dave menyunggingkan senyum. Pantas saja Tomshon sangat melindungi Laura, ternyata ada ikatan emosi di sana.

Tomshon memperlakukan gadis tersebut seperti memperlakukan Dave, hanya karena mereka berdua sebatang kara di dunia ini, tanpa orang tua. Bahkan nasib Laura lebih tragis karena harus hidup dengan papa tirinya yang pemabuk dan penjudi berat.

Utang papanya menggunung hingga rela menjual putri tirinya untuk menutupi semua hutangnya. Dibanding Laura, nasib Dave jauh lebih beruntung. Dave berkelimpahan harta dan tidak perlu memikirkan apa yang harus dia makan dan pakai.

“Kamu pikir orang kesepian bisa cocok dengan orang kesepian juga?” gumam Dave ditujukan untuk Tomshon, meski dia tahu jika Tomshon tidak mungkin mendengarnya.

Dave paling tidak suka dikasihani hanya karena dia anak yatim piatu, karena itu dia selalu dingin pada siapapun terutama pada Tomshon, walaupun sebenarnya dia sangat menyayangi Tomshon, bahkan hanya pria itu satu-satunya orang yang dipercaya di dunia ini.

Kesetiaan Tomshon padanya, tidak pernah diragukan, namun tatapan kasihan yang sering pria itu tujukan membuatnya menjadi sangat kesal.

Masih dengan ekspresi dingin, Dave kembali menelusuri dokumen Laura. “Gadis cerdas,” gumamnya lagi saat melihat riwayat pendidikan Laura.

Ada ketertarikan yang dia rasakan terhadap gadis yang identitasnya sedang dipegang tersebut. Meskipun umur mereka terpaut sangat jauh bahkan hampir sepuluh tahun, hal tersebut malah membuat Dave merasa tertantang.

“Sepertinya akan menarik menikah dengan gadis ingusan dan polos,” gumam Dave yang kemudian menutup dokumen Laura dan melemparkannya begitu saja di samping meja kerjanya.

Dia segera mengesampingkan masalah tersebut dan kembali berkutat dengan pekerjaan karena disitulah dunianya yang membuatnya bisa bertahan menghadapi dunia saat mama dan papanya meninggalkannya sendiri di dunia ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 154. Meski Sayang Butuh Pelajaran

    “Fernando, hentikan! Kamu bisa membunuhnya.” Joselie yang tidak mau pergi dari ruangan tersebut melepaskan diri dari dekapan putranya lalu berlari mendapatkan suaminya, tetapi tegurannya diabaikan oleh Fernando.Tomshon langsung menarik dan memegang tubuh Fernando untuk menahan pria itu.“Lepaskan aku, Tom! Biarkan aku membunuhnya!” geram Fernando diliputi amarah.Tangis Joselie semakin keras mendengar perkataan suaminya. Nicholas langsung menarik dan memeluk Mamanya kembali.Untuk beberapa saat, Joselie menangis di pelukan putranya. Setelah keadaan agak tenang, Nicholas membawa Mamanya menjauh dan pergi ke kamar. Tomshon pun menarik tubuh Fernando dan membawanya pergi dari ruangan tersebut.Saat Tomshon dan Fernando melewati ruang keluarga, Gabriella terkejut karena melihat tangan Fernando berlumuran darah. Susan yang melihatnya langsung berlari mendekati suaminya.“Apa yang terjadi dengan Fernando?” tanya Susan khawatir.“Fernando baik-baik saja. Panggil pengawal dan suruh Gabriella

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 153. Eksekusi

    Pagi harinya dengan muka lelah, Austin dan Gabriella sampai di depan rumah yang sangat besar. Melihat rumah tersebut, Gabriella hanya terdiam dengan mulut ternganga.“Benarkah ini kediaman Pierre?” tanyanya pada suaminya.“Ya, ini adalah kediaman Pierre,” jawab Austin, menyakinkan Gabriella.“Rasanya seperti sedang berada di sebuah istana modern. Aku tidak menyangka ada rumah sebesar ini.” Gabriella masih terkagum dengan rumah di depannya.“Ayo kita masuk!” ajak Austin yang kemudian diikuti oleh Gabriella di belakang.Mereka melangkah memasuki teras rumah keluarga Pierre. Dengan sedikit ragu, Austin mengetuk pintu besar rumah tersebut.Tidak lama kemudian terlihat seorang pelayan membuka pintu. Setelah Austin memperkenalkan diri, pelayan itu berkata, “Tuan Fernando telah menunggu Anda, silakan masuk. Barang-barangnya biarkan di sini saja, nanti saya yang akan mengurusnya.”Austin dan Gabriella mengikuti langkah pelayan tersebut yang membawa mereka ke sebuah ruangan. “Tuan, Nyonya, Tua

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 152. Pencarian Belum Berakhir

    Hari berikutnya, Austin dan Gabriella mulai mencari keberadaan Olivia. Mereka pergi menuju ke alamat yang diberikan Grace. Dengan jantung berdebar, Austin berdiri di rumah berwarna putih dengan taman yang cantik yang berada di depan rumah tersebut.“Apakah kamu sudah siap menemuinya?” tanya Gabriella.“Apakah aku mempunyai pilihan? Siap tidak siap, aku harus menemuinya sekarang, agar urusan kita cepat selesai. Semakin kita menundanya, maka beban yang harus aku tanggung semakin berat.”Gabriella mengangguk mengiyakan apa yang suaminya katakan.Austin mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali, tapi rumah tersebut tampak sepi. Dia memutuskan untuk mengetuk terakhir kalinya, jika belum ada juga yang membukakan pintu untuknya, maka besok dia akan datang kembali.Tepat saat Austin menurunkan tangan, pintu di depannya terbuka. Seorang gadis cantik terlihat di balik pintu sambil menatap Gabriella dan Austin dengan heran.“Ada yang bisa aku bantu?” tanya gadis itu.“Apakah benar ini rumah ke

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 151. Bukan Sebuah Kebetulan

    “Mandilah dahulu, aku akan memesan makanan untuk kita,” kata Austin pada Gabriella setelah mendapatkan kamar.“Baiklah aku akan mandi terlebih dahulu,” Gabriella mengiyakan perkataan suaminya.Dia masuk ke kamar mandi dan melepas semua pakaian, mengatur suhu air sehingga menjadi hangat. Saat air hangat itu membasahi tubuhnya, semua rasa lelahnya terasa menguap dan tubuhnya terasa segar kembali.Gabriella terlonjak kaget saat tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.“Astaga Austin, kamu mengagetkanku. Jantungku serasa mau copot,” tegur Gabriella.Bukannya meminta maaf, Austin malah sibuk mengendus tengkuk Gabriella. Dengan sigap, dia membalikkan tubuh istrinya sehingga berhadapan dengan dirinya.Mata Gabriella terbelalak saat tahu jika Austin tidak memakai apapun seperti dirinya. Dia yakin setelah ini mandinya pasti akan terganggu.Austin mendorong tubuh Gabriella dan menghimpitnya ke tembok kamar mandi. Dengan cepat dia melumat bibir istrinya.Gabriella menyambut lumatan bibir Aus

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 150. Memulai Pencarian

    Gabriella menatap Austin seakan ingin berkata jika jangan mengharapkannya. Dia kemudian menceritakan tentang keadaan dirinya saat itu.“Setelah Olivia diadopsi aku harus tinggal di asrama dan mengikuti pendidikan. Selama di asrama, aku jarang pulang ke panti karena peraturan asrama sangat ketat. Aku ke panti jika ada libur panjang. Setelah menyelesaikan pendidikan, aku langsung bekerja dan hidup di rumah kost. Terakhir kali aku melihat Olivia adalah saat dia berumur 7 tahun dan sampai sekarang aku tidak pernah melihatnya lagi.”“Apa yang kamu ceritakan, sangat berarti bagiku, aku memiliki harapan baru untuk menemukannya. Bagaimana jika hari ini kita pergi ke panti asuhan tempatmu tinggal dan dibesarkan,” ajak Austin membuat Gabriella cukup terkejut.“Tetapi itu cukup jauh, kita harus keluar kota dan belum menyiapkan penerbangan serta apa saja yang dibutuhkan untuk ke sana,” ujar Gabriella.“Aku akan mencari penerbangan paling awal hari ini, bantu aku untuk berkemas.”Tidak tega menola

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 149. Kesalahan Menghantui

    Setelah menceritakan apa yang mengganjal di hati, Austin terlihat sangat rapuh. Itu adalah kesalahan besar yang tidak termaafkan. Gabriella yang melihat betapa rapuh suaminya, langsung mendekapnya dengan erat. Bahkan saat dulu Austin menceritakan tentang pelecehan yang dia alami, dia tidak serapuh ini.Dengan lembut Gabriella mengusap punggung Austin. “Kita harus memberitahu Fernando dan Joselie. Seberat apa pun hukuman yang akan mereka berikan, mereka berhak tahu kebenarannya dan kita harus menerima segala konsekuensi.”“Apakah kita harus memberitahukan hal ini secepatnya pada mereka?” tanya Austin terlihat keberatan dan butuh waktu, dia tidak akan sanggup menatap wajah kecewa dan sedih Fernando dan Joselie terhadap dirinya.“Jika kamu belum siap, kita bisa menundanya dan mencari tahu terlebih dahulu apakah anak itu masih hidup atau sudah meninggal sehingga saat kita bertemu dengan keluarga Pierre, kita memiliki sedikit informasi.”“Tapi dari mana kita mencarinya? Itu sama saja menca

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status