Seminggu telah berlalu, tidak ada kemajuan pada diri Reza, namun malah sebaliknya ia tidak bersemangat untuk melakukan apapun. Apalagi saat ia berada di kamar, rasanya enggan untuk bangkit karena ia terus kepikiran sama Naya.
Pagi ini, ia memaksakan dirinya untuk berangkat kerja karena ada meeting penting dengan perusahaan lain. "Ma, gak sarapan pagi?" tanya Reza saat melihat Neni hanya asik dengan ponselnya."Gak ada Za, Mama malas masak, kamu makanlah di kantor sama Nova," jawab Neni tanpa melihat putranya.Reza yang mendengar itu hanya bisa menghela nafas, Neni selalu berusaha mendekatkannya dengan Nova. Reza melangkah ke dapur ingin mengambil minum, namun detik kemudian ia diam mematung melihat dapur berantakan, piring kotor menggunung tidak di cuci-cuci.'Perasaan waktu ada Naya dapur gak pernah seperti ini,' ucap Reza dalam hati, lalu ia tidak jadi mengambil minum dan berangkat ke kantor tanpa sarapan.***Sampai di kantor, Reza masuk ke ruangannya lalu menghempaskan bobotnya ke singgasananya, pikirannya terus di hantui oleh wajah Naya. 'Naya kamu kemana? Katamu kita pisah baik-baik, tapi sampai sekarang kamu tidak pernah menghubungiku ataupun berkunjung kesini,' ucap Reza dalam hati, ia memijit pelipisnya, kepalanya terasa sedikit pusing."Pak Reza," panggil Nova tiba-tiba membuat Reza langsung membuka matanya. "Kenapa gak ketuk pintu dulu?" tanya Reza sedikit tidak suka dengan sikap Nova akhir-akhir ini yang menurutnya kurang sopan."O iya, maaf Pak aku lupa," jawab Nova cengengesan membuat Reza langsung menghela nafas kasar. "Ada apa?" tanya Reza membuat Nova tersenyum."Itu CEO perusahaan sebelah sudah hadir di ruang rapat," jawab Nova membuat Reza langsung mengangguk lalu berjalan meninggalkan Nova begitu saja. "Ish … Pak Reza kok malah jadi dingin banget sih, huh … gak apa-apa cinta butuh perjuangan, semangat Nova," ucap Nova pada dirinya sendiri.Selama rapat berlangsung, Reza tidak fokus sama sekali bahkan ketika di panggil pun ia tidak mendengarnya. Setelah rapat selesai Alex CEO perusahaan sebelah mendekati Reza yang masih terus melamun."Bro," panggil Alex sambil menepuk pundak Reza membuat Reza langsung kaget. "Eh, Alex," sapa Reza.n"Saya lihat-lihat dari tadi sepertinya kamu lagi banyak masalah, jangan di pendam sendiri susah nemu solusinya. Kalo kamu mau ceritalah, saya siap mendengarkannya," tawar Alex membuat Reza terdiam sejenak lalu ia mulai menceritakan semua yang terjadi padanya dan juga Naya.Alex menyimak semua cerita itu dengan fokus, sesekali ingin rasanya mulutnya memotong ucapan Reza, tapi Alex menahannya dan membiarkan Reza mengutarakan semua isi hatinya dan yang di alami sekarang."Gitu Lex, saya juga bingung kenapa saya malah seperti ini, padahal sejak awal menikah saya lah yang bilang ke Naya kalo dia bukan istri idaman saya, saya bingung sama diri saya sendiri," ucap Reza di akhir ceritanya membuat Alex langsung menarik nafas dalam-dalam."Huh … rumit ya ceritanya," ucap Alex yang dibalas anggukan oleh Reza. "Disini saya sebagai teman atau partner lah ya, cuma mau ngasih sedikit nasehat aja, barang kali bisa membantu kamu," lanjut Alex membuat Reza langsung menoleh."Silahkan," ujar Reza. "Oke yang pertama kamu bilang Naya bukan istri idaman kamu, sebenarnya mulut mudah saja berbohong tapi tidak dengan hati. Menurut saya kenapa kamu bisa mengatakan itu pada Naya karena dari awal kamu hanya mendengarkan cerita sepihak dan selalu beranggapan bahwa gadis itu memang salah.So, maaf kalo saya lancang but, kamu kurang adil menghadapi masalah pada waktu itu sehingga kamu benar-benar terfokus pada satu pihak," terang Alex membuat Reza diam membisu."Yang kedua, kamu tidak pernah mencari bukti yang valid kamu hanya mendengarkan lewat cerita. Sehingga apapun yang dikatakan Naya semuanya salah buat kamu dan jujur jika saya di posisi Naya, saya pun akan melakukan hal yang sama karena percuma apapun yang dia ucapkan kamu tidak percaya," terang Alex."Next, kamu terlalu mementingkan ego daripada hati. Padahal sebenarnya kamu nyaman kan bersama gadis itu? Buktinya sekarang setelah pergi kamu seperti orang stres," ucapan Alex semakin membuat hati Reza tidak karuan, karena tidak bisa di pungkiri semua yang dikatakan Alex adalah benar."Batul apa yang Naya bilang, dia dan Ibu kamu adalah dua orang yang berbeda dan dua posisi yang berbeda juga, maka sebaiknya yang dianjurkan setelah menikah adalah mandiri dalam artian berani memisahkan diri kamu dengan orang tua dengan tujuan agar kamu bisa mengetahui seberapa susah membangun rumah tangga.Ucapan Naya itu bukan untuk menyuruh kamu menjauhi keluarga kamu, bukan. maksud dia itu supaya kamu bisa menyaksikan sendiri dengan mata kepala kamu jika kalian pindah rumah, mampu atau nggak Naya mengurus semuanya, tapi kamu salah paham sepertinya," ujar Alex. Deg!"Lagi ya, sekarang kamu bilang sudah seminggu kamu tidak pernah makan di rumah dan tadi pagi kamu melihat dapur berantakan, piring tidak ada yang bersih. Sebenarnya ini pertanyaan besar sih buat kamu untuk menyelediki siapa selama ini yang membuat rumah kamu bersih? Siapa yang selalu menyediakan makanan?" lagi-lagi nasehat Alex membuat Reza tercekat."Lagi ya, sekarang kamu bilang sudah seminggu kamu tidak pernah makan di rumah dan tadi pagi kamu melihat dapur berantakan, piring tidak ada yang bersih. Sebenarnya ini pertanyaan besar sih buat kamu untuk menyelediki siapa selama ini yang membuat rumah kamu bersih? Siapa yang selalu menyediakan makanan?" lagi-lagi nasehat Alex membuat Reza tercekat."Ingat Reza, ketika kamu tahu sebuah kebenaran yang mungkin berbalik kejadian-kejadian sebelumnya, disitulah penyelasalan terbesar yang akan kamu rasakan," ucap Alex sambil memperhatikan Reza yang terus menunduk."Kalo saya pribadi ya mendengar cerita kamu, jujur sebenarnya kamu itu tanpa sadar sudah jatuh cinta sama Naya, hanya saja emosi sesaat kamu selalu menutupi itu semua," lanjut Alex sambil menepuk pundak Reza."Apa yang harus aku lakukan Lex?" tanya Reza sudah lemas mendengar semuanya. "Intropeksi diri kamu," jawab Alex singkat tapi jelas."Karena kalo kamu gak mau intropeksi diri percuma kamu menyesal, percuma kamu seperti ini. Mulai ulik satu per satu masalah yang selama ini selalu membuat kamu benci dengan Naya, karena gini Za kalo benar Naya salah itu kamu gak bakalan sampe segininya, kamu malahan senang melihat dia pergi karena setidaknya setelah dia pergi tidak ada masalah lagi di rumah, toh sekarang kamu yang rasakan," lanjut Alex."Ya sudah kalo gitu saya balik ya, ada kerjaan lagi soalnya, jangan terlalu sering melamun," pamit Alex yang dibalas anggukan oleh Reza. "Oke makasih ya Lex, o iya besok kamu ada waktu luang gak?" tanya Reza membuat Alex langsung menautkan alisnya."Sebenarnya sih santai aja kalo besok, cuma saya mau ke pabrik saya yang lumayan jauh dari sini, udah lama gak kesana," jawab Alex membuat Reza berfikir sejenak. "Kamu mau ikut?" tanya Alex membuat Reza menoleh lalu mengangguk."Boleh deh, pusing di kantor terus," jawab Reza yang dibalas anggukan oleh Alex. "Oke besok kita berangkat sekitar jam 10 palingan sampai disana dzuhur, gak apa-apa sekali-kali refreshing," lanjut Alex.***Malam hari, Reza pulang ke rumah dengan kepala yang sudah sangat pusing karena terlalu stres seharian di kantor. Belum sempat Reza masuk, ia melihat highles yang tidak asing baginya, ia juga melihat pintu terbuka.Perlahan Reza mendekati pintu, namun langkahnya terhenti saat mendengar nama Naya di sebut. "Kak Naya udah gak disini Ma, kita harus nyari pembantu kalo nggak nanti pasti bakal ketahuan sama Bang Reza, itu dapur udah berapa hari gak pernah di bersihin," ucap Sarah pada Neni yang tengah asik ngobrol sama Nova.Jleb! Reza langsung mematung mendengar ucapan adiknya barusan, seketika Reza ingat pesan Alex untuk mencari bukti yang sesungguhnya tentang Naya."Berisik deh kam-" ucapan Neni terhenti saat ia tidak sengaja melihat Reza dari balik jendela. "Padahal Naya kerja juga saat ada Reza aja, tetap Mama juga kan yang beresin," sanggah Neni membuat Sarah melongo detik kemudian Neni memberi kode pada Sarah."Ah iya sih, Mbak Naya kan suka tiduran terus," sambung Sarah membuat Reza yang sedang menguping di luar langsung bingung.'sebenarnya apa yang mereka bicarakan? kenapa dari tadi bahas-bahas nanya terus?' ucap Reza dalam hati, hatinya yang masih belum sembuh hanya bisa ia usap.'Nay ... kalau kamu di sini aku pengen cerita banyak tahu, tapi ya begitulah kamu tega sekali meninggalkan suami kamu sendiri di rumah? apa kamu senang diluaran?' Gumamnya dalam hati."Mama mau nikah?" tanya Reza menggoda Neni membuat Neni langsung memukul tangan anaknya itu pelan. "Gak lah cukup melihat anak-anak Mama bahagia itu udah lebih dari cukup." jawab Neni membuat Reza terkekeh geli. "Gak apa-apa Ma kalo mau nikah juga, direstuin kok." "Gak usah kurang ajar Reza ..." "Hahah ... Beneran Ma." goda Reza. "Sana urusin istri kamu yang lagi hamil gak usah aneh-aneh kamu tuh yang jangan sampai tergoda oleh wanita manapun." omel Neni membuat Reza tersenyum lalu mengangguk. "Siap Bunda Ratu, Naya tidak akan tergantikan." Jawab Reza. Malam hari setelah semuanya pulang, Neni ke kamar bersama Zahra, ia sudah terbiasa tidur dengan cucunya tersebut. "Kak." panggil Naya bagitu melihat Reza sibuk dengan komputernya. "Hum ... kenapa?" tanya Reza sambil melihat Naya seperti anak kecil ingin meminta sesuatu. "Sini sayang." ucap Reza lalu menarik Naya duduk di pangkuannya. "Mau apa cantik?" tanya Reza sambil menciumi pipi istrinya tersebut. "Em ... peng
Dua bulan kemudian Naya mual-mual membuat Reza dan keluarganya bahagia. "Za apa gak kecepatan Zahra punya adik?" tanya Alex saat berkunjung ke rumah Reza. "Gak dong, Zahra udah genap dua tahun nanti adeknya lahir Zahra masuk tiga tahun, yang kecepatan punya adek itu Syakila." jawab Reza dengan santainya membuat Alex melotot. "Silvi gak hamil ya," "Ya iya maksudnya yang kecepatan punya adek itu Syakila kalo misalnya Silvi hamil." "Iya-iya biasa aja kali, o iya Tante Neni berapa lama umroh?" tanya Alex sambil menyeruput kopi. "Dua bulanan semoga pulang dengan selamat." jawab Reza yang diamini oleh Alex. "Gak nyangka ya sekian banyak drama yang terjadi beberapa tahun yang lalu akhirnya kita semuanya bisa tenang menjalani hari, apalagi saya setelah Indri menikah rasanya lega banget." terang Alex membuat Reza mangut-mangut. "Ya begitulah jika tuhan sudah berkehendak yang jahat bisa jadi baik dan yang baik bisa jadi jahat," jawab Reza yang dibalas anggukan oleh Alex. "Tante
Hampir 30 menit Rifki menunggu Indri, tapi Indri belum keluar-keluar juga membuat Rifki greget. Tok! Tok! Tok! "Indri." "Iya ..." "Keluar saya gak nyuruh kamu lama-lama di dalam." ucap Rifki dengan nada tegas membuat Indri langsung memejamkan matanya. 'Lex ... Kamu tega banget sama aku, kamu gak kasian apa lihat aku.' ucapnya dalam hati lalu ia perlahan membuka pintu. Ceklek! Deg! Rifki langsung menelan salivanya dengan susah payah begitu melihat Indri hanya memakai handuk sepaha. "Aku lupa bawa baju ganti." ucapnya membuat Rifki mengalihkan pandangannya sekilas. "Iya, ayo sholat dulu." ajak Rifki lalu mereka melakukan sholat berjamaah. Setelah selesai sholat, Indri membuka mukenahnya lalu ia berjalan ke dekat lemari hendak mengambil baju. Saat ia berjinjit tiba-tiba ia kaget melihat tangan Rifki melingkar di perutnya. "Ri--rifki-- "Aku kangen banget sama kamu." ucap Rifki dengan napas berat membuat Indri merinding. "Aku mau pake baju dulu." lanjut Indri y
[Bukannya gak menghargai atau gimana ya Indri, punten ini mah maaf ... Dari kemaren-kemaren bukannya kamu udah tunangan bahan denger-denger gosipnya udah mau nikah kok sekarang baru mau lagi?] tanya Alex blak-blakan. [Kemaren itu aku kabur Lex dan sekarang dipaksa pulang sama Ayah dan beneran mau dinikahin besok, hiks ...] Silvi yang melihat itu pura-pura tidak mendengar ia fokus pada Syakila. "Kita keluar yuk sayang." ucap Silvi sambil menciumi pipi putrinya itu lalu ia melangkah hendak keluar. Baru dua langkah tiba-tiba tangannya dicekal oleh Alex membuat Silvi berhenti lalu mendongak. Cup! Tiba-tiba ada Alex mengecup bibirnya membuat Silvi mematung. [Sekarang gini, ikuti apa yang disarankan orang tuamu karena orang tua biasanya tau apa yang terbaik untuk anaknya.] jawab Alex yang masih setia memegang tangan Silvi. [Tapi le-- [Udah jangan ngeluh terus kehidupan ini gak gitu-gitu aja, sama halnya kayak saya dan Silvi sudah jadi orang tua dan ya ... Udah otw anak ke d
"Iya Om." jawab Nova membuat laki-laki itu panik bukan main. "Anak siapa?" "Ya anak Om lah sama teman-teman Om itu." jawab Nova yang dibalas gelengan oleh laki-laki paruh baya itu. "Gak mungkin saya gak pernah ngeluarin di dalam kamu bohong, pasti itu kerjaan kamu sama laki-laki lain." tuduh laki-laki itu membuat Nova melotot. "Om! Ini anak Om Budi saya gak pernah sama siapa-siapa semenjak di booking sama Om!" bantah Nova. "Ok kalo itu benar ulahku sekarang gugurkan saja, saya kasih uang." suruh Budi membuat Nova menyunggingkan senyum. "Iya Om, aku minta 50 juta Om harus tanggung jawab ini." ujar Nova membuat Budi mau tidak mau mengangguk. "Tapi ini kamu harus benar-benar menggugurkan anak itu karena jika tidak saya tidak mau tanggung jawab lagi mau gimanapun juga." ancam Budi membuat Nov. "Iya Om aman nanti aku gugurin, Om mau gak?" goda Nova membuat Budi tersenyum miring. "Tanpa kamu suruh pun aku akan tetap mengambil alih itu." jawab Budi lalu mendorong Nova ke ran
Sore hari setelah Alex dan Silvi pulang. Reza sedang berdiri di dekat jendela kamar sambil bersedekap dada. Ceklek! Naya yang baru saja masuk langsung mengunci pintu lalu mendekati suaminya itu. 'Kak Reza kenapa lagi ya? Jangan bilang dia lupa Ingatan lagi.' ucap Naya dalam hati lalu memberanikan diri memegang tangan Reza. "Kak ..." "Hum." Reza kaget lalu menoleh ke samping, detik kemudian bibirnya tersenyum manis. "Kakak mikirin apa?" tanya Naya, Reza langsung membawa Naya berdiri di depannya menghadapi jendela. Lalu Reza memeluk istrinya itu dari belakang menyandarkan kepalanya di bahu Naya membuat Naya sedikit kaget, ia menoleh kesamping bertepatan dengan wajah Reza di dekatnya. Cup! "Zahra mana sayang? tanya Reza membuat Naya tersenyum lalu ia mencium kembali pipi suaminya itu. "Zahara dibawa jalan-jalan sama Nurul, Rey sama Mama." jawab Naya. "Oh mereka jalan-jalan, kamu kenapa gak ikut?" tanya Reza. "Mau sama Kakak aja." jawab Naya pelan membuat Reza terse