Share

Bab 309: Senyum yang Menegang

Author: Rizki Adinda
last update Huling Na-update: 2025-08-08 19:48:25

Baru saja Lukman memutar kenop pintu kamarnya, suara klik dari arah kiri membuatnya menoleh cepat.

Pintu kamar yang berdempetan dengan kamar Kirana terbuka hampir bersamaan, seolah ada alur tak terlihat yang menyeret waktu mereka bertemu di momen ini.

Seseorang melangkah keluar. Tubuh jangkung dengan setelan kasual yang tetap tampak mahal, rambut tersisir rapi, dan wajah yang tak asing.

Raka.

Udara di lorong hotel seketika terasa lebih berat, seperti kipas angin langit-langit tak lagi berputar. Raka menatap Lukman, sejenak matanya menyipit seakan mencoba memastikan identitas pria di depannya.

Lalu ia sedikit mengangguk, menyapa dengan suara netral tapi tetap sopan.

"Sudah lama tak bertemu, Pak Mandala."

Ada jeda sepersekian detik sebelum Lukman membalas. Ia memang mengenali Raka, meski sempat ragu apakah pria berpengaruh di dunia korporat itu benar-benar menginap di hotel bintang tiga biasa di kawasan Gejayan ini.

Hotel ini leb

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Ani
Kirana egois sekali ya kasian anak2nya klu orang tuanya egois...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 333: Tak Ingin Jauh

    Angin pagi berhembus lembut menyapu lapangan sekolah yang mulai dipenuhi suara tawa dan langkah riang anak-anak.Tanah merah sedikit lembab bekas hujan semalam menempel di sepatu-sepatu kecil yang berlarian, menyambut kegiatan menanam pohon dengan semangat khas anak usia dini.Di antara keramaian itu, Elina berdiri kaku. Tubuh mungilnya nyaris tak bergeming saat namanya dipanggil oleh guru.Mata bulatnya melirik sekilas ke arah Kirana, lalu cepat-cepat menunduk. Ada ragu yang tertinggal di sorot matanya, seperti daun yang enggan jatuh meski angin terus mendorongnya.Kirana, yang berdiri tak jauh, tampak memalingkan wajah. Suaranya tak keluar sepatah pun. Ia hanya menggamit tangan Aidan dan Bayu, lalu berbalik arah dengan langkah yang sengaja dipercepat, seolah hendak menjauh sebelum suara hatinya sempat berubah.Raka yang menyaksikan semuanya dari sisi lain, mengerutkan dahi. Matanya mengikuti gerakan Kirana yang semakin menjauh, membawa serta anak

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 332: Bukan Siapa-siapa

    Kirana buru-buru memalingkan wajah saat layar ponselnya menyala, menampilkan nama yang tak ingin ia lihat.Matanya hanya sempat menangkap sekilas—cukup untuk membuat dadanya terasa sesak.Nada dering terus berkumandang, menusuk heningnya ruangan seperti suara nyaring serangga malam di tengah sunyi.Raka akhirnya berbalik, mengangkat telepon itu tanpa terburu-buru. Pandangannya sempat melirik Kirana, datar, nyaris tanpa ekspresi, sebelum ia melangkah ke arah jendela.Cahaya lampu dari luar memantulkan siluet tubuhnya di kaca."Ada apa?" Suaranya tenang, tapi dingin.Dari ujung sambungan, suara Zelina terdengar mengeluh, menyembunyikan emosi di balik nada bercanda yang dipaksakan."Aku dengar TK-nya Ellie ngadain acara tanam pohon. Kamu ikut dia ke sana?""Iya." Jawaban Raka tak memberi ruang untuk kehangatan, seperti udara tipis di pagi berkabut.Zelina terdiam sejenak. Suaranya terdengar lebih pelan ketika melanjut

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 331: Hujan yang Tertahan

    Namun Kirana tidak tampak gelisah. Wajahnya tenang, matanya mengikuti gerak langkah anak-anaknya dari kejauhan.Ia percaya mereka cukup cerdas untuk tahu batas, cukup bijak untuk membaca situasi. Angin gunung yang sejuk berembus pelan, menyapu anak-anak rambutnya yang terurai.Senja mulai meredupkan warna-warna, membungkus tanah dan pepohonan dalam gradasi jingga kebiruan.Raka berjalan perlahan di belakang, menjaga jarak, seakan tak ingin mengganggu. Pandangannya tertuju pada Kirana dan Elina yang bergandengan tangan.Ada keteduhan yang meresap diam-diam di wajahnya, seperti kenangan lama yang datang menghampiri dalam bentuk yang lebih lembut.“Aidan! Bayu!” Elina memanggil dengan suara nyaring, penuh semangat.Kirana tersenyum kecil, senyuman yang tak diminta dan tak bisa ditahan. Wajah Elina begitu jernih, polos seperti pagi hari yang baru terbangun.Tiba-tiba, Elina menarik tangan Kirana dan berseru, “Lewat sini!

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 330: Dua Hari Jauhkan Diri

    Penolakan Kirana yang lembut namun mantap, ditambah dengan ketidaktertarikan Elina untuk berinteraksi, membuat perempuan itu kehilangan kendali.Wajahnya yang tadi tersenyum paksa kini berubah, seperti topeng yang retak.Ia bangkit dari kursi taman yang masih dingin bekas hujan subuh, gerakannya kasar dan terburu-buru.Suaranya kini meninggi, menusuk udara sejuk pagi itu.“Aku dekat sama Mbak Zelina,” ujarnya, nadanya menyimpan nada ancaman terselubung. “Dan sebentar lagi beliau jadi ibunya Ellie. Jadi, hubungan kami jelas lebih penting daripada… Ibu.”Kirana tersentak. Nama itu kembali menggaung, menghantam pikirannya seperti gemuruh tak diundang.Zelina... Jadi memang benar, perempuan ini bukan sekadar kenalan.Di sisi kakinya, Elina masih memeluk erat, tubuh mungilnya gemetar seperti daun tipis yang digelitik angin dingin.Kirana menunduk, melihat wajah kecil itu yang kini mulai pucat,

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 329: Jangan Bermimpi

    Kirana tersenyum lembut, rona wajahnya hangat seperti cahaya matahari senja yang menembus sela dedaunan.“Boleh, tapi jangan lari terlalu jauh, ya,” pesannya sambil membelai kepala Elina. “Nanti malah tersesat.”Ketiga anak itu serempak mengangguk penuh semangat, mata mereka berbinar seperti sepasang bintang kecil yang baru saja mendapatkan izin menjelajahi galaksi baru.Tawa ringan mereka segera membelah udara sore yang segar, berpadu dengan desir angin dan nyanyian burung yang masih bertengger di ranting-ranting.Awalnya Kirana berniat ikut mencari bersama Elina. Tapi rupanya, si gadis kecil lebih tertarik bergabung dengan dua anak laki-laki yang tadi mengusulkan bermain petak umpet.Ada semacam keajaiban dalam tatapan Elina, seolah untuk pertama kalinya ia merasa dilibatkan sepenuhnya dalam sebuah dunia yang biasanya hanya ia saksikan dari pinggir.Sejak tadi, Elina terus menempel pada Kirana, namun kali ini, ia se

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 328: Sehangat dan Semanis Ellie

    Begitu Kirana mengulurkan tangan, Elina langsung menyambutnya dengan mantap. Senyum cerah merekah di wajah mungilnya, seperti bunga liar yang mekar saat matahari menyentuh pagi.Sorot matanya yang tadinya dipenuhi rasa gelisah kini berubah menjadi damai, seolah ia baru saja menemukan tempat ternyaman di dunia.Tak ada lagi kecanggungan, tak ada lagi jarak. Di genggaman tangan itu, Elina seolah menemukan kehangatan seorang ibu yang selama ini hanya bisa ia bayangkan.Raka mengikuti dari belakang, langkahnya pelan tapi tidak tenang. Pandangannya tak lepas dari tangan Kirana yang menggenggam tangan anaknya.Ada perasaan aneh mengaduk dalam dadanya, sesuatu yang samar, campuran antara haru, cemas, dan sesal.Di antara keremangan cahaya restoran yang hangat, wajahnya terlihat suram. Tapi ia tak berkata apa-apa.Ketika mereka sampai di antrean makanan, Kirana tampak kikuk. Ia mencoba menyeimbangkan empat piring di kedua tangan.Matanya meli

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status