Share

Penguasa Seni Racun
Penguasa Seni Racun
Penulis: SWEET_OWL

Prolog

Lebih dari sejuta tahun yang lalu, di sebuah lokasi yang terdapat kehidupan dan mereka disebut manusia, sebuah fenomena terjadi. Tepatnya pada suatu malam, sebuah gempa mengguncang seluruh wilayah, diiringi badai hujan petir juga angin yang berhembus dengan kencang membuat para manusia berhamburan keluar dari rumah masing-masing dan mencari tahu penyebab musibah tersebut.

Awalnya, semua orang mengira kejadian tersebut merupakan fenomena alam biasa, karena sebelumnya pernah terjadi hal serupa meskipun tidak sebesar saat ini. Namun, perkiraan mereka salah, karena tak lama kemudian muncul sesosok dari langit yang memancarkan cahaya gemerlap dan menutupi sebagian wilayah tersebut.

Setelah memastikan lebih jauh, mereka mulai mendapati bahwa sosok tersebut tidak lain adalah seekor naga raksasa. Melihat hal itu, semua orang ketakutan, karena pada masa itu, naga disimbolkan sebagai titisan dari kaisar api yang berasal dari langit.

"Tolong,"

"Wahai dewa langit, berikan kami pertolongan,"

"Apakah ini akhir dari kehidupan?"

"Siapa sebenarnya yang membuat kaisar api murka dan memberikan bencana seperti ini?"

"Dosa, siapa yang melakukan dosa besar ini?"

Para manusia saling bersahutan serta berhamburan tak menentu arah, menjerit dan menunjukkan ketakutan yang mendalam. Hanya satu yang terpikirkan saat itu dan semuanya memiliki kesamaan, mati! Tidak akan ada yang selamat dari bencana ini, pikir mereka.

Raungan naga menyebar seperti air pasang, menembus jarak puluhan ribu mil dalam sekejap. Langit biasanya menunjukkan belas kasihan kepada manusia. Namun pada saat ini, surga itu sendiri seolah-olah murka dan ingin melenyapkan semua kehidupan di bawah langit.

Entah itu binatang maupun manusia, mereka sepertinya telah dibekukan oleh kekuatan yang tak terlihat, tidak mampu bergerak sedikitpun, tidak mampu mengucapkan satu suara pun. Bahkan, mereka semua kehilangan kekuatan penalaran.

Ini adalah naga yang mereka bicarakan. Naga dalam arti dan wujud yang sebenarnya!

Ketakutan para manusia semakin menjadi, tatkala sang naga api raksasa menyemburkan api panasnya berwarna merah kebiruan yang membuat sebagian wilayah itu menjadi terang benderang meskipun langit tengah diselimuti gelapnya malam.

Gunung, hutan, bahkan lautan ataupun pemukiman manusia tak terlepas dari cengkeraman sang naga api raksasa. Semuanya dihantam oleh api panas yang tiada duanya.

Sembunyi!

Hanya itulah yang terpikirkan, namun apakah mereka benar-benar bisa selamat dari bencana ini meskipun sembunyi di dalam tanah sekalipun? Tidak, tak akan ada yang bisa bertahan hidup karena panasnya api milik si naga api raksasa begitu panas, hingga mampu menusuk sampai ke lapisan tanah terdalam.

Pasrah!

Benar, hanya itu yang dapat manusia lakukan saat ini. Menyerahkan diri dan menunggu kematian yang tak akan lama lagi mendatangi.

Memejamkan mata!

Semua manusia menutup mata mereka, tak sanggup melihat kehancuran dunia yang sebentar lagi akan terjadi. Namun, keajaiban segera muncul, bersamaan dengan sebuah cahaya berwarna putih datang dari langit dan berhenti di angkasa, tidak jauh dari tempat keberadaan sang naga api raksasa.

Para manusia membuka matanya secara perlahan, karena bencana yang dipikirkan tak pernah terjadi. Saat itulah mereka melihat sesosok lainnya yang memiliki bentuk wujud sama seperti mereka.

Namun, bersamaan dengan kedatangan sosok tersebut, tubuh manusia menjadi mematung, suara yang ingin mereka keluarkan menjadi tertahan di tenggorokan. Tubuh mereka berdesir menunjukkan kengerian disaat sosok tersebut menunjukkan wujudnya.

Alam pun ikut bersaksi, udara menjadi lebih dingin daripada biasanya. Langit yang tadinya gelap karena kedatangan Kaisar naga, kini berubah menjadi terang benderang sepenuhnya. Waktu juga seakan berjalan melambat.

Sosok yang mereka lihat itu adalah dewa langit yang mereka bicarakan sebenarnya!

Dewa langit menatap tajam ke arah naga api raksasa, dan mengucapkan sesuatu. "Kaisar api … kau telah membuat kekacauan di langit serta alam-alam lainnya dan sekarang kau juga ingin membumihanguskan Benua Dataran Rendah ini? Kau benar-benar tidak memandang para dewa? Karena dosa besarmu inilah, aku terpaksa akan mengurungmu."

Bersamaan dengan itu, dewa langit mengangkat satu jari telunjuknya yang seketika menciptakan sebuah kurungan besar berwarna keemasan dan di sekitarnya dikelilingi huruf-huruf suci yang memancarkan kekuatan besar.

"Terima ini … Holy Prison!" Dewa langit mengayunkan telunjuknya dan mengarahkannya kepada naga raksasa api yang seketika penjara suci tersebut melayang dengan kecepatan tinggi ke arah hewan raksasa tersebut.

Tentu saja naga api raksasa tidak tinggal diam saja. Makhluk itu mengepakkan sayapnya dan menciptakan badai angin yang berhembus kencang ke arah penjara suci. Tak hanya itu, naga raksasa api juga membuka mulutnya lebar-lebar dan disaat sama menciptakan bola besar yang menutupi langit malam.

Huah!

Bola api tersebut melesat dengan kecepatan tinggi, ditambah badai angin yang kencang, tentunya sudah bisa dibayangkan bukan, bagaimana kecepatannya? Namun, besarnya kekuatan itu, tetap tidak mampu menahan penjara suci yang dilepaskan sang dewa langit.

Roar!

Naga api raksasa menjerit kesakitan, tatkala penjara suci berhasil mengurung tubuhnya. Huruf-huruf suci yang melayang sebelumnya, kini berkumpul menjadi satu dan melayang ke arah hewan raksasa tersebut dan membuatnya bertambah kesakitan. Namun, belum mampu melemahkan sang naga api raksasa.

Melihat itu, dewa langit kembali mengangkat tangan kanannya dan sekarang menciptakan sebuah pedang yang bersinar terang serta menimbulkan kilatan petir yang mengelilinginya. Saat benda itu berhenti bersinar, menunjukkan gagangnya berbentuk kepala naga yang menampilkan kegentaran bagi setiap orang melihatnya. Sementara pada bilahnya, terdapat corak indah berbentuk sisik-sisik naga dan pada bagian ujungnya menunjukkan ketajaman yang membuat siapa saja akan ketakutan.

Tak hanya itu, dewa langit kembali mengangkat tangan kirinya dan seketika menciptakan sebuah benda berbentuk baju yang merupakan sebuah armor dan menampilkan kekuatan dahsyat.

Menatap ke arah naga api raksasa, dewa langit membaca sebuah mantra dan seketika pedang juga armor tersebut melayang di udara. Bersamaan dengan itu, kedua benda tersebut melesat dengan kecepatan tinggi ke arah naga raksasa api dan sebelum menyentuh tubuhnya, benda-benda itu membesar hingga beberapa kali lipat.

Wush!

Pedang tersebut menusuk tepat di bagian dada naga raksasa api dan membuat hewan tersebut menjerit kesakitan. Sementara benda berbentuk baju menyelimuti seluruh tubuhnya dan menciptakan rasa sakit yang luar biasa dan pada akhirnya membuat naga api raksasa menjadi lemah tak berdaya.

Menghela napas lega, dewa langit memandang ke bawah, tepatnya kepada para manusia yang sedang bersujud ke arahnya. "Naga api raksasa ini sudah aku lumpuhkan, dan tidak akan membuat kekacauan lagi di wilayah ini. Tapi, aku juga tidak bisa membawanya ke langit, karena dosanya terlalu besar dan langit tidak akan bisa menerimanya. Untuk itu, aku akan menyembunyikannya di dunia ini."

Dewa langit kemudian kembali menambahkan. "Kalian tidak perlu takut. Aku sudah memikirkannya, dan akan menciptakan tujuh orang pelindung yang memiliki kekuatan dahsyat untuk menjaga tubuh naga api raksasa agar tidak bisa meloloskan diri ataupun membuat keributan di muka bumi ini."

Dewa langit membuka telapak tangan kanannya dan menciptakan tujuh cahaya berwarna putih melayang di udara. Satu tarikan napas selanjutnya, dewa langit menurunkan tujuh bola cahaya itu dan saat menyentuh tanah, bola-bola itu berubah menjadi tujuh sosok yang menyerupai manusia.

"Mereka bertujuh yang akan menjaga wilayah ini dan menjadi penunjuk jalan benar untuk kalian. Tak hanya itu, mereka juga akan mengajarkan kalian teknik-teknik beladiri dari manual praktik tingkat tinggi."

Para manusia kebingungan karena istilah 'beladiri' dan 'manual' baru pertama kali mereka dengar. Namun, sama seperti sebelumnya, suara mereka tertahan, dan tubuhnya pun tidak dapat digerakkan.

Dewa langit kembali berkata. "Mereka bertujuh yang akan menjelaskan lebih jauh kepada kalian. Untuk saat ini, aku harus pergi dulu." Setelah menyelesaikan ucapannya, dewa langit menghilang dari pandangan.

Setelah kepergian dewa langit, barulah para manusia bisa menggerakkan tubuhnya dan mengeluarkan suaranya.

"Terima kasih, dewa langit …" para manusia kembali bersujud untuk memberikan penghormatan kepada sang dewa langit.

Sejak saat itu, wilayah tersebut berubah menjadi dunia kultivator yang berusaha meningkatkan kekuatan untuk menjadi dewa. Namun, dalam perjalanannya, para manusia mulai melakukan kekerasan antara satu sama lain dan pembunuhan tidak dapat dihindarkan. Dunia yang awalnya damai, kini berubah menjadi lautan dosa dan darah.

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Stella Montolalu
bagus sekali ceritanya ini wksndhbd
goodnovel comment avatar
kambing manja
bahasa nya jangan susah2 min,,biar lebih enak bacanya..
goodnovel comment avatar
Sarwo Dehart
Memantau kisah yang inovatif
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status