Share

Bab 387: Bayangan di Balik Luka

Penulis: Rizki Adinda
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-22 06:26:46

“Raka, bukankah kamu masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan? Lebih baik kamu selesaikan dulu. Aku akan menemani Bu Pradana sebentar,” ucap Zelina dengan suara pelan, seperti berusaha menurunkan nada tegang yang sejak tadi menggantung di udara kamar rawat.

Raka hanya menghela napas panjang. Sorot matanya terlihat malas menanggapi, seakan kata-kata ibunya hanya menambah beban di kepalanya.

Tanpa menjawab, ia berbalik, bahunya tegang, lalu menutup pintu dengan gerakan yang sedikit terlalu keras.

Sekar mengikuti gerakan itu dengan tatapan sendu, menahan napas sejenak, seakan ingin memanggilnya kembali tapi lidahnya kaku oleh rasa bersalah.

“Zelina, maafkan Ibu. Kenapa kamu tidak cerita lebih awal?” suara Sekar terdengar melembut, namun ada rasa penyesalan yang menggantung di baliknya.

Zelina mengulas senyum tipis, senyum yang terasa dipaksakan, seperti perban yang rapuh menutupi luka lama.

“Tidak ada yang perlu

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ramanda
kpn sih thor zelina ketahuan buruknya... sebel banget sm zelina
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
sumpah demi apa itu perawan tua kalau mau gila ya gila saja knpa mesti nyusahin hidup orang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 390: Lupakan Mimpi Itu

    Hati Sekar tercekat, seperti ada batu besar menekan dadanya, saat melihat ketegasan di wajah putranya.Raka duduk dengan punggung tegak, rahangnya mengeras, dan sorot matanya tak bergeming. Sekar terlalu mengenalnya.Justru ketika wajah Raka tampak tenang seperti ini, itulah tanda bahwa tekadnya sudah sekuat baja, tak bisa digoyahkan.Ia menelan ludah, berusaha meredam gejolak di dada. Bukankah ini bukan pertama kalinya Raka memperingatkannya agar tidak ikut campur urusan Kirana?Tapi kenapa, kenapa Kirana begitu istimewa di mata anaknya? Apa hebatnya perempuan itu sampai Raka berani menentang aku demi dia?!Sekar menarik napas panjang, mencoba menjaga nada suaranya agar tidak pecah.Dengan gigi terkatup, ia berkata tajam, “Kalau begitu, kamu anggap Zelina itu apa? Zelina sudah menunggumu bertahun-tahun, Raka. Sekarang kamu mau buang dia begitu saja? Apa kurangnya dia? Kamu pikir Kirana lebih baik dari Zelina? Sudah lupa bagai

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 389: Jangan Ganggu Hidupku

    Namun, ia sama sekali tak menduga kalimat menusuk itu akan terlontar dari bibir Kirana.“Tidak semua orang tertarik pada putra Anda. Aku jelas tidak.”Ucapan itu seolah menampar wajah Raka, bergaung di kepalanya seperti gema yang terus menolak padam.Satu kalimat yang mampu meruntuhkan segala kenangan. Enam tahun lalu, ia pernah menjadi segala sesuatu bagi Kirana.Kini, perempuan itu melontarkan kata-kata sedingin itu, tanpa ragu, seakan tak ada lagi kisah yang pernah mereka bagi.Raka menelan ludah, rahangnya mengeras. “Apa maksud ucapanmu barusan?”Kirana menoleh sedikit, pandangannya sekilas ke arah Sekar yang duduk dengan anggun di kursi seberang.Sebuah senyum hambar muncul di wajahnya, lebih seperti guratan lelah daripada kelembutan. “Aku tidak tahu apa yang kamu dengar, tapi aku jujur. Kamu pasti paham maksudku. Jadi, mari jangan saling mengganggu hidup masing-masing.”Ia mengangguk so

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 388: Ingat Ucapanmu

    Bayu menyantap sarapan dengan nafsu yang baru saja kembali. Roti cokelat hangat di piringnya habis dalam sekejap, meninggalkan remah di ujung bibir yang ia hapus dengan punggung tangan.Kirana, yang memperhatikannya dari seberang meja, merasa dadanya melonggar, seolah ada beban yang perlahan terangkat.Senyum tipis terlukis di wajahnya, meski matanya tetap menyimpan bayangan lelah.Di ruang makan kecil itu, aroma roti panggang bercampur dengan wangi susu hangat. Lisa sedang sibuk membantu adik bungsu Bayu, menyeka tumpahan selai di ujung meja.Hiruk pikuk kecil itu memberi Kirana sedikit rasa damai, sampai suara bel rumah mendadak memecah suasana.Bel itu terdengar tajam, seperti ketukan pintu tak sabar yang menyimpan pesan tak menyenangkan.Kirana menoleh sekilas pada anak-anak yang masih asyik, lalu berdiri. Langkahnya cepat tapi ragu. Ketika pintu dibuka, wajahnya langsung mengeras.Jantungnya terasa jatuh ke perut, seakan sesuatu

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 387: Bayangan di Balik Luka

    “Raka, bukankah kamu masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan? Lebih baik kamu selesaikan dulu. Aku akan menemani Bu Pradana sebentar,” ucap Zelina dengan suara pelan, seperti berusaha menurunkan nada tegang yang sejak tadi menggantung di udara kamar rawat.Raka hanya menghela napas panjang. Sorot matanya terlihat malas menanggapi, seakan kata-kata ibunya hanya menambah beban di kepalanya.Tanpa menjawab, ia berbalik, bahunya tegang, lalu menutup pintu dengan gerakan yang sedikit terlalu keras.Sekar mengikuti gerakan itu dengan tatapan sendu, menahan napas sejenak, seakan ingin memanggilnya kembali tapi lidahnya kaku oleh rasa bersalah.“Zelina, maafkan Ibu. Kenapa kamu tidak cerita lebih awal?” suara Sekar terdengar melembut, namun ada rasa penyesalan yang menggantung di baliknya.Zelina mengulas senyum tipis, senyum yang terasa dipaksakan, seperti perban yang rapuh menutupi luka lama.“Tidak ada yang perlu

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 386: Di Antara Luka dan Rahasia

    Raka yang sedang duduk di kursi sudut ruang rawat, terpaku pada lantai berubin putih yang terasa dingin, mendadak menoleh ketika pintu berderit pelan.Bayangan seseorang jatuh di ambang pintu, dan sejenak napasnya terasa berat. Setelah melihat Kirana pergi bersama anak-anak, ia sempat berjalan mondar-mandir ke bagian ortopedi untuk mencarinya, hanya untuk kembali dengan hati yang masih mengganjal.“Raka, kamu sudah kembali,” suara Zelina terdengar lembut namun lelah, seperti benang tipis yang mudah putus.Raka hanya mengangguk, tatapannya tenang tapi dingin. “Kamu ke mana?” tanyanya datar, meski matanya menyimpan selarik resah.“Aku ke bagian anak, kukira kamu ada di sana,” jawab Zelina sambil tersenyum canggung, seakan mencoba menenangkan jarak yang perlahan terbentuk di antara mereka.“Aku sempat menanyakan kondisi anaknya Bu Alesha, barangkali aku bisa membantu.”Raka menatapnya lama, sorot

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 385: Retak yang Tersembunyi

    “Ada apa sebenarnya?” tanya Kirana, suaranya datar namun matanya memantul dingin, seperti kaca jernih yang tak memberi ruang bagi siapa pun untuk menebak isi hatinya.Zelina hanya tersenyum tipis, senyum yang terasa terlalu rapi untuk disebut tulus. “Aku cuma khawatir dengan kondisi Bayu,” ucapnya, menekankan nada pada kata khawatir seolah ingin menegaskan niat baiknya.“Kenapa sih kamu selalu bersikap seolah aku ini akan menyakiti anak-anak?”Kirana menahan tawa sinis yang nyaris lolos. Ingatan tentang masa lalu, ketika Zelina dengan satu intrik membuat Aidan dan Bayu dikeluarkan dari sekolah, menyengat seperti jarum di dada.“Kamu sendiri yang tahu jawabannya,” balasnya pelan namun tegas.Sejenak, wajah Zelina merona kelabu. Ada lirikan sedih di matanya, tapi Kirana menangkap bahwa kesedihan itu lebih menyerupai riasan, bukan perasaan.“Aku sungguh ingin tahu kabar Bayu. Lagipula, denga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status