/ Romansa / Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang / Bab 5. Pemeriksaan yang Seharusnya Tidak Perlu

공유

Bab 5. Pemeriksaan yang Seharusnya Tidak Perlu

작가: Dera Tresna
last update 최신 업데이트: 2025-05-08 21:27:35

Kening Laura mengernyit dalam. “Apa ini?” tanyanya sambil membolak-balikkan kartu berwarna emas itu di tangannya.

“Anggap saja itu kartu kredit yang bisa kamu gunakan untuk membeli semua yang kamu mau.”

“Aku tidak membutuhkan kartu kredit. Jika aku bisa makan dan tidur dengan gratis di sini, itu sudah lebih dari cukup,” ujar Laura sambil menyerahkan kembali kartu tersebut pada Tomshon.

“Simpanlah! Hanya untuk berjaga-jaga. Kamu tidak harus menggunakannya jika memang tidak membutuhkan sesuatu.”

Laura berpikir sejenak dan akhirnya menerima kartu tersebut. “Baiklah, terima kasih untuk kartunya,” kata Laura.

“Sama-sama,” balas Tomshon.

Setelah mengatakan hal tersebut, pintu mobil dibuka oleh anak buah Tomshon. “Masuklah!”

“Apakah kamu tidak ikut masuk?” tanya Laura.

“Apakah kamu berharap aku masuk ke sana bersamamu?” goda Tomshon.

“Bukan itu maksudku,” jawab Laura salah tingkah.

“Selamat malam, tidurlah yang nyenyak. Besok pagi aku akan menjemputmu untuk mempersiapkanmu menjadi calon istri yang pantas untuk majikanku,” kata Tomshon mengucapkan salam perpisahan.

“Selamat malam, terima kasih untuk malam ini.”

*

Laura terkesima menatap kamar di depannya. Dia mendapatkan Presidential Suite yaitu kamar termewah dan termahal di hotel tersebut. Untuk menyewa kamar termurah di hotel ini saja, Laura tidak mampu. Apalagi dengan kamar yang dia dapatkan saat ini, berapa tahun dia harus mengumpulkan uang untuk bisa menginap di kamar seperti ini?

Kamar di depannya di dominasi warna krem lembut. Lantainya berupa lantai marmer halus tanpa garis sambungan sedikit pun. Karpetnya sangat terbal dan lembut. Rasanya lebih nyaman tidur di karpet lantai hotel dibanding dengan ranjangnya.

Laura menilik ranjang yang akan dia gunakan dan tercekat dengan kemewahannya. Ranjang itu begitu besar, bahkan bisa untuk tidur tiga sampai empat orang.

Pemandangan dari jendela kamar membuat Laura tidak mampu berkedip. Bukan jendela kamar biasa, tetapi dinding kaca yang sangat besar, yang menampakkan pemandangan kota dengan bertaburkan lampu malam, membuatnya merasa sedang berdiri di atas awan. Berdiri di atas kotanya sendiri, tempat di mana rumah yang dulu ditinggalinya berada di bawah kakinya.

Melihat ranjang hangat dan empuk di depannya, ingin sekali menghempaskan dirinya di atasnya, tetapi Laura ingat jika tubuhnya sangat kotor. Tidak mau mengotori ranjang mewah tersebut, Laura memutuskan untuk mandi terlebih dahulu.

Ternyata ia membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk mandi. Bukan karena dia suka dengan air hotel atau ritual mandinya, tetapi karena dia kebingungan dengan semua tombol yang ada di kamar mandi tersebut.

Baru saja keluar dari kamar mandi, perut Laura berteriak minta diisi. Dia baru ingat jika malam ini belum makan sama sekali. Dia membuka buku menu yang disediakan di kamar hotel. Betapa kaget dirinya ketika melihat berbagai macam menu mewah yang tertulis di sana. Matanya semakin melebar melihat harga yang tertera di sana.

Bergaya seperti orang kaya, dia pun memilih menu yang disuka. Bukan hanya satu, tetapi beberapa menu sekaligus yang bisa muat di perutnya. “Paling tidak hari ini aku bisa menikmati hidupku karena tidak tahu apa yang bakal terjadi esok hari,” gumam Laura.

*

“Cari informasi tentang gadis bernama Laura Aurelie. Aku akan mengirim fotonya padamu. Aku ingin identitas wanita itu sedetil mungkin. Besok pagi aku ingin dokumennya sudah berada di mejaku,” perintah Tomshon pada bawahannya tanpa bisa dibantah lagi.

Mobilnya sampai di depan rumah megah. Dia sengaja tidak menemui Nicholas karena belum mendapatkan informasi detil tentang gadis yang akan pria itu nikahi. Tomshon berharap, Nicholas mendapatkan gadis yang tepat. Dia langsung pergi ke kamar dan beristirahat sebelum menyambut hari esok dengan rutinitas yang padat.

*

Tidur Laura terganggu karena cahaya matahari yang menyilaukan mata, tanpa sadar dia tertidur di depan dinding kaca besar. Laura memukul keningnya merasa bodoh dan kecewa karena semalam tidak bisa menikmati nyamannya ranjang hotel yang mewah. Dia menyesal, semalam tidak langsung naik ke ranjang, tetapi malah ketiduran di tempat yang tidak seharusnya.

Tepat setelah selesai sarapan, seseorang mengetuk pintu kamarnya. Laura berlari dan membuka pintu kamar tersebut. Ia mengira Tomshon yang datang, tetapi ia harus menelan kekecawaan saat kenyataan mengatakan sebaliknya.

Seorang pria yang semalam terlihat bersama Tomshon berdiri di depan kamar hotel Laura.

“Selamat pagi, Nona. Bagaimana tidur Anda?” sapa pria itu dengan sopan.

“Pagi, tidurku lumayan nyenyak. Di mana Tomshon? Apakah dia tidak datang bersamamu?” tanya Laura.

“Tuan Tomshon sudah menunggu Anda di bawah.”

“Baiklah, aku akan segera turun,” ujar Laura yang kemudian meminta pria itu menunggu di depan kamar, memberi waktu baginya untuk bersiap. Setelah yakin dengan dandanannya, Laura turun bersama pria yang menjemputnya.

Tomshon beranjak dari tempat duduk ketika melihat Laura berjalan mendekatinya.

“Selamat pagi,” sapa Tomshon dengan ramah.

“Selamat pagi,” jawab Laura dengan senyum manis.

Tomshon tersenyum melihat ekspresi ceria Laura. Tidak terlihat trauma di wajah gadis itu, mengingat apa yang dialami tadi malam. Raut wajah ketakutan dan sedih yang Tomshon lihat tadi malam telah hilang. Laura memang gadis pemberani. Menyadari hal itu, Tomshon semakin yakin jika Laura adalah gadis yang tepat untuk Nicholas.

“Jadi kita akan ke mana hari ini?”

“Kita akan melakukan tes kesehatan,” jawab Tomshon.

“Tes kesehatan? Apa maksudmu?” tanya Laura.

Pagi ini kita akan ke rumah sakit dan memeriksakan kesehatanmu. Setelah dari sana, kita akan membeli beberapa barang yang kamu butuhkan.

“Apakah itu perlu? Apakah kamu tidak percaya dengan keterangan aku tadi malam?” tanya Laura.

“Aku tidak ingin membuat kesalahan. Hasil dari rumah sakit akan lebih bisa dipercaya,” jawab Tomshon mengabaikan perasaan Laura yang tersinggung seolah menganggapnya wanita jalang, tapi tanggung jawabnya lebih penting dari semua itu.

“Baiklah kalau begitu, aku akan mengikuti kemauan kamu,” jawab Laura pasrah.

Mereka kemudian berangkat ke rumah sakit. Di sana Laura menjalani beberapa tes kesehatan yang dia sendiri tidak mengerti kegunaan tes tersebut. Bahkan beberapa cairan tubuhnya diambil oleh dokter yang menanganinya. Mulai dari pengambilan sampel darah, swab di hidung, di tenggorokan, bahkan bagian intim Laura pun tidak luput dari pemeriksaan, rasanya sangat memalukan.

Saat dokter keluar dari ruang pemeriksaan, Tomshon sudah menunggunya. Dokter tersebut mengangguk sambil menatap mata Tomshon seakan sedang memberitahukannya sesuatu. Kode yang hanya mereka berdua yang tahu, yang menjelaskan bahwa Laura memang belum disentuh oleh pria manapun.

Senyuman tipis terukir di bibir Tomshon. Harapannya agar Nicholas mendapat istri yang baik, semakin besar.

Tidak lama kemudian Laura keluar dari ruang pemeriksaan dan bergabung dengan Tomshon.

“Hasil pemeriksaan akan keluar tiga hari lagi, aku akan langsung menginformasikannya kepada Anda, jika hasilnya sudah keluar,” kata dokter tersebut kepada Tomshon.

“Terimakasih, Dok. Kami menunggu kabar baiknya,” jawab Tomshon.

“Sama-sama,” jawab dokter tersebut dengan tersenyum ramah, kemudian meninggalkan Tomshon dan Laura. Setelah dokter tersebut pergi, Tomshon mengajak Laura meninggalkan rumah sakit.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 325. Rasa Cemburu

    Tyrone hanya berdiri, memandang Rebeca dan mantan kekasihnya pergi, dia seperti orang bodoh yang sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa. Ada rasa nyeri yang dia rasakan, baru kali ini dia merasa sakit saat ditinggalkan seorang wanita. Apa yang sedang terjadi pada dirinya?Dengan rahang marah, Tyrone terus menatap mobil Rebeca yang akhirnya mengilang dari pandangan. Apakah dengan kejadian ini, dia sudah kehilangan istrinya?Siang itu Tyrone bertemu janji di restoran dengan kliennya yang juga temannya sejak kuliah. Mereka sudah sangat akrab satu dengan yang lain. Obrolan mereka selalu seru jika bertemu.Saat pulang dari restoran, dia menangkap sesuatu yang membuat dadanya panas, melihat Rebeca sedang duduk berdua dengan Henry. Kemarahannya memuncak saat melihat istrinya berpelukan dengan mantan kekasihnya.Tyrone tidak peduli lagi dengan keadaan sekitar. Dia berjalan cepat mendekati keduanya. Tanpa berkata apa pun, dia menarik tubuh Henry lalu memukulnya, melampiaskan kemarahan.Hatinya

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 324. Rasa Cemburu Menghantui

    Setelah sama-sama meledak, Tyrone masih mempunyai pekerjaan tambahan untuk memandikan Rebeca dan membersihkan dirinya sendiri, mengeringkan tubuh istrinya lalu meletakkan tubuh polos itu ke atas ranjang.Seakan tidak puas, sambil berbaring di samping istrinta, Tyrone masih terus menyentuh tubuh Rebeca. Mereka sama-sama berbaring di atas ranjang dengan tubuh polos tanpa apa pun yang menutupi mereka.“Hentikan Tyrone, apakah kamu selalu seperti ini jika bersama dengan wanita-wanitamu? Rasanya ingin marah jika memang benar,” tanya Rebeca dengan raut muka cemburu.“Kenapa kamu selalu menyimpulkan lebih dulu tanpa mendengarkan kebenarannya?”“Aku sedang menanyakan kebenarannya padamu, itu pun jika kamu mengatakannya dengan jujur,” singgung Rebeca.“Aku tidak pernah tidur seranjang dengan mereka, aku hanya melakukannya untuk melampiaskan gairahku, lalu meninggalkan mereka setelah selesai atau mengusir mereka menjauh.”Rebeca terkejut mendengar perkataan suaminya, dia menegakkan tubuhnya men

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 323. Kesenangan Lain Selain Bekerja

    Desahan terdengar saling bersahutan, Tyrone belum pernah merasakan sesuatu yang luar biasa seperti yang dia rasakan saat bergerak bersama Rebeca, padahal istrinya bukan wanita yang berpengalaman.Kamar yang biasanya sepi, malam ini penuh dengan lagu dan musik, tercipta dari desahan dan hentakan tubuh mereka. Peluh membuat tubuh keduanya lembab dan licin, membuat gerakan mereka semakin indah.Udara di sekeliling menjadi panas, padahal pendingin ruangan berfungsi dengan baik. Gerakan Tyrone yang mengentak tajam membuat pertahan Rebeca runtuh.Gerakan Rebeca yang begitu alami, membuat Tyrone terhentak. Rasanya begitu pas dan serasi, kehangatan dan kelembutan milik wanita itu menyiksanya dengan kenikmatan yang luar biasa.Tyrone menatap wajah istrinya yang bergerak di bawah kungkungannya, seirama dengan hentakan yang dia ciptakan. Kulit Rebeca meremang merah, nafasnya terengah dengan mulut setengah terbuka. Matanya terpejam dengan ekspresi penuh dengan gairah.Jantung Tyrone berdetak kenc

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 322. Kepolosan dan Ketulusan

    “Bukankah suami harus diberi hadiah kecupan pagi agar harinya penuh semangat?” goda Tyrone.“Peraturan dari mana itu? Bahkan di peraturan pernikahan tidak tertulis hal seperti itu,” sanggah Rebeca.“Peraturan dariku,” jawab Tyrone singkat.“Ciih ... Ada-ada saja. Lepaskan Tyrone! Nanti kamu terlambat.”“Aku adalah putra pemilik perusahaan, terlambat sedikit tidak akan menjadi masalah bagiku.”“Apakah kamu sedang membanggakan kedudukanmu saat ini?”“Tentu saja. Apa yang Tuhan berikan dalam hidup ini wajib kita syukuri dan banggakan.”“Dasar pria sombong.”Tepat setelah Rebeca mengatakan hal itu, bibir Tyrone melumat bibir istrinya lembut, mengecapnya dari bibir atas berpindah ke bibir bawah kemudian menelusup masuk ke dalamnya. Ciuman lembut itu berubah menjadi ciuman rakus saat dia mendengar desahan halus Rebeca terlepas dari tenggorokannya.Tidak puas dengan bibir istrinya, bibir Tyrone bergerak ke leher dan terus turun ke bukit indah milik Rebeca. Dengan mudah dia menyingkap gaun ti

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 321. Tidur Satu Kamar

    Rebeca harus menahan nafas melihat Tyrone keluar dari kamar mandi. Tubuh bagian atas suaminya tidak tertutup apa pun, membuat inti miliknya memanas. Apalagi saat menatap wajah Tyrone yang kelihatan lebih segar. Tetesan air membasahi rambut dan tubuhnya. Dia harus menahan saliva karena tubuh sempurna suaminya tersebut.Tyrone mendekati Rebeca untuk mengambil pakaian yang sudah disiapkan istrinya, saat jari mereka bersentuhan, sesuatu seakan menarik keduanya untuk saling mendekat.Entah siapa yang memulai, tiba-tiba bibir mereka sudah menyatu dan saling melumat dengan lembut dan menggoda. Tangan Rebece mencengkeram kuat pakaian Tyrone yang dia bawa. Tanpa berniat untuk menghindar, menyambut lumatan bibir Tyrone dengan senang hati.Tyrone tidak bisa menahan gairahnya lagi saat menyentuh jari Rebeca. Dia mengecup sekejap bibir istrinya dan ternyata wanita itu tidak menghindarinya, Rebeca malah tersenyum seolah menyukainya.Mendapat lampu hijau, Tyrone langsung melumat bibir istrinya yang

  • Pengkhianatan Hati: Terjebak Jeratan Cinta Terlarang   Bab 320. Mulai Ada Kelembutan

    Paginya jeritan suara wanita mengagetkan tidur Geofrey. Saat membuka mata, Geofrey tidak menemukan istrinya di dalam pelukannya. Dia langsung beranjak dari ranjang dan berlari ke sumber suara tersebut.Geofrey terkejut saat istrinya berdiri di depan pria yang hanya menggunakan celana boxer seperti dirinya. Bahkan tubuh bagian atasnya tampak terbuka. Letichia masih berdiri dengan menutup muka.“Tyrone, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Geofrey dengan nada tinggi.Goefrey langsung menarik tubuh istrinya dan mendekapnya. Rahangnya mengeras karena Letichia hanya menggunakan jubah tidur, mengingat malam panas yang mereka lalui. Beruntung tubuh istrinya terlindungi oleh jubah tidur itu.Letichia bisa bernafas lega, saat masuk ke dalam dekapan suaminya dan merasa terlindungi.“Aku numpang tidur di sini,” ujar Tyrone santai.“Pakai bajumu, jangan membuat istriku takut karena penampilanmu itu,” kata Geofrey yang geram pada unclenya sendiri.“Maafkan aku. Aku tidak tahu jika kalian sedang b

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status