Paul mengangguk, lelaki kelahiran Amerika itu tersenyum dengan sumringah membuat Kastara terheran-heran.“Kau ingin Alina? Menjadi istrimu?” tanya Kastara lagi.“Iya, Tara. Kalau kau tidak ingin mempersunting dia, aku ingin menikahi dia … tapi jika dia juga mau denganku,” jawab Paul enteng.Kastara terdiam sesaat.“Baiklah, kau boleh mempersunting Alina jika dia juga menginginkanmu, Paul. Sebenarnya ….” Kastara menggantung kalimatnya hingga membuat Paul penasaran.“Sebenarnya apa? Jangan katakan kau menyukai gadis itu,” potong Paul sambil berdiri bersandar di tembok pagar.“Bukan. Aku suka dia, tetapi hanya sebagai teman, Paul, bukan sebagai pasangan. Tadinya aku akan meminta ayahku untuk menjodohkan dia pada Bayu, kau tahu kan Bayu sepupuku? Tapi ya belum kukatakan pada ayah, aku keburu ke J
“Siapa?” tanya Shena di depan pintu kamar mandi dengan kaki kanan siap melangkah masuk.Kastara menatapnya, lalu menggeleng, “Temanku.”Shena mengernyit sebelum akhirnya melangkah masuk ke kamar mandi. Kastara menatap hingga terdengar suara pintu kamar mandi dikunci, lalu dia kembali pada ponselnya.“Bagaimana kelanjutnya?” tanya Kastara pelan. dia tidak mau Shena mendengar percakapannya dengan Deni.“Kau sudah membaca berita dari Bram, kan? Belum ada kelanjutannya, Tara. Hanya saja yang kudengar, kalian dijebak oleh gadis yang masih berkerabat dengan gadis yang bersamamu itu. Ohya, apa ada kabar dari ayahnya? Sepertinya Iwan Duarte sama sekali tidak merasa kehilangan anaknya pergi dari rumah, Tara,” lapor Deni di seberang telepon.Kastara menghela napas berat, “Baiklah, kau amati lagi satu minggu. Se
Kastara diam tidak menjawab pertanyaan Yudha yang masih paman dari Alina. Dia lupa bahwa banyak keluarga jauh dari Alina yang bekerja padanya. Dan dia mengumpat Bhagaskara yang mulutnya begitu lancar memberitahu semua yang ada di sini bahwa dia membawa Shena sebagai calon istri.“Jadi apa kau akan memutuskan perjodohkan kalian, Tara? Kau tidak sedang merencanakan poligami kan?” cecar Yudha ingin tahu.“Tentu saja tidak!” sergah Kastara panas dengan cecaran itu.“Jangan marah, Tara. Alina adalah kemenakanku. Aku menyayangi dia,” jawab Yudha dengan raut wajah sedih.“Aku … aku juga sayang padanya, Yudha. Aku yakin dia akan mendapatkan jodoh pengganti yang lebih segalanya dariku,” ucap Kastara pelan.“Apa kau mencintainya, Tara? Jujur padaku. Aku tidak akan marah padamu. Karena kau tahu, kalian dijodohkan oleh ayah kalian
“Kastara, kenapa semua orang membenciku? Apa kau juga membenciku? Katakan terus terang, Kastara!” ucap Shena terisak.Kastara melongo.“Mengapa kau tanyakan itu? Ada apa sebenarnya? Apa yang terjadi, Shena?” tanya Kastara dengan pandangan bingung.“Tidak apa-apa, mungkin aku sedang depresi, Kastara.” Shena tidak ingin menceritakan telepon dari Stevan dan segera bangkit masuk ke kamar mandi meninggalkan Kastara yang mengernyit bingung.Dia segera menyusul ke depan kamar mandi, “Pasti sesuatu terjadi, Shena. Ceritakan padaku atau aku memanggil Paul untuk memeriksamu lagi?”Pintu kamar mandi langsung terbuka dan Shena muncul dengan wajah yang bercucuran air mata, “Tidak. Aku tidak apa-apa.“Katakan saja, Shena, semakin kau pendam sendiri, semakin kau depresi. Kau ingin kembali ke kota? Tidak ingin berada di sini?” tanya Kastara menghela napas panjang, “Maafkan aku yang tidak memberimu waktu untuk berpikir sebelum membawamu kemari, Shena.”Shena hanya diam seribu bahasa.“Jadi kau … menye
“Jodoh itu bukan masalah sebanding atau tidah, Yah, tetapi cocok atau tidak! Aku tidak bisa memaksa kehendak hatiku hanya untuk menuruti kemauan Ayah!” Kastara membantah keinginan sang ayah yang terus memaksa agar dia menikahi Alina.“Mama sebenarnya juga tidak terlalu suka kau menikah dengan orang luar, Tara. Tapi kalau Shena hamil karena perbuatanmu, kau harus menikahinya,” ujar Widya berpendapat.“Kau tidak usah ikut campur urusan lelaki, Widya! Memangnya segampang itu bisa hamil hanya dengan sekali berbuat? Aku bukan anak kecil yang bisa dibohongi begitu saja. Mungkin saja gadis itu hamil dengan lelaki lain dan menjebak Kastara, pemuda kampung, untuk menikahinya!”“Ayah!”Widya terdiam. Dia tidak menyangkal pendapat Bastian, tetapi membiarkan gadis itu hamil tanpa suami itu terlalu menyedihkan.“Shena hanya melakukannya denganku! Aku yakin … karena … karena ….” Kastara tidak sanggup melanjutkan ucapannya saat dia melihat bayangan Shena berlari menaiki anak tangga.Dengan cepat Kas
“Ada apa, Kastara? Apa kalimatku ada yang salah? kau tersinggung dengan ucapanku?” tanya Shena ragu.“Apa tidak mengerti ucapanku atau kau pura-pura tidak mengerti, Shena? Apa kau pikir aku mengucapkan kata cinta itu hanyalah bualan belaka? Aku tidak pernah satu kali pun mengucapkan kata cinta pada gadis selain dirimu, Shena. Kata-katamu itu sangat menusuk hatiku,” balas Kastara dengan .Dia seperti tersadar bahwa gadis kota itu menolak cintanya. Seperti itu yang dirasakannya! Apa dia salah?Shena terdiam mendengar jawaban Kastara. Bukan begitu yang dimaksudkannya … bukan seperti itu!“Aku … aku … bukan seperti itu maksudku, Kastara, kau jangan tersinggung dulu. Maafkan aku. Aku bersyukur karena masih ada kau disampingku, di saat semua orang menyalahkanku, memutuskan hubungan denganku … hanya kau yang mau menerimaku apa adanya, walau yah … semua itu juga ulahmu yang menodaiku. Tapi … tapi … kau sudah memiliki pasangan yang dijodohkan orang tuamu. Aku tidak mau kau menerimaku dengan t
“Tidak lama lagi kalian akan menjadi orang tua, Tara, Shena. Selamat ya, ditunggu undangannya,” ucap Paul sumringah. Sementara Kastara dan Shena terdiam dan terpaku. Jujur, mereka tidak pernah memikirkan soal anak.“A—aku ti—tidak mungkin hamil se—karang, Do—dokter,” jawab Shena terbata dengan pandangan mata nelangsa. Bagaimana dia harus menjelaskan pada Iwan Duarte yang sebelumnya marah luar biasa hanya karena dia dan Kastara tidur bersama di hotel karena jebakan maut.“Mengapa tidak bisa, Shena? Apa ayah anakmu itu bukan Kastara?” tebak Paul bingung.“Shena … Shena … kita akan menikah, segera, oke?” ucap Kastara menyela di antara percakapan Shena dan Paul.Paul semakin bingung mendengar ajakan menikah Kastara. Jadi mengapa Shena tidak bisa hamil? Apa yang terjadi di antara keduanya? Sungguh membingungkan!“Tapi … apa orang tuamu akan setuju, Kastara? Lalu Alina bagaimana? Aku tidak mau dituduh sebagai pelakor sekaligus pelacur karena hamil di luar nikah! Aku tidak mau!” seru Shena
Kastara mengangguk tanpa ragu, “Kita harus menikah, Shena. Aku mencintaimu, walau aku tahu kau tidak mencintaiku saat ini. Tidak apa, aku yakin cinta bisa tumbuh seiring waktu.”Shena menunduk, air mata mengalir perlahan tanpa suara.“Aku … tidak sedang bermimpi, kan?” ucap Shena lirih, tak mempercayai keberuntungan disela kesialan yang terus menimpa dirinya.Kastara tersenyum kecil, “Apa kau seperti bermimpi?”Lelaki tampan itu mengusap lembut wajah gadis yang membuatnya geram, kesal, sebal, tetapi juga sayang dan terus memikirkannya sejak pertama kali bertemu.Shena memegang lengan Kastara yang menghapus air mata yang jatuh diwajahnya dengan lembut, tangan yang tidak pernah dipikirkannya mampu memberikan kenyamanan dan keamanan untuknya. Dia mendekap tangan itu erat ke pipinya dengan mata terpejam. Menikmati keberuntungan ini sambil berharap semua ini bukan mimpi, andai mimpi, biarkan dia tidur untuk selamanya dalam buaian mimpi ….“Kau setuju, Shena?” tanya Kastara lagi.Apa yang b