“Di mana cucuku?” Lindsay bertanya dengan penuh semangat setelah ia kembali dari liburan bersama suaminya. Ia membawa banyak barang yang ia beli khusus untuk Kairos. Wanita paruh baya itu menaruh semua tas belanjanya ke atas meja. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu Kairos, sebab ia sudah sangat merindukan cucunya itu.“Mom, untuk sementara waktu jangan bahas Kairos dulu. Dia sudah kembali ke orang tua kandungnya dan dibawa pergi ke kota York.” Shane berucap dengan tegas.Lindsay dan Robin sangat terkejut ketika mendengar itu. Mereka hanya pergi selama dua hari keluar kota, tapi cucu mereka telah menghilang di saat mereka kembali.“Bagaimana bisa? Dengan semua kekuatan dan kekayaan yang kamu miliki, apakah kamu tidak bisa mempertahankan bayi itu? Grace sudah sangat sedih setelah kehilangan bayinya, sekarang dia harus kembali kehilangan untuk yang kedua kalinya. Apa kau tidak bisa melakukan apa pun untuk mempertahankannya?” Robin benar-benar tidak menyangka.“Berapa uang yang dia ingink
“Apa aku boleh membawanya pulang sekarang, Nyonya?” Wanita itu menatap Grace dengan sorot penuh harap. Pelukannya di tubuh Kairos Palsu tampak sangat erat. Seolah ia akan benar-benar kehilangan bayinya jika ia melepas pelukan itu.Grace terdiam sejenak, ia menoleh menatap Shane untuk meminta pendapat. Mereka telah memiliki keputusan untuk tetap merawat bayi itu di rumah mereka, lalu mengajak wanita itu untuk tinggal bersama-sama untuk merawatnya. Namun, tampaknya mereka memiliki keinginan yang berbeda.“Jika kau mau, kau tinggal di sini aja. Kita bisa merawatnya bersama-sama. Aku sudah mencaritahu tentang latar belakang keluargamu, suamimu pengangguran, suka KDRT, pemabuk dan selalu menghabiskan uangnya di meja judi. Mengapa kau tidak minta cerai saja dan tinggal bersama kami di sini? Kita bisa jadi keluarga untuk Kairos.” Shane memberikan saran.Wanita itu menggeleng. “Maaf, Tuan. Terima kasih untuk tawarannya, tapi aku tidak bisa. Aku berencana ingin membawa bayiku pulang ke kotaku
“Tuan, ini informasi yang anda minta.” Seorang pria berpakaian serba hitam memberikan map berisi hasil investigasinya. Ia telah mencaritahu informasi tentang Kairos Palsu. Ia mengumpulkan bukti sedail mungkin. Ada akte kelahiran dan juga informasi mengenai kedua orangtuanya.Shane menerima uluran map itu dengan helaan napas dalam. Ia belum siap jika bayi itu ternyata hasil curian. Sebab, ia harus mengembalikannya kepada orang tua bayi itu. Ia tidak sanggup melihat Grace sedih karena harus kembali kehilangan bayi yang ia sayangi.Shane membuka map itu, lalu membaca hasil laporan. Ekspresi wajahnya langsung berubah, tampak ada rasa cemas yang menguasai manik matanya. Benar seperti dugaan Grace. Ibu dari bayi itu kini tengah mengalami depresi karena kehilangan bayi. Bayinya diambil secara paksa oleh suaminya demi uang semata.Dari foto-foto yang ia lihat, ibu dari bayi itu tampak sangat menyedihkan. Ia tidak sanggup membayangkan jika Grace berada di posisi wanita itu. Pasti sangat menyak
“Nyonya, ada kiriman bunga untukmu.” Salah satu pembantu datang dengan membawa sebucket bunga anggrek. Grace menatap bucket itu dengan sorot bingung. Keningnya berkerut, matanya menyipit. Sejak kapan Shane memberikan ia bunga anggrek? Selama ini Shane selalu memberikan ia bunga lily. Anggrek memang bagus, tapi lily adalah bunga kesukaannya. “Dari Shane?” Grace bertanya seraya menerima bucket itu. Tidak ada nama pengirim, tidak ada catatan romantis seperti biasanya. Biasanya Shane selalu mengungkapkan perasaannya lewat tulisan berupa puisi setiap kali ia memberikan Grace bunga. “Saya tidak tahu, Nyonya. Kurir tidak mengatakan apa-apa.” Pembantu itu memberikan jawaban.Jidat Grace berkerut mendengar jawaban wanita itu. Ia menghirup aroma bunga itu, lalu merasa dejavu. Aromanya sangat familiar dengan sesuatu. Lalu, Grace mengingat nama Claire. Aroma bunga anggrek sangat melekat dengan Claire. Mengingat itu, kini Grace sadar siapa pengirim bunga itu. Jackson. Hanya Jackson ya
“Aku sudah memaafkan, jadi tolong sekarang pergi dari sini. Jika kalian benar-benar merasa bersalah, tolong jangan muncul lagi di hadapanku.” Grace berucap dengan tegas. Ia merasa kesal pada Robin, tapi tidak bisa menyalahkan lelaki itu. “Apa aku boleh menggendongnya sebentar?” Jackson menatap bayi mungil itu. Grace langsung mengeratkan pelukannya di tubuh Kairos Palsu. Ia telah kehilangan bayinya dan mendapatkan bayi pengganti. Ia tidak ingin kehilangan bayi penggantinya juga. “Shane.” Grace menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Shane. Shane memeluk tubuh Grace dengan erat. Ia usap puncak kepalanya dengan penuh kelembutan. “Tolong usir mereka.” Grace berucap tanpa suara. Shane menatap anak buahnya. Dua pria bertubuh tegap itu seolah mengerti dan langsung menghampiri.“Silakan pergi dari sini sebelum aku meminta anak buahku untuk mengsusir paksa kalian.” Shane berucap dengan penuh penekanan. Julian menghela napas dengan kasar. Ia merogoh saku, lalu mengeluarkan s
“Sidang pertama selesai. Kita lanjut sidang kedua minggu depan. Silakan kumpulkan bukti sebanyak mungkin dan bawa saksi masing-masing.” Hakim berucap seraya membereskan berkas yang ada di hadapannya. Setelahnya ia beranjak keluar dari ruangan bersama beberapa rekan kerjanya. Shane menghela napas dengan kasar. Tampak ia kecewa dengan hasil sidang hari ini. Ia telah mengumpulkan bukti sebanyak mungkin. Ia juga telah menyewa pengacara paling terkenal di negaranya. Mengapa kasus itu tidak bisa terselesaikan dengan satu kali sidang? “Ini kasus belasan tahun lalu dan bukti yang kita kumpulkan kurang kuat untuk memenjarakan Jackson.” Pengacara berusaha untuk memberi penjelasan sebelum Shane bertanya. “Bagaimana kita bisa mengumpulkan bukti, sementara buktinya saja sudah dihilangkan oleh pihak mereka sejak dulu?” Robin berusaha menahan kesal. Ia bukan kesal pada pengacaranya, tapi pada Jackson yang tidak kunjung dipenjara. Jackson melangkah menghampiri Shane. Sorot wajahnya tampak pen