04. KELUARGA SADIS
Keluarga Smith memang terkenal keluarga yang tidak peduli dengan perasaan orang lain.
Keluarga ini sudah kaya turun temurun dari kakek moyang mereka yang hartanya tidak habis-habis.
Tapi bukan harta yang mendasari Christine memutuskan menikah dengan Karel Smith.
Christine sangat terkesan dengan Karel yang menurutnya sangat baik hati dan suka bersenda gurau yang bisa membuat hidupnya penuh warna.
"Christine Taylor .... kamu sungguh wanita yang bodoh sekali!" teriaknya dalam hati.
Tanpa menyelidiki keluarga Smith terlebih dahulu, Christine begitu saja menerima lamaran dari Karel, padahal saat itu karirnya di perusahaan konstruksi sedang menanjak naik dengan gaji fantastis.
Ibu Karel awalnya sangat ramah terhadap Christine, membuat dirinya seakan menemukan keluarga baru yang hangat yang diyakininya bisa membawanya menuju kebahagiaan.
Sifat mertuanya mulai kelihataan aneh saat dia melahirkan Cindy, anak pertamanya.
Mertuanya sama sekali tidak mau memegang cucunya ini, tanpa alasan yang jelas.
Bahkan sifat mertuanya mulai berubah dan menjauhi dirinya.
Cindy tidak pernah dekat dengan neneknya ini, karena mertuanya sama sekali tidak menyukai Cindy.
Christine sudah menanyakan masalah ini kepada Karel, tapi jawaban Karel sama sekali tidak memuaskan dirinya.
"Mungkin ibu ingin cucu laki-laki kali Chris, makanya dia tidak begitu suka sama Cindy!" jawab Karel seenaknya.
"Tidak bisa begitu Mas ... bagaimanapun Cindy kan tetap cucunya. Aku juga ikut dijauhi! Sebenarnya aku salah apa sih Mas?" tanya Christine penasaran.
"Kamu tidak salah, Chris! Tabiat ibu memang begitu! Kamu yang sabar ya ... aku yakin sifat ibu akan berubah apabila kamu nanti melahirkan cucu laki-laki untuknya," kata Karel menjelaskan alasannya.
"Kamu yakin itu alasannya, Mas? Aku kok tidak yakin. Apa memang ibumu tidak menyukai diriku sejak awal ya?" tanya Christine.
"Ibu kan sangat menyayangimu saat awal kita menikah. Kamu tidak ingat, Chris? Kamu selalu dibelikan tas branded dan gaun yang bagus agar kamu bisa berbaur dengan keluarga Smith lainnya."
"Aku ingat, Mas! makanya aku bingung sekarang. Kenapa ibu menjauhiku? Bahkan cucunya sendiri tidak diakuinya lagi! Kan aku jadi sakit hati, Mas!" ujar Christine yang tidak kuasa lagi menahan tangisannya.
"Aku juga tidak tahu kenapa sifat ibu jadi berubah terhadapmu, Chris! kalau ada waktu, nanti aku tanyakan kepada ibu!" tegas karel.
"Benar ya Mas? Aku ingin jawaban ... kalau aku ada yang salah, akan aku perbaiki Mas!" ujar Christine yang mulai menaruh harapan terhadap Karel.
Tapi janji Karel tinggal janji saja.
Suaminya ini tidak pernah berani menanyakan tentang perubahan sifat ibunya ini.
Christine tidak ingin menambah masalah dengan menanyakan langsung maslah ini kepada mertuanya. Apabila jawaban mertuanya menyakitkan dirinya, maka hubungan mertua dan menantu bisa retak. Hal ini yang selalu dihindari Christine, sehingga dia selalu meminta bantuan Karel.
Tapi suaminya ini benar-benar lelaki yang tidak punya nyali sama sekali. Bahkan hanya sekedar bertanya kepada ibunya sendiri, dia tidak berani juga.
Sifat mertuanya makin hari makin menjadi-jadi.
Bahkan pembantu yang biasanya mengerjakan pekerjaan rumah tangga di keluarga besar Smith ini diberhentikan.
Semua pekerjaan dari menyuci pakaian, menyetrika pakaian, memasak, bahkan membersihkan rumah menjadi tugas Christine sebagai satu-satunya menantu di rumah besar ini.
"Mas ... kenapa semua pekerjaan rumah tangga dilimpahkan kepadaku! Aku kan harus mengasuh Cindy juga dan menyusuinya. aku kelelahan Mas, kerja tanpa henti dari pagi hingga malam!"
Christine pernah melancarkan protes keras kepada Karel mengenai perlakuan mertuanya yang semena-mena ini.
Jawaban dari Karel sungguh membuatnya kecewa. Beginikah suami yang diharapkannya menjadi suami idaman baginya saat dia menerima lamaran lelaki ini di tengah prestasinya yang gemilang di perusahaan tempatnya bekerja?
"Ibu hanya mengujimu, Chris! kamu jangan terus mengeluh! Kerjakan saja apa yang diperintahkan ibuku! Kamu kan menantunya, jadi wajarlah kalau kamu disuruh-suruh!"
Christine langsung naik pitam mendengar jawaban Karel tyang sangat tidak berperasaan terhadapnya.
"Apa katamu, Mas! Aku harus mengerjakan semuanya tanpa mengeluh? Aku tidak mengeluh, Mas! Aku hanya minta pekerjaanku dikurangi! Aku tidak punya waktu, bahkan hanya sekedar menyusui anakmu ini! Kamu kelihatannya tidak sayang sama sekali sama Cindy! mentang-mentang ibumu tidak menyukai Cindy, terus kamu ikut-ikutan juga tidak menyukai anakmu? Cindy itu darah dagingmu sendiri, Mas! Tega sekali kamu menelantarkan anakmu ini!"
"Aku tidak mau berdebat denganmu, Chris! Saranku, kamu jalani saja semua yang diperintahkan oleh ibu! jangan sesekali kamu menolaknya, ibu akan makin membencimu apabila kamu menolak perintahnya!" jawab Karel tanpa perasaan.
"Aku bukan babu di rumah ini! enak saja kamu bicara! Aku ini sarjana! Karir dan gajiku juga lebih tinggi darimu! Sekarang keluarga Smith memperlakukanku bagaikan pembantu ... bahkan pembantu sekalipun digaji Mas!"
Christine benar-benar menyesal telah terjebak masuk ke dalam lingkaran setan Keluarga Smith yang benar-benar sadis perlakuannya.
"Sudahlah! Malas aku bertengkar terus denganmu! Selalu masalah ibu yang kamu bicarakan! jangan-jangan kamu sendiri yang membuat ibuku tidak menyukaimu sebagai menantunya!"
Karel malahan menuduh dirinya yang menjadi biang kerok semua permasalahan yang menimpa dirinya. Suaminya sama sekali tidak mendengarkan semua perkataannya.
Ucapannya tidak menyentuh hati suaminya sama sekali. jauh berbeda saat Karel melamarnya dengan suasana yang romantis.
"Sadis sekali kamu Mas! Tidak kusangka, Karel yang dahulunya romantis dan penyayang, kini hanya lelaki pengecut dan tidak peduli sama sekali dengan keluarga!"
Hati Christine rasanya hancur, karena harapannya satu-satunya yaitu suaminya untuk meredakan ketegangan menantu dan mertua ini, tidak bisa diandalkan sama sekali untuk menyelesaikan masalahnya.
Karel mati-matian membela perlakuan ibunya terhadap dirinya, tanpa berusaha membantunya untuk mengurangi bebannya. Padahal suaminya ini tahu kalau dia sedang menyusui bayi mereka yang baru beberapa bulan. Apabila kondisi badannya tidak sehat, tentu pemberian ASI akan terhambat.
"Aku tidak mau lagi mendengar alasanmu yang terus-terusan menyalahkan ibuku. Mulai sekarang jalani saja hidup barumu ini!" kata Karel sambil meninggalkan dirinya.
Christine dengan sabar berusaha menjalani hidup barunya yang diperlakukan bagaikan pembantu di rumah Keluarga Smith.
Harapannya, perkataan Karel ada benarnya kalau mertuanya mengharapkan cucu laki-laki untuk meneruskan nama Keluarga Smith.
Tapi ... semuanya tidak terbukti.
Setelah melahirkan anak laki-laki untuk Karel, perlakuan mertuanya tetap tidak berubah.
Christine semakin dijauhi mertuanya, hanya dianggap sebagai pembantu saja di rumah keluarga Smith ini.
Jason juga tidak pernah disentuhnya. Parahnya, Karel juga ikut-ikutan tidak memperhatikan putranya ini sama sekali.
"Mas ... aku harus bagaimana lagi supaya bisa diterima di keluargamu ini!' seru Christine. "Aku tidak tahan lagi, Mas hidup seperti ini. Bagaikan hidup di neraka!"
"Aku tidak tahu Chris! Terserahlah kamu harus bagaimana! Aku pusing memikirkan masalahmu ini terus menerus!"
Begitu jawaban Karel, saat Christine sudah mulai putus asa, dan mengharapkan dukungannya.
Perkataan Karel yang menyatakan kalau mertuanya ini menginginkan cucu laki-laki darinya ternyata omong kosong belaka.
Bahkan jauh lebih parah.
Setelah melahirkan Jason, mertuanya mulai mengenalkan Karel kepada Bella.
Christine tidak tahu lagi letak kesalahannya yang membuat hidupnya tidak sesuai harapannya.
Puncaknya, saat Karel menyatakan kalau dia akan melamar Bella menjadi istri keduanya, tanpa menceraikan dirinya.
Suami tidak tahu dirinya ini bahkan meminta ijinnya untuk menikah lagi.
"Kalian semua benar-bear keluarga sadis yang tidak berperikemanusiaan dan tidak pernah memperhatikan perasaan orang lain. Menyesal aku masuk ke dalam keluarga sadis ini!" gumam Christine dengan perasaan sakit hati dan penuh amarah.
*****
Bersambung .....
Kematian Alice yang cukup tragis membuat semua anak buahnya ketakutan dengan kekejaman seorang William Shatner.Padajhal yang sebenarnya terjadi tidaklah demikian, tapi orang hanya inigin melihat sesuai pikirannya saja.Pemuda yang tampak diam dan tidak berbahaya ini ternyata pewaris tunggal dari Keluarga Shatner yang kelasnya berada jauh di atas Keluarga Smith.Kekejaman Keluarga Shatner dalam bisnis jauh melampaui kekejaman Keluarga Smith.Demi melindungi seorang Christine yang sedari awal sudah disukainya ini, William terpaksa meminta bantuan keluarganya untuk mengirim pasukan ke apartemnnya di Wiltshire.Hanya dalam waktu sebentar saja pasukan yang diminta oleh William tiba di apartemennya dan membantai habis sisa anak buah Alice yang masih tertinggal di sana.Christine meringkuk ketakutan melihat kehebatan seorang William Shatner yang tadinya disangkanya adalah pria brengsek yang tidak bisa apa-apa dan penyendiri saja."Jangan takut ... aku tidak seperti yang terlihat olehmu!" sa
Bagaikan cerita di film aksi, apartemen kumuh yang semula sepi dan diabaikan orang yang lalu lalang kini menjadi pusat perhatian karena adanya pengepungan yang dilakukan Alice bersama anak buahnya. Aparat setempat memilih diam terlebih dahulu karena menganggap pengepungan yang dilakukan Alice adalah perang antar geng atau klan yang hendak menguasai daerah tertentu untuk transaksi ilegal yang dilakukan mereka. Penduduk setempat juga tidak berani terlalu dekat karena Alicedan beberapa ank buahnya bersenjata otomatis yang sangat berbahaya. "Aku peringatkan untuk terakhir kalinya! Keluar dari apartemen ini dan serahkan Christine beserta kedua anaknya! Aku hanya ingin membawa pulang mereka ke keluarga Smith!" Alice kembali mengancam William yang berada di dalam apartemen, karena dia sendiri masih ragu untuk menerobs masuk. William yang pernah mendapat pelatihan militer dan menjadi andalan Keluarga Shatner ini sangat menakutkan bagi Alice walaupun dia berusaha mengatasinya. "Apa kita
"Tenang saja ... aku akan mengatasi gadis pembunuh itu!" ujar William Shatner menenangkan Christine dan Abigail, setelah pria ini mulai bisa menenangkan dirinya sendiri.Alice akhirnya mengetahui tempat persembunyian Christine di apartemen kumuh William."Aku tidak ada urusan denganmu, William! Berikan apa yang kuminta maka kita akan baik-baik saja!" seru Alice."Kenapa gadis ini bisa mengenalmu, Bill?" tanya Abigail lagi, padahal sebelumnya William Shatner sudah menunjukkan kalau pria ini kenal dengan Alice."Aku juga bingung, Abs!" ujar Christine."Pulanglah, Alice! Aku tidak ingin membunuhmu!""Membunuhku? Kau terlalu percaya diri, William! Aku tidak ingin permusuhan keluarga besar kita semakin parah dengan kematianmu!" "Memangnya kamu tahu kalau ada permusuhan keluarga besar Smith dengan Shatner ini, Chris?" tanya Abigail."Aku baru saja tahu dari Alice sekarang ini! Aku juga jarang bertemu Alice!" sahut Christine."Aku kira aku kenal baik dengan Bill tapi ternyata aku salah! Aku
"Chris, lebih baik kamu tinggal untuk sementara di apartemen Albert ini dengan anak-anakmu!" ujar Abigail. "Jangan keluar dahulu dari apartemen. Aku sudah minta ijin Bill untukmu tinggal sementara di sini!" Christine tentu saja bingung dengan sikap Abigail yang misterius. Kalau dia berpikiran jelek, mungkin Abigail sedang mengusirnya secara halus dari rumah orangtuanya. "Ada apa Abs, tidak biasanya kamu begini?" tanya Christine. Abigail terdiam dengan wajah yang agak pucat dan tubuh gemetaran. "Kalau kamu tidak suka aku dan anak-anak tinggal di rumahmu, aku akan cari apartmen, Abs!" sahut Christine. "Bukan itu masalahnya, Chris!" seru Abigail. "Jadi, apa masalahnya?" tanya Christine. "Aku dengar ada gadis dari kota yang sedang mencarimu! Ternyata setelah aku memastikannya, gadis itu adalah Alicie!" sahut Abigail. "Alicie ke sini? Kenapa dia bisa tahu kalau aku ada di sini?' tanya Christine. "Mungkin dia hanya menduga-duga saja! Aku khawatir dia ke rumah dan menemukan anak-an
Pria penyendiri bernama William Shatner masih terlihat asyik dengan kesendiriannya di pojok taman depan apartemen tempat Abigail bekerja.Bahkan pria ini tampak tidak peduli saat Abigail dan Christine mendekatinya."Kamu yakin tidak salah orang, Abs?" tanya Christine."Kenapa?" tanya balik Abigail."Kelihatannya dia tidak menghiraukan kita sama sekali!' ujar Christine."Kalau kamu mau bekerja padanya, kamu harus pahami sifatnya, Chris!" seru Abigail."Bagaimana aku tahu apa yang harus dikerjakan kalau berbicara denganku saja tidak mau!" sahut Christine."Sabar, Chris! Belum bekerja padanya saja, kamu sudah bawa perasaan begini!" ujar Abigail."Aku sulit bekerja dengan majikan sombong seperti dia!" seru Christine."Tidak mau bicara dan sombong itu hal yang berbeda, Chris! Kamu mau tidak pekerjaan ini?" tanya Abigail.Christine hanya menaikkan bahunya saja.Abigail mendekati William Shatner untuk bicara dengannya."Bill ... kamu jadi tidak menyewa orang untuk bersih-bersih?" tanya Abiga
"Apartemen tempat kerjamu tadi bagus juga ya, Abs!' ujar Christine yang sudah reda marahnya dan tampak menikmati perjalanan ke pusat kota."Apartemennya atau pria yang sedang duduk menyendiri di depan apartemen?' ledek Abigail.'Kamu gila, Abs! Aku belum cerai dari Karel!" seru Christine. "lagian siapayang bisa tertarik dengan pria yang menyebalkan seperti itu?""Tapi kan kamu ingin cerai kan?" tanya Abigail."Keluarga Smith tidak akan membiarkanku bercerai denga Karel!" ujar Christine."Jadi statusmu nanti bagaimana, Chris?" tanya Abigail lagi."Aku tidak tahu, Abs! Aku bingung! Aku akan fokus cari kerja untuk menghidupi anak-anak dahulu, urusan lain tidak penting bagiku sekarang. Tidak mungkin aku menumpang terus di rumahmu, Abs!" ujar Christine."Aku sih tidak masalah, Chris! Rumah orang tuaku cukup besar!""Aku harus mandiri, Abs! terima kasih atas tawarannya, tapi aku tidak bisa hidup menumpang terus!""Terserah kamu saja, Chris! Pintu rumahku selalu terbuka untukmu!" "Aku tahu,