Share

Ch. 06 - Sebuah Kitab Misterius

Kondisi Feng Guang terlihat buruk, terutama karena pendarahan hebat serta luka fisik yang dialaminya setelah pertarungan di Tanah Para Dewa. Bisa dikatakan saat ini lelaki itu amat sangat membutuhkan pertolongan tapi yang dia lihat saat ini, bocah yang baru dikenalnya tak lebih dari lima menit itu justru lebih memilih mengejar singa daripada memedulikan keselamatannya.

Denyutan perih berulang kali membuatnya meringis, Feng Guang tidak bisa menggunakan kekuatan apa pun untuk membantu mengurangi rasa sakit itu, satu-satunya pilihannya adalah menunggu Lan Xiaoyan kembali.

Cukup lama Lan Xiaoyan menghilang, Feng Guang khawatir bocah itu melupakan dirinya. Namun tak lama dia melihat anak itu kembali menggotong buaya besar di belakangnya. Dia terluka cukup parah untuk mengalahkan binatang buas itu.

Lan Xiaoyan menangkap ekspresi Feng Guang sambil berbicara bingung. "Ada apa, Pak Tua Feng? Kenapa kau kaget seperti itu? Apa kau tidak bisa memakan ikan?"

Feng Guang bergumam pada dirinya sendiri, "Pantas saja singa tadi takut padanya. Sepertinya dia berada di rantai makanan teratas di hutan ini."

Lelaki yang penuh luka itu belum bisa menjelaskan situasi apa yang dilihatnya saat ini.

Dari apa yang dibacanya, Lan Xiaoyan tidak pernah berlatih secara khusus dalam kultivasi tapi dia memiliki tubuh dan bakat yang mumpuni untuk membunuh seekor siluman buaya dengan berat enam kali lebih besar daripada manusia, normalnya hal itu hanya bisa dilakukan oleh murid yang telah membangun pondasi qi dengan baik serta latihan ketat selama kurang lebih lima tahun. Binatang buas itu memiliki sifat ekstrem dan ganas, jika sekali saja terkena serangannya anak seumuran Lan Xiaoyan sudah pasti tamat.

"Kita harus merayakan pertemuan ini jadi aku membawa makanan paling besar, aku tahu kau kelaparan! Hahaha."

"Kau berpikir orang dengan perut berlubang seperti ini masih merasakan kelaparan?"

Lan Xiaoyan mengamati situasi Feng Guang dan tiba-tiba menutup mulutnya sambil menahan napas.

"Aku lupa kau hampir mati! Kita harus kembali!!"

Feng Guang mulai berpikir selain diberikan bakat dan tubuh yang bagus sebagai kultivator, Lan Xiaoyan juga diberkahi dengan kebodohan yang hebat. Orang hampir mati di depannya dia justru bertengkar dengan buaya.

Saat malam turun, hutan terasa lebih sepi dari sebelumnya diiringi bunyi gerimis yang turun semenjak satu jam yang lalu. Luka di tubuh Feng Guang telah diikat oleh Lan Xiaoyan dengan daun herbal.

Feng Guang hanya memakan sedikit daging yang dibakar Lan Xiaoyan, dia merasa harus beristirahat dan segera merebahkan tubuhnya.

Rumah Lan Xiaoyan sendiri berada di atas pohon besar yang sangat tinggi sehingga cukup aman bagi mereka dari serangan binatang buas. Dia bisa tenang untuk tidur malam ini.

Feng Guang menoleh dari tempat tidur ke arah Lan Xiaoyan bagian dapur yang sebenarnya menyatu dengan ruang tidur, terdengar hembusan napas tipis darinya, "Jadi bagaimana kau bisa terjebak di sini?"

Tangan Lan Xiaoyan yang sibuk menggiling bubuk obat terhenti sejenak, ingatannya hanya sekilas tentang itu. "Yang aku tahu, aku diserang sesuatu yang sangat besar. Aku kira aku sudah mati, tapi saat terbangun aku sudah ada di sini."

"Aku juga seperti itu." Feng Guang memiringkan tubuhnya membelakangi Lan Xiaoyan sehingga dia bisa melihat pemandangan hujan di luar melalui jendela panjang.

"Pak Tua Feng, buku yang kau bawa bersamamu itu... apa?" tanya Lan Xiaoyan, Feng Guang sempat menoleh.

"Aku tidak bisa memberitahumu," jawabnya. "Jangan mudah mempercayai seseorang, kau akan mati konyol dengan sifat seperti itu."

"Apakah itu pengalaman pribadi, Pak Tua Feng?"

Ketika ingin melanjutkan ceramah malamnya, sahutan Lan Xiaoyan membuat Feng Guang mengatupkan mulutnya rapat-rapat.

"Ah, sebenarnya aku tidak peduli soal itu!" Lan Xiaoyan meregangkan tubuhnya yang pegal, dia mengambil obat yang telah dihaluskan dan mencampurkan air hangat untuk diminum Feng Guang. Pemuda itu menarik cengiran lebar. "Aku hanya tertarik dengan simbol di halaman depannya, itu saja." Lalu dia tertawa saat melihat ekspresi tegang Feng Guang.

Lan Xiaoyan mengerti meski hanya melihat sekilas, bagi Feng Guang buku itu amat penting bahkan lebih berharga dari nyawanya sendiri.

"Aku tidak akan merebutnya darimu, kau bisa tidur dengan tenang."

Lan Xiaoyan tidur di tengah ruangan, hanya butuh hitungan detik pemuda itu sudah terlelap dalam tidurnya membiarkan Feng Guang yang masih terjaga.

Saat hampir tertidur pandangannya yang mulai memburam perlahan-lahan berubah merah.

".... Melampaui sembilan abad, 7 bintang akan kembali untuk membawa Sang Fajar..."

Bayangan ribuan jasad prajurit, bendera-bendera yang penuh darah, tragedi yang dialami bangsa siluman, lalu terpenggalnya sosok hebat di sebuah tiang gantung raksasa. Mata Feng Guang terbelalak tiba-tiba dalam ketakutan. Deru napas tak karuan terdengar cukup lama. Hingga setelahnya Feng Guang menatap lurus sosok yang tertidur lelap di seberangnya.

"Aku harap mimpi buruk ini akan segera berakhir..."

*

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status