Share

Bab 18 Pandai Masak

Retta menggososok-gosok hidungnya yang geli karena kakaknya, dia yang melihat sang kakak berada di lantai tepat di depannya merasa curiga. “Apa yang kamu lakukan saat aku tidur?” tanyanya.

Shera tertawa. “Kamu tidur pulas sekali, jadi aku gemas.”

“Kamu tidur, Ta?” Papa Sean menatap Retta.

Retta menundukkan kepalanya merasa malu karena ketahuan tidur.

“Jika kamu masih lelah, sebaiknya kamu pulang saja. Jangan tidur di kantor seperti itu.”

“Maaf, Pa.” Retta merasa tidak enak.

“Baiklah, nanti siang kalian berdua ikut Papa ke hotel. Ada beberapa yang harus kita cek.” Papa Sean langsung berbalik. Meninggalkan ruangan Retta.

Retta dan Shera mengangguk. Mengiyakan apa yang dikatakan oleh papanya. Selepas papanya pergi, Retta menatap sang kakak kesal. Dia kemudian melempar bantal sofa.

“Makanya jangan tidur di kantor.” Shera berdiri, kemudian berlalu keluar dari ruangan Retta. Dia merasa jika apa yang dilakukannya tidaklah salah.

Retta hanya menatap malas pada Shera. Kakaknya itu suda
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status