Share

Bab 367: Aku yang Jaga

Penulis: Rizki Adinda
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-18 12:17:38

Bukankah aku sudah cukup jelas mengatakan padanya untuk menjaga jarak? Tapi kenapa, justru saat aku seperti ini, dia datang...

Di tengah kamar yang lampunya redup kekuningan dan aroma eucalyptus samar tercium dari diffuser di pojok ruangan, Kirana bersandar lemah di kepala ranjang.

Keringat dingin menempel di pelipis, helai-helai rambut menempel di dahinya yang basah. Tubuhnya terasa berat, sementara selimut tipis yang menyelimutinya seakan tak mampu menghalau rasa dingin yang menyusup dari balik kulit.

Kirana menggenggam ujung selimut lebih erat. Kepalanya berdenyut, matanya panas. Namun, bukan hanya demam yang membuat pikirannya keruh.

Lebih dari itu, detak jantungnya mulai tak beraturan begitu suara langkah mendekat terdengar dari arah pintu.

Dan saat sosok itu akhirnya muncul—tinggi, tegap, dengan wajah yang selalu terlalu tenang untuk situasi sesulit apapun—Kirana langsung tahu, hatinya akan kacau.

Raka.

Tatapan pria

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 395: Nggak Mau Mama Baru!

    Kirana memandangi wajah dua putranya yang memohon penuh harap. Mata mereka berbinar seperti bulan sabit yang menyembul malu-malu di langit senja.Ia melirik jam dinding yang berdetak pelan di atas rak buku. Masih pukul dua belas lewat lima belas. Raka pasti masih tenggelam dalam rapat atau dokumen di kantornya yang terletak di tengah hiruk pikuk Bandung.Pikiran itu melintas cepat, namun cukup kuat untuk mengikis sedikit ketegangan di dadanya.Mungkin ini kali terakhir Ellie bisa bermain bersama Aidan dan Bayu, pikirnya.Ia menarik napas panjang, mengembuskannya perlahan seolah mengeluarkan beban yang bersarang di dadanya.Senyum lembut akhirnya mengembang di wajahnya.“Baiklah. Kamu boleh main sebentar lagi,” ucapnya, suaranya hangat seperti selimut di pagi hujan. Tangan kirinya terulur, mengusap rambut Elina yang halus seperti kapas.“Ayo, main sama Aidan dan Bayu. Nanti Ibu antar pulang, ya?”

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 394: Jangan Usir Aku

    “Ellie tadi nangis ya? Karena khawatir sama aku?” tanya Bayu lagi, suaranya penuh rasa ingin tahu.Pertanyaan itu membuat Kirana spontan menoleh, begitu pula Aidan. Sejak tadi, Kirana memang sudah menyadari mata Elina sembab, pipinya masih menyisakan bekas aliran air mata.Namun, ia memilih diam. Ada niat yang ia pelihara di dalam hati, sebuah tekad untuk menjauh dari gadis kecil itu, memutus keterikatan, bersikap dingin.Tapi pemandangan Elina yang berusaha menahan tangis demi Bayu membuat tekadnya goyah, seperti pasir yang terguyur hujan.Elina merasa semua mata menancap padanya. Ia mengangkat wajah dengan senyum malu-malu, meski matanya masih berair.Ada rasa hangat yang menjalari dadanya, perasaan bahwa Kirana dan kedua bocah itu sungguh peduli padanya.Rasanya seperti pulang ke masa lalu, saat rumah Kirana masih menjadi tempat di mana ia tertawa tanpa rasa takut.Ia hanya mengangguk kecil, mengakui bahwa ia menangis k

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 393: B-Bayu…

    Rini sempat menyesal atas kalimatnya yang terburu-buru. Kalau terjadi sesuatu di jalan, siapa yang bertanggung jawab kalau bukan dia?Tapi tatapan mata Elina, bulat, basah, dan penuh harap itu, membuat hatinya luluh. Ia menyerah. “Baiklah, Ibu antar kamu,” ujarnya, meski ada rasa berat.Mereka berangkat. Udara siang makin gerah, sinar matahari menimpa trotoar yang berdebu. Alamat Kirana tertera jelas di formulir pendaftaran TK, namun ini pertama kalinya Rini menginjakkan kaki ke sana.Jalanan terasa asing, dan beberapa kali ia hampir salah belok. “Lewat sini, Bu,” kata Elina pelan, menunjuk tikungan sempit di antara rumah-rumah tua. Rini tertegun.Rupanya, gadis kecil ini sudah sering ke sana, seolah hafal setiap sudut jalan.Saat mereka tiba, matahari sudah hampir tepat di atas kepala. Rumah Kirana berdiri anggun dengan pagar besi berwarna hitam, diapit pot-pot tanaman yang mulai merunduk kehausan.Rini menuntun Elin

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 392: Jangan Ayah!

    Begitu pintu kelas terbuka, Rini disambut oleh aroma kapur tulis yang samar bercampur bau kertas dan cat kayu yang menua.Ruangan itu penuh warna, dengan gambar-gambar kupu-kupu dan bintang kertas yang menggantung di dinding.Namun suasana riang yang biasanya mengisi kelas TK di Bandung itu mendadak terasa suram ketika suara isak tangis Elina menyusup ke telinganya, tipis tapi menusuk.Langkah Rini terhenti, matanya langsung menemukan sosok kecil di sudut ruangan. Elina duduk dengan bahu berguncang, wajahnya terbenam di kedua telapak tangan, pipinya basah dan memerah oleh jejak air mata.“Ada apa, Ellie?” suara Rini lembut, penuh kehangatan. Ia berjongkok hingga sejajar dengan mata Elina, mencoba menangkap pandangan gadis kecil itu.Namun Elina hanya menangis lebih keras, suaranya terputus-putus.Di sisi lain, seorang anak laki-laki berkulit cerah berdiri dengan wajah penuh rasa bersalah. Yoel menggigiti bibirnya sebelum akhirnya

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 391: Kalau Mereka Ada...

    Sejak matahari belum tinggi, Zayyan sudah menunggu di kantor, menempati kursi di lobi dengan gelisah.Ketika pintu lift terbuka dan Raka melangkah keluar, langkahnya seolah membawa hawa dingin. Zayyan segera berdiri dan menyapanya, “Saya ada kabar, Pak Pradana.”Tatapan Raka menajam, sorot matanya berubah kelam. “Kamu sudah temukan sopirnya?”“Belum, tapi kami menemukan mobilnya,” jawab Zayyan, suaranya rendah namun tergesa. “Kami cek rekaman CCTV di beberapa persimpangan. Dari sana, kami berhasil melacak rute mobil itu setelah keluar dari parkiran. Mobilnya dibawa ke pinggiran kota, dan tim saya menemukannya di sebuah tempat rongsokan.”Udara di ruang kerja Raka terasa berat ketika pintu ditutup rapat. Zayyan berdiri di depan meja kerja yang dipenuhi tumpukan berkas, melanjutkan laporannya, “Plat nomor mobil hitam itu palsu. Tidak ada catatan kepemilikan. Mobil itu seharusnya sudah dibuang, tapi pelak

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 390: Lupakan Mimpi Itu

    Hati Sekar tercekat, seperti ada batu besar menekan dadanya, saat melihat ketegasan di wajah putranya.Raka duduk dengan punggung tegak, rahangnya mengeras, dan sorot matanya tak bergeming. Sekar terlalu mengenalnya.Justru ketika wajah Raka tampak tenang seperti ini, itulah tanda bahwa tekadnya sudah sekuat baja, tak bisa digoyahkan.Ia menelan ludah, berusaha meredam gejolak di dada. Bukankah ini bukan pertama kalinya Raka memperingatkannya agar tidak ikut campur urusan Kirana?Tapi kenapa, kenapa Kirana begitu istimewa di mata anaknya? Apa hebatnya perempuan itu sampai Raka berani menentang aku demi dia?!Sekar menarik napas panjang, mencoba menjaga nada suaranya agar tidak pecah.Dengan gigi terkatup, ia berkata tajam, “Kalau begitu, kamu anggap Zelina itu apa? Zelina sudah menunggumu bertahun-tahun, Raka. Sekarang kamu mau buang dia begitu saja? Apa kurangnya dia? Kamu pikir Kirana lebih baik dari Zelina? Sudah lupa bagai

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status