“Pergilah Tom, aku mohon. Kamu tidak seharusnya di sini,” kata Susan sambil mencucurkan air mata.“Kamu salah Susan, bahkan aku bersyukur saat ini berada di sini. Sehingga aku tahu kebusukanmu. Tidak aku sangk, aku menikahi wanita sepertimu,” kata Tomshon yang berhasil membuat hati Susan sangat sakit.Susan sadar jika dia pantas mendapatkannya, bahkan hukuman ini bukanlah hukuman yang berat untuknya. Dia pantas mendapatkan kebencian dari Tomshon.“Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang Tom. Aku berjanji Fernando dan Joselie akan aman. Sekarang pergilah dari sini, kamu tidak aman di sini,” kata Susan.“Aku tidak akan pergi dari sini sebelum aku bisa membawa Fernando dan Joselie pulang. Nicholas pasti akan sangat terkejut jika tahu mama dan papanya masih hidup.”“Mereka tidak akan mau pergi bersamamu Tom. Percayalah padaku untuk saat ini saja. Masalah yang terjadi terlalu rumit untuk dijelaskan. Aku mohon pergilah, mereka akan baik-baik saja bersamaku,” isak Susan semakin kencang.“Jadi
Tomshon tidak patah semangat, pencariannya tidak lagi tentang Austin tetapi beralih ke wanita dengan seorang bayi yang pernah dia temui. Tomshon merasa begitu bodoh, kenapa waktu itu dia tidak menanyakan nama wanita tersebut?Tetapi kali ini, pencarian Tomshon tidak sesulit saat dia mencari Austin. Rumah ke lima yang dia datangi, mengenal wanita tersebut.“Apakah yang kamu maksud wanita dengan ciri rambut coklat keriting dengan wajah yang cantik?” tanya orang di depan Tomshon.“Ya, betul sekali, dia mempunyai seorang bayi. Apakah kamu mengenalnya?” tanya Tomshon.“Oh. ya, dia baru saja menikah. Itu anak pertamanya. Namanya Sherly,” jawab orang itu.“Apakah kamu tahu di mana dia tinggal?” tanya Tomshon lagi.“Dia tinggal blok ketiga dari sini. Rumah tingkat dengan warna biru laut,” jawab orang tersebut.“Terima kasih atas informasi kamu,” kata Tomshon yang segera pergi ke tempat tersebut.Tomshon bernapas lega saat alamat yang dia dapatkan adalah benar alamat orang yang dia maksud. Tom
Perlahan Tomshon menelusuri lengan Susan.“Aku akan merindukan sentuhan ini. Aku juga akan merindukan aroma ini,” kata Tomshon sambil menghirup aroma tubuh Susan. Tanpa bisa Susan tahan lagi, air matanya sudah mengucur deras.Tomshon mulai melumat bibir istrinya untuk terakhir kali. Susan pun menyambut lumatan bibir Tomshon. Air matanya menciptakan rasa tersendiri dalam ciuman mereka. Rasa sedih dan perih yang menyayat hati, isak tangis terdengar di sela aktifitas bibir mereka.“Maafkan aku, Tom. Aku benar-benar minta maaf,” tangis Susan di pelukan Tomshon.“Bahagialah bersama suamimu. Hubungan kita berakhir sampai di sini,” kata Tomshon dengan rasa yang sangat sakit.Tangis Susan semakin keras, Susan pun menjauh dari tubuh Tomshon. Dia sampai harus membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri, agar erangan tangisannya tidak terdengar oleh siapa pun.Hari itu, Susan melihat Tomshon pergi, melihat punggung Tomshon yang selalu berdiri kokoh, sekarang terlihat membungkuk dengan lesu. Sus
Tomson sampai di rumah sewaannya dengan hati yang hancur. Susan sudah bukan miliknya lagi, dia tidak mau merusak rumah tangga orang lain. Apalagi Susan sudah bilang jika dia mencintai suaminya. Kebahagiaan Susan adalah yang utama buatnya. Tomshon pun mengambil ponselnya dan menekan nomor anak buahnya.“Tolong kirimkan segera dokumen perceraianku, aku membutuhkannya sekarang. Untuk sementara aku akan berada di sini, tetapi itu tidak akan lama karena apa yang aku cari sudah hilang,” kata Tomshon pada anak buahnya.“Saya akan segera mengirimkannya pada Anda,” jawab anak buah Tomshon.*“Pagi Tuan, pagi Nyonya. Bagaimana kabar kalian hari ini?” sapa Susan pada Mama dan Papa Austin, suami istri yang selama ini dia rawat.“Pagi Susan, kami baik-baik saja karena selalu ada kamu yang menjaga kami di sini dengan baik,” kata Papa Austin.“Hai, kenapa wajahmu sembab seperti itu? Apakah semalam kamu habis menangis? Apakah ada masalah Susan?” tanya Mama Austin yang curiga karena mata Susan yang se
Tomshon meremas tangannya sambil terus mengawasi langkah Susan. Beberapa kali Susan berhenti untuk menyapa tetangganya. Sepertinya dia sangat ramah dengan semua tetangganya.Saat melewati rumah yang Tomshon sewa, Susan berhenti sejenak. Tomshon langsung menyembunyikan dirinya di balik tirai jendela. Entah mengapa dia melakukan hal tersebut. Rasanya tidak mungkin dia langsung membuka jendela dan berkata, “hai Susan, ini aku, suamimu.”Kening Susan berkerut menatap rumah di depannya. “Sepertinya sudah ada orang baru yang menepati rumah ini, besok aku akan mencoba menyapanya,” gumam Susan.Setelah Susan masuk ke dalam rumahnya, Tomshon keluar dari persembunyiannya. Dia membiarkan Susan sejenak agak Susan punya waktu untuk melepas lelahnya. Setelah itu, Tomshon berjalan ke rumah Susan dan mengetuk pintunya. Dadanya berdetak tidak karuan menunggu Susan membukakan pintu untuknya.“Ya! Tunggu sebentar!” teriak Susan dari dalam rumahnya. Tidak lama kemudian, Susan berjalan dari dapur untuk me
“Ya, Tom. Ada apa?” suara Nicholas terdengar di seberang telepon.“Apakah kamu benar tidak apa-apa jika aku meninggalkanmu dan Laura untuk sementara waktu? Aku akan berada ratusan kilometer darimu dan jika terjadi sesuatu, aku tidak bisa langsung datang,” tanya Tomshon seakan tidak rela meninggalkan Nicholas.“Siapa, Sayang?” terdengar suara samar seorang wanita di seberang telepon Tomshon. sepertinya Laura sedang berada di samping Nicholas dan bertanya padanya.“Tomshon yang menelepon,” bisik Nicholas pada Laura.“Pakailah pengeras suara, aku juga ingin mendengarkannya.” Suara samar Laura terdengar kembali, kemudian terdengar bisikan tidak jelas yang Tomshon tidak bisa menangkap artinya.“Halo, Tom,” sapa Laura pada Tomshon.“Halo, Laura.”“Jadi, kamu akan pergi?”“Ya, benar.”“Tenanglah, kami akan baik-baik saja di sini. Ambilah waktu sebanyak yang kamu mau,” kata Laura.“Bagaimana dengan kandunganmu, apakah semua sehat?”“Ya, kami semua sehat, anak kami tumbuh dengan baik,” jawab L