Share

15 – Kabar Terbaru

Satu jam sebelumnya…

Para penonton diam membisu dengan tubuh gemetaran tepat ketika Wang Ling terkulai lemas tak berdaya akibat satu pukulan yang diberikan oleh Zhou Fu. Mereka khawatir jika Zhou Fu akan membalas dendam pada mereka karena beberapa saat lalu mereka meremehkan kekuatan Zhou Fu. Jika waktu bisa diputar kembali, mereka ingin berbalik mendukung Zhou Fu sehingga di saat Zhou Fu menang dari Wang Ling, mereka hanya perlu bersorak gembira tanpa merasakan kegentingan yang mencekam.

 “Tuan muda, mohon jangan beritahukan kepada semua orang jika selama ini aku berbuat curang. Percayalah, akibat kecuranganku tersebut, desa ini tak pernah diganggu oleh rombongan perampok dari luar,” Wang Ling masih mencoba merengek memohon pada Zhou Fu ketika Zhou Fu memberikan uluran tangan kepadanya.

Zhou Fu nampak mengamati Wang Ling selama beberapa saat, ia sedang membuat penilaian apakah ucapan yang baru saja dikatakan Wang Ling adalah kejujuran atau kebohongan.

“Hem, alasanmu boleh juga, Paman. Tapi kurasa kecuranganmu juga harus dibayar! Akan kurahasiakan kecuranganmu dari semua orang, tapi naikkan hadiahku dua kali lipat!” respon Zhou Fu pada rengekan Wang Ling. Menurutnya, tak ada ruginya merahasiakan kecurangan yang dilakukan Wang Ling, sebaliknya jika ia merahasiakan hal tersebut, ia bisa untung lebih banyak.

“Dengan senang hati, Tuan Muda Zhou! Jika sewaktu-waktu tuan muda sedang berkunjung ke Dozhu lagi, kami akan menyambut tuan muda sebagai tamu kehormatan!” Wang Ling membungkuk dan berterima kasih berulang kali pada Zhou Fu karena telah berbaik hati merahasiakan kecurangannya. Wang Ling pun berbisik pada Zhou Fu untuk memberitahukan seseorang yang bernama Zhang Ye, anggota kelompok Taoqi yang memegang pusaka penyedot energi.

Zhang Ye duduk di barisan penonton, tepat di sekitar Shen Shen berbuat ulah. Begitu Wang Ling memberi tahu lokasi duduk Zhang Ye, Zhou Fu turun dari arena pertandingan dan berjalan mendekat ke arah Zhang Ye.

Para penonton mundur beberapa langkah ketika Zhou Fu mendatangi Zhang Ye. Zhang Ye tak berkutik, tangannya pun gemetaran menyerahkan sebuah pusaka kepada Zhou Fu. Para penonton tak mengerti pusaka apa yang sedang dirampas oleh Zhou Fu.

***

Peran Shen Shen dalam kemenangan Zhou Fu pada turnamen Douzheng amatlah besar. Sebab tanpa bantuan dari Shen Shen, Zhou Fu akan kesulitan mencari sosok anggota Taoqi yang sedang menggunakan pusaka untuk menyedot kekuatan Zhou Fu. Karena itulah, Shen Shen meminta imbalan separuh dari hadiah yang diperoleh Zhou Fu, yaitu sebanyak 10 koin emas dari total hadiah yang didapat Zhou Fu sebanyak 20 koin emas. Itu merupakan hadiah yang cukup besar sebab 1 koin emas saja nilainya sama dengan upah pekerja kasar selama 100 hari bekerja. Jadi, sepuluh koin emas setara dengan upah seorang pekerja yang bekerja penuh selama 3 tahun lebih.

Zhou Fu menerima usulan Shen Shen tanpa banyak protes sebab ia masih belum begitu mengerti perhitungan uang koin. Bahkan jika Shen Shen meminta bagian lebih, Zhou Fu sepertinya juga tidak keberatan.

“Oh ya, apakah tiga keping emas sudah cukup untuk membayar biaya penginapanku kemarin?” Zhou Fu bertanya pada Shen Shen ketika mereka berdua masih berjalan menuju ke penginapan si kakek.

Shen Shen melotot lalu memukul pundak Zhou Fu, “tiga keping katamu? 1 keping saja sudah kebanyakan! Satu koin emas itu setara dengan biaya menginap selama dua bulan penuh di penginapan yang berkelas kau tahu? Kau ini memang terlalu baik atau kelewat bod*h?” Shen Shen bertanya kesal.

“Waaaah, apakah itu artinya saat ini aku adalah orang kaya?” Zhou Fu membuka kembali buntelan kain yang berisi koin emasnya, ia memandangi koin-koin itu dengan mata berbinar-binar.

“Jika tak percaya ucapanku, ayo kita temukan rumah makan yang paling bagus dan mari makan makanan yang mahal!” Shen Shen menarik tangan Zhou Fu untuk mengajaknya mencari rumah makan termewah di Dozhu.

***

Zhou Fu dan Shen Shen sedang duduk menunggui pesanan mereka dibuat. Rumah makan yang mereka datangi tak begitu ramai pengunjung, mungkin karena itu adalah rumah makan mahal yang mana hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memasukinya. Tak heran, suasana dalam rumah makan tersebut terbilang cukup sunyi. Tak ada jamuan musik dan tari-tarian sebab sepertinya ada satu rombongan yang sedang membicarakan sesuatu yang penting.

Baik Shen Shen maupun Zhou Fu awalnya tak begitu menghiraukan obrolan dari salah satu rombongan itu, hingga di satu titik, mereka menyebut nama Yang Zi. Shen Shen menginjak kaki Zhou Fu dan memberi isyarat agar Zhou Fu juga turut mendengarkan obrolan mereka.

“Harga kepala nona Yang Zi sangatlah besar, bahkan lebih besar dari pada harga yang pernah diberikan kepada nona Shen Yang,” ucap salah seorang dari rombongan tersebut.

“Wajar jika Yang Zi dibandrol lebih mahal, sebab bagaimanapun Yang Zi adalah sedikit dari jajaran puteri bangsawan yang memiliki ilmu bela diri!” ujar temannya menimpali.

“Bukan! Bukan karena dia bisa ilmu bela diri. Harga kepala nona Yang Zi menjadi mahal karena ia tak sengaja mendengar rencana rahasia itu. Tepat sebelum nona Yang Zi dieksekusi, ia sempat mendengar operasi rahasia yang seharusnya tidak ia dengar. Itulah mengapa beberapa orang yang terlibat merasa harus menghabisi nona Yang Zi bagaimanapun caranya,” salah seorang yang lain mengklarifikasi.

“Apa? Memangnya rahasia apa yang ia dengar?”

“Aku juga kurang begitu mengerti, yang jelas kudengar itu ada hubungannya dengan kehidupan di balik tembok raksasa.”

“Tuan-tuan, selamat menikmati hidangan khusus dari kami…” seorang pelayan datang ke meja rombongan tersebut sembari memberi isyarat ke beberapa pelayan lain untuk segera meletakkan aneka menu hidangan ke meja makan.

Zhou Fu mengepalkan tangannya sebab pelayan tersebut berhasil memotong pembicaraan penting yang sedang ia dengar. Di lain sisi, Shen Shen terdiam membisu.

“Jangan khawatir, keluargamu sepertinya sangat terkenal. Kita bisa mendapatkan banyak informasi di tempat-tempat lain,” Zhou Fu berbisik pada Shen Shen yang terlihat kehilangan nafsu makan.

“Ngomong-ngomong, mengapa ketua menugaskan kita menyisir pulau-pulau kecil seperti ini, bukankah kabar kematian nona Shen Yang sudah diberitakan di seluruh negeri Caihong?” satu orang dari rombongan itu melanjutkan obrolan mereka, membuat Shen Shen dan Zhou Fu kembali memasang telinga untuk siaga.

“Dasar bodoh! Makanya jangan hanya melamun ketika diberi tugas!” salah satu anggota memukul kepala rekannya, lalu lanjut berbicara, “Nona Shen Yang memang sudah dikabarkan meninggal karena keberadaannya tak diketahui dalam waktu yang cukup lama. Tetapi, anehnya ada yang ditutup-tutupi oleh Sekte Sungai Utara. Tiga orang yang bertugas menghabisi nona Shen Yang tidak kembali sampai detik ini.”

“Ya, kurasa Patriark Sun Mingjin sengaja menutupi hal tersebut demi menjaga reputasi sektenya. Bukankah memalukan jika tersebar kabar tiga anggotanya gagal mengeksekusi gadis biasa yang bahkan sedang tersesat jauh dari rumahnya sekaligus tidak menguasai ilmu bela diri!”

“Jadi, kedatangan kita menyisir pulau-pulau kecil di sekitar sini adalah untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan tiga pendekar dari sekte Sungai Utara. Bahkan, jika ternyata kita bisa menemukan keberadaan nona Shen Yang, baik hidup maupun mati, bayaran yang akan kita dapat akan sangat mahal!”

Semua orang dalam rombongan tersebut manggut-manggut mengiyakan. Mereka pun melanjutkan makan siang mereka yang sudah tersaji dengan lengkap di meja.

“Sebelum mereka menemukanmu, aku akan membuat mereka kehilangan nyawa!” Zhou Fu berbisik sangat pelan di telinga Shen Shen.

=====================

Follow author di IG: @Banin.sn

Y0utube Channel: iPus Channel

Di kanal Y0utube author juga sering bikin konten tentang rekomendasi novel-novel bagus lho... Salam, terima kasih...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status