Share

Bab 56: Genggam yang Merampas

Author: Rizki Adinda
last update Last Updated: 2025-06-11 15:34:41

Nada suara dan tatapan tajam itu—Kirana mengenalnya dengan baik. Ia mengingatnya, seperti gurat bekas luka yang tak pernah benar-benar sembuh.

Suatu bentuk penghukuman diam-diam yang dulu kerap ia terima dari kepala pelayan di rumah keluarga pasien.

Sinis, penuh kecurigaan, dan selalu mengandung penilaian sebelum pertanyaan.

Namun kali ini berbeda. Yang berbicara bukan pelayan, melainkan bagian dari keluarga pasien. Itu membuat Kirana menarik napas pelan, menelan sedikit kekesalan yang sempat naik ke permukaan.

Ia memilih diam, menyembunyikan ketidaksenangan di balik wajah profesional yang telah lama ia latih.

Untungnya, seorang pria muda dengan sikap tenang dan senyum ramah segera mengambil alih suasana yang mulai tegang.

"Maafkan kami, ya," ucapnya, lembut tapi jelas. Sorot matanya jujur, sedikit letih.

“Kondisi Kakek belakangan ini memang memburuk. Kami sudah coba segala cara—dokter dari dalam negeri, bahkan yang

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 58: Tatapan yang Membekukan

    “Maaf, kalian ini… saling kenal, ya?” tanya Senja pelan, matanya bergantian menatap Kirana dan Raka, seolah mencoba menafsirkan sesuatu yang tersembunyi di antara keduanya.Kirana langsung menggeleng cepat, hampir terlalu cepat, seperti ingin menepis kemungkinan itu sebelum sempat tumbuh di benak siapa pun.“Tidak! Mana mungkin saya kenal dengan seseorang sekelas Tuan Pradana?”Nada suaranya terdengar sedikit tinggi, dan meskipun bibirnya membentuk senyum kecil yang dipaksakan, sorot matanya berkabut, menyimpan sesuatu yang tak ingin dibuka.Tanpa menunggu reaksi lebih lanjut, Kirana segera mengalihkan pandangannya ke Bara. “Saya ke sini untuk memeriksa kondisi Pak Baskoro Tua, Pak Bara. Kalau Bapak tidak keberatan, bolehkah saya mulai memeriksanya?”Ia berdiri tegak, berusaha menenangkan riak di dadanya. Sementara itu, Raka hanya memandangi Kirana dengan tatapan datar—bukan marah, bukan pula terkeju

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 57: Kredensial yang Dipertaruhkan

    Raka menatap dokumen di tangannya sekilas, lalu menggeser pandangannya ke arah Kirana. Kilatan dingin memancar dari matanya, menyusul nada suaranya yang terdengar datar namun mengandung ironi samar, nyaris seperti pisau tipis yang diselipkan di balik senyum sopan.“Sekarang ini,” ujarnya sembari membalik halaman dengan gerakan lambat, “banyak orang yang memalsukan kredensial demi tampak mumpuni. Apalagi dengan kondisi Pak Baskoro Tua yang sudah sangat kritis, kalian harus ekstra hati-hati. Jangan sampai tertipu oleh tampilan luar.”Suara kertas yang terlipat pelan terdengar kontras di ruangan itu, membelah keheningan yang mulai menegang.Setiap lembar ia buka dengan ritme lambat, nyaris seperti sedang menimbang satu per satu fragmen hidup yang tertulis di situ.Tangannya bergerak tenang, tetapi matanya—tajam dan teliti—melahap setiap baris informasi.Kirana berdiri tak jauh, tubuhnya kaku seperti batang pohon mud

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 56: Genggam yang Merampas

    Nada suara dan tatapan tajam itu—Kirana mengenalnya dengan baik. Ia mengingatnya, seperti gurat bekas luka yang tak pernah benar-benar sembuh.Suatu bentuk penghukuman diam-diam yang dulu kerap ia terima dari kepala pelayan di rumah keluarga pasien.Sinis, penuh kecurigaan, dan selalu mengandung penilaian sebelum pertanyaan.Namun kali ini berbeda. Yang berbicara bukan pelayan, melainkan bagian dari keluarga pasien. Itu membuat Kirana menarik napas pelan, menelan sedikit kekesalan yang sempat naik ke permukaan.Ia memilih diam, menyembunyikan ketidaksenangan di balik wajah profesional yang telah lama ia latih.Untungnya, seorang pria muda dengan sikap tenang dan senyum ramah segera mengambil alih suasana yang mulai tegang."Maafkan kami, ya," ucapnya, lembut tapi jelas. Sorot matanya jujur, sedikit letih.“Kondisi Kakek belakangan ini memang memburuk. Kami sudah coba segala cara—dokter dari dalam negeri, bahkan yang

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 55: Pertemuan Tanpa Janji

    Jantung Kirana seperti dihantam gelombang petir tanpa aba-aba. Dentumnya menggema sampai ke ujung jemari, menggetarkan tulang rusuk, saat tatapan mereka bersinggungan dalam kesunyian ruang tamu yang terlalu lapang itu.Udara mendadak terasa lebih berat. Aroma bunga sedap malam di pojok ruangan, yang tadinya samar, kini menusuk, menguatkan sensasi malam itu—malam yang sudah lama ia kubur dalam-dalam di tumpukan ingatan.Namun kini, kenangan itu menyeruak begitu liar. Cahaya lampu gantung kristal yang menggantung di atas kepalanya terasa terlalu terang, membakar sisi wajahnya yang mulai memanas.Ia menunduk cepat, seolah pandangan itu bisa melucuti dirinya hingga telanjang perasaan. Jemarinya mencengkeram rok di pangkuan, menahan getar yang mulai menjalar.Di balik bulu matanya yang menunduk, matanya berusaha mengabaikan bayang pria itu—bayang yang terlalu akrab dan menyakitkan untuk ditatap kembali.Kirana menarik napas panjang, mencoba

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 54: Jejak Tak Terhapus

    Kondisi Arga memang tidak sederhana. Begitu rumitnya hingga beberapa dokter spesialis ternama di Bandung pun sempat kebingungan, saling bertukar pendapat namun tetap tak bisa menyusun satu kesimpulan yang pasti.Ada semacam kabut tebal yang menutupi jalan menuju diagnosis yang utuh.Wiratama—dokter senior yang dikenal luas di kalangan medis—perlu waktu berjam-jam hanya untuk mengurai lapisan demi lapisan hasil pemeriksaan, menjelaskan dengan hati-hati setiap kemungkinan kepada keluarga.Bahkan suaranya sempat menurun ketika membahas prognosis—seakan memilih kata-kata pun harus dengan ketelitian seorang perajin perhiasan.Menjelang senja, sekitar pukul enam sore, Kirana baru saja menyelesaikan giliran terakhirnya di klinik.Dengan langkah cepat namun tetap anggun, ia menuju kawasan elit Menteng, tempat kediaman keluarga Baskoro berada.Jalanan mulai sepi, lampu-lampu jalan menyala redup, menciptakan bayangan panjang di troto

  • Penyesalan CEO: Mantan Istri Melahirkan Pewaris Rahasia   Bab 53: Janji Keluarga Baskoro

    Wiratama mengangguk pelan, sorot matanya menatap Kirana dengan penuh pertimbangan sebelum akhirnya berkata, suaranya nyaris seperti bisikan, “Sebenarnya, semua ini aku dengar dari kamu juga, dulu. Tapi... kamu pernah dengar soal keluarga Baskoro?”Kirana diam sejenak. Alisnya perlahan bertaut, mencoba menangkap makna di balik nama yang begitu familiar di telinganya, tapi entah kenapa seakan mengambang dalam kabut ingatan.“Baskoro...” gumamnya, setengah berpikir. Nama itu membawa bayangan samar, seperti fragmen cerita masa lalu yang belum utuh.Wiratama melanjutkan dengan nada lebih pelan namun mantap, seolah sedang membuka kembali bab yang sudah lama tertutup.“Dulu, mereka itu raja obat-obatan di Bandung. Nama keluarga Baskoro selalu disebut dengan penuh hormat—terutama Pak Baskoro yang tua. Figur kuat. Karismatik. Tapi belakangan, kabarnya dia jatuh sakit. Parah. Mereka udah keliling ke dokter-dokter top, dari Bandun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status