Share

Ch. 05 - Pertemuan yang Ditakdirkan

"Aku datang!!"

Seorang pemuda meloncat dari atas pohon tinggi sambil menyeringai usil, kedatangannya membuat para serigala ambil langkah seribu memasuki semak-semak, bahkan beberapa dari mereka berenang melewati sungai ketakutan.

Pemuda itu menoleh kanan kiri yang tiba-tiba kosong.

"Oi, oi, kenapa semuanya lari? Memang aku berbuat salah apa pada kalian?"

Salah satu serigala yang belum begitu jauh bersuara. "Groaaar!"

Pemuda itu berkacak pinggang sembari menaikturunkan alisnya. "Haaaa? Aku tak ingat kapan aku memakan kalian ..." Dia mengatup mulutnya saat melihat bekas api unggun di dekat pohon dan beberapa tulang hewan. Satu-satunya makhluk yang memangsa dan memasak para binatang buas di gunung ini hanyalah dirinya, si puncak rantai makanan, Lan Xiaoyan.

Meskipun serigala-serigala itu tidak seperti serigala pada umumnya dan berukuran tiga kali lipat dari tubuhnya, mereka selalu berlari ketakutan saat melihat Lan Xiaoyan.

Lan Xiaoyan mendecakkan lidah, baru berjalan beberapa meter perutnya berbunyi keroncongan. Dia memegang perut sambil melihat dari puncak, di mana di luar sana dia yakin ada banyak makanan yang lebih enak.

"Hm. Ini menyebalkan, aku ingin bebas! Hei gunung sialan, katakan padaku sampai kapan aku harus terkurung di sini?!"

Suaranya menggema, lalu terdengar sahutan suara petir di siang bolong. Lan Xiaoyan tersentak sembari menutup kupingnya lalu membalas balik. "Iya, iya! Aku takkan menggerutu lagi. Selalu saja, asal aku memprotes petir ini seperti menyuruhku diam."

Ketika sedang menggerutu Lan Xiaoyan tidak sengaja melihat seekor singa berlalu di hadapannya. Keduanya sama-sama berhenti bergerak sampai Lan Xiaoyan tersenyum manis kepada singa yang sedang merinding di depannya.

"Aku lupa mengucapkan selamat pagi padamu, kalkun. Selamat Pagi~! Hehehe." Senyum manis itu bahkan terlihat seperti seringai iblis di mata sang singa. Binatang buas itu langsung lari secepat kilat sebelum Lan Xiaoyan menangkap dan memakannya.

"Oi, oi, kalkun!! Tunggu akuu!!"

Sang singa menoleh dan menunjukkan ekspresi, "Kau kira aku suka rela menunggumu dan membiarkanmu menyantapku?!"

"Tunggu aku!! Kau tidak mau berteman denganku, kalkun jeleeek?" teriak Lan Xiaoyan, burung-burung beterbangan di jalur hutan yang mereka lewati. Singa itu meraung kesal, seperti mengumpat sesuatu.

Pada akhirnya Lan Xiaoyan yang kelaparan berhenti kelelahan. Mangsa buruannya lepas, dia baru menyadari sudah berlari terlalu jauh dari rumah. Lan Xiaoyan mengembuskan napas lalu menghempas tubuhnya di atas hamparan rumput.

"Andaikan ada satu manusia di tempat ini, aku pasti tidak akan kebosanan."

Selama sepuluh tahun tinggal di Gunung Gui Shan, Lan Xiaoyan tidak pernah sekalipun bertemu dengan manusia hidup. Kebanyakan hanya menemukan tumpukan tulang dan mayat-mayat yang sudah tidak lagi berdaging. Lan Xiaoyan hanya mengingat sedikit soal dunia manusia, selebihnya dia mendapatkan pengetahuan dari melihat buku-buku atau barang yang dibawa oleh mayat di gunung.

"Dunia luar pasti menyenangkan..." keluhnya sembari memejamkan mata. Lan Xiaoyan berniat untuk segera kembali ke rumahnya. Namun saat menoleh ke samping dia terkejut selama lima detik, wajahnya kaget dan tubuhnya merinding. Seperti disambar petir di siang bolong, gelombang kejut yang menghampiri Lan Xiaoyan membuatnya tidak bisa bergerak.

Persis di sebelah tempatnya berbaring, Lan Xiaoyan menemukan jasad utuh yang masih memiliki daging sepertinya.

Pemandangan langka itu menyadarkannya, Lan Xiaoyan membuka mulutnya terbata-bata.

"Ma... Ma... Ma..."

Setelah menarik napas panjang akhirnya dia berteriak ketakutan.

"MANUSIA!!!"

Lan Xiaoyan dengan cepat bersembunyi di balik pohon, dia mengawasi jasad itu dengan waspada. Namun beberapa saat setelahnya dia tersadar orang itu mungkin bernasib sama dengan mayat-mayat yang ditemukannya. Tidak ada satu pun manusia yang selamat di Gunung Gui Shan selain dirinya.

Lebih buruknya, jasad itu jatuh tepat di atas makam misterius yang memiliki kekuatan yang misterius pula. Selama 10 tahun, Lan Xiaoyan sangat jarang pergi ke tempat ini dikarenakan energi spiritual kuat yang tidak dia pahami, namun dia cukup tertekan dengan energi tersebut.

Empat hari sebelumnya, Lan Xiaoyan sempat memantau tempat ini dari rumah pohonnya. Ada begitu banyak cahaya yang menyerupai kunang-kunang naik ke atas permukaan di malam hari. Karena ini sudah siang hari mereka tidak begitu terlihat, namun Lan Xiaoyan dapat melihatnya dengan jelas bagaimana cahaya-cahaya putih naik di atas permukaan tanah dan mengelilingi tubuh jasad itu.

Meskipun masih ketakutan, Lan Xiaoyan memberanikan diri untuk mendekati jasad tersebut. Dia menemukan sesuatu yang sangat menarik perhatiannya, sebuah kitab yang terselip di balik jubah orang itu. Lan Xiaoyan tersenyum heboh, tanpa berpikir panjang lagi Lan Xiaoyan mengambil buku itu dari sana.

Saat tangannya hampir saja meraih benda itu, sebuah tangan menangkap lengannya dan hampir membantingnya ke tanah. Lan Xiaoyan yang terkejut sempat menghindar dan segera mendarat di atas tanah, melihat dengan jelas bahwa mayat di depannya masih dapat bergerak selayaknya manusia hidup. Kedua bola mata Lan Xiaoyan berkaca-kaca.

"Ma... Ma ... Manusia asli!"

Tampang berbinar-binar Lan Xiaoyan membuat laki-laki yang tengah sekarat itu heran. Dia hampir saja kecolongan dan berniat membunuh siapa pun yang mencuri kitab tersebut, tetapi orang yang ingin mencuri ini terlihat sangat bodoh dan aneh. Membuatnya ragu untuk melukainya.

Lelaki di hadapan Lan Xiaoyan mendongak ke langit sejenak, membuat pemuda itu mengikuti gerakannya dan tidak menemukan apa-apa di atas sana selain selubung asap berwarna kelabu yang memisahkan dunia luar dengan gunung tersebut.

Lan Xiaoyan tidak pernah bisa melihat apa yang ada di luar Gunung Gui Shan karena selubung tersebut melingkupi seluruh bagian Gunung. Pelindung itu juga mengisolasi wilayah gunung dari dunia luar dan sama sekali tidak bisa dihancurkan, tidak ada yang bisa keluar dari sana sampai kapanpun. Selain itu ada banyak binatang spiritual kuat yang memangsa hewan lemah, jadi bisa dipastikan ketika manusia memasuki tempat ini, mereka hanya akan menjadi makanan binatang buas—pengecualian untuk Lan Xiaoyan yang dan berada di rantai makanan teratas di Gunung Gui Shan.

Ada hal lain yang membuat Lan Xiaoyan bingung. Saat ini mereka berdua berada di bagian tengah gunung tapi melihat bagaimana retakan tanah di tempat lelaki itu berbaring, kelihatannya dia jatuh dari suatu tempat dan sekarat selama beberapa hari. Ada begitu banyak pertanyaan muncul di kepalanya hingga Lan Xiaoyan yang mencoba berpikir keras mematung.

Lelaki di depannya berkomentar, "Kepalamu sampai berasap. "

Sepertinya Lan Xiaoyan akan pingsan karena berpikir terlalu keras. Di samping itu, lelaki tersebut tak merasakan adanya niat jahat dari pemuda di depannya. Dia berpikir sejenak untuk membaca situasi. Lelaki itu terkejut ketika dia merasakan kekuatan di tubuhnya melemah ke titik terakhir, dia mengingat bagaimana Mo Xiaohan menghentikan serangannya kepada Xiao Liong dan merasa ada yang ganjil di sana yang mungkin mempengaruhi kekuatannya saat ini.

Kitab yang dia rebut masih tersimpan rapi di balik jubahnya. Namun sejauh ingatannya, dia dihempas dengan jurus terkuat Mo Xiaohan yang menembus hingga Dunia Bawah. Dia telah terjatuh di tempat terburuk, tapi kabar baiknya dirinya masih hidup entah bagaimana caranya.

"Aku pernah mendengar tentang Gunung Gui Shan yang berada di Benua Laut Biru. Sepertinya keluar dari tempat ini sedikit mustahil," gumamnya tanpa sadar.

Pemuda yang duduk di hadapannya memiringkan kepala sambil menyilangkan kedua tangan di dada.

"Apa maksudmu sedikit mustahil? Bukan sedikit mustahil. Memang mustahil. Aku sudah hidup di sini selama 10 tahun dan tidak bisa keluar."

"Hidup di sini sepuluh tahun..." Lelaki itu masih menelusuri sekitarnya, ketika dia mencerna ucapan pemuda itu bola matanya hampir keluar.

"Apa? Ada manusia yang tinggal di gunung ini?" Raut muka kaget itu membuat Lan Xiaoyan ikut kaget. Lan Xiaoyan membalas lebih kaget.

"Justru aku yang seharusnya kaget ada manusia lain di tempat ini!"

Keduanya sama-sama menjauh. Setelah sadar, ada begitu banyak hal yang membuat lelaki itu kaget. Hingga selama satu menit lamanya, akhirnya Lan Xiaoyan mengatakan sesuatu. "Ah, iya. Sebelum kau menjawab semua pertanyaanku. Aku ingin meminta maaf soal tadi. Aku sebenarnya tidak berniat mencuri buku itu darimu. Hanya saja setiap aku menemukan mayat aku terbiasa mengambil barang yang dimilikinya. Mungkin mereka memiliki sesuatu yang menjelaskan bagaimana dunia di luar sana."

"Dunia di luar sana?"

Lan Xiaoyan mengedipkan matanya beberapa kali, pertanyaan konyol itu membuatnya heran. "kau tidak tahu? Dunia di mana ada begitu banyak makanan enak, laut yang luas, perkebunan dan para manusia seperti kita!" Dia selalu terlihat berbinar saat membicarakan soal manusia.

"Mengapa kau begitu tertarik dengan hal itu? Bukankah itu adalah hal yang biasa?"

Lalu akhirnya lelaki itu mengerti gambaran besarnya.

"Omong-omong aku belum memperkenalkan diri, namaku Feng Guang."

Lan Xiaoyan menoleh, "Aku Lan Xiaoyan, ketua para hewan-hewan di tempat ini! Salam kenal, Pak Tua Feng!." Selama hidupnya, Feng Guang tidak pernah dipanggil dengan sebutan tidak sopan seperti itu.

Tanpa basa-basi dia menjabat tangan Feng Guang cepat-cepat. Feng Guang memasang wajah yang menurut Lan Xiaoyan aneh.

"Eh, bukankah begini cara manusia berkenalan?"

"Kau mengguncang tanganku terlalu kencang sampai rasanya hampir copot, bocah." Feng Guang yang sebenarnya masih sekarat sepertinya akan segera ke akhirat jika pemuda itu tidak berhenti menyalaminya. Lan Xiaoyan tertawa bodoh sembari menggaruk kepalanya. Sementara itu Feng Guang sedikit heran dengan telapak tangan pemuda itu, penuh luka dan sayatan yang tampaknya sudah begitu lama. Tapi bukan saatnya bertanya.

"Baiklah, teman baru! Aku akan mencari makanan untuk merayakannya! Aku tahu kau pasti kelaparan. Kita bisa bicara setelah perut kita terisi!"

Feng Guang sepertinya tidak memiliki nafsu untuk makan. Tapi dia tidak bisa menolak niat baik Lan Xiaoyan.

Sehabis Lan Xiaoyan bicara, seekor singa yang mengendap-endap tak sengaja menginjak ranting kayu dan menarik perhatian Lan Xiaoyan serta Feng Guang.

"Nah, itu dia, kalkun kuning! Oiii, kemari!" Lan Xiaoyan kembali mengejar binatang itu.

Feng Guang tercengang. "Kalkun kuning?"

"Apa yang salah? Bukankah kalkun memiliki bulu di lehernya? Binatang itu memiliki ciri-ciri yang sama!"

Di saat yang sama, Feng Guang dan singa itu bersuara.

"Groooarr!"

"Dia itu singa, bukan kalkun!"

Lan Xiaoyan berhenti sejenak dengan muka yang dua kali lipat lebih bodoh.

"Kalian seperti mengatakan hal yang sama. Lupakan. Aku akan menangkapmu, kalkun jelek!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status