Lisa dan Skiser terhenti mendengar suara Dion. Bersamaan dengan itu, tekanan yang berbeda dari sebelumnya muncul, kali ini bahkan lebih berat hingga membuat dataran sekitar bergetar.Dbugg!Dbugg!Kedua orang itu tergeletak seperti mayat yang tetap sadar karena tak kuasa menahan tekanan Dion yang semakin kuat."Pra ini… dia hanya bermain-main sebelumnya, sebenarnya siapa? Siapa dia?" pikir Lisa yang penuh pertanyaan, dengan siapa sebenarnya yang ia lawan.Lisa bahkan tak dapat menoleh untuk melihat Skiser karena tekanan itu hampir seperti gravitasi yang mendorong nya kebawah Secara paksa."Skiser. Maafkan aku, aku seharusnya bisa menjadi kakak yang baik. Tapi kita berakhir mati oleh monster ini karena keegoisan ku. Aku sungguh minta maaf telah menjadi kakak yang sangat buruk." batin Lisa tak berdaya penuh penyesalan. Lisa dengan susah payah menggerakkan ujung jarinya untuk menyentuh tangan mungil Skiser.Wajah mereka memucat dengan cepat.Di saat-saat terakhir tangan mereka berdua ber
"Sekarang apa yang harus kulakukan? Haruskah aku lari?" pikir Dion dengan ekspresi datarnya sembari mundur perlahan.Groomm…Gemuruh petir tiba-tiba terdengar."Lightning Chain!" Lisa mengayunkan tongkat nya. Langit menggelap dengan cepat dan dua petir menyambar lurus ke arah Dion.DUARRR!"TUAN!" Vivian membelakkan mata melihat Arcana tingkat tinggi yang di keluarkan Lisa, ia berlari menghampiri Dion, dalam hatinya ia tidak bisa merasa tidak khawatir sama sekali.Dubb…Dubb…Dentuman hening terdengar dari dalam diri Dion. Sebelum petir itu mengenai dirinya, dunia melambat seakan tunduk dengan suara itu.Dubb…Suara itu terdengar lagi, Dion tahu itu bukan dari jantungnya, ia memejamkan mata memfokuskan kesadaran nya menelusuri suara itu."Ini... Beyond Eternal Core…" BOMMB!Petir tepat mengenai Dion secara bergantian menimbulkan ledakan kecil lalu mengeluarkan asap tebal.Kejadian itu begitu cepat. Vivian terlambat, kakinya seketika lemas dan tersungkur kebelakang tak percaya. Matany
Dion terus mendekat, tangannya terulur menyentuh kepala makhluk itu, sedangkan tangan yang memegang liontin berada di belakang punggung tertutup oleh jubah.Vivian dan Lisa yang di sibukkan dengan pertarungan mereka sendiri menoleh melihat apa yang terjadi.Lisa terkejut, matanya membelak. Perasaan tidak menyenangkan seketika muncul dalam hatinya saat melihat adegan yang akan terjadi.Dion memandang rendah rakun itu. Kepala asli makhluk itu hanya sebesar bola kaki, memungkinkan Dion untuk mencengkram dan mengangkatnya dengan satu tangan.“Erghh.. Li.. sa…”“HENTIKAN!“ Teriak Lisa dengan wajah panik, memperingatkan Dion.Tangan Dion terus meremas kepala Skiser. Raut kesakitan bisa terlihat jelas di wajah Skiser saat itu juga. Lengan kecilnya terus meraih-raih tangan Dion namun tidak sampai.“KUBILANG HENTIKAN!“ Entah hubungan apa yang dimiliki Lisa dengan Skiser, namun dari suaranya, Lisa semakin panik dan ketakukan melihat itu.Bukk!“Hahh… Hahh… Hahh…”Tanpa di duga, Dion melepasakan
Wuushh… Seketika tekanan di sekitar berubah, angin masuk dan berputar-putar di sekitar Guildmaster Cecilia. “Apa katamu?“ Cecilia mendesis, rahangnya mengeras. “Aku berkata… baumu amis!“ Bleum menegaskam suaranya. Tanpa aba-aba, dari atas Cecilia, pusaran angin berbentuk jangkar terlempar ke arah Bleum dengan sangat cepat. Surrfhh… Bleum menginjakkan salah satu kakinya ke lantai, kemudian sebuah tanah keras naik dari dalam lantai dan langsung membentuk dinding tanah menghalau jangkar itu. Bumbb… “Kalian berdua… sebaiknya tidak membuat keributan disini. Kita punya misi, jika memang ingin bertarung carilah tempat yang lebih baik.“ Sato dengan dingin berkata sambil tetap berjalan meninggalkan kedua orang itu. Keduanya terdiam sejenak, sebelum akhirnya Cecilia mendecakkan lidah lalu pergi. “Anggap saja kau beruntung karena ini istana, lain waktu kita bertemu, ku pastikan kau akan jadi makanan ikan.“ “Dalam mimpimu…” ucap Bleum meremehkan. Setelah kedua Guildmaster p
Tiga Guild besar. Adalah organisasi yang berisi para petualang, penuh dengan orang-orang kelas bawah maupun menengah yang rata-rata telah membentuk spiral dan ingin bertahan hidup dengan cara memanfaatkan kekuatan dan tenaga mereka. Ketiganya telah di kenal paling besar di antara Guild yang lain, dan yang terbesar adalah Guild Valhalla. Guild Valhalla terletak di pesisir pantai kerajaan Ardeal yaitu kota Marina, karena wilayah mereka sangat dekat dengan perairan, para petualang di sana biasanya mengerjakan misi dengan mengarungi lautan.Guild besar tentu saja memiliki seorang Guildmaster yang juga mempunyai kekuatan serta tanggung jawab besar. Cecilia Marina, wanita anggun berkulit tan dan selalu berpakaian menarik, dengan ciri khas tato ular melingkar di sepanjang lengan kirinya. Ia adalah seorang Arcanis tipe angin dan air, tidak di ketahui secara jelas tingkat spiral nya, namun yang pasti itu cukup tinggi, bahkan dengan pengaruh serta kekuatannya, ia berjaya menjalin kerja sama an
Di dalam aula raja. Raja Bethort duduk di singgahsana, sedang memandangi kristal es berbentuk simbol api di tangannya. Ekspresinya lesu, hatinya merasakan kesedihan sekaligus kemarahan pada saat bersamaan. Namun ketika dingin dari kristal es menyentuh kulitnya, itu juga menyentuh hatinya, amarahnya menghilang menyisakan kesedihan yang mendalam.Gambaran seorang gadis cantik berrambut merah dengan gaun istana muncul dalam pikirannya, gadis itu tersenyum bahagia ke arah Raja Bethort sambil memegang sebuah kristal es seukuran koin berbentuk simbol api.“Ayah! Lihat! Lihat! Aku sekarang dapat menggunakan es ku membentuk sesuatu yang baru!“Raja Bethort tersenyum hangat menanggapi putrinya yang ke girangan seolah telah melakukan pencapaian besar.“Hoho… kerja bagus Luna, ini sangat cantik seperti dirimu. Tapi… kenapa itu berbentuk api?“ tanya sang raja.gadis itu menyodorkan kristal es kepada sang raja. “Tentu saja karena Ini untukmu ayah! Lihatlah, bukankah aku cukup terampil. Akhirnya se