Share

Bab 5

Author: Zamrud
"Berhenti."

Suara pria sangat rendah dan memancarkan aura yang sulit ditolak.

Sisca langsung berhenti di tempat, dia pun langsung bertanya tanpa menoleh, "Apakah masih ada yang bisa dibantu, Pak Hendra?"

"Kalau kamu datang untuk kerja, kenapa kamu buru-buru pergi?"

Sisca mengepalkan tangan dengan erat karena dia memiliki firasat buruk.

"Plak!"

Hendra langsung melemparkan segepok uang tunai di atas meja.

Dia memainkan alisnya, kemudian berkata, "Minum bir ini, maka uang ini akan menjadi milikmu."

Minum bir ....

Sisca sangat terkejut, dia menelan air liur dan berkata, "Maaf, Pak Hendra. Aku alergi alkohol."

Hendra hanya tersenyum sambil berkata, "Benarkah? Aku sudah lupa."

Kata-kata ini sangat sadis.

Sudah lupa ....

Sisca alergi terhadap alkohol, meskipun minum minuman dengan kadar alkohol yang sangat rendah, Sisca tetap mengalami ruam di seluruh tubuh. Apalagi kalau minum arak akan menimbulkan akibat lebih parah hingga syok.

Enam tahun lalu, Sisca tidak sengaja minum minuman yang mengandung alkohol, tubuhnya langsung dipenuhi dengan ruam yang besar. Saat itu, Hendra sangat panik, di tengah malam Hendra pun langsung membawanya ke rumah sakit untuk infus. Akan tetapi, infus menyebabkan lengannya bengkak. Di saat itu, Hendra pun berada di sampingnya sambil memijat lengannya. Setelah pulang ke rumah, Hendra bahkan mengoleskan obat pada ruam di tubuh Sisca.

Hendra bahkan bilang kalau dirinya tidak akan membiarkan Sisca menyentuh alkohol lagi karena dia tidak bisa kehilangan Sisca.

Benar, tentu saja Hendra sudah lupa .... Jadi, Sisca pun tidak bisa menghindari bir ini lagi.

Kini, mata Sisca mulai berair, dia pun langsung menahan dirinya untuk tidak menangis, kemudian membalikkan badan sambil tersenyum, "Oke, aku akan minum. Semoga Pak Hendra tepat janji."

Hendra menyuruhnya minum, Sisca tidak bisa pergi dari sini kalau tidak meminumnya.

Sisca sangat jelas betapa besar kebencian Hendra terhadap dirinya.

Sebotol vodka memiliki kadar alkohol 56%, biasanya dipadukan dengan koktail. Kalau hanya minum vodka saja, meskipun tidak alergi terhadap alkohol, bagian lambung juga akan terluka.

Akan tetapi, Angel sedang menunggu Sisca di rumah. Setelah menghabiskan sebotol ini, maka Sisca sudah bisa pulang.

Sisca melirik setumpuk uang tunai sambil berkata dengan tersenyum, "Apakah segepok uang ini ada 60 juta?"

Pria itu hanya menatapnya dengan tatapan dingin sambil berkata, "Jumlah uang itu 70 juta, ditambah lagi satu botol ini sebenarnya kamu sudah untung sekali."

"Ya, sangat menguntungkan ...."

Akhirnya Sisca memiliki dana untuk uang sekolah Angel.

Ketika mengatakannya, Sisca pun langsung mengambil botol bir itu.

Namun, Billy langsung menahan botol itu sambil berkata, "Hendra, dia akan mati!"

Billy pun tidak sanggup duduk diam lagi. Sisca juga lulusan Universitas Aroha, bisa dikatakan Sisca adalah adik kelasnya. Enam tahun lalu, mereka termasuk teman yang baik, jadi Billy tidak bisa membiarkannya begitu saja.

Lagi pula, Billy juga tidak percaya kalau Hendra sudah tidak punya perasaan sama sekali terhadap Sisca. Sebenarnya hari ini Billy ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki hubungan mereka, siapa sangka ... malah menjadi seperti ini.

"Billy, sejak kapan hubungan Hendra dan Sisca memerlukan campur tanganmu? Kalau Sisca bilang mau minum, maka dia pasti bisa minum."

Zayn malah terus memprovokasi, dia memang tidak menyukai Sisca, dia merasa Sisca adalah pembawa sial. Kalau bukan karena Sisca, Hendra juga tidak akan dipenjara selama tiga tahun.

Mata Sisca mulai memerah, tapi dia tetap tersenyum dengan wajah cantiknya sambil berkata, "Nggak apa-apa. Hari ini adalah ... ulang tahun Pak Hendra. Aku akan minum, aku minum ... aku nggak boleh merusak suasana hati Pak Hendra," ujar Sisca sambil tersedak.

Sisca langsung mengambil botol bir dan meminumnya. Minuman keras yang mengalir dari tenggorokannya terasa seperti serpihan kaca yang menyakitkan hingga membuatnya meneteskan air mata.

Karena Sisca minum terlalu cepat, dia pun tersedak. "Uhuk! Uhuk!"

Sesaat kemudian, wajah dan leher Sisca mulai menjadi kemerahan karena alergi.

Billy merebut botol bir sambil berkata, "Sudah cukup! Aku yang mengundang Sisca malam ini. Kalau mau minum, aku akan membantunya minum!"

Sisca merasa sangat pusing, tapi pikirannya masih sangat jelas. Dia mengangkat tangannya menyeka bekas bir di mulutnya, kemudian menatap Hendra sambil berkata, "Selamat ulang tahun, Pak Hendra."

Pria itu hanya duduk di sana dengan acuh tak acuh. Wajah tampan itu pun terlihat samar-samar dalam kegelapan ini.

Sisca tidak bisa menebak suasana hati dari ekspresi Hendra. Sepertinya ... Sisca benar-benar tidak mengenalnya lagi.

Waktu enam tahun cukup untuk mengubah seseorang.

Enam tahun lalu, Hendra hanyalah pria dengan kaos putih murahan. Sekarang, dia memakai kaos mahal dan mewah. Hendra jelas-jelas ada di depannya, tapi Sisca merasa jarak mereka sangat jauh.

Hendra tidak mengatakan apa pun lagi, ini berarti dia bermaksud untuk membiarkan Sisca pergi.

Zayn mengambil segepok uang tunai di meja dan melemparkan ke arah Sisca, tapi Sisca malah tidak berhasil menangkapnya.

Akhirnya, uang itu pun terjatuh ke kaki Sisca.

"Nona Sisca, di dunia ini menghasilkan uang memang nggak mudah. Kebetulan hari ini Pak Hendra ulang tahun, kamu sangat beruntung karena diampuni begitu saja."

Sisca hanya menganggukkan kepalanya dan berjongkok. Dia menggunakan kedua tangan yang alergi mengutip uang di lantai sambil berkata, "Terima kasih, Pak Hendra, Pak Zayn dan Pak Billy."

Saat Sisca mengutip lembaran uang terakhir, sebuah sepatu hitam mewah menginjak di atas uang itu.

Hendra hanya menatapnya dari atas seakan-akan melihat butiran debu.

Sisca menarik uang itu, tapi Hendra tidak mau mengangkat kakinya.

Sisca langsung menunduk dan meneteskan air mata di sepatu kulit Hendra, lalu berkata dengan suara serak, "Pak Hendra, mohon angkat kaki muliamu dan ampuni aku."

"Sisca, apa kamu merasa sedih?"

"Ng ... nggak sedih."

Sisca tidak berani merasa sedih, ini adalah utangnya pada Hendra.

Pria itu hanya tersenyum dingin sambil berkata, "Dalam tiga tahun atau 1.095 hari di dalam sana, setiap hari aku berjuang bertahan hidup seperti dirimu sekarang. Sisca, kamu nggak berhak sedih. Anggap saja malam ini adalah sedikit suku bunga yang kutagih atas tiga tahun itu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca   Bab 0973

    Alan meninggalkan Nancy selama lima demi mengejar masa depannya. Apa yang perlu ditangisi?Zayn tidak merasa dirinya adalah pria yang baik, tapi orang yang memberikan janji-janji manis pun belum tentu adalah pria baik.Namun, Zayn tidak pernah meminta siapa pun untuk menunggu. Biasanya orang yang perlu ditunggu bukanlah pasangan yang cocok.'Masa muda bukanlah hanya untuk dihabiskan dengan menunggu, melainkan dihabiskan dengan bersenang-senang.''Nancy juga bodoh, kenapa dia mau menunggu orang yang nggak akan ada hasil?'Nancy terdiam.Zayn lanjut berkata, "Masih menatapku? Apa pantas menangis untuk pria yang kabur di saat penting?"Nancy berkata, "Aku bukan menangis karena Alan.""Masih nggak mau ngaku."...Sebenarnya Zayn tidak ingin mengurus Nancy yang sudah mau menangis, tapi dia malah tiba-tiba merasa kesal.Zayn menarik Nancy ke dalam pelukannya, lalu menunduk mengatakan, "Apakah nggak aneh menangis di depanku demi pria lain? Bukankah sudah kubilang nanti mau beli lotre setelah

  • Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca   Bab 0972

    Nancy bertanya, "Apa yang beda?"Wajah Zayn lumayan masam, dia berkata, "Kamu yang menemui Alan, bahkan berduaan. Kalau Sandra datang karena Morphi yang mengajaknya."Kedekatan di dalam satu mobil dan satu payung tidak sama.Selain itu, orang yang duduk di sampingnya adalah Morphi.Nancy menatapnya dengan curiga. "Apa kamu cemburu?""Nggak.""Jadi, kamu boleh menggoda wanita lain, aku nggak boleh?"Zayn mengernyit berkata, "Aku nggak ingin menggoda wanita lain, tapi kamu yang ingin bersama pria lain. Inilah perbedaannya. Apa kamu paham?"Nancy langsung membantah, "Kamu bukan aku, kenapa kamu tahu aku ingin bersama pria lain?"Semua isi hati Nancy tertulis di wajahnya.Zayn tentu saja paham.Selama tiga tahun menikah, kapan Nancy melupakan Alan?Ketika berbaring di samping Zayn, Nancy bahkan beberapa kali mimpi sambil memanggil nama Alan. Bukankah itu berarti Nancy ingin bersamanya?Itulah yang disebut kerinduan sepanjang hari.Kalau tidak memikirkan sepanjang hari, bagaimana mungkin bi

  • Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca   Bab 0971

    ......Di sebelah rumah makan terdapat sebuah mal.Zayn langsung memilih dua setelan baju, kemudian membayar dan mengganti baju baru.Nancy duluan ke kamar ganti untuk ganti baju dan duluan selesai.Di sebelah terdapat sebuah mesin jual lotre otomatis.Ketika Nancy sedang menunggu Zayn, dia mencoba menguji keberuntungannya dengan membeli lotre.Ketika menggosok lembaran lotre, dia tiba-tiba merasakan kehangatan dari belakang.Zayn berdiri di belakangnya berkata, "Kalau ingin kaya, kamu cari aku saja. Bagaimana mungkin barang ini bisa membuatmu kaya?"Ini akan mengejutkan kalau mendapatkan 600 juta."Nancy berkomentar, "Uang yang kumenangkan dengan uang yang kamu berikan beda. Uang pemberianmu diam-diam tercatat."Suatu hari juga harus dikembalikan.Zayn memainkan alisnya dan membantah, "Apa yang beda? Bukannya sama adalah uang? Selain itu, kapan aku memintamu membayarku?""Intinya berbeda."Nancy menggosok lotre dengan semangat, akhirnya dia mendapatkan satu juta! Dia senang hingga di

  • Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca   Bab 0970

    Morphi mendongak dan berkata, "Kebetulan ada Kakak Ipar di sini, kita juga belum makan. Apa ada restoran yang enak di sini?"Sandra berkata, "Aku tahu sebuah restoran sashimi. Mau coba, nggak?"Morphi langsung mengernyit ketika mendengar sashimi. Dia berkata, "Aku ingin makan masakan rumah yang hangat-hangat. Bukankah kamu juga baru kembali dari Neyora? Kamu jangan menyarankan, deh. Aku meragukan nggak bisa makan makananmu."Sandra langsung meliriknya dengan tidak senang.Nancy berkata, "Masakan rumah di rumah makan Hefana lumayan enak."Sandra berkata dengan nada menghina, "Rumah makan Hefana? Bukankah masakannya dengan minyak bekas?"Morphi berkata, "Aku sudah lama nggak makan masakan rumahan. Aku suka yang seperti ini. Zayzay, bagaimana menurutmu?"Zayn berkata, "Zayzay? Jijik sekali.""Kita sudah bertahun-tahun nggak bertemu, aku bahkan nggak tahu kamu sudah menikah. Kelihatannya kamu sudah melupakanku! Apakah saat aku nggak di sini, kamu sangat dekat dengan Pak Hendra itu?"Zayn t

  • Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca   Bab 0969

    Tetesan air hujan menetes di wajahnya, alis dan lekukan wajah yang tampan terlihat sangat tajam.Zayn berdiri di tempat menatap mereka dengan santai, tapi nada bicaranya malah sangat galak, "Pak Alan mau culik istriku ke mana?"Nancy langsung menjadi tegang, dia bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?"Zayn menatapnya dengan ekspresi dingin, lalu berkata, "Seharusnya aku yang menanyakanmu. Ternyata kamu nggak mau makan bersamaku karena mau berjalan santai bersama mantan pacar di bawah hujan?"Nancy ingin membantahnya.Namun, kenyataan yang terlihat sesuai dengan yang dikatakan Zayn. Kalau Nancy menjelaskan, dia hanya akan semakin mengacaukannya.Alan memegang payung menatap Zayn dengan ekspresi tenang, dia berkata, "Hari ini Nancy menemuiku untuk mengambil kamera yang tertinggal di tempatku sebelumnya. Aku bukan mau menculiknya, tapi sekarang hujan deras, kamu sebagai suaminya nggak jemput, apa salahnya aku sebagai teman mengantarnya? Pak Zayn?""Kalau begitu, kenapa kamera istriku ketingg

  • Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca   Bab 0968

    Nancy berkata dengan tawaan menghina, "Cerai dengannya, kemudian menikah denganmu? Meskipun kamu sudah melihat isi kameraku, lalu tahu kehidupanku selama lima tahun ini melalui foto-foto ini, apa yang bisa kamu lakukan? Sudah banyak yang berubah dalam lima tahun ini. Aku bukan lagi Nancy yang dulu, kamu juga bukan lagi Alan yang dulu.""Kamu cerai dengannya, kamu boleh nggak menikah denganku, kamu juga boleh berhubungan dengan orang lain karena ini adalah hak kamu. Aku tahu gosip tentang Zayn, apa kamu masih mau di sisinya? Nancy, kamu nggak mencintaiku, apa kamu mencintai orang seperti dia? Walaupun nggak bersamaku, kuharap kamu bisa hidup bahagia. Kalau Zayn memang orang yang bisa diandalkan, aku nggak akan mengambil risiko merusak citra kita berdua untuk mencarimu lagi."Kata-kata Alan seperti jarum tajam dan tipis yang menusuk di luka Nancy yang sudah lama busuk.Nancy merasa sedih, tapi juga mati rasa."Zayn memang nggak baik, dia juga bukan termasuk suami idaman. Tapi, aku juga n

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status