Home / Romansa / Perawan Untuk Om Duda / Agresi Ratu Preman: Gagal!

Share

Agresi Ratu Preman: Gagal!

Author: Daisyster
last update Last Updated: 2022-06-18 23:23:55
“Aaa … g–gue, gue nggak mau!” Air mata Selma giat membasahi bantal Sana, tangannya geram sekali hingga meremas objek empuk itu dengan penuh luapan emosi.

“Sorry, Sel, gue pikir lo udah tahu soal itu.” Sana menggigiti bibirnya, merasa bersalah.

“Ngapain lo minta maaf? Justru salah kalau gue tahunya pas udah nikah.” Selma berdiri, membanting bantal yang semula begitu lekat dengan wajahnya. “Ini nggak adil! Gue bakal bikin perhitungan sama itu laki penipu!” Kaki gadis itu brutal menjejaki lantai, untungnya Sana tidak membuntuti.

Bruk!

Selma bergerak tanpa membawa akal sehat hingga kebablasan menubruk Damar di ruang tengah. Masih dengan energi putus-nyambung, gadis itu memperhatikan penampilan sepupunya yang sudah tidak mengenakan setelan kerja lagi.

“Kak Damar mau ke mana?”

Seraya mengenakan jaket kulit hitamnya, Damar menjawab, “Nggak ke mana-mana.”

“Jangan bohong!” bantah Selma, “Kakak mau ke mana?” tedasnya, dengan tatapan mengintimidasi.

“Jangan bilang siapa-siapa.” Pria itu m
Daisyster

Vote and review jusseyo. Masukkan ke rak juga itjimassseyo. Readers ter-luvv, gamsahamnida.

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Upen Supenti
seru seru seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perawan Untuk Om Duda   Duda's Issue

    “Nona Selma, apa nggak nunggu Tuan Panji pulang? Sebentar lagi jamnya, ‘toh?” Selma melirik matahari yang sudah mulai tumbang, lalu kembali merapikan boxwood yang mulai liar di halaman. “Biarin aja, Bi, udah gedhe. Ada aku atau enggak sama aja,” balasnya, pada maid yang mendampinginya sejak tadi. “Nggak sama, lho, Non,” bantah maid tersebut, “Tuan Panji biasanya pulang larut malam, kadang malah nggak pulang. Baru setelah menikah ini Tuan mau pulang sore setiap hari,” pungkasnya. Alah, Selma pikir itu akal-akalan Panji saja, malu sama karyawannya kalau masih pengantin baru malah lembur. Nanti kalau sudah 3 bulan menikah, pria itu pasti kembali ke setelan pabrik. Sejak kejadian di danau, Selma berusaha menyibukkan diri di samping mengunjungi toko bunga. Ia memang lebih menjaga jarak dari suaminya. Kadang para maid sampai terheran-heran, gadis itu suka tiba-tiba muncul dan nimbrung pekerjaan mereka. “Bibi udah lama jadi maid di sini?” tanya Selma, me

  • Perawan Untuk Om Duda   Logika VS Hati = Infinity

    “Oh, ini?” Damar menenteng amplop rahasianya. “Cuma … eum, anu … materi presentasi!” celetuknya, asal.Selma yang masih terkejut, langsung cengo menatap sepupunya itu. “Ah, iya. Materi presentasi.” Gadis itu kikuk.“Presentasi apa?” Panji menimpali.“Kak Damar mau presentasi, dia nanya apa materinya udah jelas apa belum gitu, Om,” terang Selma, memakan umpan Damar.Pria yang merasa hidup dan mati di antara sepasang suami-istri itu sedikit bernapas lega. Untung saja Selma cepat berpikir, ia selalu bangga dengan kemampuan sepupunya itu. Cepat berpikir dan cepat bertindak, tetapi 50% dalam artian negatif, alias gadis itu sebenarnya impulsif. Namun, napas Damar belum sepenuhnya lega sebelum Panji menyatakan percaya.“Apa sekretarismu tidak tahu cara bekerja dengan benar?” Panji mendekat, meletakkan kotak yang ia tenteng sedari tadi.Damar tertawa sumbang. “Ya, begitulah. Dia sudah bekerja dengan cukup baik. Hanya saja, aku yang tidak cepat puas,” alibi pria itu.Panji mengangguk-angguk, l

  • Perawan Untuk Om Duda   Kunjungan Rahasia Adamar

    “Gimana kalau udah diperjuangin, tapi ada hal lain di luar kendali yang bikin layang-layang itu nggak bisa terbang?” Selma berdiri. “Angin, misalnya,” tutup gadis itu. “Itulah. Tanpa angin jadi nggak seru, tapi kalau anginnya terlalu kencang juga jadi rusak.” Sepasang bola mata Selma bertubrukan dengan milik pria itu, Panji. Angin yang terlalu sepoi itu menggoyang anak rambut yang menjulur berantakan di sekitar telinganya, mengundang tangan Panji untuk bermain di sana. Sungguh di luar rencana, ia sama sekali tidak mengharapkan suaminya itu datang tiba-tiba. Sekarang apa lagi, rencana rahasianya bisa gagal jika begini caranya. Selma memalingkan muka, menghindari tangan Panji. “Ngapain Om Panji di sini?” tanya gadis itu, datar. “Kelihatannya kamu kecewa. Kenapa? Padahal saat berkeliling mencari tadi seperti semangat sekali,” jawab pria itu, curiga. Tangannya nekat mengatur anak rambut yang terlepas lalu menyematkan pucuk daun di telinga Selm

  • Perawan Untuk Om Duda   Layang-Layang Tanpa Angin

    "Om, Om, aku juga mau dong punya mainan kaya punya Om Panji." Pria yang semula fokus menggulir layar tablet itu melirik aneh pada istrinya yang membuat pose tembak menggunakan jari. Sejak kemarin, Panji lebih sedikit berbicara, tidak tergoyahkan meski Selma banyak membual tentang florist, bihun gulung, bahkan Dafa ikut menjadi bahan. Satu hal yang menyita perhatiannya, istri kecil itu tidak membahas apa pun soal telepon di kantor kemarin, padahal ia yakin suaranya cukup jelas didengar telinga mereka berdua. Panji bersandar, mengetuk meja dengan irama teratur. "Itu bukan mainan, tidak sembarang orang bisa memilikinya," timpal pria itu. "Jadi, itu beneran bisa buat nembak? Aku juga mau punya, Om!" Mata Selma berbinar, antusias. Tidak ada niatan menjawab. Panji segera menyibukkan diri dengan potongan sandwich di dalam mulut, masa bodoh dengan denting kesal di seberangnya. Dijelaskan juga percuma, ia malas mendebat istrinya yang sampai kapan pun tidak

  • Perawan Untuk Om Duda   Penyergapan Kaliber 25

    Bruak! Glodhak! “Selma, cepat minggir!” Gadis yang diteriaki itu sontak membuka mata dan menemukan Enricko tersungkur. Patung yang sepertinya akan digunakan untuk memukuli Selma tadi sudah terjatuh di dekat galon kosong yang masih menggelinding pelan. Panji. Entah dari mana suaminya mendapat galon besar itu. Meskipun sedikit susah, ia segera beringsut menjauh. “Kamu tidak akan ke mana-mana.” Enricko mencekal pergelangan kaki Selma, tangannya merogoh saku lantas menodongkan pisau lipat yang berkilauan ke arah Panji. “Honestly, aku tidak ingin memakai ini, tapi kalian memaksa.” “Letakkan pisau itu sebelum kau menyesal!” tegas Panji. Sorot matanya dingin, melirik tajam seolah bisa menguliti siapa pun dengan sekali tatap. “Hei, ini bukan situasi di mana Anda bisa mengancam saya, Tuan Taraxa. Lihat, istri Anda ada dalam genggaman saya. Kecuali perusahaan Anda mau bekerja sama, mungkin akan saya pikir ulang untuk melepaskannya.” Senyum percaya diri menghiasi wajah En

  • Perawan Untuk Om Duda   S.O.S - Selma On Scared

    "Sel ... ma ...." SaatPanji merogoh saku hendak menunjukkan foto Selma, ada panggilan masuk dari orang yang ia cari. "Sel, kamu di–" 'Om, esh ... to–long aku ....' Decit suara dari seberang membuat Panji membeku dan siaga dalam sewaktu. "Hei, kamu di mana? Kenapa?" paniknya. 'Ak–' Tutt ..., tutt .... Sembari mengendarai kembali mobilnya, Panji mengalihkan panggilan ke asisten andalannya. "Lacak keberadaan ponsel Selma. Aku mau titiknya sekarang juga. Cepat!" Pria itu tidak memberi kesempatan Dafa untuk berbicara, tubuh dan pikirannya mengendalikan roda empat ke sembarang arah hingga sang asisten berhasil mengirimkan keberadaan Selma. Inikah menikah? Panji benci merasakan ini. Namun, gadis yang kerap mengabaikannya itu terlahir ceroboh, ia tidak bisa mengabaikan naluri alamiahnya sebagai seorang suami. Dan karena dia adalah Selma, Panji tidak bisa berhenti peduli.Sementara itu, gadis yang disebut ceroboh saat ini sedang kacau di dalam Camry Red Mica keluaran t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status