Share

Bab 241

Author: Kael_99
"Bukan punyaku, itu karya seorang ahli kaligrafi." Mikko melirik sekilas ke arah Mardi, lalu menggeleng.

Sebelumnya dia sudah mengatakan bahwa Bradford adalah seorang ahli kaligrafi, tetapi pernyataannya ditolak mentah-mentah oleh semua orang. Saat ini, dia sudah malas berdebat. Dia pun tidak menyebutkan nama Bradford, hanya mengatakan bahwa itu adalah karya seorang ahli kaligrafi.

Mardi tersenyum dan berkata, "Kalau punya kesempatan, aku ingin melihatnya. Kalau kamu ada waktu, gimana kalau kita jenguk Guru sama-sama sekalian melihat karya itu?"

"Kita bahas nanti saja," jawab Mikko. Dia memang mengkhawatirkan kondisi Tegar, tetapi dia tidak ingin pergi bersama Mardi.

"Sudahlah, jangan bertele-tele lagi. Mari kita mulai menikmati karya satu per satu." Haidar melirik mereka berdua, lalu berkata kepada semua orang sambil menunjuk karya pertama di sisi kiri. "Tulisan ini adalah karya sederhana dariku. Gimana kalau kita mulai dari sini dan kalian memberi sedikit masukan untukku?"

"Kaligrafi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penyesalan CEO Cantikku yang Dingin   Bab 322

    "Lahan itu dikelilingi pegunungan di keempat sisinya. Di dalamnya adalah sebuah lembah rendah yang tidak pernah terkena sinar matahari sepanjang tahun, sekaligus memiliki fungsi pembagi aliran air. Lokasinya berada sekitar 15 kilometer di selatan Kota Jiramo, Provinsi Darmo, tepatnya di Desa Moza. Tanah tersebut merupakan tanah milik kolektif Desa Moza."Marva melanjutkan, "Karena lembah itu tidak pernah terkena cahaya matahari sepanjang tahun, kondisinya sangat dingin dan lembap, dipenuhi hawa miasma, dan orang luar dilarang masuk. Warga Desa Moza sendiri juga menganggap tempat itu sebagai tanah terlarang. Hampir nggak ada yang berani mendekat, sehingga kondisinya nyaris masih mempertahankan keadaan alaminya."Bradford terus mengangguk. Bunga bumi sukma memang harus tumbuh di tempat yang dingin, lembap, dipenuhi miasma, dan jarang tersentuh manusia agar bisa berakar, bertunas, dan tumbuh dengan sehat."Kalau begitu, apakah kita bisa mengontrak lembah itu?" tanya Bradford.Marva menjaw

  • Penyesalan CEO Cantikku yang Dingin   Bab 321

    Sementara itu, di sisi lain, Marva berkata kepada Bradford melalui telepon, "Pak Bradford, orang yang kemarin kamu minta aku selidiki, semuanya sudah kutelusuri dengan jelas."Wajah Bradford langsung menjadi kaku. Dia berkata tegas, "Katakan."Kemarin, dia mengetahui dari Roberto bahwa ibunya berasal dari Kota Jiramo, Provinsi Darmo, dan keluarga dari pihak ibu di Jiramo masih hidup. Hal itu langsung menyalakan secercah harapan di dalam hatinya.Karena itu berarti, dia masih memiliki keluarga di dunia ini!Nama belakang ibunya Taniwan, dan nama kakeknya adalah Bernard.Marva berbicara dengan nada sangat hormat melalui telepon, "Tahun ini Bernard berusia 72 tahun. Dia pensiunan guru sekolah menengah. Istrinya bernama Liana, berusia 69 tahun, seorang seniman pertunjukan seni tradisional. Kondisi fisik pasangan lansia ini masih cukup baik, hanya saja menurut informasi yang kami dapatkan, Bernard belakangan mulai menunjukkan gejala pikun dan diduga menderita Alzheimer.""Bernard dan Liana

  • Penyesalan CEO Cantikku yang Dingin   Bab 320

    "Halo."Tidak lama setelah panggilan tersambung, Bradford mengangkat telepon. Suaranya terdengar di seberang sana."Kamu ... kamu ke mana?""Aku sudah pulang. Soal kejadian hari ini, maaf ya."Nada Bradford terdengar sedikit menyesal.Pulang? Dia sama sekali tidak menyebutkan bahwa dirinya baru saja menyelamatkan tiga nyawa?Elaine benar-benar sulit membayangkan ada orang seperti Bradford di dunia ini. Baru saja menyelamatkan nyawa orang lain dan tidak menerima imbalan apa pun, sekarang dia bahkan memilih untuk tidak menyinggungnya sama sekali.Apakah karena Bradford tidak ingin membicarakannya dengannya, atau memang sejak awal dia bukan tipe orang yang suka pamer?Elaine terdiam. Perasaannya bercampur aduk."Ada hal lain?" tanya Bradford."Eh ... aku, aku mau tanya kamu," ucap Elaine ragu-ragu. "Kamu dan Sherine ... hubungan kalian sekarang sudah sampai sejauh mana?" Dia bertanya dengan suara pelan, nada bicaranya penuh kehati-hatian.Bradford menghela napas pelan. "Soal itu, aku ngga

  • Penyesalan CEO Cantikku yang Dingin   Bab 319

    "Kalian semua tenang dulu, jangan mendekat! Ibu hamil sekarang butuh udara segar!"Dokter kandungan itu juga begitu bersemangat sampai sedikit kelabakan. Sambil membantu perawat mendorong keluarga ibu hamil menjauh, dia menoleh ke arah Bradford."Anak muda, selanjutnya kita harus bagaimana?! Bagaimana caranya?! Aku bantu kamu!" tanya dokter dengan penuh semangat. Dia bahkan tidak berani mengambil keputusan sendiri dan berniat langsung membantu Bradford.Bradford juga tampak bersemangat. Dia mengaktifkan penglihatan tembus pandangnya, memeriksa kondisi di dalam perut ibu hamil itu, lalu wajahnya langsung berseri-seri. "Sekarang kedua bayi sudah kembali memiliki denyut jantung. Kita harus segera menolong persalinannya!""Baik, baik! Kita lakukan persalinan!" Dokter kandungan itu mengangguk berulang kali, menyuruh perawat kembali menutup area sekitar ibu hamil, lalu masuk ke dalam bersama Bradford.Suami ibu hamil, ibu mertuanya, serta Elaine dan orang-orang yang menonton semuanya berdiri

  • Penyesalan CEO Cantikku yang Dingin   Bab 318

    Bradford menggigit ujung jarinya, lalu menggunakan setetes darah esensi miliknya sebagai seorang kultivator untuk menggambar jimat di udara pada lembaran jimat transparan itu.Meskipun orang-orang tidak bisa melihat jimatnya, mereka bisa melihat dengan jelas jejak sapuan darah merah yang membentuk pola seperti goresan pena di udara saat Bradford menggambar jimat tersebut.Satu per satu orang terpana, seakan menyaksikan sesuatu yang berada di luar nalar manusia."Apa-apaan ini?!""Dia ... dia menggambar jimat?!""Ya ampun!"Hanya dalam tiga detik, jimat itu selesai. Bradford membentak pelan, lalu menepuk jimat tersebut dan menghantamkannya masuk ke dalam tubuh ibu hamil itu!Begitu semuanya selesai, wajah Bradford langsung pucat. Keringat dingin membasahi dahinya."Anak muda, kamu nggak apa-apa?" Dokter kandungan itu melihatnya dengan wajah terkejut dan bertanya dengan nada khawatir."Aku nggak apa-apa."Bradford melambaikan tangan dan mengembuskan napas panjang.Demi menyelamatkan ibu

  • Penyesalan CEO Cantikku yang Dingin   Bab 317

    Bradford menoleh ke arah dokter kandungan itu dan berkata, "Anggap saja mencoba menyelamatkan nyawa di ujung tanduk. Setidaknya kita sudah berusaha, selebihnya serahkan pada takdir, bukan?"Sisa kata-kata sang dokter kandungan langsung tertelan kembali. Ungkapan "mencoba menyelamatkan nyawa di ujung tanduk" memang masuk akal. Karena ibu hamil itu sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, sekalipun peluangnya hanya satu banding sepuluh ribu, kenapa tidak dicoba saja?Saat ini Bradford sudah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga, tentu dia tidak akan membuang waktu lagi.Sambil berbicara dengan dokter kandungan tersebut, dia mengeluarkan kotak jarum perak yang selalu dia bawa di saku. Dalam sekejap, dia menarik beberapa jarum perak dan menusukkannya ke berbagai titik di tubuh ibu hamil itu dengan teknik yang sangat terampil."Teknik akupunkturnya sangat tinggi!"Begitulah adanya, begitu seorang ahli turun tangan, kualitasnya langsung terlihat.Dokter kandungan itu memang bukan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status