Share

Perfect Partner
Perfect Partner
Penulis: Myafa

Bab 1 Foto

Suara pesan masuk ke ponsel Bian. Suara itu mengusiknya. Waktu masih menunjukan jam lima waktu London. Namun, pesan di ponsel Bian sudah berisik sekali. Tentu saja Bian tahu jika itu adalah ulah sang kakak. Jika ini jam lima di London. Artinya di Indonesia jam dua belas. Selisih tujuh jam.

Suara pesan yang mengusiknya itu membuat Bian akhirnya meraih ponsel di nakasnya. Dia ingin melihat pesan apa sebenarnya yang dikirim kakak-kakaknya itu. Saat membuka pesan sebuah pesan gambar yang terlihat di ponselnya. Walaupun foto diambil dari kejauhan, tetapi Bian tahu siapa orang di dalam foto itu.

Cia:

Siapa itu?

Retta:

Fotonya tidak jelas, kak.

Bian:

Itu Daddy.

Cia:

Daddy siap?

Bian:

Daddy Bryan

Ghea:

Dengan siapa Daddy Bryan?

El:

Ternyata gosip yang beredar benar.

Al:

Aku pikir hanya gosip saja.

Bian:

Jadi kalian tahu siapa wanita ini?

El:

Ini masih gosip. Ada gosip yang beredar daddy menjalin hubungan dengan manager konstruksi di Adion Company.

Bian:

Gosip adalah fakta yang tertunda.

Ghea:

Ini masih gosip. Kita harus cari tahu dulu.

Freya:

Kalau itu fakta bagaimana? Pasti mommy akan sedih.

Bian:

Aku tidak akan biarkan mommy sedih.

Shera:

@Bian lalu kamu mau apa?

Bian:

Aku akan pulang untuk mencari tahu kebenarannya.

Grup chat menjadi ramai ketika foto Daddy Bryan yang dikirim Shera-istri sepupu Bian. Shera yang kebetulan sedang makan siang di restoran melihat mertuanya bersama dengan seorang wanita. Tentu saja dia langsung melempar info itu ke grup chat keluarga yang berisi kakak, adik, dan iparnya.

Bian yang melihat foto itu geram. Kata orang, gosip adalah fakta yang tertunda. Sekali pun masih gosip, ada ketakutan di hati Bian jika semuanya akan menjadi fakta. Melihat sang daddy bersama seorang gadis muda, jelas itu akan sangat menyakitkan bagi sang mommy. Jadi sebelum hal gosip itu menjadi fakta, dia harus berbuat sesuatu.

Bian tahu jika sang daddy begitu setia pada sang mommy. Begitu sayang dan cinta pada sang mommy. Jadi sudah bisa dipastikan jika gadis muda itu yang menggoda. Wanita muda jaman sekarang maunya instan. Menggoda pria beristri agar dapat kemewahan tanpa bekerja keras. Begitulah pikiran Bian saat ini.

Pria bernama lengkap Nolan Fabian itu akhirnya memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Dia ingin mencari tahu sejauh apa hubungan sang daddy dengan wanita muda itu. Berharap sang daddy bisa terlepas dari jerat wanita lain.

***

Bian mengemasi pakaiannya. Kemarin dia sudah menyelesaikan pengunduran dirinya. Pria yang kini berusia tiga puluh tahun itu, selama ini bekerja di perusahaan milik kakaknya yang berada di London. Sebenarnya sejak lama orang tuanya minta untuk dirinya untuk pulang. Akan tetapi, dia masih nyaman tinggal di negeri orang. Tentu saja dengan segala kebebasan yang ada.

Jika buah tak jauh dari pohonnya, mungkin istilah itu pas untuk Bian. Karena kelakuannya hampir sama dengan sang daddy. Pria blasteran Indonesia-Inggris itu memang suka sekali bermain dengan wanita. Berganti pacar untuk memenuhi keinginan duniawinya. Tinggal di luar negeri dengan gaya bebas, tentu saja membuatnya menikmati kehidupan. Menurut Bian, masa muda harus dinikmati.

Bian berprinsip jika suka sama suka dan tidak ada yang dirugikan. Jadi kenapa tidak? Lagi pula jika wanita tidak keberatan, artinya dia tidak menyakiti wanita. Begitulah cara Bian mengartikan pesan sang mommy. Sang mommy selalu berpesan untuk tidak boleh menyakiti wanita. Jadi jika sesuatu dilakukan atas dasar suka, maka tidak akan ada yang tersakiti.

Saat semua sudah siap, Bian segera menuju ke Bandara. Bian sudah merencanakan banyak hal di kepalanya. Apa saja yang harus dilakukan nanti dengan masalah ini. Rasanya tidak sabar untuk melihat wanita seperti apa yang berani menggoda sang daddy.

“Jika dia sedang bermain-main dengan keluarga Adion, maka dia harus berhadapan denganku.”

Sebagai anak bungsu keluarga Adion, Bian akan menjadi penerus bisnis keluarga. Sang kakak sudah memilih jalan masing-masing. Kakak pertamanya memilih membangun bisnis baru sendiri, sedangkan kakak keduanya memilih menjadi dokter. Jadi tentu saja bisnis keluarga akan jatuh padanya. Karena itu, Bian tidak akan melepaskan siapa pun yang akan mengusik kehidupan keluarganya.

***

Bian sampai di bandara internasional. Perjalanan selamat tujuh belas jam akhirnya mengantarkannya pada tujuan. Saat sampai Bian merasakan perbedaan cuaca yang begitu drastis. Kebetulan di London sedang musim dingin, jadi jelas cuaca di sana sangat dingin. Suhu rendah pada hari-hari biasa berkisar lima derajat celcius dan tertinggi sembilan derajat celcius. Walaupun di Indonesia sudah masuk musim penghujan, tetap saja udara tetap terasa panas baginya. Untuk hal ini, Bian mesti beradaptasi lagi.

Bian berjalan sambil menarik kopernya untuk mencari kakaknya yang menjemput. Kemarin, dia sudah mengabari jika akan pulang. Sang kakak sudah berjanji akan menjemputnya di bandara.

Bian terus mengayunkan langkanya. Kacamata hitam yang bertengger di hidungnya, menutupi matanya yang tampak lelah karena penerbangan. Namun, kacamata itu justru membuat penampilannya semakin terlihat keren.

Bian mengedarkan pandangan kembali. Mencari keberadaan kakaknya. Sayangnya, dia tidak mendapatkan kakaknya di mana-mana. Entah kakaknya benar-benar akan menjemputnya atau tidak. Dia memilih berdiri sambil menunggu sang kakak.

Sekitar lima belas menit tidak ada penampakan sang kakak. Hal itu membuat Bian akhirnya memutuskan untuk mengambil ponselnya di dalam kantung celananya. Berniat menghubungi kakaknya.

“Uncle Bian”

Suara panggilan namanya terdengar ketika Bian sedang hendak mengambil ponselnya. Bian yang mendengar akan hal itu segera mengalihkan pandangan pada sumber suara, dan mendapati keponakannya di sana. Mereka sedang berlari menghampirinya. Dengan segera Bian mengurungkan niatnya mengambil ponselnya.

Bian berjongkok dan merentangkan tangannya. Menyambut dua keponakan tampannya yang sedang berlari ke arahnya.

“Keponakan Uncle.” Saat tubuh dua jagoan itu masuk ke dalam pelukannya, Bian langsung memeluk.

Kean dan Lean adalah anak dari kakak Bian-Elvaro atau biasa dipanggil El. Anak laki-laki yang kini berusia tujuh tahun itu kembar. Jadi mereka terlihat begitu mirip. Keduanya begitu bersemangat sekali bertemu dengan pamannya.

“Sudah lama menunggu?” El menatap sang adik.

Bian menatap kakaknya sambil perlahan melepaskan pelukannya. Di balik kacamata hitamnya, dia menatap malas sang kakak. “Sudah cukup lama.” Dia perlahan berdiri.

El langsung tertawa. “Mereka mau ikut tadi. Jadi terpaksa aku harus menunggu mereka bersiap.” El menatap kedua putra kembarnya itu. Yang menjadi alasannya terlambat menjemput.

“Jadi kalian yang membuat daddy lama menjemput Uncle?” Bian langsung menggeletik dua keponakannya itu.

Kean dan Lean tertawa. Mereka berusaha melarikan diri dan bersembunyi di belakang tubuh sang daddy. Bian tersenyum melihat aksi keponakannya itu.

“Ayo kita pulang.” El menatap sang adik.

“Baiklah.” Bian kembali menarik kopernya. Berjalan menuju ke mobil sang kakak.

“Kita ke rumahku dulu. Semua akan ke sana sore ini.” El yang berjalan sejajar dengan adiknya menoleh pada anaknya itu.

“Oke.” Bian mengangguk. Mereka semua memang akan berkumpul untuk merencanakan apa yang harus dilakukan untuk mengungkap gosip yang sedang beredar.

Myafa

Selamat datang di novel Myafa. Kunjung Igee Myafa16 untuk info update dan visual

| 1
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Ellasari Dewanto
baru baca, dan langsung ngerasa aneh ama selisih waktunya ......
goodnovel comment avatar
siti yulianti
mampir ketemu keluarga besar Shea dan Bryan kangen deh......
goodnovel comment avatar
moms Rafialhusaini
liat story kak myafa langsung otw baca...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status