Share

Ch. 04 - Aku Tidak Akan Kalah Darimu

Salah satu pendekar lanjut usia menganggukkan kepala sambil mengelus jenggot putihnya, "Tidak salah lagi. Ini seperti yang diramalkan dalam syair itu. Dunia akan kembali pada 'masa itu'."

Murid dari perguruannya sedikit terkejut sehingga salah satu dari mereka bahkan terang-terangan bertanya. "Masa itu? Syair? Apa yang sedang Guru bicarakan?"

Lelaki tua itu hanya tersenyum dengan sepasang bola mata yang telah memutih menatap ke arah Feng Guang. "Ini hanyalah kisah lama ... Anak muda seperti kalian pasti tidak akan mengerti. Seandainya aku bisa hidup lebih lama untuk tetap mengikuti perkembangan ini, hahaha..."

Pertanyaan mereka tidak terjawab, para murid itu hanya bisa kembali menatap ke arah panggung eksekusi di mana suara Mo Xiaohan menjadi satu-satunya perhatian di ruang terbuka itu.

"Seperti yang kalian tahu, bangsa siluman adalah ancaman bagi dunia manusia. 900 tahun lalu, pengkhianat dari Klan Shan telah melakukan dosa besar dan menyimpan 7 pusaka langit demi memperkuat klannya. Bahkan dia menyimpan salah satu kitab terhebat untuk dirinya sendiri! Impian bodohnya memusnahkan bangsa manusia sehingga ratusan tahun kita hidup dalam era kehancuran."

"Lalu lelaki di sampingku ini, dia adalah utusan para siluman yang ingin merebut kembali pusaka ini demi memusnahkan manusia! Aku tahu di hati kalian, kalian masih sangat mempercayainya termasuk diriku! Tapi dia adalah binatang tak berakal yang sudah seharusnya musnah, leluhur kita sangat membencinya, tugas kita adalah membinasakannya dari muka bumi ini!" Lelaki itu meneteskan air matanya, membuat beberapa penonton terharu dengan kelapangan hatinya. Dia pasti sangat menyayangi gurunya.

"Aku berdiri di sini untuk menemani saat-saat terakhirnya. Ini adalah tugas terakhirku sebagai muridnya..."

Mo Xiaohan kembali melihat lelaki yang dirantai menyedihkan itu.

"Feng Guang!" seru Mo Xiaohan lantang. "Atas nama Raja Rong ke-15 yang telah memberikan gelar kepadamu, hari ini sesuai perintah langsung dari anaknya, Yang Mulia Raja Rong Yin, gelarmu sebagai Tujuh Pilar Langit telah dicabut!"

Rong Yin yang menyaksikan dari kursinya mengangkat wajah puas.

Feng Guang yang tidak berdaya menatap ke samping dengan tajam, selama ini dia selalu mengabaikan pemuda itu, dia selalu muncul dengan cara menyebalkan dan membuat dirinya seolah-olah murid yang paling Feng Guang banggakan. Mo Xiaohan. Nama itu akan Feng Guang simpan dalam kematiannya.

"Seperti yang kita semua inginkan, hari ini Feng Guang Sang Cakar Naga Api akan dieksekusi atas perbuatan dosanya dan mati dalam penghinaan!"

Keputusan itu sudah bulat. Persiapan eksekusi menimbulkan keheningan yang mencekam, Feng Guang yang terluka berat mencoba menatap seluruh manusia yang hadir di hari itu. Dia tidak melihat satu pun sahabatnya melainkan orang-orang yang tidak begitu dikenalnya. Mungkin setelah tahu dirinya bukanlah bagian dari manusia melainkan siluman yang menjelma menjadi manusia, mereka mulai meninggalkannya satu per satu. Feng Guang menelan kenyataan pahit itu dan hanya bisa menerima kematiannya.

Dua algojo yang akan mencabut nyawa Feng Guang mulai mengangkat senjata. Detik itu tiba-tiba ribuan orang diam dan hanya menyaksikan dalam hening.

Tombak tajam mengarah ke punggung Feng Guang, cipratan darah mengucur di panggung eksekusi.

Situasi berubah tak terkendali dalam beberapa detik. Dua algojo tewas dengan leher disayat oleh benda tajam. Tidak terlihat di mana pun pembunuhnya. Melihat situasi yang buruk, Mo Xiaohan yang sangat panik langsung mengambil langkah tegas. Dia terlihat seperti tidak mau membiarkan Feng Guang selamat.

Lelaki itu mengumpulkan seluruh kekuatan di sebelah tangannya, lantai tempatnya berpijak mulai retak dengan begitu hebatnya. Salah seorang ahli pedang yang menyaksikan tindakan ceroboh Mo Xiaohan terkejut.

"Yang benar saja? Bukankah itu sedikit berlebihan? Jurus itu adalah jurus terkuatnya. Dia akan menggunakannya untuk mengeksekusi Feng Guang yang bahkan tidak berdaya?"

Mereka hanya bisa menyaksikan ketakutan besar di wajah Mo Xiaohan.

"Tapak Dewa Pembunuh!"

Feng Guang melihat ke samping terkejut, jurus tersebut menjatuhkannya ke lantai dan menembus hingga tulangnya, darah menggenangi lantai. Feng Guang memuntahkan darah. Tidak tanggung-tanggung, Mo Xiaohan mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membunuh Feng Guang.

Di sisa-sisa kesadarannya, Feng Guang menahan tangan Mo Xiaohan. "Sebegitu takutnya kau denganku?" Dia tertawa dengan mulut penuh darah. "Seharusnya sejak awal aku memperhatikanmu,"

.

"Guru, ini satu-satunya jalan yang kau punya."

"Kau bukanlah muridku. Asal kau tahu, aku tidak akan kalah darimu, Mo Xiaohan."

Kekuatan yang begitu dahsyat merobohkan panggung eksekusi. Secara mengejutkan kekuatan itu mulai meretakkan lantai istana yang terbuat dari batu terkuat. Mo Xiaohan mengambil sebuah kitab di balik jubah putih lelaki itu dan menghabisi Feng Guang dalam satu hentakan selanjutnya.

Pukulan itu mengenai jantung Feng Guang, dia tidak akan selamat dari serangan sebesar itu. Pada akhirnya kekuatan dari tubuhnya Feng Guang menghilang, luka fatal di tubuhnya tak menunjukkan harapan dia bertahan hidup. Perlahan semua orang menyadari bahwa Feng Guang telah tewas di tangan Mo Xiaohan.

Seluruh tamu yang menyaksikannya terpaku, Mo Xiaohan mengangkat kitab yang berhasil direbutnya kembali. "Feng Guang telah mati dan kitab ini akan dikembalikan pada penerus Klan Rong! Dengan begitu semuanya aman!"

"Tidak mungkin!!" Tiga orang yang merupakan kerabat dekat Feng Guang berteriak, mereka berusaha menyelamatkan Feng Guang dari eksekusi dengan membunuh algojo, namun Mo Xiaohan telah membunuh Feng Guang dengan tangannya sendiri. Semua orang menaruh hormat atas tindakan tegas Mo Xiaohan. Sementara itu, ketiga orang tersebut harus menerima akibat perbuatannya.

Ketika mereka sibuk dengan Mo Xiaohan, lantai tempat Feng Guang tergeletak mulai retak berkeping-keping. Hingga akhirnya lubang besar terbuka dan menjatuhkan jasad Feng Guang ke sebuah tempat. Lantas ratusan orang mengerubungi lubang besar itu dan menyadari ke mana Feng Guang jatuh.

"Bukankah itu Gunung Gui Shan?" Salah seorang melihat sepintas dan sudah merasakan kengerian tak beralasan dari sana.

"Dia benar-benar dikutuk. Setelah melakukan dosa besar, bahkan jasadnya terjatuh di tempat itu sehingga tidak bisa dimakamkan dengan layak."

"Pengkhianat tidak membutuhkan pemakaman!" tegas Mo Xiaohan. "Yang terpenting adalah Feng Guang telah lenyap dan kitab ini kembali ke pemilik yang benar."

Semua orang memalingkan muka dari tempat di mana jasad Feng Guang terjatuh. Mungkin besok semua orang akan membicarakan sosok Feng Guang sebagai sosok yang begitu buruk hingga akhir hayatnya.

Mo Xiaohan mengalihkan kedua matanya kepada kitab di tangannya dan merasa ada yang aneh, dia membuka beberapa lembar halaman dan melihat jelas bahwa kitab itu hanyalah salinan palsu. Wajahnya pucat pasi. Semua orang bersorak merayakan kemenangan Mo Xiaohan. Sementara Mo Xiaohan melihat ke lubang itu dengan ketakutan, Feng Guang telah mati. Andai pun dia mengejar jasad Feng Guang ke Gunung Gui Shan, belum tentu kitab itu bersamanya dan dirinya hanya akan terjebak di sana selama-lamanya.

Meskipun begitu saat Mo Xiaohan menyerahkan kitab tersebut kepada Rong Yin, dia sama sekali tidak curiga karena yang tahu bentuk aslinya hanyalah ayahnya. Mo Xiaohan berkeringat dingin saat mengingat ucapan terakhir Feng Guang.

'Aku tak akan kalah darimu.'

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status