Share

Noah anakku, kan?

Author: SweetWater
last update Last Updated: 2025-09-12 18:00:00

Mobil yang di tumpangi Aleeta kini sedang melaju menuju kediaman Karina dan Javier Frederick. Ia duduk di kursi belakang dengan Noah yang duduk di sebelahnya.

“Sekarang kita akan pergi ke rumah Grandma. Apa kamu senang, Noah?” Tanya Aleeta menatap putranya.

“Ya! Tentu saja.” Noah berseru dengan penuh semangat.

“Tapi ingat kata Daddy. Kamu nggak boleh nakal selama Daddy nggak ada. Mengerti?”

Noah mengangguk. “Yes, i understand, Ma.”

Aleeta tertawa geli mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut Noah. “Mama heran, sebenarnya siapa yang mengajarimu berbicara seperti itu?”

“Tentu saja Daddy. Daddy kan selalu mengajariku banyak hal.” Noah menjawab dengan nada yang di lebih-lebihkan.

Lagi-lagi hal itu kembali berhasil membuat Aleeta tertawa. Namun, ketika ia menoleh ke belakang, tawa itu seketika sirna begitu saja. Aleeta mendapati sebuah mobil yang sejak tadi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Noah Mencari Keberadaan Nicholas

    Sepanjang hari Noah terus menangis. Membuat Aleeta, Karina dan Javier merasa kewalahan.“Noah, tenanglah,” bujuk Aleeta.“Papa! Aku ingin Papa!” Noah menjerit histeris.Aleeta segera menggendong Noah, dan membelai kepalanya. “Bagaimana kalau Mama menelepon Daddy?”Noah menggeleng di bahu Aleeta, menangis. “Nggak. Aku mau Papa,” isaknya tersedu.“Tapi Papa sedang pergi,” jawab Aleeta menahan tangis.Aleeta lalu menoleh kepada Karina. Ia menatap Karina dengan putus asa.“Noah.” Karina mendekat dan membelai kepala cucunya. “Jangan menangis lagi, ya. Mama kan sudah bilang kalau Papa sedang pergi.”“Bohong!” Noah kembali menjerit. “Tadi Grandma bilang kalau Papa ke rumah Mama Emily, tapi sampai sekarang kenapa Papa belum kembali?”“Mungkin Papa sedang terjebak macet, Sayang. Kita tunggu, ya.”Noah menekuk bibir. “Papa bi

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Nicholas Benar-benar Pergi

    “Aku ingin kamu nggak lagi mengganggu kami. Kami sudah bahagia tanpa kamu.” Kalimat itu benar-benar berhasil membuat dunia Nicholas terasa begitu hancur. Meski beberapa hari ini Aleeta sudah kerap sekali menolak dan tidak menginginkan kehadirannya. Tapi, kalimat yang baru saja Aleeta katakan mampu menghancurkan semua tekad dan harapan yang Nicholas bangun.Jika selama empat tahun ini Nicholas pikir hidupnya sudah sangat berantakkan dan mati rasa, maka kalimat Aleeta barusan berhasil meluluhlantakkan segala yang tak tersisa.Nicholas benar-benar merasa hancur. Pria itu lalu menatap Aleeta dan juga Noah dengan napas yang tercekat.“K-kamu benar-benar menginginkan itu?” Tanyanya dengan suara serak.Aleeta mengangguk. “Ya. Aku nggak tahan menatapmu. Melihat tanganmu, aku teringat dengan tangan yang menekan perutku hari itu. Melihat dirimu, aku teringat dengan semua siksaan yang kamu l

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ingin Nicholas Menjauh

    Setelah selesai membersihkan wajah, Aleeta kemudian mengganti pakaiannya dengan gaun tidur. Mematikan lampu utama kamarnya, lalu Aleeta merangkak naik ke atas tempat tidurnya. Berbaring sendirian di sana.Rasanya begitu sepi dan dingin. Ia terbiasa dengan Noah yang memeluknya ketika tidur. Aleeta menarik selimut hingga ke dada, lalu mencoba memejamkan mata. Tetapi, ia tidak bisa tidur. Ia benci tidur sendirian di dalam kamar. Ia bergerak-gerak gelisah di atas ranjang. Rasanya ia ingin ke kamar Nicholas dan membawa Noah bersamanya ke sini, tetapi ia tidak bisa melakukan itu. Jika Noah bilang ingin tidur bersama Nicholas, ketika anak itu terbangun dan mendapati Nicholas tidak bersamanya, ia akan menangis mencari-cari pria itu nantinya.Sementara di kamar Nicholas, Noah yang sejak tadi belum tertidur masih terus mengajak Nicholas berbicara. Nicholas bahkan sampai tidak menyangka kalau ia memiliki putra yang begitu cerewet. Meskipun be

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Darah Lebih Kental Daripada Air

    “Hentikan aku, kalau kamu nggak menginginkannya,” bisik Nicholas.Aleeta menelan ludah. Ia tidak bisa berpikir. Bagaimana ia bisa berpikir, jika satu tangan Nicholas mengusap pinggulnya sensual, sementara tangan yang lain mengelus leher dan bibir bawahnya? Terlebih dadanya menempel erat dengan dada polos Nicholas.Nicholas terus mendekatkan wajah, perlahan. Memberi kesempatan Aleeta untuk menolak jika wanita itu tidak menginginkannya. Namun, saat bibir Nicholas nyaris menyentuh bibir Aleeta. Aleeta justru memejamkan mata.Nicholas tidak menahan diri lagi, bibirnya meraup bibir Aleeta dan mengecupnya lembut. Bibir Aleeta hanya diam saja. Tapi ketika lidah Nicholas menggoda bibir Aleeta agar terbuka, wanita itu membuka bibirnya dan membiarkan lidah Nicholas menyusup masuk. Kali ini, Nicholas melumatnya tanpa di tahan-tahan. Dan Aleeta mulai membalasnya meski masih terasa ragu-ragu. Kedua tangan Aleeta melingkari lehe

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Hanya Belum Siap

    Noah sudah berenang bersama Nicholas satu jam lamanya. Suara tawa terdengar sampai ke dapur dimana Aleeta tengah membantu Karina membuat biskuit coklat untuk Noah.“Suara tawanya terdengar bahagia sekali,” ujar Karina mengintip dari jendela dapur.“Ya, Noah memang sangat suka berenang,” jawab Aleeta pelan.Karina menoleh kepada Aleeta. “Aleeta, kamu baik-baik saja? Maksud Mama, kalau kamu merasa terganggu dengan kehadiran Nicholas, Mama bisa meminta Nicholas untuk pergi dari sini.” Aleeta menggeleng, menyentuh tangan Karina. “Aku baik-baik saja, Ma. Hanya ….” Ia menghela napas. “Terkadang kita sering terjebak di masa lalu, meski hal itu bukanlah hal yang kita inginkan.” Karina mengangguk. “Mama mengerti, Aleeta.”“Aku hanya … belum siap.” Aleeta menatap Karina lekat. “Maaf, aku masih belum mampu melupakan semuanya. Ada bagian yang rusak dan nggak bisa aku perbaiki.”

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Aku Papamu, Noah

    “Grandpa! Aku ingin berenang!”Noah melompat-lompat di dekat meja makan. Sementara Javier sedang mengunyah sarapan.“Noah, habiskan sarapanmu terlebih dahulu.” Aleeta membimbing Noah kembali ke kursinya.“Grandpa! Aku ingin berenang!” Noah masih terus berseru, seraya menghabiskan sarapannya.“Kamu lihat dia, Ma? Keras kepala persis siapa?” Bisik Javier kepada istrinya.Karina hanya tersenyum. “Seperti anak kamu, Pa. Siapa lagi?”Javier tersenyum. Lalu membelai kepala cucunya. “Noah, Grandpa tidak bisa berenang hari ini.” “Kenapa?” Noah menatap Javier dengan mata yang bulat. “Apa Grandpa nggak tahu cara berenang?”Pertanyaan Noah berhasil membuat Aleeta dan Karina terkekeh mendengarnya.“Grandpa tahu, hanya saja, pagi ini Grandpa harus mengurus sesuatu,” jelas Javier pada Noah.“Lalu siapa yang menemani aku berenang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status