Share

7.Suami Idaman

Kedatangan kakeknya ke kantor membuatnya terkena beban pikiran sekarang. Sekretarisnya dipecat seenaknya dan kakeknya malah menugaskan Benjamin menjadi sekretaris penggantinya sementara .

Memijat kepalanya sebentar untuk meredakan pusing nya , berkas-berkas di depannya kenapa lama sekali selesainya . Kurasa kakek memang niat menghukumku Ck, Batin Evander menjerit frustasi.

Mencoba bersandar di kursi kebesarannya sambil menghitung menit waktu istirahatnya. Dia harus menyelesaikan secepatnya semua berkas-berkas ini .

Melihat jam yang ada di dinding menunjukan waktu untuk makan siang , bahkan dia tidak menyadari kalau waktunya makan siang .

Bunyi pintu terbuka dengan sendirinya mengalihkan atensinya . Benjamin masuk dengan sendirinya membuat Evander berdecak tak suka, berapa kali dia harus bilang untuk tidak memasuki ruangannya tanpa persetujuannya. Sudah sampai tahap mana kekurang ajaran pengawalnya ini sampai bisa seenaknya seperti ini.

"Ck, Bukankah sudah kubilang jika masuk harus dengan persetujuanku ?" Kenapa sulit sekali untuk memperingatkan Benjamin.

"Aku hanya ingin memberitahukan waktunya makan siang bos," ujar Benjamin. Kakek Thomas selalu memperingatinya untuk selalu mengingatkan makan siang untuk Evander karena Evander memang selalu lupa waktu jika sudah bersangkutan dengan pekerjaan nya. Meskipun kali ini kakek Thomas yang membuatnya bekerja lebih keras lagi .

"Cih , Ya sudahlah keluar dari ruanganku " Berdecih dan melambaikan tangan mengisyaratkan Benjamin agar pergi dan ruangannya. Dia akan makan, jika pekerjaannya sudah selesai .

"Oh ya bos , tadi Nyonya Smith datang menanyakan tentang surat perceraiannya dia juga membawa pengacaranya tadi " ucapan Benjamin menghentikan kegiatannya , wanita ini ternyata bebal sekali yah .

"Dimana dia sekarang? " bertanya kepada Benjamin dengan seksama.

"Sudah pergi bos," ujar Benjamin . Wanita itu memang langsung pergi ketika bertanya padanya apa Evander ada di kantor atau tidak dan Benjamin menjawab Bosnya memang lagi sibuk karena pekerjaan tambahan dari kakeknya. Mungkin karena itu Florence pergi dan hanya menitip pesan kalau dia berkunjung tadi kepada Evander.

"Ya kemana? " Dia tidak puas dengan jawaban Benjamin. Dia ingin tahu kemana wanita itu , kenapa tidak langsung menemuinya saja kalau begitu . Malah pergi begitu saja dengan pengacaranya lagi.

"Saya tidak tahu bos , tapi sepertinya mereka sempat ke cafe depan perusahaan, Bos" Hah jawaban ini yang dia inginkan.

"Aku akan makan siang ," ujar Evander kemudian melayangkan telunjuknya kepada Benjamin "Dan kau selesaikan pekerjaanku , lagipula sedikit lagi selesai dan jangan mengeluh!"

Benjamin yang baru saja ingin membantah langsung mengunci mulutnya spontan. Huh dia lagi dia lagi , sebenarnya dia ingin menolak hanya saja jika mendengar nasihat kakek Thomas untuk memperingati Evander jika sudah waktunya makan siang membuatnya berpikir kembali .

"Baik bos " Hanya jawaban itu yang bisa dia berikan sekarang .

                                                       ***

Evander berjalan ke arah lift tanpa memperdulikan banyak sepasang mata yang memandangnya terutama kaum wanita. Oh ayolah! Tidak akan ada wanita yang tidak menolak kharisma nya dari cara dia berjalan bahkan memandang sesuatu .

Dia juga tidak suka berhubungan dengan wanita yang ada di perusahaan . Itu merepotkan kecuali sekretarisnya . Berjalan tegas masuk ke dalam lift yang di dominasi oleh para wanita .

Memencet lantai bawah karena tujuannya sekarang yaitu cafe depan perusahaannya. Memasukan tangan ke dalam kantong celananya dengan pandangan ke depan , dia bahkan tidak menyadari wanita-wanita disekitarnya hanya bisa menggigit bibir mereka tak kuasa menahan pesona dari bos mereka . Auranya sangat memikat membuat orang-orang di sekitarnya pasti tidak akan mengalihkan pandangan mereka.

Rahang tegas dan bulu-bulu halus di wajahnya membuat kesan maskulin menempel padanya, bibirnya yang penuh menambah bahan untuk menjadi fantasi liar siapa saja.

Ting ...

Bunyi lift berbunyi membuat pintu lift artinya sudah terbuka . Melangkah dengan langkah panjang , tujuannya hanya satu yaitu menemui istrinya yang mungkin saja sedang bermesraan dengan pengacaranya .

                                                           ***

Disisi lain Florence hari ini memang merencanakan akan datang ke kantor Evander dengan pengacaranya . Dia tidak ingin kecolongan lagi , laki-laki itu pemain handal jika dia tidak segera bertindak maka dia yang akan hancur perlahan-lahan oleh laki-laki itu .

Tapi kedatangannya seperti salah kali ini , laki-laki itu sedang sibuk . Entahlah dia tidak pernah tau urusan kantor akan bisa seberat itu apalagi di jam semua pegawai kantor akan sarapan siang .

Dari perkataan Benjamin , Evander memang lagi sibuk karena Kakek Thomas sedang memberikan dia pekerjaan penting , Jadi dari pada dia mengganggu laki-laki itu dan mengakibatkan kemarahan atau hal yang tidak terduga lainnya , jadi lebih baik dia menundanya dulu.

Dia tidak enak dengan pengacaranya maka dari itu dia menawarkan untuk makan siang bersama di cafe depan perusahaan Evander.

Masuk ke dalam cafe dengan suasana canggung , Pengacaranya memang masih usia muda mungkin seumuran dengannya tapi dia ingin menghargai orang yang punya jabatan tinggi darinya .

"Maaf Pak Arga merepotkan. Kurasa kali ini kita menundanya dulu untuk menemui Evander sebagai gantinya aku mengajak bapak makan siang. Apa tidak apa-apa , pak ?" Meringis tak enak hati .

"Tidak apa-apa Florence lagipula kita bisa menjadwalkan kembali pertemuan dengan Pak Evander , ngomong-ngomong jangan terlalu formal padaku . Kurasa kita seusia, bukan ? "

"Ah iya-iya pak Arga " kekeh Florence. Arga Aditormo , dia adalah pengacara yang Kakek Thomas andalkan lebih tepatnya semua andalkan . Laki-laki itu sudah menjadi pengacara hebat di usia yang baru 21 tahun sampai sekarang dan itu membuatnya mengaguminya . Sosok Arga terlihat seperti kriteria suami idamannya ,bertalenta, punya senyum ramah dan mempunyai tutur kata yang lembut .

Andai saja dia bisa bertemu dengannya lebih cepat dengan pak Arga , dia pasti sekarang sudah bahagia. Ah tidak !kau ini terlalu banyak membayangkan yang tidak-tidak lagipula dia masih orang asing mana tau dia sudah punya pacar atau bahkan istri? Batin Florence.

Dan mengenai kakek Thomas , dan Arga adalah pengacara andalannya itu memang bukan kebetulan . Entah dari mana kakek Thomas tahu kalau dia ingin bercerai dengan Evander. Sebenarnya dia tidak enak hati , pernikahan tidak sehat mereka harus diketahui kakek Thomas , kakek selalu menaruh harapan besar padanya tapi apa boleh buat cinta dan takdir tidak ada yang bisa menentang .

Kakek Thomas mengatakan akan selalu mendukungnya bahkan akan memberinya pekerjaan jika dia sudah tidak menyandang sebagai nyonya Smith dari cucunya . Kakek bahkan berkata akan selalu menganggap dia sebagai menantunya dan akan terus seperti begitu .

Mengingat itu dia hanya bisa meringis tak enak tapi dia sudah berjanji akan selalu mengunjungi kakek Thomas bahkan akan selalu bersedia jika Kakek mengajaknya piknik bersama. Dia tak ingin mengecewakan sosok yang pernah dia tolong itu bahkan orang yang berjasa menyelamatkannya dari masa sulitnya dulu.

Tbc...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status