3 Hari setelah pertemuan malam itu, marketing soal CoF mulai membludak di mana-mana. Untuk memperlaris penjualannya, Ardi menggunakan banyak artis untuk menggunakan gimmick bertetangga dengan artis favorit kalian.
Dan tentu saja, Cynthia tidak luput dari strategi pemasaran tersebut. Berkatnya, Hanya dalam waktu seminggu saja, ENS Property yang menaungi CoF bisa menjual 20% dari total unit yang sudah bisa di order.
“Wah. Kayanya calon suami lu bakal sukses besar lagi.” Saat dalam perjalanan menuju lokasi pemotretan siang ini. Kamila sempat berkomentar ketika dia tidak sengaja melihat salah satu berita soal CoF; sebab belakangan ini, CoF menjadi trending topic di mana-mana.
“Ya iya dong. Siapa dulu bintang iklannya.” Cynthia memuji dirinya sendiri.
“Minta seunit dong. Ngak usah yang mewah-mewahnya deh. Yang cocok buat keluarga kecil aja."
Dan kebetulan sekali, saat mereka sedang membicarakan seputar Ardi da
“Itu si Chandra kayanya akan menjadi calon bintang masa depan deh,” ujar Kamila saat mereka sedang dalam perjalanan ke sebuah restoran untuk bergabung dengan Ardi dan juga orang-orang dari RTA Group.“Iya. Sudah wajahnya tampan, sikapnya tadi itu loh. Perhatian banget. Memang ngak salah kalau banyak yang ngehalu jadi istrinya.” Friska ikut menambahkan.Cynthia mendengus. “Masih lebih baik My Husband dari dia.”Perkataan yang keluar dari mulut Cynthia spontan saja membuat dia mendapat pukulan pelan di kepalanya dari Kamila dan juga Frsika.“Sakit kali!” Cynthia mengeluh sembari mengelus kepalanya setelah menyadari kalau Kamila memukulnya dengan tablet.“Ya berarti itu lu masih waras oneng. Lu itu sudah mau married. Gila saja kali kalau lu masih jadi salah satu para cewek halu itu.”“Lah—Apa kabar yang sudah tunangan?” Cynthia menyindir balik Kamila yang sudah bertunangan selama setahun.Friska langsung bergabung dengan Cynthia dan menatap balik Kamila.“Fris.” Cynthia memulai. Dia semp
Begitu tiba di apartemen, Cynthia masih tidak menyangka kalau Kurniawan segila itu. Semuanya terasa masuk akal baginya, namun sebagian dari dirinya juga masih sulit menerima fakta tersebut.“Tapi bagaimana kamu tahu kalau kurniawan dan isabella bekerja sama?” dia bertanya kepada Ardi yang sedang memeriksa kulkas.“Kamu lupa?” Ardi memulai seraya mengeluarkan dua botol kecil cola dari dalam kulkas. “Aku itu punya mata dan telinga di mana-mana. Termasuk di sekitarmu,” ucapnya. Dia berjalan mendekati Cynthia dan memberikan salah satu botol yang di ambilnya tadi. “Tapi tidak usah khawatir, aku hanya melakukan ini untuk melindungi kamu,” tambahnya lagi.“Dasar wanita ular itu. Apa belum cukup keramahan yang kita berikan saat itu?” Cynthia menggerutu setelah meneguk setengah dari isi botol yang ada di tangannya sekarang ini.Ardi tampak tersenyum melihat Cynthia yang sedang kesal sendiri. “Kamu tenang saja, kamila pasti akan mengurusnya dengan baik. Dia kan sudah termasuk veteran dalam duni
“Meninggalkan Ardi kau bilang? Jangan mimpi. Apapun yang akan kau lakukan, gue ngak akan meninggalkan dia. Camkan itu di pikiran lu.” Cynthia langsung mengata-ngatai Kurniawan setelah menamparnya.Dia kemudian berbalik dan hendak keluar dari ruangan itu setelah mengeluarkan ultimatumnya. Namun, saat sudah berjalan beberapa langkah, dia berhenti dan kembali berbalik menghadap Kurniawan.“Ah—Dan biar gua ingatkan satu hal lagi. Lu ngak sebanding dengan Ardi dalam hal apapun.” Dia tersenyum mengejek. “Jadi, jangan pernah bermimpi gua akan meninggalkan dia meski apapun yang terjadi,” tambahnya lagi. Dia lalu berbalik kembali dan berjalan pergi imeninggalkan ruangan tersebut tanpa membiarkan Kurniawan mengatakan sepatah katapun.“Sebenarnya apa yang lu pikirkan sampai bisa senekat itu hah?!” Kamila langsung mengomeli Cynthia begitu mereka kembali ke mobil. “Lu ngak tahu bagaimana sulitnya semua orang di agensi berusaha untuk menghilangkan rumor yang ada di antara lu dan Chandra sekarang in
Kurniawan tiba-tiba mendengus. Dia tersenyum tipis saat mengambil map yang di banting Ardi sebelumnya. Ekspresinya juga tidak jauh berbeda saat sedang membuka halaman demi halaman dari map tersebut.“Ardi, Ardi. Rupanya kau kurang paham soal aturan dalam menjatuhkan orang lain ya?”“Sudah gua duga lu akan mengatakan sesuatu seperti itu.” Ardi tersenyum sinis melihat reaksi Kurniawan. Dia lalu mengeluarkan beberapa lembar foto yang menunjukkan momen saat Kurniawan sedang menemui beberapa orang mencurigakan.Melihat mata Kurniawan yang sempat membelalak, Ardi langsung tersenyum dengan perasaan percaya diri. “Kau tahu kan soal skandal yang menimpa salah satu pesaing gua belakangan ini?” Ardi berjalan menuju sebuah lukisan besar yang ada di dalam ruangan tersebut. “Apa harus sampai seperti itu baru kau akan sadar?” dia berbalik sembari tersenyum pede ke arah Kurniawan.“Kau tidak akan bisa melakukannya. Karena itu akan melukai—”“Cynthia?” Ardi menyela. Dia mendengus lalu tersenyum tipis.
Ayu seketika tertawa sinis setelah mendengar apa yang Ardi katakan, Joe hanya terdiam. Sementara Pak Dwi tampak menatap Ardi dengan raut wajah serius.“ENS Construction. Otak lu korslet atau apa?” Ayu menjadi orang yang menanggapi. “Lu pikir mudah bangun perusahaan Construction yang bisa menangani pembangunan CoF? Lu ngak liat berapa banyak perusahaan yang mundur?Dan lagi, lu harus berpikir soal peletakan batu pertama yang di rencanakan setahun dari sekarang. Tidak ada waktu lagi untuk bisa menyiapkan perusahaan konstruksi yang bisa menangani CoF!”Ardi hanya tersenyum menanggapi Ayu yang mengomel begitu ekstrem barusan. Dia lalu menghela nafas sebelum mulai berbicara.“Karena itulah gua mau perusahaan lu di New York mencari perusahaan konstruksi yang cukup mumpuni untuk di akuisisi.”“Lu lupa rencana gua stay di New York?”“Sudah. Lu ikuti saja apa yang gua rencanakan. Kali ini gua yakin kita pasti akan bisa menangkap semua anggota The Collector’s keparat itu.”Ardi terdengar begitu
“Mr. Grigoryv dan Mr. Sebastian. Untuk sementara dua orang ini yang sudah terbongkar identitasnya.” Ayu berbicara sembari layar komputer di depan Ardi sedang menunjukkan foto dua orang pria,Satunya memiliki wajah yang sedikit gemuk dengan tampang garang dan juga kumis yang cukup tebal di sekitar mulutnya. Sedangkan satunya lagi mempunyai tipikal wajah asia; melihat orang ini memakai kacamata, dia menduga kalau orang ini pasti mempunyai otak yang cukup jenius.“Mr. Grigoryv sendiri terkenal sebagai mantan tentara yang sudah veteran dalam segala medan. Dia sekarang ini sudah beralih profesi menjadi pedagang senjata di black market. Dan jujur saja, dia orang yang sangat sulit di lacak. Informasi terakhir yang gua punya pun sebatas keberadaannya 3 tahun yang lalu di Filipina. Sekarang? Nihil.Berikutnya, Mr. Sebastian Cho. Entah itu nama asli atau bukan. Tapi yang harus kalian tahu, dia termasuk orang yang berbahaya di dunia maya. Punya beberapa riwayat kriminal dalam hal peretasan data
Mereka berdua saling bertatapan. Tidak ada kata yang terucap dari keduanya, namun suasana di sekitar mereka tampak begitu tegang. Semua orang tampak terdiam, karena Ardi secara terang-terangan menunjukkan rasa tidak senangnya kepada Kurniawan.Keheningan di meja itu baru pecah ketika salah seorang tamu undangan mulai berbicara dan menawarkan Kurniawan untuk bergabung. Akan tetapi, Kurniawan malah menolak dan memilih untuk duduk di meja lain; tentunya, senyuman licik di wajahnya tersebut masih di pertahankannya.Setelah Kurniawan pergi, Cynthia mendekatkan dirinya ke Ardi dan berbisik. “Tahan sedikit emosimu,” dia tidak lupa untuk tetap mempertahankan senyuman di wajahnya.Ardi tetap tidak menghilangkan kerutan di keningnya saat ini. Walau sudah tidak segamblang tadi, wajahnya masih saja menunjukkan perasaan tidak senang.Untungnya, orang lain yang semeja dengan mereka tampak tidak terlalu peduli dengan kejadian barusan.Namun momen damai tersebut tidak berlangsung lama, sebab saat mer
Berulang kali Cynthia menyalakan dan menghidupkan layar handphonenya, menunggu pesan atau panggilan dari Ardi. Sudah sekitar 3 hari lamanya semenjak mereka bertengkar di atas pesawat waktu itu. Ardi belum juga menghubunginya semenjak saat itu. “Hebat juga lu, padahal seingat gua lu baru baca itu naskah 2 hari yang lalu kan?” Kamila yang baru saja kembali untuk membeli makanan, langsung bertanya kepada Cynthia yang sedang beristirahat di dalam mobilnya di sela-sela jeda pembacaan naskah pertama. “Im-pro-vi-sa-si!” Cynthia berusaha menjawab tanpa menunjukkan kegalauannya.“Tapi lu tetap harus waspada, penulisnya dikenal cukup galak dalam pemilihan pemeran. Kalau ada yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, lu bisa diganti di tengah jalan,” ujar Kamila. “Ah, yang cewek kacamata dengan rambut di kuncir kebalakng itu ya?” Cynthia teringat dengan salah satu perempuan yang duduk di kursi penulis saat sesi pembacaan naskah. “Tapi kok ngak kelihatan galak sama sekali ya?” “Yup.” Kamila k