Sesampainya di rumah sewa Rafa, sesegera mungkin Rafa merawat luka Aisyah dengan baik. Rafa juga memanggil dokter terdekat malam itu juga. Ia sangat khawatir dengan kondisi Aisyah kala itu.
"Semua ini salahku. Aku nggak bermaksud untuk meragukan kasih sayangnya," sesal Gwen mulai gelisah.
"Aku tahu dia lebih sayang denganku daripada yang lainnya. Pak Raza, Pak Raza ngertikan maksud aku itu gimana, 'kan? Hanya Pak Raza yang bisa menghamiliku, eh salah! Memahamiku maksudnya. Jadi tolong katakan kepada kakakku yang baik hati itu kalau aku tak pernah meragukan kasih sayangnya,"
"Pak Raza, tolong katakan!"
Gwen semakin tak bisa mengendalikan emosinya lagi. Reflek, Pak Raza memeluknya dan mencoba menenangkan Gwen dengan membawa Gwen duduk. Lalu, Pak Raza juga melantunkan sholawat yang merdu, sehingga membuat hati dan pikiran Gwen jauh lebih tenang.
"Aku merindukan Ayahku. Ayah selalu seperti ini ketika aku tak bisa mengontrol emosiku, Pak Raza …."
Di samping tempat tidur Aisyah, ada Rafa yang selalu menunggunya membuka mata malam itu. Setelah mendengar tawa Gwen, Aisyah memang membuka matanya, ia langsung mencari saudarinya itu dengan memanggil namanya."Gwen …," suaranya terdengar lirih dan gemetar."Gwen, kamu di mana?" sambungnya."Assalamu'alaikum, cantik," sapa Rafa dengan senyuman manisnya. (Btw mereka selisih berapa ya? Rafa dengan saudari kembarnya selisih 5 tahun. Saudari kembarnya dan Aisyah silih 9 tahun)"Wa'alaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh, jomblo. Bang Rafa beneran di sini?" jawab Aisyah dengan tertawa melihat Rafa tersenyum seperti itu."Abang tahun ini menikah, Aisyah. Masih aja dikatain jomblo. Kamu ini yang jomblo, umur udah 22 tahun, belum pernah ada lelaki yang nyantol di hatimu juga," ledek Rafa. "Kriteriamu seperti apa, sih? Ustadz Khalid?" kembali Rafa meledek adik sepupunya yang terbaring lemah itu.Aisyah mencubit l
Tengah malam, Aisyah melihat Chen masih sibuk dengan ponselnya. Ditengah gelapnya cahaya ruangan itu, Chen masih saja bekerja menggunakan ponselnya. Sedangkan Rafa dan Pak Raza sudah terlelap di sudut lain."Hai," sapa Aisyah."Belum tidur?" bisik Chen. "Atau kamu tidak bisa tidur karena sakit? Jika iya, aku akan menelpon Asisten Dishi untuk segera mengirim kendaraan ke sini dan membawamu ke Kota," imbuhnya."Boleh aku duduk di sampingmu, kakakku?" izin Aisyah dengan manis."Tentu saja, duduklah. Lihat, aku sedang mendesain cincin untukmu." Chen memperlihatkan hasil karya miliknya.Meski Chen adalah seorang putra yang dibesarkan dalam keluarga Mafia, tetap saja dia memiliki usaha yang jelas halalnya hasilnya. Ia memiliki usaha pembuatan perhiasan dari banyak jenis batu permata lainnya."Cantik sekali, apa itu cincin untukku?" tanya Aisyah seraya memuji karya saudaranya."Tentu saja. Aku juga m
Usai menjalankan kewajiban dua rakaat. Mereka antri mandi dan segera sarapan, dimana itu adalah masakan Pak Raza, tapi diakui oleh Gwen."Makan, aku yang masak!" Gwen sangat bersemangat mengambilkan masing-masing sarapan."Tapi kamu kan nggak bisa masak Gwen. Jadi curiga kalau masakan orang lain," Aisyah melirik kearah Pak Raza."Ini masakan aku, aku belajar dari Pak Raza. Bukan begitu, Pak?" Gwen mengedipkan matanya berkali-kali.Rafa terus menatap Pak Raza, kemudian menatap Gwen dengan seksama. Ada hal yang membuat Rafa tersenyum mengingat keduanya bertingkah lucu di dapur."Lain kali … kalau mau masak jangan berdua ya. Em, nanti cup cup cup itu terulang lagi, dan itu nggak boleh terjadi. Kalian belum jadi mahram, oke? Semangat mengajari Gwen, Pak Raza." ucap Rafa dengan senyuman mencurigakan.Aisyah dengan segala tatapan penuh laser hijau, langsung menatap adiknya dan guru pembimbingnya itu. Pernah den
Belajar kembali setelah kesalahan pahaman kecil itu terjadi. Gwen masih saja diam tak seperti biasanya ketika belajar. Rupanya, dia masih marah kepada Pak Raza ketika di meja makan pagi tadi."Ada apa sih dengannya? Tumben, diem, anteng dan memperhatikan seperti ini. Biasanya juga ada aja alasannya untuk tidak belajar," gumam Pak Raza.Pak Reza terus saja memperhatikan Gwen disaat dirinya sibuk dengan bukunya sendiri. Tak sedikitpun Pak Raza mengedipkan matanya ketika menatap Gwen.--Sudah dua hari mereka bersama, Feng rupanya tak bisa kembali lagi kepada mereka karena ia harus kembali ke Tiongkok setelah penyuluhan usai. Feng menitipkan pesan kepada Chen, agar ia melindungi Aisyah dan Gwen ketika dirinya jauh dengan keduanya.Selama dua hari itu juga, baik Aisyah dan Gwen belum menyatakan kepada orang tuanya bahwa mereka telah bertemu dengan saudaranya yang lama menghilang.Hal itu diinginkan oleh Chen karena ia bel
Cemburu adalah perasaan natural yang pernah muncul di setiap diri manusia. Memiliki rasa cemburu sesekali memang wajar, namun tidak baik jika dirasakan secara terus-menerus.Cemburu harus dibatasi dan rasa percaya harus ditingkatkan. Rasa cemburu bisa dirasakan semua orang dari berbagai usia, jenis kelamin, dan latar belakang.Kecemburuan sering dikaitkan dengan bukti cinta. Rasa cemburu bermula dari ketakukan saat orang yang kita dicintai berada dekat dengan lawan jenisnya, apalagi menurut Gwen, lawan jenisnya adalah saudarinya sendiri."Ada apa denganku, kenapa aku merasa iri hati ketika Pak Raza dekat dengan kakakku sendiri?"Hati Gwen selalu bertanya-tanya dengan keadaan apa yang saat ini ia alami. Selama menyukai lelaki, Gwen tak pernah merasakan hal yang saat itu ia rasakan."Nona, Tuan muda Wang meminta anda untuk datang kepadanya," kata Asisten Dishi dengan sopan."Terima kasih."Senakal-nakalnya
Sesampainya di rumah, mereka sudah disambut oleh orang tuanya di teras. Rebecca bertanya-tanya, mengapa Gwen yang membawa koper milik Aisyah saat itu. Kesalahan Rebecca terulang lagi, ia langsung memeluk Aisyah dan menanyakan keadaannya, sedangkan ia masih memiliki putri yang lainnya."Aisyah, kamu kenapa? Seperti lemas dan tidak bertenaga, apa kamu sakit?" tanya Rebecca memeluk Aisyah."Assallamu'alaikum, Bu, Ayah." Aisyah menyalami kedua orang tuanya.Berbeda dengan sang istri, Yusuf langsung meminta koper Aisyah yang ada ditangan Gwen seraya menanyakan kabar kedua putrinya, mengapa pulangnya terlambat."Mi, aku anakmu juga. Kenapa yang ditanyai hanya Kak Aisyah? Kenapa Mami nggak bisa adil seperti Ayah, sih? Kesel deh!" Gwen langsung masuk ke rumah dan berlari menuju kamarnya tanpa menyalami Ibunya lebih dulu.Aisyah dan Yusuf menatap Rebecca. Mereka juga menyayangkan sikap Rebecca tersebut. Mengingat Gwen memang selalu sensitif dengan Ibu
Malam setelah membahas liburan, Gwen dan Aisyah makan bersama di depan tv ruang tengah. Sambil mencari pekerjaan yang tepat, Gwen menanyakan kepada Yusuf tentang keluarganya yang di Korea."Yang kamu tanyakan siapa? Paman Hamdan atau Paman Gu?" tanya Yusuf."Paman Gu lah, Yah. Dia seorang Presdir, bukan? Kali aja aku bisa bekerja di perusahaannya yang di Korea sana," ujar Gwen."Mami tidak setuju kamu ke Korea. Kamu harus terusin bisnis Mami di Australia," sahut Rebecca dari dapur."No! Please, i want to work somewhere else first. That's called effort, Mi!" tolak Gwen."Bu, yang dikatakan Gwen ada benarnya. Biarkan dia bekerja di lain tempat dulu, jadi dia tau yang dinamakan usaha dari bawah." sahut Yusuf.Rebecca tetap kekeh meminta kepada putri bungsunya untuk meneruskan usahanya yang ada di Australia. Gwen menjadi marah dan masuk ke kamarnya. Yusuf meminta Aisyah untuk membujuk Ibunya, agar mau mengizinkan Gw
"Mas, Mas ini serius ngelamar saya? Apakah artinya itu yang dikatakan Pak Raza sebelumnya?" Gwen masih saja tidak percaya."Iya, saya melamarmu. Setelah pulang dari Tiongkok, saya akan langsung datang melamar kamu juga ke keluargamu," Agam terlihat sangat serius dengan niatnya."Tunggu, maksudnya gimana, ya? Sebelumnya kalian belum pernah mengenal, 'kan? Dan kalian pun sampai saat ini tidak saling mengetahui nama satu sama lain, bukan?" sela Aisyah."Assalamu'alaikum, maaf saya menyela ketegangan ini," imbuh Aisyah masih bingung."Maksud kamu apa, ya? Tiba-tiba datang ngelamar perempuan yang belum pernah kamu kenal sedetikpun dan bahkan kamu juga belum pernah bertemu dengan perempuan ini, 'kan?Lalu, tiba-tiba ngelamar begitu saja. Apa maksud dan tujuan kamu?" timpal Raza.Agam seorang lelaki yang sangat baik. Dia memiliki 1 orang tua, yakni ibunya dan juga memiliki adik perempuan bernama Esti. Beberapa bulan lalu ibunya divonis mengidap penyakit ya