Lebih dari sejuta tahun yang lalu, di sebuah lokasi yang terdapat kehidupan dan mereka disebut manusia, sebuah fenomena terjadi. Tepatnya pada suatu malam, sebuah gempa mengguncang seluruh wilayah, diiringi badai hujan petir juga angin yang berhembus dengan kencang membuat para manusia berhamburan keluar dari rumah masing-masing dan mencari tahu penyebab musibah tersebut.
Awalnya, semua orang mengira kejadian tersebut merupakan fenomena alam biasa, karena sebelumnya pernah terjadi hal serupa meskipun tidak sebesar saat ini. Namun, perkiraan mereka salah, karena tak lama kemudian muncul sesosok dari langit yang memancarkan cahaya gemerlap dan menutupi sebagian wilayah tersebut.
Setelah memastikan lebih jauh, mereka mulai mendapati bahwa sosok tersebut tidak lain adalah seekor naga raksasa. Melihat hal itu, semua orang ketakutan, karena pada masa itu, naga disimbolkan sebagai titisan dari kaisar api yang berasal dari langit.
"Tolong,"
"Wahai dewa langit, berikan kami pertolongan,"
"Apakah ini akhir dari kehidupan?"
"Siapa sebenarnya yang membuat kaisar api murka dan memberikan bencana seperti ini?"
"Dosa, siapa yang melakukan dosa besar ini?"
Para manusia saling bersahutan serta berhamburan tak menentu arah, menjerit dan menunjukkan ketakutan yang mendalam. Hanya satu yang terpikirkan saat itu dan semuanya memiliki kesamaan, mati! Tidak akan ada yang selamat dari bencana ini, pikir mereka.
Raungan naga menyebar seperti air pasang, menembus jarak puluhan ribu mil dalam sekejap. Langit biasanya menunjukkan belas kasihan kepada manusia. Namun pada saat ini, surga itu sendiri seolah-olah murka dan ingin melenyapkan semua kehidupan di bawah langit.
Entah itu binatang maupun manusia, mereka sepertinya telah dibekukan oleh kekuatan yang tak terlihat, tidak mampu bergerak sedikitpun, tidak mampu mengucapkan satu suara pun. Bahkan, mereka semua kehilangan kekuatan penalaran.
Ini adalah naga yang mereka bicarakan. Naga dalam arti dan wujud yang sebenarnya!
Ketakutan para manusia semakin menjadi, tatkala sang naga api raksasa menyemburkan api panasnya berwarna merah kebiruan yang membuat sebagian wilayah itu menjadi terang benderang meskipun langit tengah diselimuti gelapnya malam.
Gunung, hutan, bahkan lautan ataupun pemukiman manusia tak terlepas dari cengkeraman sang naga api raksasa. Semuanya dihantam oleh api panas yang tiada duanya.
Sembunyi!
Hanya itulah yang terpikirkan, namun apakah mereka benar-benar bisa selamat dari bencana ini meskipun sembunyi di dalam tanah sekalipun? Tidak, tak akan ada yang bisa bertahan hidup karena panasnya api milik si naga api raksasa begitu panas, hingga mampu menusuk sampai ke lapisan tanah terdalam.
Pasrah!
Benar, hanya itu yang dapat manusia lakukan saat ini. Menyerahkan diri dan menunggu kematian yang tak akan lama lagi mendatangi.
Memejamkan mata!
Semua manusia menutup mata mereka, tak sanggup melihat kehancuran dunia yang sebentar lagi akan terjadi. Namun, keajaiban segera muncul, bersamaan dengan sebuah cahaya berwarna putih datang dari langit dan berhenti di angkasa, tidak jauh dari tempat keberadaan sang naga api raksasa.
Para manusia membuka matanya secara perlahan, karena bencana yang dipikirkan tak pernah terjadi. Saat itulah mereka melihat sesosok lainnya yang memiliki bentuk wujud sama seperti mereka.
Namun, bersamaan dengan kedatangan sosok tersebut, tubuh manusia menjadi mematung, suara yang ingin mereka keluarkan menjadi tertahan di tenggorokan. Tubuh mereka berdesir menunjukkan kengerian disaat sosok tersebut menunjukkan wujudnya.
Alam pun ikut bersaksi, udara menjadi lebih dingin daripada biasanya. Langit yang tadinya gelap karena kedatangan Kaisar naga, kini berubah menjadi terang benderang sepenuhnya. Waktu juga seakan berjalan melambat.
Sosok yang mereka lihat itu adalah dewa langit yang mereka bicarakan sebenarnya!
Dewa langit menatap tajam ke arah naga api raksasa, dan mengucapkan sesuatu. "Kaisar api … kau telah membuat kekacauan di langit serta alam-alam lainnya dan sekarang kau juga ingin membumihanguskan Benua Dataran Rendah ini? Kau benar-benar tidak memandang para dewa? Karena dosa besarmu inilah, aku terpaksa akan mengurungmu."
Bersamaan dengan itu, dewa langit mengangkat satu jari telunjuknya yang seketika menciptakan sebuah kurungan besar berwarna keemasan dan di sekitarnya dikelilingi huruf-huruf suci yang memancarkan kekuatan besar.
"Terima ini … Holy Prison!" Dewa langit mengayunkan telunjuknya dan mengarahkannya kepada naga raksasa api yang seketika penjara suci tersebut melayang dengan kecepatan tinggi ke arah hewan raksasa tersebut.
Tentu saja naga api raksasa tidak tinggal diam saja. Makhluk itu mengepakkan sayapnya dan menciptakan badai angin yang berhembus kencang ke arah penjara suci. Tak hanya itu, naga raksasa api juga membuka mulutnya lebar-lebar dan disaat sama menciptakan bola besar yang menutupi langit malam.
Huah!
Bola api tersebut melesat dengan kecepatan tinggi, ditambah badai angin yang kencang, tentunya sudah bisa dibayangkan bukan, bagaimana kecepatannya? Namun, besarnya kekuatan itu, tetap tidak mampu menahan penjara suci yang dilepaskan sang dewa langit.
Roar!
Naga api raksasa menjerit kesakitan, tatkala penjara suci berhasil mengurung tubuhnya. Huruf-huruf suci yang melayang sebelumnya, kini berkumpul menjadi satu dan melayang ke arah hewan raksasa tersebut dan membuatnya bertambah kesakitan. Namun, belum mampu melemahkan sang naga api raksasa.
Melihat itu, dewa langit kembali mengangkat tangan kanannya dan sekarang menciptakan sebuah pedang yang bersinar terang serta menimbulkan kilatan petir yang mengelilinginya. Saat benda itu berhenti bersinar, menunjukkan gagangnya berbentuk kepala naga yang menampilkan kegentaran bagi setiap orang melihatnya. Sementara pada bilahnya, terdapat corak indah berbentuk sisik-sisik naga dan pada bagian ujungnya menunjukkan ketajaman yang membuat siapa saja akan ketakutan.
Tak hanya itu, dewa langit kembali mengangkat tangan kirinya dan seketika menciptakan sebuah benda berbentuk baju yang merupakan sebuah armor dan menampilkan kekuatan dahsyat.
Menatap ke arah naga api raksasa, dewa langit membaca sebuah mantra dan seketika pedang juga armor tersebut melayang di udara. Bersamaan dengan itu, kedua benda tersebut melesat dengan kecepatan tinggi ke arah naga raksasa api dan sebelum menyentuh tubuhnya, benda-benda itu membesar hingga beberapa kali lipat.
Wush!
Pedang tersebut menusuk tepat di bagian dada naga raksasa api dan membuat hewan tersebut menjerit kesakitan. Sementara benda berbentuk baju menyelimuti seluruh tubuhnya dan menciptakan rasa sakit yang luar biasa dan pada akhirnya membuat naga api raksasa menjadi lemah tak berdaya.
Menghela napas lega, dewa langit memandang ke bawah, tepatnya kepada para manusia yang sedang bersujud ke arahnya. "Naga api raksasa ini sudah aku lumpuhkan, dan tidak akan membuat kekacauan lagi di wilayah ini. Tapi, aku juga tidak bisa membawanya ke langit, karena dosanya terlalu besar dan langit tidak akan bisa menerimanya. Untuk itu, aku akan menyembunyikannya di dunia ini."
Dewa langit kemudian kembali menambahkan. "Kalian tidak perlu takut. Aku sudah memikirkannya, dan akan menciptakan tujuh orang pelindung yang memiliki kekuatan dahsyat untuk menjaga tubuh naga api raksasa agar tidak bisa meloloskan diri ataupun membuat keributan di muka bumi ini."
Dewa langit membuka telapak tangan kanannya dan menciptakan tujuh cahaya berwarna putih melayang di udara. Satu tarikan napas selanjutnya, dewa langit menurunkan tujuh bola cahaya itu dan saat menyentuh tanah, bola-bola itu berubah menjadi tujuh sosok yang menyerupai manusia.
"Mereka bertujuh yang akan menjaga wilayah ini dan menjadi penunjuk jalan benar untuk kalian. Tak hanya itu, mereka juga akan mengajarkan kalian teknik-teknik beladiri dari manual praktik tingkat tinggi."
Para manusia kebingungan karena istilah 'beladiri' dan 'manual' baru pertama kali mereka dengar. Namun, sama seperti sebelumnya, suara mereka tertahan, dan tubuhnya pun tidak dapat digerakkan.
Dewa langit kembali berkata. "Mereka bertujuh yang akan menjelaskan lebih jauh kepada kalian. Untuk saat ini, aku harus pergi dulu." Setelah menyelesaikan ucapannya, dewa langit menghilang dari pandangan.
Setelah kepergian dewa langit, barulah para manusia bisa menggerakkan tubuhnya dan mengeluarkan suaranya.
"Terima kasih, dewa langit …" para manusia kembali bersujud untuk memberikan penghormatan kepada sang dewa langit.
Sejak saat itu, wilayah tersebut berubah menjadi dunia kultivator yang berusaha meningkatkan kekuatan untuk menjadi dewa. Namun, dalam perjalanannya, para manusia mulai melakukan kekerasan antara satu sama lain dan pembunuhan tidak dapat dihindarkan. Dunia yang awalnya damai, kini berubah menjadi lautan dosa dan darah.
Dragon Tomb Sect ialah salah satu kelompok yang bertempat di wilayah Fire Cloud Empire dan menjadi satu dari lima kelompok terbesar di Kekaisaran itu, yaitu menduduki peringkat keempat. Sedangkan Fire Cloud Empire merupakan negara terluas yang ada di Lowland Continent. Sekte ini dikuasai oleh dua keluarga besar. Keluarga Long bertindak sebagai Sect Master sementara keluarga She mengisi posisi Grand Eldernya. Tradisi itu sudah dilakukan dari generasi ke generasi yang telah berlangsung dari semenjak Dragon Tomb Sect berdiri. Long Tian, adalah seorang anak laki-laki berusia lima tahun, merupakan putra dari seorang Sect Master Long Xia dari Dragon Tomb Sect. Saat ini, ia tengah berada di sebuah perpustakaan sekte bersama dengan seorang pria yang terlihat berusia dua puluh tahunan namun sebenarnya sudah berumur lima puluh tahunan, dan tidak lain adalah adik kandung dari ayahnya bernama Long Huo. Long Tian dari bayi sudah akrab bersama Long Huo karena pamannya itulah yang selalu menjagany
Sect Master Long Xia mengepalkan tangannya dengan keras saat elder She selesai mengatakan keperluannya yang tidak lain adalah mengabarkan bahwa murid Dragon Tomb Sect melihat sebuah pergerakan mencurigakan dalam jumlah besar yang diyakini mendekati wilayah sekte tersebut. Dan yang semakin membuat Long Xia marah, karena ia mengenali identitas dari rombongan itu. "Apakah Red Bat Palace benar-benar sudah mengetahui rahasia dibalik Dragon Tomb Sect dan berniat memastikan kebenarannya?" batinnya. "Sect Master … apa yang akan kita lakukan?" Elder She yang melihat Long Xia melamun segera menyadarkannya. "Segera beri perintah untuk memperketat penjagaan dan kirim beberapa murid untuk memata-matai pergerakan mereka!" "Baik, Sect Master!" Elder She memberikan hormat lalu meninggalkan ruangan Long Xia. Sementara Long Xia sendiri berjalan mendekati rak buku yang ada di ruangannya tersebut. Setelah tetua She tidak terlihat, Long Xia menekan sebuah patung naga berwarna keemasan di rak tersebut d
"Jadi, ayah memintaku dan paman membawa cincin semesta itu dan mendatangi sebuah tempat?" Long Huo mengangguk pelan, menanggapi ucapan Long Tian. "Tapi paman, kenapa malam-malam begini? Bukankah kita bisa melakukannya besok pagi? Apakah ayah sangat membenciku sehingga tidak ingin melihatku di sekte barang sebentar saja?" Long Huo menggeleng pelan, dia mencoba memberikan pengertian. "Bukan begitu, Tian'er. Lebih cepat maka akan lebih bagus. Sudahlah, jangan banyak tanya. Cepat bereskan pakaianmu dan kita akan segera melangsungkan perjalanan malam hari ini juga." Dengan wajah cemberut, Long Tian tetap mengikuti perintah dari sang paman. "Selalu saja ayah begini. Memangnya ini keinginanku tidak bisa menjadi kultivator sesuai harapannya. Ayah benar-benar kejam … aku benci ayah …" ujar Long Tian kesal. Ia tidak menyangka bahwa perkataan ini akan selalu diingat dan menjadi salah satu penyesalan terbesar baginya di masa depan. ***** Long Tian dan pamannya, Long Huo meninggalkan Dragon To
"Sect Master, kau tidak menduga bukan, bahwa ada pengkhianat dari dalam sektemu sendiri?!" Gao Mingjie tertawa mengejek. "Aku juga tahu bahwa kau sudah menaruh racun di minuman kami. Keterampilan kalian begitu beragam, tapi untung saja salah satu tetua kalian sudah membocorkan ini sebelumnya. Terlebih lagi, dia memberikan obat penawar racun tersebut kepada kami." Gao Mingjie mengeluarkan sebuah botol kaca dari cincin semesta miliknya. Kemudian meneguk satu pil yang terdapat di dalamnya dan memberikannya sisanya kepada anggotanya. Melihat itu, Long Xia memukul kursinya dengan keras, membuatnya hancur berkeping-keping. "Kurang ajar, siapa yang sebenarnya menjadi pengkhianat di antara kita." Bersamaan dengan ucapan itu, para Elder yang berasal dari keluarga Long mulai mendekat ke arah Long Xia. Tak hanya itu, beberapa Elder yang bermarga She juga menunjukkan dukungannya terhadap Long Xia. Sementara sebagian Elder bermarga She lainnya bergerak ke arah rombongan Red Bat Palace, dan merek
Elder Long Qie terkejut saat mendapati kemampuan elder She Nian meningkat dengan pesat. Hal ini diketahui saat keduanya bertukar jurus pertama beberapa waktu lalu. "Kau … ternyata selama ini kau menyembunyikan kemampuanmu yang sebenarnya? Kau benar-benar licik." Elder Long Qie mengutuk keras elder She Nian. Elder She Nian tertawa kecil, kemudian membenarkan tebakan dari elder Long Qie. "Long Qie … ini salah kalian sendiri yang tidak menyadarinya. Satu hal lagi yang harus kau ketahui, sebenarnya aku sudah bekerja sama dengan Red Bat Palace sejak lima tahun terakhir." Elder Qie yang mendengar itu bertambah emosi, dan mengepalkan tangannya dengan keras sambil memasang wajah merah padam. Mengalirkan qi ke tombaknya, elder Qie kembali memberikan serangan kepada tetua She Nian. Kini, ia tidak perduli dengan perbedaan kekuatan yang mereka miliki. Satu hal yang diharapkan elder Qie adalah dapat membunuh elder She Nian dengan tangannya sendiri. Berpindah ke para elder Dragon Tomb Sect yang
Langit menjadi gelap, seperti malam tiada akhir setelah Gao Mingjie menyelesaikan mantra tangannya. Badai kegelapan mulai tercipta, menutupi sebagian langit di atasnya. Gao Mingjie melepaskan badai kegelapan tersebut, seperti sedang mengerahkan seluruh dunia bersamanya. Long Xia yang menyadari serangan tersebut sangat berbahaya mulai membuat mantra tangan. Dan sebelum badai kegelapan berhasil menyentuh tubuhnya, Sect Master Long Xia berhasil menciptakan dinding pelindung tipis yang terbuat dari unsur petir. Boom! Peraduan kembali terjadi, menciptakan gelombang besar dan suara menggelegar di sekitarnya. Anggota Dragon Tomb Sect dan Red Bat Palace bahkan sampai menghentikan pertarungan mereka dan menyaksikan peraduan kemampuan itu. Semua orang merasakan kengerian saat melihatnya. Pertarungan antara Sect Master Long Xia dan Lord Gao Mingjie benar-benar menunjukkan seseorang yang telah berada di alam yang tinggi. Orang-orang seperti keduanya adalah mereka yang dekat namun tidak dapat d
Sesuai dugaan semua orang, anggota Red Bat Palace memang membawa kekuatan penuh mereka. Di empat sisi luar Dragon Tomb Sect sudah ada satu rombongan Red Bat Palace yang dipimpin langsung oleh keempat pilar utama mereka. Keempat rombongan ini sedang mencoba menembus array pelindung yang melingkupi seluruh wilayah Dragon Tomb Sect saat mendengar suara ledakan di udara. Ketika mereka memastikan lebih jauh, mereka melihat dua orang sosok yang tengah bertarung dan tidak lain adalah Long Xia juga Gao Mingjie. Di bagian Selatan, Song An, First Pillar Red Bat Palace awalnya tidak terlalu menghiraukan pertarungan antara Lord Gao dan Sect Master Long karena berpikir pemimpin mereka akan menang dengan mudah. Tetapi setelah mendengar dan melihat pertarungan lebih jauh, dia menyadari ada yang salah. Melihat itu, Song An meminta anggotanya untuk secepatnya membuka array pelindung yang diciptakan, mereka menyadari bahwa Lord Gao bersama anggotanya telah bertarung di dalam Dragon Tomb Sect dan yang
Sect Master Long Xia masih bisa mempertahankan matanya untuk tetap terbuka, ia berusaha bangkit, namun rasa sakit benar-benar telah menguasai tubuhnya sepenuhnya. Darah telah menyebar di seluruh pakaiannya, sehingga berubah menjadi merah pekat. Sect Master Long hanya bisa mengepalkan tangannya dengan keras sambil menatap ke arah langit, sementara tubuhnya sendiri tidak dapat digerakkan lagi. Ia tidak lebih dari seorang mayat hidup yang menunggu ajalnya. Tak berapa lama kemudian Lord Gao mendarat tidak jauh dari tempat keberadaannya. Meskipun tidak dapat menggerakkan kepalanya, Long Xia bisa melirik kan matanya dan mendapati Lord Gao tengah berjalan mendekatinya dengan menenteng trisula miliknya di atas kepalanya. Saat Lord Gao tersisa satu meter dari Long Xia, dia menghentikan langkahnya. "Bagaimana Sect Master Long? Bukankah sudah kukatakan sebelumnya untuk menyerah saja. Lihatlah dirimu, sekarang tidak dapat berbuat apa-apa. Kau tenang saja, aku tidak akan membunuhmu, setidaknya se