Home / Rumah Tangga / Perempuan Yang Terbuang / 05. Lamaran Yang Menyakitkan

Share

05. Lamaran Yang Menyakitkan

Author: Zhu Phi
last update Huling Na-update: 2022-12-27 03:12:00

05. LAMARAN YANG MENYAKITKAN   

Christine masih berada di dalam mobilnya mengamati rumah Bella yang kelihatan sunyi sekali.

Rumah yang sangat megah untuk perumahan di kompleks perumahan ini.

"Apa nenek lampir itu melihat kekayaan Keluarga Jones ya? Bukannya keluarga mereka juga sudah sangat kaya, buat apa lagi besanan dengan keluarga kaya lainnya. Apa sebenarnya kesalahanku sehingga mertuaku saangat tidak menyukaiku, padahal awalnya dia senang punya menatu seperti diriku?"

Pertanyaan demi pertanyaan terus berkecamuk di dalam pikiran Christine. 

Sampai sekarang dia tetap tidak mengetahui alasan mertuanya tidak menyukai dirinya, bahkan menurun ke cucu-cucunya yang juga darah daging Karel, mertuanya ini tetap tidak menyukainya.

"Jangan-jangan lamaran terhadap Bella tidak dilakukan di rumah orang tuanya ini!" pikir Christine.

Tidak salah Christine berpikiran seperti itu, karena Bella yang mandiri sudah sanggup membeli rumah sendiri.

Untuk menepis keraguannya, Cindy keluar dari mobilnya menuju rumah Bella.

Cindy dipesan untuk mengunci pintu mobil. Posisi kaca mobil dibiarkan sedikit terbuka, karena Christine mematikan mesin mobil dan tidak menyalakan AC mobil.

Rumah orang tua Bella tampak sepi sekali dan tertutup rapat saat Christine berada di depan pagar rumah ini.

"Ibu cari siapa?" tanya satpam yang kebetulan berkeliling.

"Kebetulan Pak! saya mencari orang tua Bella! katanya ada lamaran yang diadakan di rumah ini!" ujar Christine.

"Tadinya begitu Bu ... tapi mereka membatalkan acara di rumah ini dan melanjutkannya ke tempat lain!" jelas satpam kompleks. "Apa ibu tidak diberitahu kalau ada perubahan? Ibu siapa ya, biar bisa saya  sampaikan kalau keluarga Jones sudah pulang."

"Tidak apa-apa, Pak! Saya susul saja ke sana!" kata Christine yang tidak ingin kehadirannya diketahui oleh keluarganya Bella ini.

Christine tidak tahu rumah Bella yang baru dibelinya ini. Dia hanya mendengar mertuanya membanggakan calon mantunya yang sudah memiliki rumah sebelum menikah dengan putra kesayangannya ini.

Isabella Jones, nama lengkap dari calon madunya ini yang tidak sudi diterima olehnya.

Hufh!

"Gagal aku membuat malu nenek lampir itu!" gerutu Christine.

Tidak ada lagi yang bisa dilakukannya selain pulang kembali ke rumahnya, berharap lamaran ini tidak pernah terjadi sehingga tidak akan ada pernikahan yang dilakukan suaminya ini.

*****

Christine yang protes keras terhadap suaminya Karel mengenai lamaran yang dilakukannya terhadap Bella, tidak digubris sama sekali oleh suaminya.

Karel malahan menyarankan dirinya untuk coba hidup dengan madunya ini dalam satu atap, yaitu rumah mertuanya.

Alasan Christine yang disampaikan kepada Karel dianggap suaminya ini mengada-ngada dan hanya dianggap sebagai rencana Christine untuk menggagalkan pernikahannya.

Karel juga ingkar janji untuk menceraikannya, dengan alasan ibunya tidak setuju dengan perceraian yang akan membvuat keluarga Smith malu di hadapan keluarga besar lainnya.

Bahkan ijasah sarjananya juga tidak diberikan oleh Karel.

"Mas ... mana janjimu untuk mengembalkikan ijasahku!" tegur Christine yang tidak kunjung mendapatkan ijasahnya.

"Ijasahmu tersimpan di brankas Bank atas nama ibu, jadi aku tidak bisa mengambilnya tanpa persetujuan ibuku!" kata Karel memberikan alasannya.

"Kamu mintalah segera! Aku lebih baik kerja di kantoran daripada harus kerja sebagai pembantu di rumah ini!" tegas Christine.

"Terus anak-anak siapa yang akan merawat, kalau kamu kerja?" tanya Karel.

"Memangnya kamu peduli dengan kehidupan anak-anakku? Sayang saja tidak, belagak peduli lagi!" tegur Christine dengan perasaan kesalnya.

"Mereka juga anak-anakku, Chris! Jangan pernah kamu tidak mengakuinya!" seru Karel tidak mau kalah.

"Anak-anakmu? Memberi kasih sayang juag tidak pernah, tapi mau mengakui mereka sebagai anak-anakmu? Mimpi kamu, Mas!" ujar Christine yang sudah marah besar terhadap suaminya.

"Terserah kamu sajalah! Capek aku bicara denganmu! Lebih enak bicara dengan Bella!" tutur Karel yang membuat Christine makin naik pitam.

"Pergi sana dengan selingkuhanmu itu!" seru Christine.

Karel berbalik lagi mendekati Christine dengan wajah penuh amarah.

"Jangan sembarangan bicara kamu, Chris! Bella akan resmi menjadi istriku, jadi senang atau tidak, kamu harus menerimanya!"

"Bella lagi ... Bella lagi .... Muak aku rasanya!" ujar Christine sambil masuk membanting pintu kamar.

*****

Bersambung .....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Perempuan Yang Terbuang   20. Kembali Normal

    Kematian Alice yang cukup tragis membuat semua anak buahnya ketakutan dengan kekejaman seorang William Shatner.Padajhal yang sebenarnya terjadi tidaklah demikian, tapi orang hanya inigin melihat sesuai pikirannya saja.Pemuda yang tampak diam dan tidak berbahaya ini ternyata pewaris tunggal dari Keluarga Shatner yang kelasnya berada jauh di atas Keluarga Smith.Kekejaman Keluarga Shatner dalam bisnis jauh melampaui kekejaman Keluarga Smith.Demi melindungi seorang Christine yang sedari awal sudah disukainya ini, William terpaksa meminta bantuan keluarganya untuk mengirim pasukan ke apartemnnya di Wiltshire.Hanya dalam waktu sebentar saja pasukan yang diminta oleh William tiba di apartemennya dan membantai habis sisa anak buah Alice yang masih tertinggal di sana.Christine meringkuk ketakutan melihat kehebatan seorang William Shatner yang tadinya disangkanya adalah pria brengsek yang tidak bisa apa-apa dan penyendiri saja."Jangan takut ... aku tidak seperti yang terlihat olehmu!" sa

  • Perempuan Yang Terbuang   19. Akhir Tragis

    Bagaikan cerita di film aksi, apartemen kumuh yang semula sepi dan diabaikan orang yang lalu lalang kini menjadi pusat perhatian karena adanya pengepungan yang dilakukan Alice bersama anak buahnya. Aparat setempat memilih diam terlebih dahulu karena menganggap pengepungan yang dilakukan Alice adalah perang antar geng atau klan yang hendak menguasai daerah tertentu untuk transaksi ilegal yang dilakukan mereka. Penduduk setempat juga tidak berani terlalu dekat karena Alicedan beberapa ank buahnya bersenjata otomatis yang sangat berbahaya. "Aku peringatkan untuk terakhir kalinya! Keluar dari apartemen ini dan serahkan Christine beserta kedua anaknya! Aku hanya ingin membawa pulang mereka ke keluarga Smith!" Alice kembali mengancam William yang berada di dalam apartemen, karena dia sendiri masih ragu untuk menerobs masuk. William yang pernah mendapat pelatihan militer dan menjadi andalan Keluarga Shatner ini sangat menakutkan bagi Alice walaupun dia berusaha mengatasinya. "Apa kita

  • Perempuan Yang Terbuang   18. Pertolongan William

    "Tenang saja ... aku akan mengatasi gadis pembunuh itu!" ujar William Shatner menenangkan Christine dan Abigail, setelah pria ini mulai bisa menenangkan dirinya sendiri.Alice akhirnya mengetahui tempat persembunyian Christine di apartemen kumuh William."Aku tidak ada urusan denganmu, William! Berikan apa yang kuminta maka kita akan baik-baik saja!" seru Alice."Kenapa gadis ini bisa mengenalmu, Bill?" tanya Abigail lagi, padahal sebelumnya William Shatner sudah menunjukkan kalau pria ini kenal dengan Alice."Aku juga bingung, Abs!" ujar Christine."Pulanglah, Alice! Aku tidak ingin membunuhmu!""Membunuhku? Kau terlalu percaya diri, William! Aku tidak ingin permusuhan keluarga besar kita semakin parah dengan kematianmu!" "Memangnya kamu tahu kalau ada permusuhan keluarga besar Smith dengan Shatner ini, Chris?" tanya Abigail."Aku baru saja tahu dari Alice sekarang ini! Aku juga jarang bertemu Alice!" sahut Christine."Aku kira aku kenal baik dengan Bill tapi ternyata aku salah! Aku

  • Perempuan Yang Terbuang   17. Alice Datang Lagi!

    "Chris, lebih baik kamu tinggal untuk sementara di apartemen Albert ini dengan anak-anakmu!" ujar Abigail. "Jangan keluar dahulu dari apartemen. Aku sudah minta ijin Bill untukmu tinggal sementara di sini!" Christine tentu saja bingung dengan sikap Abigail yang misterius. Kalau dia berpikiran jelek, mungkin Abigail sedang mengusirnya secara halus dari rumah orangtuanya. "Ada apa Abs, tidak biasanya kamu begini?" tanya Christine. Abigail terdiam dengan wajah yang agak pucat dan tubuh gemetaran. "Kalau kamu tidak suka aku dan anak-anak tinggal di rumahmu, aku akan cari apartmen, Abs!" sahut Christine. "Bukan itu masalahnya, Chris!" seru Abigail. "Jadi, apa masalahnya?" tanya Christine. "Aku dengar ada gadis dari kota yang sedang mencarimu! Ternyata setelah aku memastikannya, gadis itu adalah Alicie!" sahut Abigail. "Alicie ke sini? Kenapa dia bisa tahu kalau aku ada di sini?' tanya Christine. "Mungkin dia hanya menduga-duga saja! Aku khawatir dia ke rumah dan menemukan anak-an

  • Perempuan Yang Terbuang   16. Majikan Sombong

    Pria penyendiri bernama William Shatner masih terlihat asyik dengan kesendiriannya di pojok taman depan apartemen tempat Abigail bekerja.Bahkan pria ini tampak tidak peduli saat Abigail dan Christine mendekatinya."Kamu yakin tidak salah orang, Abs?" tanya Christine."Kenapa?" tanya balik Abigail."Kelihatannya dia tidak menghiraukan kita sama sekali!' ujar Christine."Kalau kamu mau bekerja padanya, kamu harus pahami sifatnya, Chris!" seru Abigail."Bagaimana aku tahu apa yang harus dikerjakan kalau berbicara denganku saja tidak mau!" sahut Christine."Sabar, Chris! Belum bekerja padanya saja, kamu sudah bawa perasaan begini!" ujar Abigail."Aku sulit bekerja dengan majikan sombong seperti dia!" seru Christine."Tidak mau bicara dan sombong itu hal yang berbeda, Chris! Kamu mau tidak pekerjaan ini?" tanya Abigail.Christine hanya menaikkan bahunya saja.Abigail mendekati William Shatner untuk bicara dengannya."Bill ... kamu jadi tidak menyewa orang untuk bersih-bersih?" tanya Abiga

  • Perempuan Yang Terbuang   15. Tukang Bersih-Bersih Termahal

    "Apartemen tempat kerjamu tadi bagus juga ya, Abs!' ujar Christine yang sudah reda marahnya dan tampak menikmati perjalanan ke pusat kota."Apartemennya atau pria yang sedang duduk menyendiri di depan apartemen?' ledek Abigail.'Kamu gila, Abs! Aku belum cerai dari Karel!" seru Christine. "lagian siapayang bisa tertarik dengan pria yang menyebalkan seperti itu?""Tapi kan kamu ingin cerai kan?" tanya Abigail."Keluarga Smith tidak akan membiarkanku bercerai denga Karel!" ujar Christine."Jadi statusmu nanti bagaimana, Chris?" tanya Abigail lagi."Aku tidak tahu, Abs! Aku bingung! Aku akan fokus cari kerja untuk menghidupi anak-anak dahulu, urusan lain tidak penting bagiku sekarang. Tidak mungkin aku menumpang terus di rumahmu, Abs!" ujar Christine."Aku sih tidak masalah, Chris! Rumah orang tuaku cukup besar!""Aku harus mandiri, Abs! terima kasih atas tawarannya, tapi aku tidak bisa hidup menumpang terus!""Terserah kamu saja, Chris! Pintu rumahku selalu terbuka untukmu!" "Aku tahu,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status