Grace menatap pantulan tubuhnya yang ada di cermin. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, ia terlihat sangat cantik. Hari ini adalah hari pernikahannya dengan Shane. Ia tidak bisa menutupi fakta bahwa ia sangat gugup. Ini bukan pernikahan pertama baginya, tapi rasa gugupnya tetap saja terasa sangat kuat. jantungnya berdetak dengan sangat cepat, dadanya berdebar tidak karuan. Pipinya bersemu merah ketika ia membayangkan bahwa ia akan melakukan malam pertama dengan Shane. Meskipun tampaknya mereka tidak bisa melakukan aktivitas fisik yang berat, sebab kondisi Shane yang masih dalam masa pemulihan.“Kau sudah siap?” Robin bertanya dari arah belakangnya.Grace menghela napas dengan dalam. Ia berusaha untuk menetralisir perasaan. Setelahnya ia berbalik dan mengangguk menjawab pertanyaan Robin. Robin yang menjadi wali nikahnya, lelaki itu yang menggandengnya menuju altar pernikahan. Di sana, Shane dan pendeta telah menunggu.Shane tersenyum dengan lebar ketika ia melihat Grace melangkah deng
Shane akhirnya berhasil melewati masa-masa kritisnya dan berhasil bangun dari komanya. Ketika ia bangun, ia mendapati Grace tengah terlelap dalam posisi memeluknya. Wanita itu terbaring di atas ranjang yang sama dengannya. Mereka berbagi ranjang sekecil itu.Shane menatap sekitar. Robin tengah terlelap di kursi samping ranjang dengan posisi duduk dan wajah yang menghadap langit-langit kamar. Sementara Lindsay tengah terbaring di sofa panjang yang ada di sudut ruangan.Shane tersenyum lebar. Ia senang, sebab ia bisa melihat orang-ornag yang ia sayangi ketika ia terbangun dari koma. Ia pikir ia tidak akan pernah lagi menatap wajah mereka.Shane mengusap rambut Grace dengan penuh kelembutan. Ia merasa sakit di dada dirinya, sebab ia menusuk dadanya dengan cukup dalam dan mengenai jantungnya. Untungnya ia berhasil selamat.Grace terbangun ketika ia merasakan sentuhan di kepalanya. Ketika ia mendapati Shane telah siuman, ia langsung menangis dan memeluk lelaki itu dengan lebih erat lagi.“
Lindsay terdiam cukup lama. Ia menatap Grace dengan sorot tidak percaya. Bagaimana mungkin kini Shane tengah kritis di rumah sakit? Sementara beberapa jam yang lalu mereka masih berdebat.“Apa kau serius?” Robin bertanya dengan jantung yang berdetak cepat. Dadanya berdebar tidak karuan. Shane adalah putra semata wayang yang telah mereka sayangi dengan sepenuh hati. Tidak smeudha itu melihat Shane jatuh sakit hingga kritis.“Aku baru saja menerima panggilan dari rumah sakit.” Grace tampak tidak yakin.“Aakhir-akhir ini ada banyak penipuan, kau jangan sampai tertipu.” Robin mengingatkan.Kini ponsel Grace kembali berdering. Kali ini Adam yang menghubungi. Grace langsung meneirma panggilan karena berpikir bahwa Adam ingin membahas pekerjaan.“Grace, apa pihak rumah sakit sudah menghubungimu? Shane sedang kritis di rumah sakit, cepatlah datang ke sini. Jangan sampai kau menyesal.” Adam berucap dengan suara yang terdengar ngos-ngosan.“Apa sebenarnya yang terjadi?” Grace berusaha untuk mey
Shane menghela napas dengan kasar. Ia mendongak, menatap Grace yang kini tengah menatapnya. Kini ia mengerti tentang apa yang terjadi akhir-akhir ini. Ia telah memasukkan ular ke dalam rumahnya sendiri. Ia telah membawa gunting untuk memutus tali yang mengikat dirinya dengan Grace.“Grace, maafkan aku. Aku tidak tahu jika Sonya telah mengatakan hal-hal buruk tentangmu. Jangan dengarkan apa pun yang ia katakan. Semua kalimat yang ia ucapkan tidak ada yang benar. Kau wanita yang sempurna. Aku yang tidak pantas untukmu. Kepercayaan dirimu pasti telah goyah setelah menerima puluhan pesan buruk dari Sonya. Maafkan aku karena aku terlalu bodoh hingga tertipu oleh sandiwaranya. Kukira dia gadis polos yang baik hati, ternyata dia srigala berbulu domba. Aku tidak memiliki perasaan sedikit pun untuknya. Satu-satunya wanita yang ada di dalam hatiku hanyalah kamu.” Shane berusaha meyakinkan.Grace tetap diam. Ia menggigit bibir bawahnya, lalu mengalihkan pandangan.“Grace. Kumohon berikan aku kes
“Grace, aku mohon. Berikan aku waktu untuk menjelaskan. Kau benar-benar telah salah paham. Aku tidak bisa hidup tanpamu. Jika kau meninggalkanku, aku bisa mati karena patah hati.” Shane berucap dengan air mata yang jatuh dari pelupuk matanya. Ia tidak pernah menangis karena wanita, tapi kali ini berbeda. Ia benar-benar telah cinta mati kepada Grace. Sungguh ia tidak bisa hidup tanpa wanita itu di sisinya.Grace hanya diam. Ia tidak tahu harus memberikan reaksi seperti apa. Maish ada sedikit keraguan yang tertanam di dadanya. Ia tidak bisa percaya pada Shane setelah ia melihat lelaki itu memberikan perhatian penuh kepada Sonya. Namun, ketika lelaki itu menangis untuknya, ia merasa goyah.“Aku membelikan ini sebagai kejutan untukmu. Aku mengajak Sonya untuk makan siang bersama karena aku ingin bertanya padanya apakah cincin ini cocok untukmu. Kita akan menikah dan aku menjadi sangat gugup. Aku takut melakukan kesalahan sekecil apa pun. Aku mengajaknya menemaniku untuk mengurus pernikaha
“Tuan, kami sudah menemukan lokasi Nyonya Grace.” Pria dengan setelan serba hitam itu memberikan lokasi keberadaan Grace saat ini. Shane tampak senang dan penuh antuasias. Ia langsung bergegas menuju lokasi yang diberikan oleh anak buahnya.Dengan kecepatan penuh, Shane menancap gas menuju gedung tempat Adam bekerja. Ia langsung turun dari mobil dan berlari menuju gedung setelah ia tiba di sana. Langkahnya begitu pasti, napasnya terdengar begitu memburu, raut wajahnya menggambarkan rasa khawatir yang begitu besar.Shane tahu lokasi ruang kerja milik Adam, jadi ia langsung memasuki ruangan itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia membuka pintu dengan sedikit bantingan, membuat Adam dan Grace sedikit terkejut.Grace menatap dengan penuh tanda tanya ketika ia mendapati Shane berdiri di ambang pintu. Keningnya berkerut melihat Shane yang begitu ngos-ngosan.“Ada yang bisa saya bantu, Shane?” Adam menatap dengan alis kanan yang terangkat.Shane tidak menjawab. Ia melangkah mendekat, me