Share

Bab 7

Billy menganggukkan kepala dan menjawab, "Aku ingat."

Dulu, Hendra pernah ditikam di penjara, dia bahkan hampir mati karena sisa satu sentimeter lagi sudah sampai jantungnya.

....

Entah bagaimana Sisca tiba di rumah.

Di perjalanan pulang, dia muntah beberapa kali hingga merasa nyaman.

Ketika melewati apotek, dia membeli obat pengar dan obat alergi.

Ketika tiba di rumah, ruam di tubuhnya sudah memudar, tapi bau alkohol masih terasa sangat kuat.

Lampu rumah masih menyala.

Sisca meletakkan tasnya dan ganti sandal, tapi Angel tidak datang memeluknya seperti biasanya.

"Angel?"

Tidak ada yang jawab? Apakah Angel sudah tidur?

Sisca masuk ke dalam kamar melihat Angel meringkuk di tempat tidur dengan wajah pucat dan terengah-engah.

Sisca sangat tercengang! Dia langsung menghampirinya dan bertanya, "Angel, ada apa denganmu?"

"Ibu ... aku sakit .... Dadaku sakit ...."

Suara Angel terdengar sangat lemah.

"Ayo pergi ke rumah sakit! Angel, tahan dulu, ya."

Sisca segera menghubungi ambulans dan menggendong Angel turun ke bawah.

Cuaca pun berubah, malam ini tiba-tiba hujan deras.

Namun, ambulans belum datang. Sisca tidak memedulikan cuaca lagi, dia langsung menggendong Angel dan memanggil taksi di jalanan.

Angel bergumam kesakitan, "Ibu, apa aku sudah mau mati? Aku sakit sekali ...."

Sisca pun panik hingga menangis, "Nggak! Angel, tahan, ya! Ibu akan membawamu ke rumah sakit! Kamu jangan tidur, ya! Angel ...."

Angel tidak menjawab lagi.

Sisca menggendong anaknya sambil memanggil taksi dengan sebelah tangan, "Berhenti! Berhenti! Anakku pingsan! Kami perlu bantuan ke rumah sakit!"

"Berhenti! Tolong bawa aku ke rumah sakit! Selamatkanlah anakku ...."

Akan tetapi, tidak ada mobil yang berani berhenti di saat hujan deras.

Ketika dia berbalik, sebuah mobil Mercedes-Maybach hitam dengan plat A99999 melintasi genangan air sehingga membasahi seluruh tubuh Sisca.

Sisca pun langsung menaikkan tangannya.

Air mata bercampur dengan air hujan dan lumpur.

....

Asisten mobil Mercedes-Maybach melirik ke arah kaca spion.

Dia melihat seorang ibu muda menggendong anaknya sambil memanggil taksi.

Asisten yang bernama Alex Tanus itu merasa prihatin, dia pun bertanya, "Pak Hendra, ibu dan anak itu sedang memanggil taksi. Mungkin anaknya sedang sakit. Sekarang hujan deras, apakah kita mau membantu mereka?"

Hendra yang duduk di belakang hanya menatap dengan tatapan dingin tanpa perasaan apa pun.

"Rasa prihatin adalah sesuatu yang tak seharusnya dimiliki."

Dengan maksud lain yaitu jangan ikut campur.

Enam tahun lalu, Hendra memiliki rasa prihatin ini. Akan tetapi, Hendra yang sekarang sangat ingin melenyapkan dirinya yang dulu.

Ambulans pun tiba.

Sisca buru-buru masuk ke dalam ambulans.

Mobil Mercedes-Maybach hitam bergerak semakin jauh. Hendra tiba-tiba mengernyit dan melihat ke arah belakang.

Mobil ambulans putih sudah menghilang dalam kehujanan.

Mungkin hanya ilusi saja. Bagaimana mungkin wanita itu adalah Sisca?

Hendra menatap cincin perak di jari tangan dengan perasaan yang kacau.

Mobil ambulans putih dan Mercedes-Maybach hitam bergerak ke arah yang berlawanan.

Hendra yang sekarang sudah berbeda dengan Hendra enam tahun yang lalu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status