Share

Perawat Untuk  Tuan Duda Lumpuh
Perawat Untuk Tuan Duda Lumpuh
Author: ALFAJAYA

Awal Perjalanan

Author: ALFAJAYA
last update Huling Na-update: 2024-03-04 17:19:39

Terlahir dari keluarga petani padi, kondisi keuangan keluarganya hanya bergantung pada hasil panen. Seorang gadis berusia 21 tahun yang baru saja menerima ijazah dengan status perawat memilih untuk mencoba mencari pekerjaan di kota untuk memperbaiki keadaan keuangan keluarganya.

Selain itu, dia juga ingin menghindari kejaran juragan tanah seorang lelaki tua bangka. Zakiya Zahira yang lebih akrab dipanggil Kiya sangat menunjukkan keteguhan dan kebijaksanaannya. Terlepas dari kenyataan bahwa Kiya merupakan gadis kampung yang masih naif, dia tidak melupakan prinsip hidupnya. Ia tidak ingin menerima tawaran dari juragan sekalipun dengan iming-iming apapun.

"Apakah Mbak Kiya benar-benar pergi ke kota hari ini?" tanya Ara kepada kakaknya.

"Tidakkah kamu melihat Mbak membawa koper sebesar ini?" Kiya replied sambil merapikan rambut Ara.

"Ara tidak punya teman di sini," kata Ara dengan polos.

Kiya tersenyum melihat adiknya yang polos. Kemudian, dengan lembut dia merangkul Ara dan berkata, "Tidak perlu khawatir, ada mas danu, ibu, dan ayah . Mbak kiya akan mencari pekerjaan yang baik agar bisa membeli Ara makanan ringan dan mainan baru."

Ara pun mengangguk dan berkata, "Mbak Kiya, janji akan membelikan banyak mainan kan?"

"Iya, Mbak Kiya janji membeli banyak mainan untuk adik-adik jika berhasil mendapatkan pekerjaan di kota," jawab Kiya dengan mantap.

Ara tersenyum bahagia mendengar itu dan merasa lega bahwa kakaknya pergi ke kota untuk bekerja dan membantu keluarga mereka. Kiya senang bisa membuat adik-adiknya bahagia dan berjanji akan selalu berusaha untuk memberikan kebahagiaan bagi keluarganya.

Awalnya, Kiya sangat berat hati untuk meninggalkan keluarganya di desa, tapi takdir memilihnya untuk merantau ke luar kota. Kiya merasa sangat prihatin jika sang ayah harus bekerja sendirian untuk menghidupi istri dan tiga orang anak mereka. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan dan membantu keluarganya dari jauh.

Walau jarak antara Kiya dan Danu cukup jauh, hampir 8 tahun, banyak yang menganggap Kiya adalah adik dari Danu karena tubuhnya yang kecil. Kendati demikian, ia tak memperdulikannya dan tetap berusaha untuk membantu meringankan beban keluarganya dengan caranya sendiri.

Dan hari malam ini Kiya bersama temannya di kampung perjalanan mereka dimulai dengan travel yang membawa mereka ke kota. Perjalanan yang jauh dan panjang ada 15 jam perjalanan hingga mereka tiba di yayasan.

Setelah menjalani pelatihan selama dua bulan dan memperoleh sertifikatnya, Kiya mendapatkan alamat penempatan dari ibu yayasan dan diberi tugas untuk menjenguk pasien di rumah sakit yang sudah ditentukan.

"Ini nih rumahnya," ujar Kiya sambil melihat nomor rumah yang tertera di dinding.

Di saat yang sama, seorang petugas keamanan yang berjaga di sana mendekati dan bertanya, "Ada yang bisa saya bantu, Neng?”

“Ini betulkan rumah Bapak Arvin? Perumahan Adonara Jalan Nirwana nomor 45 gang Anggur Merah?” tanya Kiya, menyambut sapaan dari seorang pria di seberang telepon.

“Betul, ada perlu apa nona?” tanya pria itu dengan sopan.”

"Saya Kiya, seorang perawat inaugurasi yang diperintahkan oleh yayasan untuk melakukan pengecekan pasien di rumah ini," jawab Kiya sopan sambil menunjukkan surat pengantar dari yayasan pada petugas keamanan.

“Oh begitu. Baik, akan saya sambungkan sebentar,” jawab pria itu sambil mempersiapkan transfer panggilan.

Kiya menunggu sebentar sambil menyesap kopi panas yang masih menghangat di tangan kirinya. Dia sebenarnya cukup nervous untuk bertemu dengan Bapak Arvin, tapi sebagai perawat dari yayasan, ini adalah tugas yang harus ia lakukan.

Kiya diam menunggu selama beberapa menit sambil mendengarkan petugas keamanan berbicara melalui telepon. Setelah itu, petugas keamanan mempersilakan Kiya untuk masuk ke dalam rumah yang megah dan mewah tersebut.

Setelah memasuki rumah, Kiya bisa melihat bahwa barang-barang mewah tersusun rapi di ruangan tersebut. Meski merasa kagum dengan tampilan rumah yang begitu mewah, Kiya sudah berada di dalam rumah dan melihat barang-barang mewah tersusun dengan rapi.

Kiya merasa terkagum-kagum melihat keindahan rumah tersebut. Dia dapat melihat bagaimana perabotan dan dekorasi digunakan secara maksimal untuk menciptakan suasana yang mewah dan elegan di dalam rumah tersebut.

“Nyonya Ratih, ini saya bawakan suster untuk tuan muda,” ucap petugas keamanan pada wanita muda yang duduk dengan menonton televisi tanpa menatap siapa yang diajak berbicara.

“Boleh pergi,” suara wanita itu dengan tegas.

Setelah petugas keamanan pergi, perempuan dengan sanggul dan beberapa perhiasan emas terpasang di jari, pergelangan tangan, dan lehernya masuk ke ruangan. Nyonya Ratih memandang Kiya dengan penuh skeptis, tidak percaya bahwa suster seperti Kiya dapat menjadikannya perawat putranya.

“Kamu Zakiya?” tanya Nyonya Ratih sambil menarik dagu Kiya naik untuk menatapnya.

Kiya menjawab dengan suara lembut, “Ya Nyonya, salam kenal.”

Nyonya Ratih masih tidak yakin tentang kemampuan Kiya untuk merawat anaknya. Namun, Kiya tetap tersenyum dan dengan sopan memperkenalkan dirinya serta pengalaman yang dimilikinya sebagai perawat.

Seiring berjalannya waktu, Kiya membuktikan bahwa dirinya mampu menjalankan tugasnya sebagai perawat putra Nyonya Ratih dengan baik.

Nyonya Ratih menatap Kiya dengan pandangan skeptis dan mempertanyakan kemampuan perawat tersebut.

“Tapi kok saya tidak percaya dengan kamu yang seperti ini ya,” ucap Nyonya Ratih dengan suara ragu.

Kiya merasa terpukul namun tetap sabar dan memperkenalkan dirinya serta pengalaman kerjanya sebagai perawat. Kiya memberikan penjelasan bahwa meskipun dia tidak memiliki tubuh yang besar, dia memiliki kekuatan yang cukup untuk menjalani pekerjaannya sebagai perawat.

“Meskipun badan saya kecil, saya kuat kok menjadi perawat Pak Arvin, Nyonya,” tutur Kiya dengan penuh keyakinan.

Nyonya Ratih makin tertarik dan menanyakan kemampuan Kiya dalam mengangkat pasien lumpuh. Kiya dengan tegas menjawab bahwa dia mampu melakukan tugas tersebut dengan baik.

“Kamu kuat mengangkat pasien lumpuh?” tanya Nyonya Ratih lagi.

“Kuat, Nyonya,” jawab Kiya mantap.

Mendengar jawaban Kiya yang mantap, Nyonya Ratih mulai merasa yakin dan memberikan kesempatan kepada Kiya untuk bekerja sebagai perawat putranya. Kiya membuktikan bahwa dirinya memang memiliki kemampuan dalam merawat pasiennya, terbukti putra Nyonya Ratih semakin sembuh berkat perawatan yang diberikan Kiya.

Nyonya Ratih memberikan instruksi pada Kiya untuk istirahat setelah Arvin bangun dengan menambahkan, “Nanti setelah Arvin bangun, saya panggil kamu.”

Kiya mengangguk dan pamit untuk istirahat. Namun, sebelum dia beranjak pergi, Nyonya Ratih memanggil asisten rumah tangganya dengan nama Anya.

“Anya!!” teriak Nyonya Ratih dengan suara keras.

Seorang wanita yang mengenakan seragam asisten rumah tangga segera datang ke ruangan, dengan sepiring cempal di pundaknya dan kemoceng di tangannya. Anya memandang Nyonya Ratih yang terlihat serius.

“Ya, Nyonya Ratih?” tanya Anya.

Nyonya Ratih memperhatikan waktunya dan merasa tidak sabar menunggu. Sesaat kemudian, Anya datang dengan terburu-buru, yang membuat Nyonya Ratih bertanya dengan kesal.

“Lambat sekali, kamu dari mana kamu?” tanya Nyonya Ratih sambil membentak.

Anya yang tersipu malu menjawab, “Ma-maaf, Nyonya. Saya habis menyiapkan kamar suster yang Nyonya perintahkan.”

Mendengar jawaban Anya, Nyonya Ratih meminta Anya untuk membawa suster ke kamar nya.

“Bawa suster ke kamarnya,” pinta Nyonya Ratih.

Anya segera menuruti perintah Nyonya Ratih dan membawa suster ke kamarnya. Sebelum meninggalkan kamar, Anya memastikan bahwa suster telah merasa nyaman dan merawatnya dengan baik.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Perawat Untuk Tuan Duda Lumpuh   Bertemu Mantan

    Ketika Dinda memasuki kamar Arvin, ia langsung memberikan salam pagi dengan ramah."Selamat pagi, Tuan," ucapnya sopan.Arvin memandang Dinda, masih terbaring di atas tempat tidur dan masih terlihat kurang segar. Namun, ia tak dapat menahan rasa penasaran saat melihat ke hadapan."Kok kamu bukan Kiya? mana Kiya?" tanya Arvin penasaran."Duh, Kiya terlambat bangun pagi. Ia sedang mandi," jawab Dinda sambil mempersiapkan sarapan Arvin. Ia meletakkan susu dan roti di atas meja kecil di sebelah tempat tidur Arvin.Arvin merespon jawaban Dinda dengan mengangguk saja tanpa berkata apa-apa. Ia masih menatap bingung ke depan, sementara Dinda merapikan meja makan.Arvin masih menatap ke arah lampu gantung di atas plafon kamar tidurnya, seakan tidak ingin beranjak dari tempat tidur. Walaupun mata terbuka lebar, raut wajahnya masih menampakkan tanda-tanda mengantuk.Namun, Dinda mengamati Arvin dari jauh dan terus memantau tubuh tuannya yang malas bangkit. Ia menunggu Kiya datang, sementara caha

  • Perawat Untuk Tuan Duda Lumpuh   Perubahan Sikap Tuan Muda

    Di sebuah meja makan, Kiya duduk bersama Arvin, Nyonya Ratih, dan seluruh staf pelayan yang lainnya. Makan malam disajikan dalam suasana yang indah di teras rumah keluarga Arvin yang luas dengan pemandangan yang menakjubkan.Mereka duduk untuk menikmati makanan yang tersedia di meja. Kiya hanya memperhatikan Rey saat ia sedang menikmati santapannya dengan lahap."Aku ingin ayam bagian kanan," ucap Rey sambil menunjuk pada potongan ayam yang berada di depan Arvin."Yang mana yang kanan? Sejauh ini, aku tidak melihat adanya tanda penunjuk pada potongan ayam untuk membedakan antara kanan dan kiri," tanya Kiya dengan nada agak kesal."Kalau begitu, mohon ambilkan yang bagian kanan atau tanyakan pada si ayam sendiri," jawab Rey dengan sok cuek.Seketika suasan di dalam ruangan tersebut menjadi riuh gembira karena mereka menertawakan apa yang telah diucapkan oleh Rey. Tawa riang terdengar di seluruh ruangan dan bahkan seorang pria bernama Arvin pun tersenyum kecil ketika melihat Rey dengan

  • Perawat Untuk Tuan Duda Lumpuh   Apakah Aku Jatuh Cinta?

    Ketika Tuan Muda Arvin melihat wajah Kiya, ia merasa khawatir. Wajah Kiya terlihat sembab dan pucat, menandakan bahwa ia masih sakit. Namun, meskipun kondisinya belum pulih sepenuhnya, Kiya tetap bersedia menemani Arvin untuk berlatih berjalan.Arvin menginjak kedua kakinya pada lantai dengan berpegangan pada alat peraga di dekatnya. Kiya berdiri di sisinya dengan memperhatikan gerakan dan langkah Arvin. Meskipun Kiya diam dan tidak berkomentar apapun, jelas terlihat bahwa ia khawatir dan ingin memastikan Arvin aman selama berlatih.Namun, tiba-tiba Arvin kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Kiya cepat bereaksi untuk menolongnya, menarik lengannya agar Arvin tidak benar-benar jatuh."Biar Kiya bantu," ucap Kiya dengan suara lembut, menawarkan bantuan pada Arvin."Enggak, aku bisa sendiri," jawab Arvin dengan sedikit kesal. Dia ingin membuktikan pada Kiya bahwa ia bisa melakukan apapun sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.Kiya memperhatikan Arvin dengan seksama saat ia mencob

  • Perawat Untuk Tuan Duda Lumpuh   Di Rumah Sakit

    Kiya merasakan denyutan sakit yang menyengat tubuhnya, sementara rasa ketakutan memenuhi dirinya. Dia menyesal tiba-tiba datang ke ruangan yang salah, tempat yang seharusnya dihindarinya. Ruangan itu bau dan gelap, ada sepasang mata kejam yang menatapnya dengan penuh amarah.Saat tak bisa menahan ketakutannya, Kiya berteriak meminta tolong, berharap ada seseorang yang akan mendengarnya. Tapi, suaranya hanya bergema di dinding yang dingin, dengan tangisannya yang tak berdaya. Tanpa Nyonya Ratih, Kiya tak tahu apa yang akan terjadi padanya. Ia mungkin akan kehilangan kesuciannya, yang sulit diraih dan dijaga selama ini.Mendadak ibu Kiya bertanya dengan nada tinggi, "Kamu ngapain ke juragan?"Kiya terdiam sesaat sebelum akhirnya menjawab, "Nggak ada yang dibahas lagi, Kiya nggak mau dijodohkan dengan juragan tua itu. Cocoknya itu buat ibu," ujarnya dengan sedikit keras.Sontak, ibunya merasa tersinggung dengan ucapan anaknya yang membandingkan dirinya dengan juragan tua itu dan membenta

  • Perawat Untuk Tuan Duda Lumpuh   Saling Sombong

    🍒Rumah Sakit🍒Kiya yang baru saja dipindahkan ke ruangan perawatan merasa sangat lelah dan pusing. Infus menancap di tangannya dan tubuhnya terasa lemas. Namun, suasana yang semakin memanas antara ayah dan ibunya membuatnya semakin pusing.Kedua orang tua Kiya terus bertengkar mengenai calon pasangan hidup Kiya. "Kiya harus menikah dengan juragan Feri," ucap ibu dengan teguh pada pendiriannya.Namun, ayah Kiya tidak setuju dan tetap bersikeras dengan pendiriannya. "Nggak! Masa depan anakku ada di tanganku," jawab ayah dengan tegas.Ibu Kiya masih tetap berpegang pada pendapatnya mengenai uang yang bisa didapatkan dari juragan Feri jika Kiya menikah dengan dia. "Uang juragan Feri itu banyak dan besar, kita bisa dapat untung berkali-kali lipat," ucap ibu Kiya dengan meyakinkan."Dari dulu kamu memikirkan uang terus. Nggak berubah jadi perempuan malah menjadi materialistik," ucap ayah dengan tegas.Ibu mencoba membela diri dengan mengingatkan bahwa ayah dan dia adalah pasangan yang tel

  • Perawat Untuk Tuan Duda Lumpuh   Gara Gara Dingin

    Kiya berada di kamar bersama Dinda yang sangat perhatian padanya, sembari Dinda mengompresnya dengan hati-hati. Saat itu Kiya masih merasakan demam dan merasa tidak enak badan."Kamu panas kok nggak turun-turun dari tadi siang?" tanya Dinda dengan nada perhatian.Kiya mempersilahkan Dinda untuk merasakan suhu tubuhnya, dan Dinda langsung merasa kehangatan yang ada pada tubuh Kiya. Dinda langsung kebingungan mengikuti Kiya mengapa Kiya tidak mau memberitahukan hal ini dengan baik terlebih dahulu sebelum Kiya diserang sakit."Kamu harus istirahat dengan baik, kamu belum pulih sepenuhnya," ujar Dinda sambil memperhatikan Kiya dengan intensif.Di malam itu, rutinitas makan malam dimulai dan Dinda menjaga Rey, anak kecil yang susah diatur. Dinda sangat bertanggung jawab dan penuh perhatian terhadap Rey, sambil mempersiapkan makan malam.Dinda mencoba membujuk Rey agar mau makan dan menyimpan makanan yang sehat untuknya. Namun, Rey tetap bersikeras bahwa dia tidak suka makan tersebut dan me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status