Happy Reading.
"Kak ...." Zayla menghampiri kakaknya yang masih berdiri diambang pintu. "Mama sama papa--""Tutup mulutmu! Jangan pernah menyebutkan nama mereka di hadapanku," potong Arion dengan cepat. Kemarahan semakin membuncah, tatkala melihat sosok adik angkatnya di sana.Zayla terhenyak saat pertama kali mendengar suara kakaknya meninggi. Baru kali ini Arion membentak Zayla. Dari dulu dia memperlakukan Zayla layaknya seorang putri. Ia sangat menyayangi Zayla seperti adik kandungnya sendiri. Namun, sekarang rasa sayang itu berubah menjadi rasa benci yang teramat dalam."Kak--" Suara Zayla tercekat di tenggorokan. Kedua matanya berkaca-kaca. Entah kenapa kakak yang begitu menyayanginya kini berubah menjadi garang.Tanpa menunggu lama lagi, Arion masuk ke dalam rumah. Meninggal Zayla seorang diri di sana. bahkan pada pelayat pun telah pergi dari kediaman Wesley. Hingga suara klakson membuyarkan lamunan Zayla."Maaf Nona. Anda belum membayar ongkos taksinya," ucap sopir taksi dari dalam mobil."Tunggu sebentar Pak," Zayla memasuki rumah berlari ke dalam kamar yang terletak di lantai dua. Ia mengambil lembaran uang di dalam dompet yang tergeletak di atas nakas. Kebetulan waktu perjalanan ke mall tadi, Zayla tidak membawa dompet, karena berencana akan menghabiskan uang papanya. Namun, yang ada justru kedua orang tuanya meninggal.Zayla kembali ke luar rumah untuk memberikan ongkos taksi tersebut. Namun Zayla justru memasuki taksi itu lagi untuk pergi ke makam keluarga Wesley. Ia yakin bahwa kedua orang tuanya telah dikebumikan di sana. Tega sekali sang kakak melakukan semua itu tanpa kehadiran dirinya. Padahal Zayla ingin melihat wajah kedua orang tuanya untuk yang terakhir kalinya.Zayla menangis tersedu-sedu di atas makam kedua orang tuanya yang berdampingan. "Ma, Pa. Kenapa kalian ninggalin aku. Lantas pada siapa aku akan mengadukan keluh kesahku nanti." Isak Zayla di sela-sela tangisnya. "Maafin aku, Ma, Pa. Gara-gara aku, kalian pergi dari dunia ini." Lanjut Zayla dengan tangan yang meremas dadanya.Rasanya sangat sesak. Zayla merasa dunianya seakan gelap atas kepergian kedua orang tuanya. Bahkan sampai saat ini ia belum juga mengetahui fakta bahwa dirinya cuma anak angkat.Langit tiba-tiba gelap dan menurunkan air hujan saat itu juga. Seolah alam ikut merasakan kesedihan Zayla. Suara guntur terdengar begitu menggelegar di atas sana. Namun gadis cantik itu seolah tak takut dengan cuaca saat ini.Tubuh Zayla menggigil, tatkala merasakan dingin yang sangat luar biasa akibat guyuran air hujan. Bibirnya pun membiru. Akan tetapi, Zayla masih betah memeluk batu nisan kedua orang tuanya. Hingga ada sebuah tangan kekar yang mengangkat tubuhnya. "Kak Ion ...." Lirih Zayla saat melihat wajah seseorang yang menggendongnya. Ternyata Arion lah orangnya. Ion adalah panggilan kesayangan dari Zayla untuk kakaknya tersebut."Merepotkan!" Gerutu Arion sangat kesal. Bukan karena khawatir dengan keadaan Zayla, melainkan tidak ada yang akan menyiapkan makan malam di rumah. Karena mulai saat ini para pelayanan di kediaman Wesley telah Arion pecat, dan akan digantikan oleh Zayla.Setibanya di rumah, Arion dengan teganya langsung menyuruh Zayla memasak makan malam untuknya. Tanpa memperdulikan keadaan Zayla yang kedinginan. Bahkan gadis cantik itu masih menggunakan pakaian pasien karena belum berganti baju selepas pulang dari rumah sakit."Cepat siapkan makan malam untukku!" Titah Arion bersuara dingin. Jangan lupakan tatapannya yang sangat tajam."Tapi Kak--" Zayla tak melanjutkan ucapannya lagi saat mendapatkan tatapan mematikan dari kakaknya.----------------Zayla yang memang mahir dalam memasak tentu saja tak merasakan kesulitan sama sekali untuk menyiapkan makan malam tersebut. Walaupun badannya terasa lemas karena kondisinya belum benar-benar pulih, ditambah dengan kehujanan tadi. Ia tetap menjalankan tugasnya. Zayla tidak tahu kenapa kakaknya berubah menjadi dingin dan sedikit jahat terhadapnya.Zayla berusaha untuk tetap berpikir positif. Mungkin karena kehilangan kedua orang tua yang mereka sayangi, membuat Arion kehilangan semangat hidup. Hingga melampiaskan rasa sedihnya dengan bersikap buruk terhadapnya.Besok juga pasti Arion akan kembali seperti semula. Penyayang, perhatian, dan protektif terhadapnya. Begitulah pikir Zayla. Ia tersenyum senang begitu selesai menghidangkan makanan di atas meja makan. Dengan cepat gadis cantik itu memanggil sang kakak yang duduk di ruang tengah sambil memainkan ponselnya."Kak, makan malam sudah siap," ucap Zayla tersenyum manis.Arion pergi begitu saja tanpa membalas ucapan Zayla. Wajah Zayla ditekuk karena merasa sedih dengan sikap Arion terhadapnya. Ia pun mengekori sang kakak dari belakang. Namun lagi-lagi tindakannya ditentang keras oleh Arion saat ia menarik kursi di sebelah kakaknya."Siapa yang menyuruhmu duduk di sana! Mulai sekarang, jangan pernah makan di meja yang sama denganku! Satu lagi, perkerjaan rumah semuanya kamu yang urus," titah Arion begitu dingin.Zayla hanya bisa menundukkan kepala karena takut akan tatapan itu. "Tapi kenapa Kak? Bukankah ada para pelayanan di rumah ini?" Zayla berkata lirih tanpa mau menatap Arion."Itu dulu. Saat mama dan papa masih ada. Sekarang mereka telah tiada. Jadi, saatnya kamu membalas kebaikan mereka dengan mengurus pekerjaan rumah yang telah dibangun oleh papa dari hasil jerih payahnya. Paham!" Tegas Arion tak terbantah.Jika di pikir-pikir memang ada benarnya juga ucapan Arion. Kedua orang tuanya sangat berjasa terhadap Zayla. Ia memang harus membalas kebaikannya. Ya, walaupun Zayla masih berpikir bahwa dirinya adalah keturunan asli dari Wesley."Baik Kak," jawab Zayla begitu semangat. Entah karena dia yang polos atau memang bod*h, bisa-bisanya berpikir positif disaat Arion memperlakukannya layaknya seorang pembantu.Arion tersenyum sinis saat mendengar jawab Zayla. "Gadis bod*h!" Batin Arion mencela adiknya sendiri. Ia memang tahu bahwa adiknya itu sangat polos. Jadi ia memanfaatkan kepolosannya itu untuk dibod*hi.Zayla duduk di ruang dapur sambil menunggu kakaknya selesai makan. Bahkan perutnya sendiri pun berbunyi karena lapar. Ia hanya makan tadi pagi saat akan pergi bersama kedua orang tuanya. Namun ia harus sabar menunggu sampai kakaknya selesai dan ia akan gantian makan di sana. Zayla sangat senang bisa melihat kakaknya makan begitu lahap.Selepas kepergian Arion dari meja makan, Zayla membereskan sisa makanan di atas, dan membawanya ke dapur. Lalu ia pun menyantap sarapannya dengan sangat lahap. Ia tak perduli memakan sisa kakaknya. Menurutnya itu adalah hal wajar yang dilakukan oleh seorang kakak beradik. Bahkan dulu Arion juga sering memakan sisa sarapannya di meja makan saat Zayla kekenyangan. Sekarang giliran Zayla yang melakukannya.Memang benar adanya, bahwa polos dan bod*h itu beda tipis. Sama seperti Zayla saat ini. Jadi jangan sampai kita terkecoh dengan titah orang lain, sebab orang terdekat pun masih bisa memanfaatkan kebaikan saudaranya sendiri.Happy Reading.Pagi harinya ...Arion membangunkan Zayla dengan sangat kasar. Ia begitu marah karena di meja makan belum ada sarapan sama sekali. Sedangkan hari ini Arion ada meeting penting dengan klien dari London. Untuk membahas tentang proyek pembangunan pusat perbelanjaan di kota tersebut. Benar-benar membuat mood Arion hancur."Cepat bangun!" Sentak Arion menarik tangan Zayla sampai jatuh dari atas ranjang. Ia sama sekali tak mempunyai hati nurani."Aw!" Zayla meringis, tatkala merasakan sakit di bagian pinggulnya. "Ada apa Kak? Kenapa sampai membangunkan ku seperti ini," suara Zayla terdengar serak sehabis bangun tidur. Apalagi semalam ia tidak bisa memejamkan mata karena terus kepikiran dengan mama dan papanya. Hingga dini hari ia baru bisa terlelap."Kenapa di meja makan belum ada sarapan yang tersaji? Apa kau mau bermalas-malasan, huh! Enak saja, sudah numpang di rumah ini masih mau bersantai," geram Arion dengan suara tinggi."Maaf Kak. Kalo gitu aku mau masak sekarang ya.
Happy Reading.Arion memasuki rumah dengan perasaan kesal. Ia mencari Zayla ke kamarnya. "Zayla! Zayla!" Teriak Arion menggedor pintu kamar sang adik dengan keras. Kebetulan pintu kamar Zayla dikunci karena gadis itu sedang mandi."Ada apa Kak?" ucap Zayla terburu-buru keluar dari dalam kamar mandi. Bahkan dia belum menyisir rambutnya yang basah sehabis keramas. Beruntungnya Zayla sudah menggunakan pakaian lengkap. Jadi ia siap kapan saja jika Arion memberikan tugas tambahan."Siapa yang menyuruhmu mengganti gorden di ruang tengah, huh!" Arion sangat marah begitu memasuki rumah, tiba-tiba gorden warna kesukaan mamanya telah diganti tanpa izin oleh Zayla. Padahal selama ini ia sudah melarang siapa pun untuk tidak mengganti gorden itu kalau bukan mamanya sendiri yang memintanya untuk agar diganti. "Gordennya aku cuci, Kak. Karena sudah kotor dan berdebu. Aku cuma menggantinya untuk sementara waktu. Setelah gorden itu kering, aku akan langsung memasangnya lagi," tutur Zayla panjang leba
Happy Reading."Zayla! Bangun!" Arion mengguncang tubuh Zayla, berharap gadis cantik itu terbangun.Keringat dingin membasahi wajah cantik Zayla. Ia terlihat gelisah dan terus memanggil nama mama dan papanya. Sampai akhirnya Zayla benar-benar membuka matanya dengan nafas yang tersengal-sengal.Nafas Zayla memburu. Ia cukup merasa lega begitu melihat ada sang kakak di hadapannya. "Kak!" Gadis cantik itu langsung menghambur ke pelukan hangat Arion. Sedangkan yang dipeluk sama sekali tidak memberikan respon apapun."Lepas! Jangan cengeng. Mana main sebut mama dan papa lagi," Arion melepaskan pelukan Zayla dengan kasar. Tujuannya kesana adalah, untuk meminta disiapkan air hangat seperti tadi malam.Namun Zayla justru masih tertidur. Lebih parahnya lagi adiknya itu malah mengigau, sangat menjengkelkan menurut Arion."Aku bermimpi ketemu sama mama dan papa, Kak. Kami ketemu di sebuah taman. Tapi, disaat aku ingin ikut bersamanya, mereka justru menangis dalam pelukanku, dan berkata, " Maafkan
Happy Reading. Pagi-pagi sekali, Arion menyuruh Zayla untuk bersiap karena mereka akan pergi ke luar negeri. Awalnya Arion hanya ingin pindah rumah ke luar kita saja, tetapi ia mengingat sebagian saham properti di perusahaannya juga ada di kota J. Jadi, Arion memilih untuk pindah ke sana saja sambil lalu mengembangkan bisnisnya di kota itu. Untuk perusahaan yang ada di kota A, ini. Arion memasrahkannya kepada Zack, asisten pribadinya. Ia belum tahu sampai kapan akan tinggal di kota Jakarta, karena mungkin saja ia masih akan kembali lagi ke A. "Zayla! cepat! Kenapa lelet sekali sih." Teriak Arion dari lantai bawah. Sudah 1 jam ia menunggu adik angkatnya yang sedang bersiap di dalam kamar. "Maaf, Kak. Aku sedang mengemas barang-barang yang akan kita bawa ke rumah yang baru," ucap Zayla terburu-buru menuruni anak tangga dengan menarik satu koper besar. "Untuk apa membawa barang sebanyak itu, huh! Merepotkan!" Geramnya menatap Zayla deng
Happy Reading. "Kak, bolehkah aku kuliah di Fakultas Gremora?" Zayla bertanya sangat hati-hati karena takut terkena amukan lagi oleh sang kakak. Sebab, ia sudah mengganggu kegiatan Arion di ruang kerjanya. Menunggu besok pun sepertinya tak ada guna. Arion pasti akan berangkat ke perusahaan yang telah dia kuasai sebagian saham propertinya Arion menatap Zayla begitu tajam, sehingga menciptakan suasana mencekam di ruangan tersebut. Gadis cantik itu hanya bisa menundukkan kepala begitu dalam, ia sangat takut melihat ekspresi dingin Arion. "Untuk apa kamu masuk kuliah? Jika kamu kuliah, siapa yang akan menggantikan tugas mu di rumah ini. Ingat! Aku enggak akan pernah memperkerjakan asisten rumah tangga di sini," kecam Arion penuh penekanan. "Aku janji akan tetap menjalankan tugasku dengan baik Kak. Tolong izinkan aku kuliah ya," pinta Zayla sangat memohon kepada sang kakak angkat. "Kalau aku enggak mau membiayai kuliah mu, gimana?" Arion
Happy Reading. Seperti Biasa, Arion tidak memakai kemeja yang telah dicuci dan dikeringkan semalaman oleh Zayla. Ia berangkat ke perusahaan menggunakan kemeja yang lain, membuat jerih payah Zayla sia-sia saja. Meskipun begitu, Zayla tetap melayani sang kakak dengan sangat baik, ia sudah bertekad bahwa akan meluluhkan hati Arion supaya bisa kembali seperti dulu lagi Arion telah sampai di depan gedung besar pencakar langit yang bertuliskan nama 'Rengganis' di depan gedung tersebut. Perusahaan terbesar di kota J yang bergerak di bidang properti, sebagian saham di sana adalah milik keluarga Wesley, karena Dario sudah membelinya dulu saat ia masih hidup dan tinggal di kota tersebut. Kedatangan Arion membuat gempar seisi perusahaan tersebut. Para karyawan menatap takjub akan ketampanan Arion yang sangat mempesona seolah bercahaya terang di mata mereka. Sikap dingin Arion semakin menambah kesan seksi di sana, belum lagi postur tubuhnya yang tinggi tegap, hidup
Happy Reading. Hari pertama mengikuti ospek, membuat Zayla sedikit kelelahan karena sengaja dikerjai habis-habisan oleh kakak seniornya yang bernama Rula Yocelyn. Dia sangat tidak suka akan kehadiran sosok Zayla di kampus tersebut, pria incarannya justru mendekati mahasiswi itu sehingga membuat Rula menaruh dendam kepadanya. Rula menyukai Ansel, teman seangkatannya. Hanya saja pria itu tidak sedikitpun menaruh rasa kepada Rula. Kehadiran Zayla mampu membuka hati seorang Ansel yang selama ini tertutup. "Capek? Ini, minumlah," ucap Ansel seraya seraya memberikan satu botol air mineral kepada Zayla. "Ah, enggak usah, Kak. Makasih. Aku ada juga kok," tolak Zayla dengan halus. Ia pun mengambil air miliknya di dalam tas, Zayla hanya ingin menjaga jarak dari siapa pun demi kelangsungan hidupnya. Sebab, ancaman Arion masih terus terngiang di ingatannya. "Oke," Ansel sama sekali tidak kecewa atas penolakan itu, justru ia semakin kagum dengan
Happy Reading. Suara bel rumah berhasil mengganggu ketenangan Zayla yang sedang memasak di dapur. "Siapa yang bertamu di pagi-pagi buta begini." Gumam Zayla sembari melangkah untuk membukakan pintu rumah. Zayla mengerutkan kening tatkala melihat tamu siapa yang datang. Seorang wanita dewasa berpakaian seksi sedang berdiri di hadapannya. "Maaf, cari siapa ya?" Tanya Zayla bersikap sopan. "Arion nya ada?" wanita seksi itu justru menanyakan keberadaan Arion. Wajahnya terlihat sangat judes dan ... Genit. Yeah, Zayla dapat melihatnya dari gerakan wanita tersebut yang sejak tadi tak bisa diam. "Kakak masih tidur, mungkin sebentar lagi dia bangun," balas Zayla berusaha tersenyum ramah. Walau bagaimanapun, wanita seksi itu adalah tamu sang kakak. "Kakak? Jadi, kamu adiknya Arion? Wah, cantik banget. Perkenalkan namaku Bianca," setelah mengetahui status Zayla yang ternyata adalah adik dari pria yang dia cintai, tentu sikap Bianca berubah mele