Kondisi Feng Guang terlihat buruk, terutama karena pendarahan hebat serta luka fisik yang dialaminya setelah pertarungan di Tanah Para Dewa. Bisa dikatakan saat ini lelaki itu amat sangat membutuhkan pertolongan tapi yang dia lihat saat ini, bocah yang baru dikenalnya tak lebih dari lima menit itu justru lebih memilih mengejar singa daripada memedulikan keselamatannya.
Denyutan perih berulang kali membuatnya meringis, Feng Guang tidak bisa menggunakan kekuatan apa pun untuk membantu mengurangi rasa sakit itu, satu-satunya pilihannya adalah menunggu Lan Xiaoyan kembali.Cukup lama Lan Xiaoyan menghilang, Feng Guang khawatir bocah itu melupakan dirinya. Namun tak lama dia melihat anak itu kembali menggotong buaya besar di belakangnya. Dia terluka cukup parah untuk mengalahkan binatang buas itu.Lan Xiaoyan menangkap ekspresi Feng Guang sambil berbicara bingung. "Ada apa, Pak Tua Feng? Kenapa kau kaget seperti itu? Apa kau tidak bisa memakan ikan?"Feng Guang bergumam pada dirinya sendiri, "Pantas saja singa tadi takut padanya. Sepertinya dia berada di rantai makanan teratas di hutan ini."Lelaki yang penuh luka itu belum bisa menjelaskan situasi apa yang dilihatnya saat ini.Dari apa yang dibacanya, Lan Xiaoyan tidak pernah berlatih secara khusus dalam kultivasi tapi dia memiliki tubuh dan bakat yang mumpuni untuk membunuh seekor siluman buaya dengan berat enam kali lebih besar daripada manusia, normalnya hal itu hanya bisa dilakukan oleh murid yang telah membangun pondasi qi dengan baik serta latihan ketat selama kurang lebih lima tahun. Binatang buas itu memiliki sifat ekstrem dan ganas, jika sekali saja terkena serangannya anak seumuran Lan Xiaoyan sudah pasti tamat."Kita harus merayakan pertemuan ini jadi aku membawa makanan paling besar, aku tahu kau kelaparan! Hahaha.""Kau berpikir orang dengan perut berlubang seperti ini masih merasakan kelaparan?"Lan Xiaoyan mengamati situasi Feng Guang dan tiba-tiba menutup mulutnya sambil menahan napas."Aku lupa kau hampir mati! Kita harus kembali!!"Feng Guang mulai berpikir selain diberikan bakat dan tubuh yang bagus sebagai kultivator, Lan Xiaoyan juga diberkahi dengan kebodohan yang hebat. Orang hampir mati di depannya dia justru bertengkar dengan buaya.Saat malam turun, hutan terasa lebih sepi dari sebelumnya diiringi bunyi gerimis yang turun semenjak satu jam yang lalu. Luka di tubuh Feng Guang telah diikat oleh Lan Xiaoyan dengan daun herbal.Feng Guang hanya memakan sedikit daging yang dibakar Lan Xiaoyan, dia merasa harus beristirahat dan segera merebahkan tubuhnya.Rumah Lan Xiaoyan sendiri berada di atas pohon besar yang sangat tinggi sehingga cukup aman bagi mereka dari serangan binatang buas. Dia bisa tenang untuk tidur malam ini.Feng Guang menoleh dari tempat tidur ke arah Lan Xiaoyan bagian dapur yang sebenarnya menyatu dengan ruang tidur, terdengar hembusan napas tipis darinya, "Jadi bagaimana kau bisa terjebak di sini?"Tangan Lan Xiaoyan yang sibuk menggiling bubuk obat terhenti sejenak, ingatannya hanya sekilas tentang itu. "Yang aku tahu, aku diserang sesuatu yang sangat besar. Aku kira aku sudah mati, tapi saat terbangun aku sudah ada di sini.""Aku juga seperti itu." Feng Guang memiringkan tubuhnya membelakangi Lan Xiaoyan sehingga dia bisa melihat pemandangan hujan di luar melalui jendela panjang."Pak Tua Feng, buku yang kau bawa bersamamu itu... apa?" tanya Lan Xiaoyan, Feng Guang sempat menoleh."Aku tidak bisa memberitahumu," jawabnya. "Jangan mudah mempercayai seseorang, kau akan mati konyol dengan sifat seperti itu.""Apakah itu pengalaman pribadi, Pak Tua Feng?"Ketika ingin melanjutkan ceramah malamnya, sahutan Lan Xiaoyan membuat Feng Guang mengatupkan mulutnya rapat-rapat."Ah, sebenarnya aku tidak peduli soal itu!" Lan Xiaoyan meregangkan tubuhnya yang pegal, dia mengambil obat yang telah dihaluskan dan mencampurkan air hangat untuk diminum Feng Guang. Pemuda itu menarik cengiran lebar. "Aku hanya tertarik dengan simbol di halaman depannya, itu saja." Lalu dia tertawa saat melihat ekspresi tegang Feng Guang.Lan Xiaoyan mengerti meski hanya melihat sekilas, bagi Feng Guang buku itu amat penting bahkan lebih berharga dari nyawanya sendiri."Aku tidak akan merebutnya darimu, kau bisa tidur dengan tenang."Lan Xiaoyan tidur di tengah ruangan, hanya butuh hitungan detik pemuda itu sudah terlelap dalam tidurnya membiarkan Feng Guang yang masih terjaga.Saat hampir tertidur pandangannya yang mulai memburam perlahan-lahan berubah merah.".... Melampaui sembilan abad, 7 bintang akan kembali untuk membawa Sang Fajar..."Bayangan ribuan jasad prajurit, bendera-bendera yang penuh darah, tragedi yang dialami bangsa siluman, lalu terpenggalnya sosok hebat di sebuah tiang gantung raksasa. Mata Feng Guang terbelalak tiba-tiba dalam ketakutan. Deru napas tak karuan terdengar cukup lama. Hingga setelahnya Feng Guang menatap lurus sosok yang tertidur lelap di seberangnya."Aku harap mimpi buruk ini akan segera berakhir..."*Cahaya tembus dari celah-celah kayu gubuk di saat matahari hampir naik ke atas kepala, Feng Guang terbangun dan mendapati luka-lukanya telah dibaluri oleh obat herbal yang masih basah. Dia berpikir pemuda itu sedang tidak di rumah, mengingat tidak ada suara siapa pun di sekitar. Pikirannya berputar kembali pada banyak hal yang terjadi. Feng Guang sadar lukanya takkan sembuh dengan cepat, di samping itu dia belum memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dia telah berhasil mencuri kitab dari tanganKlan Rong. Namun walaupun bisa keluar dari sini, Feng Guang yakin dirinya akan diburu oleh musuh.Memikirkan banyak hal yang terjadi membuat perut Feng Guang berbunyi. Setelah jatuh dari dunia atas dan sekarat berhari-hari wajar saat ini perutnya lapar, Feng Guang baru berpikir untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan ketika menemukan daging bakar tergeletak persis di sebelahnya. Lan Xiaoyan meninggalkannya sebelum pergi."Setidaknya nasibku tidak terlalu buruk. Anak ini kelihatannya b
Angin badai mulai menerpa rumah gubuk, Lan Xiaoyan membuang napas sejenak dan kembali murung, dua Siluman di sebelahnya juga menampakkan ekspresi yang sama sehingga membuat Feng Guang mengerutkan dahi. Dia menggeleng kecil."Kau hanya bisa keluar dari tempat ini ketika kau sudah cukup kuat.""Aku sudah sangat kuat!" seru Lan Xiaoyan tiba-tiba berdiri di atas kepala buaya bersemangat. "Aku latihan keras setiap hari seperti yang diajarkan di buku ini, aku sudah mempersiapkan diriku untuk petualangan yang hebat!" Dia merentangkan kedua tangan antusias, berharap Feng Guang mengerti petualangan yang sangat diimpikannya.Feng Guang mengerutkan dahinya sekali lagi, dia melihat buku di tangan Lan Xiaoyan, sebuah buku kultivator manual lama, bagi pendekar muda mungkin mereka tidak akan tahu menahu soal buku itu. Namun pendekar berusia 100 tahun lebih tahu buku legendaris itu cukup terkenal di masanya. Sekarang semuanya terjelaskan. Lan Xiaoyan mendapatkan banyak peralatan kultivasi dari mayat
Esok paginya, Lan Xiaoyan belum kembali membuat Feng Guang cemas mengingat hutan ini memiliki banyak siluman yang bisa kapan saja membunuhnya. Feng Guang akhirnya memutuskan mencari Lan Xiaoyan di saat hujan gerimis turun. Dia tidak memiliki petunjuk ke mana anak itu pergi, ditambah lagi Gunung Gui Shan cukup luas dan dia belum mengingat jalan.Jubah merah yang dikenakannya mulai basah. Feng Guang berjalan cukup lama, semakin dalam ke hutan rimba sampai dia mulai tidak yakin masih mengingat jalan kembali. Walaupun langit di atas gelap, nyatanya saat ini sudah memasuki tengah hari. Feng Guang sedikit ganjil kalau mengingat fenomena aneh di Gunung Gui Shan. Sekat antara dunia luar dan gunung tampaknya dibuat oleh manusia.Seingatnya dulu memang masih ada beberapa pendekar hebat yang bisa membuat segel sebesar ini, tapi untuk masa sekarang orang seperti itu hanya bisa dihitung dengan jari, pendekar Tujuh Pilar Langit belum tentu dapat membuatnya. Feng Guang menyeberangi sungai dangkal
Setelah hujan reda, Lan Xiaoyan dan Feng Guang memutuskan untuk kembali ke rumah. Feng Guang terpaksa dipangku oleh Lan Xiaoyan karena luka di tubuhnya kembali terbuka karena air hujan. Seperti sebelumnya, Lan Xiaoyan menyiapkan obat-obatan dan mengobati Feng Guang. Dua siluman menunggu di depan rumah gubuk, mereka membawa beberapa helai bunga aneh yang memiliki aroma busuk. Feng Guang pernah melihat bentuk bunga itu di sebuah buku obat-obatan tua, itu adalah obat yang cukup manjur untuk mengatasi luka luar.Jika dipikir-pikir lagi, bagaimana mungkin seorang anak manusia dapat berteman dengan siluman. Andai Feng Guang mengatakannya pada orang luar, dia pasti ditertawakan. Lan Xiaoyan berbeda dari anak-anak pada umumnya.Ketika sibuk berpikir, Feng Guang baru tersadar Lan Xiaoyan sedang mengoleskan obat di lengannya."Pak Tua Feng, kau bilang tadi kita memiliki cara untuk kabur dari sini.""Ya. Tapi rasanya hampir tak mungkin," ucapnya tertahan.Lan Xiaoyan berbinar-binar, setidaknya d
Dua minggu berlalu sejak pertama kali Feng Guang bertemu seorang anak kecil yang terjebak di Gunung Gui Shan dan dua minggu pula dirinya menjadi melatih Lan Xiaoyan. Dia tidak pernah menyangka akan bertemu sesuatu yang langka di tempat terasingkan seperti ini.Untuk kesekian kalinya lelaki itu menahan napas.Lan Xiaoyan sedang mengulang kembali gerakan yang diajarkannya satu jam yang lalu, hasilnya anak itu dapat mengulangnya dengan sangat mudah. Semakin lama Lan Xiaoyan mengulangnya, gerakannya menjadi semakin mulus dan sempurna. Tanpa sadar Feng Guang menggeleng-gelengkan kepala.Sekarang dia punya alasan mengapa dirinya ingin menjadikan Lan Xiaoyan muridnya. Selagi itu, Feng Guang masih dalam tahap penyembuhan tubuhnya. Dia harus fokus sembari melihat latihan Lan Xiaoyan."Pak Tua Feng!!"Feng Guang yang baru menutup mata dibuat kaget. Lan Xiaoyan menunjukkan gerakan yang sudah dikuasainya dalam waktu satu jam itu. Lelaki tersebut mengamati dengan teliti dan nyaris tidak ada yang sa
Satu Minggu berlalu, Feng Guang merasa dia mulai keliru tentang kekuatan Lan Xiaoyan. Lan Xiaoyan tetaplah pemuda biasa yang belum pernah mempelajari kultivasi. Dia mulai berpikir untuk mendatangi makam misterius untuk memastikan keadaan muridnya."Semoga dia baik-baik saja..."Feng Guang menapakkan kakinya di depan pintu, tapi langkahnya terpaku ketika melihat seseorang sudah berada tepat di hadapannya.Tetes demi tetes dari rambutnya jatuh ke tanah, belasan luka terbuka di seluruh tubuhnya. Bebatuan tempatnya berpijak sudah digenangi oleh darah yang menggenang. Dia menyodorkan sesuatu dari tangannya, batu-batu itu nyaris tak terlihat karena ternodai oleh darahnya sendiri. Terdengar berat suara yang keluar dari kerongkongannya."Ti-tiga ..."Feng Guang segera menangkap tubuh Lan Xiaoyan dengan tangan kirinya, pemuda itu menarik senyum susah payah. "A-ajarkan aku ... Tiga gerakan."Feng Guang menahan napas, dia menggelengkan kepala berulang kali sembari menatap ke kiri dengan takjub, "
Esok harinya seperti yang diharapkan, tiba waktunya bagi Lan Xiaoyan meninggalkan Gunung Gui Shan, momen itu adalah momen yang paling ditunggunya selama hidupnya. Tanpa diduga hari itu para silumannya berkumpul. Lan Xiaoyan yang baru saja keluar dari rumah melihat puluhan siluman berada di depan gubuk yang selama ini menjadi tempatnya pulang. Tentu saja dia pasti akan merindukan tempat yang telah membesarkannya, siluman yang selalu bersamanya dan petir yang selalu menyambar Gunung Gui Shan. Para siluman itu tampak sedih. Lan Xiaoyan tertawa. "Kalian seharusnya senang, tidak ada yang memakan kalian lagi, ahahaha!"Siluman singa duduk lesu. Dia seperti menggumamkan sesuatu. Lan Xiaoyan menyahut, "tidak perlu khawatir, kalkun kuning. Aku tidak akan memakan kawan-kawanmu di luar sana." Dia masih tertawa-tawa, "Hah... Kalau dipikir-pikir kalian mengajarkan banyak hal padaku. Aku benar-benar berterima kasih pada kalian." Dia menatap siluman-siluman itu dengan bersahabat. "Setidaknya kalian
Tiga kali dentuman gemuruh menggema membuat tanah berpijak bergetar, Lan Xiaoyan baru pertama kali ini melihat gunung Gui Shan mengamuk. Petir-petir menyambar dataran luas di belakang mereka. Dia menatap petir yang mulai mendekat dan Feng Guang berulang kali dengan rasa cemas yang semakin meningkat. Aliran kekuatan merah yang sangat luar biasa memenuhi bagian timur Gunung Gui Shan. Lan Xiaoyan terpana melihat seberapa besar kekuatan yang Feng Guang katakan hanya sekian persen dari kekuatannya.Kekuatan Feng Guang membuat tanah di bawah mereka kembali bergetar tak terkendali. Sengatan dari segel pelindung melawan kekuatan Feng Guang, menciptakan percikan cahaya yang meledak-ledak melukai lelaki itu, Lan Xiaoyan menyaksikannya dengan hati berdebar. Dia tidak pernah melihat kekuatan asli dari Gunung Gui Shan, seandainya dulu gunung ini menyerangnya dengan kekuatan yang sekarang dilihatnya dia pasti sudah mati sejak lama. Bahunya naik tiba-tiba, Lan Xiaoyan merasa kekuatan Feng Guang mel