Share

Hanya Belum Siap

Author: SweetWater
last update Last Updated: 2025-09-17 18:05:00

Noah sudah berenang bersama Nicholas satu jam lamanya. Suara tawa terdengar sampai ke dapur dimana Aleeta tengah membantu Karina membuat biskuit coklat untuk Noah.

“Suara tawanya terdengar bahagia sekali,” ujar Karina mengintip dari jendela dapur.

“Ya, Noah memang sangat suka berenang,” jawab Aleeta pelan.

Karina menoleh kepada Aleeta. “Aleeta, kamu baik-baik saja? Maksud Mama, kalau kamu merasa terganggu dengan kehadiran Nicholas, Mama bisa meminta Nicholas untuk pergi dari sini.”

Aleeta menggeleng, menyentuh tangan Karina. “Aku baik-baik saja, Ma. Hanya ….” Ia menghela napas. “Terkadang kita sering terjebak di masa lalu, meski hal itu bukanlah hal yang kita inginkan.”

Karina mengangguk. “Mama mengerti, Aleeta.”

“Aku hanya … belum siap.” Aleeta menatap Karina lekat. “Maaf, aku masih belum mampu melupakan semuanya. Ada bagian yang rusak dan nggak bisa aku perbaiki.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ingin Nicholas Menjauh

    Setelah selesai membersihkan wajah, Aleeta kemudian mengganti pakaiannya dengan gaun tidur. Mematikan lampu utama kamarnya, lalu Aleeta merangkak naik ke atas tempat tidurnya. Berbaring sendirian di sana.Rasanya begitu sepi dan dingin. Ia terbiasa dengan Noah yang memeluknya ketika tidur. Aleeta menarik selimut hingga ke dada, lalu mencoba memejamkan mata. Tetapi, ia tidak bisa tidur. Ia benci tidur sendirian di dalam kamar. Ia bergerak-gerak gelisah di atas ranjang. Rasanya ia ingin ke kamar Nicholas dan membawa Noah bersamanya ke sini, tetapi ia tidak bisa melakukan itu. Jika Noah bilang ingin tidur bersama Nicholas, ketika anak itu terbangun dan mendapati Nicholas tidak bersamanya, ia akan menangis mencari-cari pria itu nantinya.Sementara di kamar Nicholas, Noah yang sejak tadi belum tertidur masih terus mengajak Nicholas berbicara. Nicholas bahkan sampai tidak menyangka kalau ia memiliki putra yang begitu cerewet. Meskipun be

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Darah Lebih Kental Daripada Air

    “Hentikan aku, kalau kamu nggak menginginkannya,” bisik Nicholas.Aleeta menelan ludah. Ia tidak bisa berpikir. Bagaimana ia bisa berpikir, jika satu tangan Nicholas mengusap pinggulnya sensual, sementara tangan yang lain mengelus leher dan bibir bawahnya? Terlebih dadanya menempel erat dengan dada polos Nicholas.Nicholas terus mendekatkan wajah, perlahan. Memberi kesempatan Aleeta untuk menolak jika wanita itu tidak menginginkannya. Namun, saat bibir Nicholas nyaris menyentuh bibir Aleeta. Aleeta justru memejamkan mata.Nicholas tidak menahan diri lagi, bibirnya meraup bibir Aleeta dan mengecupnya lembut. Bibir Aleeta hanya diam saja. Tapi ketika lidah Nicholas menggoda bibir Aleeta agar terbuka, wanita itu membuka bibirnya dan membiarkan lidah Nicholas menyusup masuk. Kali ini, Nicholas melumatnya tanpa di tahan-tahan. Dan Aleeta mulai membalasnya meski masih terasa ragu-ragu. Kedua tangan Aleeta melingkari lehe

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hanya Belum Siap

    Noah sudah berenang bersama Nicholas satu jam lamanya. Suara tawa terdengar sampai ke dapur dimana Aleeta tengah membantu Karina membuat biskuit coklat untuk Noah.“Suara tawanya terdengar bahagia sekali,” ujar Karina mengintip dari jendela dapur.“Ya, Noah memang sangat suka berenang,” jawab Aleeta pelan.Karina menoleh kepada Aleeta. “Aleeta, kamu baik-baik saja? Maksud Mama, kalau kamu merasa terganggu dengan kehadiran Nicholas, Mama bisa meminta Nicholas untuk pergi dari sini.” Aleeta menggeleng, menyentuh tangan Karina. “Aku baik-baik saja, Ma. Hanya ….” Ia menghela napas. “Terkadang kita sering terjebak di masa lalu, meski hal itu bukanlah hal yang kita inginkan.” Karina mengangguk. “Mama mengerti, Aleeta.”“Aku hanya … belum siap.” Aleeta menatap Karina lekat. “Maaf, aku masih belum mampu melupakan semuanya. Ada bagian yang rusak dan nggak bisa aku perbaiki.”

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Aku Papamu, Noah

    “Grandpa! Aku ingin berenang!”Noah melompat-lompat di dekat meja makan. Sementara Javier sedang mengunyah sarapan.“Noah, habiskan sarapanmu terlebih dahulu.” Aleeta membimbing Noah kembali ke kursinya.“Grandpa! Aku ingin berenang!” Noah masih terus berseru, seraya menghabiskan sarapannya.“Kamu lihat dia, Ma? Keras kepala persis siapa?” Bisik Javier kepada istrinya.Karina hanya tersenyum. “Seperti anak kamu, Pa. Siapa lagi?”Javier tersenyum. Lalu membelai kepala cucunya. “Noah, Grandpa tidak bisa berenang hari ini.” “Kenapa?” Noah menatap Javier dengan mata yang bulat. “Apa Grandpa nggak tahu cara berenang?”Pertanyaan Noah berhasil membuat Aleeta dan Karina terkekeh mendengarnya.“Grandpa tahu, hanya saja, pagi ini Grandpa harus mengurus sesuatu,” jelas Javier pada Noah.“Lalu siapa yang menemani aku berenang

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tidak Ada Salahnya Memberi Kesempatan

    Sepanjang malam Aleeta terus terjaga dan memikirkan maksud dari perkataan Nicholas. Untuk apa Nicholas meminta kesempatan padanya? Sementara Aleeta sendiri sudah tidak ingin memberikan kesempatan apapun lagi pada pria itu?Nicholas meminta agar Aleeta tidak menyuruhnya untuk menjauh. Sementara Aleeta sendiri ingin sekali melihat pria itu bisa menjauh dari hidupnya dan, juga anaknya. Aleeta benar-benar sangat bingung.Wanita itu lalu mendesah, membalikkan tubuh dan berbaring terlentang. Menatap langit-langit kamarnya yang masih terlihat gelap.Aleeta berusaha memejamkan matanya. Ia harus tidur, tapi tetap saja ia tidak bisa melakukannya. Akhirnya Aleeta pun memutuskan untuk bangkit dari tempat tidurnya. Lalu berdiri seraya mengambil jubah tidur yang tersampir di ujung ranjang tempat tidurnya. Untung saja, semalam Noah mau tidur bersama Karina. Jadi, Aleeta tidak perlu khawatir dan memikirkan putra kecilnya tersebut.

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Beri Kesempatan Satu Kali Saja

    Karina membangunkan Aleeta untuk makan malam. Meski enggan untuk keluar dari kamar, Aleeta memaksakan dirinya untuk bangun hanya karena tidak ingin membuat Karina khawatir. Lagi pula sudah cukup lama Aleeta berada di dalam kamarnya. Ia yakin kalau sejak tadi Noah pasti sudah mencarinya.“Mama!”Benar saja yang di pikirkan oleh Aleeta. Begitu ia muncul di ruang makan. Putranya itu langsung berteriak dan berlari ke arahnya. Aleeta pun membungkuk, meraih Noah ke dalam gendongannya lalu memeluknya erat.“Kata Grandma Mama sakit, ya. Mana yang sakit? Aku ingin menyembuhkan sakitnya Mama.”Kedua mata Aleeta seketika terasa basah ketika mendengar nada khawatir yang baru saja di ucapkan oleh putranya.“Mama sudah nggak apa-apa, Sayang. Mama hanya pusing sedikit tadi.” Kata Aleeta yang tidak ingin membuat putra kecilnya itu terus khawatir.“Apa gara-gara naik pesawat tadi Mama pusing?”

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status