Share

Bab 3

Angelica bergegas keluar apartemennya dan menuju lift yang sudah akan tertutup, Angelica berlari dan berteriak pada Dayton agar mau menunggunya, Angelica masuk ke lift dengan helaan napas lega, lalu mendongak melihat Dayton juga Joseph sekretarisnya, Dayton tak membalas tatapan Angelica.

“Kamu akan berangkat kerja, ya?” tanya Angelica basa-basi.

Joseph menatap bosnya yang kini mengabaikan Angelica.

“Aku bertanya sekali lagi, apa kamu akan ke kantor?’

“Hem,” jawab Dayton tanpa menoleh ke arah Angelica.

“Aku berutang sama kamu, sekali lagi terima kasih, ya,” ujar Angelica.

“Dia sekretarismu?” bisik Angelica ketika melihat Joseph berdiri di belakang sang boss.

“Iya,” jawab Dayton.

Sampai di lobi, Dayton berjalan duluan dan Joseph menyusul langkah kaki atasannya itu dan tetap menjaga jarak agar tak berdampingan, sedangkan Angelica berjalan di samping Joseph.

Joseph membuka pintu mobil dan mempersilahkan sang atasan untuk naik, tapi tatapan Dayton mengarah pada Angelica yang sedang berdiri di depan gedung apartemen, sesekali melihat jam yang melilit di pergelangan tangannya.

Dayton mencoba tak memperdulikan Angelica dan melihat wanita itu berjalan menjauh dari gedung apartemen.

Joseph melajukan mobilnya menuju perusahaan, secara tiba-tiba Dayton menyuruh Joseph untuk berhenti di depan Angelica yang sedang berdiri gelisah menunggu taksi.

Dayton menurunkan kaca mobilnya, tanpa menawarkan tumpangan untuk Angelica dengan cepat Angelica masuk ke dalam mobil dan duduk berdampingan dengan Dayton yang tiba-tiba tersenyum kecil melihat tingkah wanita yang duduk disampingnya.

"Kenapa kamu naik ke mobilku?” tanya Dayton.

"Karena aku tau kamu akan menawarkan tumpangan untukku, jadi tanpa membuang tenagamu, aku menyadarinya dan langsung masuk,” kekeh Angelica membuat Dayton tersenyum sesekali menggeleng tak percaya wanita yang kini duduk di sampingnya tak berusaha membuatnya terkesan.

"Aku numpang ya, aku sudah terlambat,” ujar Angelica membuat Dayton menganggukkan kepalanya.

"Apa kamu bekerja di perusahaan besar dengan jabatan yang penting?” tanya Angelica.

“Apa aku harus menjawabnya?”

“Tentu saja harus, ketika orang sedang bertanya bukankah seharusnya kamu memang harus menjawabnya? Itu lebih santun walaupun kita tak dekat,” jawab Angelica.

“Iya.”

“Apa kamu bosnya?”

“Bukan, aku karyawan biasa.”

“Apa ada karyawan biasa berpakaian rapi dan di jemput sekretarisnya?”

“Aku memang hanya karyawan biasa.”

“Baiklah anggap saja begitu.”

“Kamu mau turun di mana?”

“Aku bekerja sebagai make up artis, jadi turunkan saja aku di taman depan gang sana, hari ini ada syuting di situ,” jawab Angelica.

“Make up artis?“

“Hm, kamu pasti heran, ‘kan? Kenapa aku bisa tinggal di apartemen mewah itu sedangkan aku hanya bekerja sebagai make up artis, semua orang selalu menanyakan itu,” ujar Angelica.

“Aku tinggal bersama saudara perempuanku, hanya saja ia tak terlihat karena sedang berada di luar kota untuk melakukan suatu pekerjaan.” ujar Angelica membuat Dayton menatapnya, ada raut wajah yang membuat Dayton penasaran.

“Kenapa memilih pekerjaan sebagai make up artis?”

“Karena aku tak memiliki gelar untuk ku banggakan”

“Oh sudah sampai, turunkan aku di situ,” ujar Angelica membuat Joseph menghentikan mobilnya.

“Terima kasih ya, karena sudah memberiku tumpangan, apa aku bisa meminta nomormu?” tanya Angelica, membuat Dayton heran, tanpa mendengar jawaban Dayton, Angelica dengan cepat merebut ponsel lelaki itu dan menuliskan namanya disitu dan memanggil singkat ponselnya.

“Ini ponselmu, aku pergi,” ujar Angelica keluar dari mobil dan membuat Dayton keheranan dengan sikap wanita yang sudah menerobos masuk ke kamarnya.

Entah kenapa Dayton tak bisa menolak ketika Angelica berbicara.

♥♥♥

pAngelica setengah berlari menghampiri atasannya, lalu menundukkan kepala karena telat, artis yang bernama Rihana itu melempar bekas gelas kertas kopinya di muka Angelica, membuat Dayton heran. Begini kah Angelica di perlakukan? Kenapa artis itu begitu kasar kepada yang sudah mempercantik wajahnya?

“Kenapa kamu terlambat? Lebih baik kamu tak usah bekerja denganku jika kamu tak disiplin waktu, aku sudah akan syuting sejak tadi tapi karena keterlambatanmu itu membuatku telat untuk syuting!” teriak Rihana.

“Maafkan saya, Nona,” ujar Angelica menundukkan kepala berkali-kali.

“Jalan, Joseph!” perintah Dayton ketika sadar bahwa sejak tadi ia sudah melihat bagaimana pekerjaan Angelica.

Angelica harus menahan semua rasa sakitnya ketika bekerja di bidang ini, ia selalu menjadi pusat perhatian ketika sedang di marahi oleh Rihana, Angelica selalu berusaha agar bekerja lebih baik lagi.

“Kerjakan cepat, jangan lelet!” teriak Rihana.

♥♥♥

Sampai di ruangannya, Dayton terkejut melihat sang ayah sedang menunggu dengan menikmati secangkir kopi yang sudah di siapkan Lilian sekretarisnya di kantor. Dayton memang memiliki dua sekretaris selain Joseph, Dayton memiliki Lilian yang standby di kantor.

“Dad?” Dayton berjalan menghampiri sang ayah.

“Duduklah, Nak.”

“Ada apa daddy kemari? Kenapa tak memanggilku saja, aku akan kesana jika dad memanggilku,” ujar Dayton.

“Ada yang ingin dad bicarakan sama kamu, Nak.”

“Apa itu?”

“Dad harus menikahkan Alice,” jawab Rayoen.

“Apa? Kenapa mendadak? Alice ‘kan belum lulus sekolah.”

“Kelulusan itu gampang, lagan usianya sudah cukup tua, tapi kepercayaan sebagai teman yang dad jaga, Viktor ingin menikahkan anaknya dengan Alice.”

“Zach maksudnya?”

“Hm, tapi Dad bingung bagaimana mengatakannya pada Alice jika dad akan menikahkannya dengan Zach.”

“Apa dad yakin Alice akan menerimanya? Dad ‘kan tau bagaimana sikap Alice,” ujar Dayton sedikit khawatir dengan masa depan sang adik.

“Alice tentu saja mau,” suara Alice membuat sang kakak dan sang ayah menoleh ke arahnya, Alice lalu berjalan menghampiri Rayoen dan duduk di samping sang ayah, Alice memeluk Rayoen penuh kehangatan, begini lah Alice pada sang ayah.

“Apa maksudmu, Nak?” tanya Rayoen bingung.

“Aku mendengar semua yang dad dan kakak katakan, tentu saja aku mau jika di jodohkan dengan Zach,” ujar Alice sumringah.

“Kamu serius?” tanya Dayton.

“Tentu saja aku serius. Tidak mungkin aku bercanda pasal pernikahan,” jawab Alice dengan enteng.

“Benarkah?”

“Apa alasanmu menerimanya? Pernikahan bukan permainan, Alice, kau tak melakukannya karena kamu mau, tapi semua itu membutuhkan kesiapan,” ujar Dayton membuat sang adik menatapnya.

“Kamu bicara seperti sudah menikah saja,” kekeh Alice membuat sang ayah tertawa kecil.

“Aku ‘kan bertanya apa alasanmu menerima perjodohan ini?”

“Karena aku sejak lama sudah menyukai Zach,” kekeh Alice.

“Berarti Dad melakukan hal yang benar?” tanya Rayoen pada putrinya dan merangkulnya.

Dayton menggelengkan kepala ketika adiknya itu langsung menerima perjodohannya dengan Zach yang di atur oleh Viktor dan Rayoen, Alice tersenyum dan masih saja merangkul sang ayah. Adiknya akan menikah, sedangkan sebagai kakak ia belum memiliki kekasih untuk ia nikahi, tapi sejak awal Dayton memang tak berniat menikah, cukup bekerja untuk membuatnya tenang walaupun sesekali sang mommy menyuruhnya untuk menemui anak dari teman-teman arisannya tapi sering kali pula Dayton menolaknya sehingga membuat sang mommy geram dan jengkel dengannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status