Share

44. Permintaan Mama Fitri

"Maaf ya, belum di persilahkan masuk Mama sudah masuk," ucap Mama.

"Akram, kamu sudah siap. Ingat ya, Mama ingin lontong sayur yang itu, kamu paham kan tempatnya? Sama kue di tempat biasa, untuk lontong sayurnya kalau tidak berangkat jam segini nanti nggak dapat. Ingat, jangan sampai kamu nggak dapat!" ucap Mama serius, aku sampai bingung mencerna kalimatnya. Lontong sayur, kue? Dimana belinya? Kapan aku tau tempat itu?

"Mah, Abang belum sholat subuh,"

"Fitri, suami kamu sekalian subuh di Masjid dulu. Benar kan, Akram?"

"Iya, Mah. Sayang, Abang berangkat dulu. Mah, Akram pamit,"

"Hati-hati, Akram," jawab Mama.

"Sebentar, Bang. Biar Fitri antar kedepan,"

"Eits, nggak perlu di antar. Mama tau kamu habis capek, keringkan saja dulu rambutnya biar tidak masuk angin," ucap Mama membuat wajah istriku memerah.

Aku bergegas keluar menemui Indah yang duduk di teras.

"Mas, kamu tega!" ucap Indah sambil menubruk tubuhku.

"Indah, aku ambil motor dulu. Bicaranya di luar," aku urai pelukan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tika lia
Kok ada ya, wanita seperti itu. Gregetan jadinya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status