Share

10. Mati Kutu

Part 10

"Mana kutahu, kali aja jatuh. Jangan tuduh aku sembarangan, Mas!" pungkas Wulan. Ia tampak kesal. Ah, harusnya aku tak menuduhnya begitu. Bodoh! Akhir-akhir ini dia jadi gampang tersulut emosi.

Aku menghela nafas dalam, menatap wajah Wulan yang tampak tidak bersalah.

"Ya, maafkan aku, Wulan, aku tak bermaksud menuduhmu. Tolong kalau pas kamu bersih-bersih dan nemu kartu ATM-nya, simpankan dulu ya."

"Iya Mas."

"Ya sudah aku berangkat dulu. Paling lama satu jam aku balik lagi. Dan kamu harus siap-siap ya, biar nanti langsung berangkat," ujarku.

Aku merutuk pada diri sendiri. Sial! Bisa-bisanya kartu ATM hilang. Tapi aku tak mungkin terus menerus menuduh Wulan di sana. Memang akulah yang ceroboh.

Wulan mengangguk lagi. Gegas akupun pergi karena aku yakin Melinda pasti tengah menunggu kabar dariku. Sengaja aku tak menghubunginya lebih dulu. Selama di rumah aku meminimalisir pegang HP, takut Wulan tambah curiga.

Mobil yang kukemudikan membelah jalan raya. Suasana pagi weekend cuku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Rini Asih
malingnya sudah mulai ketemu, rasain deh kamu suami
goodnovel comment avatar
Rini Asih
malingnya sudah mulai ketemu, rasain deh kamu suami
goodnovel comment avatar
dianrahmat
emang suami durjana. smg bisa cpt dibongkar tuh kejahatan mrk berdua
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status