Share

Bab 6. Teknik Rahasia Keluarga Qiang

Patriark keluarga Qiang itu pun menjelaskan alasan kenapa ia tidak mengajarkan teknik terakhir dari Ilmu Tapak Sakti andalan keluarga Qiang itu. Ia sendiri belum pernah mempelajari ilmu tersebut sehingga tidak mungkin dapat mengajarkannya kepada ima cucunya itu. 

Teknik terakhir yang bernama tapak dewa Langit itu hanya pernah dikuasi oleh dua generasi setelah penciptanya. Setelah itu beberapa generasi kemudian hingga sampai ke generasi sekarang tidak ada satupun yang mampu menguasainya. Sehingga teknik itu hilang dengan sendirinya tanpa ada lagi yang bisa menguasainya.

Untuk teknik pedang sendiri sebenarnya  keluarga Qiang  tidak terlalu mengandalkan nya.  Mereka lebih terbiasa  bertarung menggunakan tangan kosong.  Namun semenjak  menurunnya kemampuan para penerus keluarga itu,  mau tidak mau mereka pun harus bertarung mengandalkan senjata tajam.  Sehingga teknik pedang yang selama ini tidak pernah digunakan pun mereka pelajari.

“Aku mengerti, kek. Mudahan kelak ada di antara kami yang bisa menguasai ilmu itu kembali agar bisa mengangkat nama keluarga kita,” ucap Qiang Fan menunjukkan semangatnya.

Keesokan harinya mereka kembali berlatih. Kali ini Patriark keluarga Qiang  ini akan mengerjakan mereka sebuah teknik pedang.  Sebenarnya teknik pedang ini sangat jarang digunakan oleh keluarga Qiang. Hal ini dikarenakan teknik tersebut sangat sulit dan hanya beberapa orang saja yang menguasainya. Itupun hanya beberapa tingkatan yang mereka kuasai.

“Cucu-cucuku.. Teknik pedang andalan keluarga kita ini bernama teknik pedang gerbang surgawi. Pada Teknik ini ada tujuh macam tingkatan. Saat ini hanya tiga tingkatan yang bisa ku kuasai. Tidak ada satupun yang berhasil mencapai pada tingkatan ke tujuh.  Sementara yang lain pun bahkan hanya bisa berada di tingkatan pertama kecuali aku sendiri yang sudah mencapai tingkatan ketiga ini,” ucap Qiang Chao Patriark keluarga Qiang.

Mereka pun mulai berlatih teknik yang diperagakan oleh Patriark keluarga Qiang itu.  Diantara kelima cucunya, hanya Qiang Yun yang berhasil menguasai satu tingkatan dari pedang tersebut.  Bahkan Qiang Fan yang dianggap paling jenius di antara mereka, terlihat agak kesusahan berlatih ilmu tersebut

Sebenarnya di masa depan Qiang Fan sudah menguasai dua teknik milik keluarganya itu. Ia pun sudah berhasil pada tahap tingkatan tapak dewa langit dan juga ketujuh teknik pedang gerbang surgawi yang dimiliki oleh keluarganya. Itu sebabnya pada saat latihan ia tidak terlalu antusias mengikutinya. Karena apa yang menjajakan oleh kakeknya itu sudah ia kuasai bahkan jauh lebih mendalam pemahaman yang ia miliki.

Setiap hari latihan terus dilakukan. Kelima orang angkatan muda dari keluarga Qiang itu terus berlatih teknik rahasia keluarga mereka.  Tidak ada satupun dari mereka yang mencoba untuk meningkatkan ranah kultivasi. Bahkan Qiang Fan sendiri tidak pernah lagi mencoba berkultivasi meningkatkan ranah seni beladiri yang ia miliki.

Hal itu bukannya tanpa alasan. Qiang Fan pun  kan sebenarnya sudah mencoba untuk berkultivasi meningkatkan ramah yang ia miliki.  Namun upayanya itu gagal karena daya tahan fisik nya tidak mampu mengimbangi tenaganya yang besar. 

Untuk membangkitkan tenaga didalam tubuhnya dan berkultivasi menerobos ranah Qiang Fan harus menggunakan esensi spiritual sangat besar.  Sementara di kediamannya itu ia tidak menemukan pusat kekuatan esensi spiritual yang bisa ia manfaatkan untuk berkultivasi. Melakukan dengan cara biasa tentu tidak mungkin. Resikonya tubuhnya akan meledak karena tidak mampu menopang kekuatan besar yang tersembunyi dalam tubuhnya.

Sepekan berlalu  setelah surat tantangan pertandingan dari keluarga Wang diterima. Kini dua keluarga itu sudah berkumpul di tempat yang sudah disepakati. Mereka melakukan pertandingan di sebuah gunung pinggiran kota Hong Sha itu.

“Patriark Wang, apakah kau sudah siap? Ingat pertarungan ini hanya pertarungan angkatan muda keluarga kita.  Siapapun yang menjadi pemenang maka akan menjadi majikan di angkatan muda kita selama setahun.  Dan kita angkatan tua tidak akan terikat dengan perjanjian mereka itu. Keberadaan kita di sini pun untuk menjadi saksi perjanjian mereka dan menjadi wasit yang adil dalam pertandingan mereka nanti,” ucap Wang Jin Ong, Patriark keluarga Wang.

Patriark keluarga Qiang menganggukkan kepala dengan penuh wibawa. Ia menyetujui ucapan Patriark keluarga Wang. Dan itu pun merupakan sebuah  kesepakatan yang  tidak merugikan pihak siapapun.  Sehingga siapapun yang menang di antara para angkatan muda itu, tidak akan berpengaruh pada keadaan keluarga mereka seutuhnya.

“Lalu bagaimana aturan pertarungan nanti?” tanya Qiang Chao.

“Aku rasa pertarungan yang adil adalah pertarungan yang  mempertaruhkan semua kekuatan mereka. Sehingga tidak ada rasa penasaran di antara mereka siapapun menjadi pihak yang kalah. Jadi siapa yang bertahan sampai akhir maka keluarganya lah yang menjadi pemenang. Bukankah ini adil?” 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status