Kota Karimata adalah pusat kerajaan dan perdagangan di semenanjung Malaka. Kepadatan penduduknya di Dunia Pendekar adalah nomor satu. Hampir seluruh penduduk Kepulauan Malaka tinggal di kota ini.
Salah satu hiburan yang berada di Kota Karimata adalah pertarungan antar ksatria yang disebut Gladiator. Kadang Gladiator berhadapan dengan sesama Gladiator, tapi kadang juga berhadapan dengan makhluk buas.
Rakyat Malaka sudah biasa menyaksikan pertandingan ini. Gladiator yang bertanding biasanya berasal dari orang-orang terbuang yang sudah tidak dipedulikan keluarganya lagi. Tapi ada juga yang menjadikan Gladiator sebagai nafkah untuk kehidupan mereka.
Pertarungan juga tanpa aturan yang jelas. Kadang Gladiator yang kalah dibiarkan hidup, kadang kala juga dihabisi saat itu juga. Perbuatan Gladiator itu sah-sah saja sepanjang berlangsung di arena Gladiator.
*****
Kapal yang membawa Cakra tiba di pelabuhan Karimata yang sangat ramai dengan kapal-kapal yang banyak bersandar di pelabuhan ini.
Cakra sendiri kebingungan juga dengan situasi tempat dia berada. Dia melihat ombak yang bergulung-gulung di atasnya tapi kota ini tampak aman-aman saja.
Penduduk di Kota Karimata juga tidak ada yang khawatir jika sewaktu-waktu ombak yang berada di atas langit mereka ini akan jatuh menimpa mereka semua.
“Apa aku masih bermimpi ya? Seingatku tidak pernah aku tinggal di tempat yang aneh seperti ini. Kota ini juga sangat ramai dengan penduduk, tapi tidak ada yang peduli apakah aku ini diculik atau dipaksa menjadi Gladiator. Bagi mereka semua sah-sah saja jika dilakukan oleh orang-orang yang berkuasa”, gumamnya dalam hati
“Cakra..Aku bebaskan kamu berkeliaran di Kota Karimata ini. Tapi ingat nanti malam kamu harus kembali ke kapal untuk mengatur rencana bertandingmu besok. Ini ada beberapa koin yang bisa kamu gunakan untuk membeli pakaian dan makanan”, pesan Wira padanya
“Jika kamu tidak muncul juga. Aku akan mengambil jalan kekerasan dan mengurungmu sampai hari pertandingan tiba. Jadi pilihan ada di tanganmu”, jelasnya lagi
“Terima kasih Tuan Wira. Aku akan kembali ke kapal sebelum malam tiba”, kata Cakra yang lebih memilih hidup bebas alih-alih dikerangkeng oleh pemilik Gladiator ini.
Cakra turun dari kapal tanpa pengawasan apapun dari Wira. Tampaknya ancaman Wira bukan omong kosong belaka. “Lebih baik aku ikuti saja kemauan si Wira ini dahulu. Ingatanku belum pulih. Bahkan aku tidak tahu siapa diriku yang sebenarnya. Sekarang namaku jadi Cakra. Itu lebih baik alih-alih tanpa nama sama sekali”
*****
Kota Karimata merupakan Distrik Perdagangan yang banyak disinggahi kapal-kapal dari berbagai penjuru Kepulauan Malaka yang hendak melakukan perdagangan di Kota terpadat di Kepulauan Malaka ini.
Toko-toko banyak dijumpai di kota ini dari toko pakaian, makanan, bahkan kedai-kedai minum dan makan tersebar sepanjang kota ini.
Cakra melihat arena pertandingan Gladiator dari jauh. Tempatnya sangat luas dan berada di tengah kota. “Aku tidak boleh kalah besok atau aku akan kehilangan nyawa dibuang sama Wira”
Pemuda ini masih belum berhasil mengingat apapun mengenai dirinya. Hal yang sangat membuatnya kesal setengah mati. Kalau saja dia ingat jati dirinya, mungkin saja dia anak bangsawan negeri ini yang akan membayar banyak untuk membebaskannya.
“Hei..Hati-hati kalau berjalan. Tidak punya mata ya!”, teriak seorang gadis manis yang hampir ditabraknya karena berjalan sambil melamun
Gadis ini melotot dengan muka marah kepadanya, tapi baginya wajah gadis ini sangat lucu.
Cakra tertawa kecil yang membuat gadis ini semakin marah padanya. “Sudah tidak minta maaf, tertawa pula!”, ketus gadis ini
“Maafkan aku kalau sudah menyinggungmu nona cantik. Aku tidak bermaksud menertawai dirimu. Maafkan aku juga sudah hampir menabrakmu tadi”, ujar Cakra sopan
“Nah begitu dong..Baru namanya anak laki-laki. Aku terima permohonan maafmu. Aku Eisheth”, katanya sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman
“Aku Cakra. Tapi itu nama sementara. Aku masih tidak tahu nama asliku”, kata Cakra menyalami tangan halus Eisheth
“Hahaha..Kamu aneh. Aku suka!”, kata Eisheth yang menertawakan Cakra
“Aku pergi dahulu. Kalau memang jodoh kita akan jumpa lagi”, kata gadis ini sambil berlalu meninggalkan Cakra.
Cakra kemudian memesan makanan di Kedai Makanan dan membeli pakaian yang layak untuknya sesuai perintah dari Wira.
*****
Hari sudah menjelang sore saat Cakra kembali lagi ke kapal Wira.
“Bagus.. Aku suka orang yang tepat janji”, kata Wira yang sudah menunggunya
“Aku sudah menyediakan baju Gladiator untukmu bertarung besok. Sekarang aku hanya akan menjelaskan cara bertarung Gladiator kepadamu agar kamu mengerti Cakra”, lanjutnya
Wira kemudian menjelaskan aturan-aturan dalam Gladiator yang sebenarnya tidak begitu dipatuhi oleh peserta.
“Usahakan kamu jangan kalah. Banyak Gladiator yang menghabisi lawannya sesama Galdiator”, pesan Wira
“Sekarang kamu boleh tidur agar besok bisa kuat bertarung”, lanjutnya
Cakra yang memang sudah letih seharian, juga karena kesehatannya belum pulih seluruhnya langsung tertidur nyenyak.
Mimpi-mimpinya berisi pertemuannya dengan gadis manis bernama Eisheth, selebihnya dia tidak ingat lagi.
*****
Pagi-pagi Cakra sudah dipersiapkan untuk berangkat ke arena Gladiator.
Nama Cakra sudah didaftarkan Wira sebagai peserta yang berasal dari dirinya.
Cakra banyak melihat peserta Gladiator dengan postur tubuh yang sangat tegap padat berisi.
Sedangkan dirinya hanyalah pemuda biasa yang tidak memiliki otot sebesar peserta lainnya. Tubuhnya juga jauh dari syarat menjadi Gladiator. Dia tidak tahu apa yang dilihat Wira pada dirinya. Apa memang dia dipersiapkan untuk kalah?
Pertandingan Gladiator ini memiliki banyak versi pertandingan. Ada pertandingan Gladiator vs Gladiator, Gladiator vs Demonic Beast, Gladiator vs Titan, serta pertandingan Kereta Gladiator vs Kereta Gladiator.
Saat Cakra tiba di belakang arena pertandingan sudah terdengar teriakan riuh penonton yang sedang menyaksikan pertandingan antar Gladiator.
Teriakan riuh penonton dan tepuk tangan yang meriah menandakan akhir dari pertandingan pertama Gladiator ini. Tampak Gladiator yang kalah diseret keluar dari arena menuju ke belakang arena tempat Cakra menunggu gilirannya. Gladiator ini tidak beruntung ketemu Gladiator yang tidak kenal ampun.
“Sekarang kita saksikan pertandingan Gladiator yang baru dipromosikan. Cakra melawan Demonic Beast”, teriak pembawa acara Gladiator membuat mata Cakra melotot.
“Apa..Aku harus melawan Demonic Beast? Makhluk apa itu?”, tanya Cakra tapi tidak digubris siapapun.
Dia disuruh memasuki arena pertandingan dengan bekal topeng untuk menutupi wajahnya, baju besi untuk melindungi badannya, dan pedang untuk melawan Demonic Beast.
Demonic Beast merupakan salah satu hewan buas yang banyak diperdagangkan di Kota Karimata. Hewan yang besar dan bertanduk ini mirip dengan Serigala tapi berbadan besar seperti beruang. Hidupnya di Pulau Tengkorak yang terletak jauh di ujung barat Kepulauan Malaka.Demonic Beast ini berasal dari Dunia Demonic yang dibawa oleh imigran Demonic ke Dunia Pendekar ribuan tahun yang lalu sat Demonic pindah ke Dunia Pendekar untuk hidup berdampingan dengan manusia. Makhluk ini kemudian berkembang biak di salah satu pulau yang terpencil yang jauh dari peradaban manusia agar tidak diburu oleh manusia yang rakus.Kaum Demonic yang sebenarnya cinta damai selalu menyembunyikan Demonic Beast ini agar tidak punah diburu manusia.Namun setelah Demonic terusir dari Dunia Pendekar, Demonic Beast menjadi tidak terurus dan liar. Demonic saat itu terpaksa meninggalakn Demonic Beast di pulau terpencil karena manusia selalu mengawasi mereka saat pindah ke Dunia Demonic. Jika mereka membawa Demonic Beast, pa
Cakra masih terdiam di tengah arena, seakan tidak percaya kalau dia berhasil mengalahkan salah satu makhluk terkuat di Kepulauan Malaka ini. Penonton terus berteriak mengelu-elukan Cakra yang sudah ditetapkan menjadi Gladiator pemenang. Tapi tidak semuanya merasa senang dengan kemenangan Cakra atas Demonic Beast ini. Beberapa pendekar dari tribun penonton tampak mengenali sosok pemenang Gladiator ini. Keadaan menjadi ricuh karena tanpa mempedulikan penonton lainnya, pendekar-pendekar ini langsung melompat turun ke tengah arena Gladiator. “Gandar..Menyerahlah!”, teriak pendekar yang menggunakan senjata Kapak. “Kamu sudah tidak bisa kemana-mana lagi. Serahkan Kristal Naga kepada kami jika nyawamu tidak mau melayang sia-sia!”, teriak pendekar bersenjata pedang Cakra tampak kebingungan melihat banyaknya pendekar yang mengerumuninya. Tadi juga dia sudah kaget bisa mengeluarkan serangan yang begitu kuatnya yang membuat Demonic Beast tewas seketika. Jurus itulah yang dikenali pendekar
Tidak banyak Demonic yang berkeliaran di dunia manusia yang disebut Dunia Pendekar ini. Walaupun sudah tidak ada larangan untuk Demonic mengunjungi dan tinggal di Dunia Pendekar tapi banyak Demonic yang memilih tetap tinggal di dunia Demonic. Mereka tidak ingin kejadian masa lalu terulang kembali saat manusia menuduh kaum Demonic yang mempengaruhi tindakan buruk manusia. Padahal manusia sendiri yang sudah membawa sifat buruk ini dari lahir. Berkat perjanjian yang dibuat Raja Kertasanjaya bersama dua pemimpin dunia lainnya, Naga dan Demonic diijinkan untuk berbaur kembali di Dunia Pendekar seperti dahulu. Tapi syaratnya harus berwujud manusia agar tidak terjadi salah paham lagi seperti dahulu. Beberapa demonic yang penasaran dengan manusia, lambat laun mulai memasuki dunia manusia ini. Berkat postur dan bentuk demonic yang menyerupai manusia membuat mereka tidak dikenali sama sekali oleh manusia. Hanya saja demonic tidak boleh sampai terluka, karena saat terluka itulah wujud asli d
Kota Karimata merupakan kota yang tidak pernah tidur. Kota ini selalu aktif di siang hari maupun di malam hari. Segala macam hiburan juga tersedia disini. Selain Gladiator yang menjadi hiburan utama, ada juga hiburan yang sangat disukai penduduk kota yaitu Duel.Duel merupakan pertarungan antara dua pendekar yang ingin menguji batas kemampuan mereka. Berbeda dengan Gladiator yang bertanding sampai mati, di dalam pertarungan Duel hanya boleh melukai tapi tidak boleh sampai mematikan. Kecuali memang hal itu dilakukan untuk pembelaan diri dari serangan berbahaya lawan.Malam ini juga Duel menjadi hiburan utama penduduk Kota Karimata karena Gladiator baru akan berlangsung lagi beberapa hari ke depan.Untuk Duel selalu berlangsung tiap hari. Pemenangnya akan mengantongi koin emas dan koin perak yang cukup untuk bersenang-senang selama beberapa hari di kota ini.Faktor keselamatan menjadi daya tarik utama dengan banyak yang mendaftar untuk mengikuti Duel setiap malam. Jika di Gladiator tida
Leviathan adalah salah satu demonic yang paling berbahaya karena dibalik sifatnya yang halus dan penurut, tersimpan kekejaman yang luar biasa yang jauh melampaui semua demonic yang ada.Penampilan luar Leviathan terkesan biasa saja dan tidak tampak seperti pendekar di Dunia Pendekar. Bahkan tidak menyerupai Demonic yang ganas.Tadinya Leviathan berhasrat untuk membasmi seluruh pendekar yang ada di Dunia Pendekar serta menguasai manusia yang lemah dengan bisikannya.Tapi begitu dia tiba di Dunia Pendekar ini, dia melihat perbuatan manusia yang lebih parah kekejamannya alih-alih kekejaman demonic yang masih tidak seberapa.Manusia bisa saling membunuh satu sama lain hanya karena memperebutkan kekuasaan di antara mereka.Di dunia demonic, tidak boleh ada kekejaman sesama demonic. Tapi demonic diijinkan untuk melakukan kekejaman ini terhadap makhluk dunia lainnya di Kepulauan Malaka ini yaitu Dunia Naga dan Dunia Pendekar.Leviathan masih demonic yang kecil saat terjadinya pemisahan dan p
Kota Malaka di siang hari menjadi pusat perdagangan yang sangat sibuk karena hampir semua kapal yang membawa barang-barang keperluan seperti bahan pakaian, makanan, dan segala macam keperluan manusia di Dunia Pendekar ini merapat ke pelabuhan Malaka.Bahkan kapal yang membawa Demonic Beast dari Pulau Tengkorak juga akan mendarat terlebih dahulu di pelabuhan Kota Malaka sebelum melanjutkan perjalanannya ke Kota Karimata tempat pertandingan Gladiator berlangsung.Demonic Beast akan dihargai mahal oleh pemilik Gladiator maupun Penyelenggara Gladiator. Apalagi Demonic Beast yang dibawa adalah Demonic Beast kelas satu yang dilihat dari usia yang masih muda, tidak terluka, tidak cacat, mata merah menyala, dan yang terpenting adalah kebuasannya.Penjual Demonic Beast ini berasal dari pendekar-pendekar yang memang memegang ijin khusus dari pejabat setempat yang mewadahi Pulau Tengkorak untuk menangkap Demonic Beast dan diperjual belikan di Kota Malaka atau juga di Kota Karimata.Demonic Beas
Gandar masih terkenang pertemuannya dengan gadis cantik bernama Eisheth yang tidak bisa dilupakannya.“Sekarang aku sudah bukan Gladiator lagi, jadi aku bisa mencari gadis ini. Ada yang aneh dengan gadis bernama Eisheth ini yang belum aku ketahui, tapi sepertinya aku terikat dengannya”, pikir Gandar“Apa aku tanyakan sama Wira saja ya..Mungkin dia tahu siapa gadis bernama Eisheth ini karena kenalannya cukup banyak di Kota Karimata ini”Gandar akhirnya memutuskan mengunjungi Wira di kapalnya yang masih berlabuh di pelabuhan Kota Karimata.Tidak tampak keramaian seperti biasanya kalau Wira sedang berada di kapalnya.“Tuan Wira masih berada di Kota Karimata melihat pertandingan Duel”, jawab salah satu anak buahnya saat Gandar tidak menjumpai Wira di kapalnya“Duel?”, tanya Wira“Iya..Duel..Pertarungan antara dua pendekar untuk memperebutkan hadiah koin emas”, jawab kru kapal ini"Duel lebih aman dibandingkan Gladiator. Kalau Duel bisa dipastikan pihak yang kalah masih tetap hidup"“Kamu
Gadis Demonic yang sedang dicari-cari Gandar ini ternyata sedang berkeliaran di Kota Karimata.“Aku mendapat informasi kalau satu-satunya Naga yang mengetahui keberadaan Kristal Naga sedang berada di Kota Karimata,” pikir Eisheth.Eisheth sampai di arena Gladiator yang kini tampak sepi karena Gladiator yang seharusnya sudah mau mulai beberapa hari lagi terpaksa ditunda karena pasokan Demonic Beast terhambat oleh ulah Pendekar Dominic yang beroperasi di Kota Malaka.“Menurut informasi dari kru kapal Wira, ada Gladiator yang bernama Cakra yang terdampar di Kota Malaka ...” ujar Eishet di dalam hatinya, “Aku harus segera menemui si Wira itu untuk mengorek informasi dari Cakra yang mengetahui keberadaan Kristal Naga.”“Padahal aku sudah bertemu dengannya di Kota Karimata saat itu.” Teringat peristiwa bertemunya dia dan Gandar membuat Eisheth merasa kesal sekali.“Kenapa harus ditunda sih pertandingan Gladiator ini?”Eiheth merasa kesal karena dia baru mendapat informasi setelah pertandin