Share

Bab 6

Author: Gamila
"Berapa yang Luna bayarkan untuk kalian? Aku akan bayar dua kali lipat!"

"Cih! Dasar pelacur! Aku nggak mau uang hari ini, aku hanya mau menikmati barang bagus!"

Pria berambut kuning yang memimpin kelompok itu menarik baju Hosana dengan kasar dan merobeknya.

Kerah baju Hosana sobek dan tangan pria itu mulai meraba lehernya.

Raut wajah Hosana tampak ketakutan dan perasaan putus asa mulai menyelimuti dirinya.

Saat celananya hampir ditarik, Hosana dengan cepat meraih botol bir di atas meja dan memukul kepala pria itu dengan keras!

Prak!

Pria berambut kuning itu terluka parah. Lima pria lainnya berhenti, lalu langsung meninju Hosana.

"Dasar sialan! Aku akan membunuhmu hari ini!"

Hosana dipukuli hingga terjatuh dan gemetar di lantai.

Namun, dengan sisa keberaniannya, dia bangkit, meraih botol lain di dekat kakinya dan melemparkannya ke arah mereka.

Keenam pria itu mundur menghindar dan kali ini Hosana lebih cerdik. Dia memanfaatkan momen itu untuk melarikan diri.

Melihatnya lari, mereka pun tak berani mengejar.

Hosana langsung mendorong pintu ruang karaoke yang dipesan oleh Jack.

Matanya menyapu seluruh isi ruangan dan berhenti pada sosok Luna yang duduk di sudut ruangan. Hosana pun berjalan mendekat.

Melihat Hosana yang wajahnya penuh lebam, bajunya yang robek dan napasnya yang tersengal-sengal.

Tatapan Luna sempat menunjukkan rasa panik, tetapi dia segera sadar dan berteriak keras,

"Jack!"

Namun, sebelum dia sempat melakukan apa-apa, Hosana sudah berdiri di depannya. Hosana menyipitkan matanya dan langsung menendang perutnya.

Luna jatuh ke lantai, menjerit kesakitan sambil memanggil Jack.

Namun Hosana tidak berhenti, dia mengangkat kakinya lagi dan kembali menendang perut Luna.

"Aku pernah bilang padamu, kalau kamu berani menyakitiku, aku akan menendang anakmu hingga gugur!"

"Aku ... aku nggak tahu apa yang kamu bicarakan."

Luna meringkuk ketakutan di lantai, wajahnya kesakitan sambil memeluk perutnya.

Semua orang di ruangan terdiam dan melihat ke arah mereka.

Jack segera berlari menghampiri, memeluk Luna dan melindunginya di belakang.

Lalu, tanpa pikir panjang, dia menendang perut Hosana dengan marah.

"Kamu gila? Dia lagi hamil, kenapa kamu malah menendangnya?"

"Hosana! Kamu benar-benar kejam!"

Hosana jatuh keras ke lantai.

Baru beberapa hari yang lalu dia menjalani operasi aborsi. Kini rasa sakit itu kembali menyiksanya. Dengan wajah pucat, dia mendongak dan menjawab,

"Aku kejam? Kenapa kamu nggak tanyakan dulu apa yang sudah dia lakukan padaku?"

Luna menunduk dengan rasa bersalah, mencoba mencari alasan lain.

Namun, Jack memotong,

"Cukup! Aku nggak perlu tahu!"

"Wanita seperti kamu memang rela melakukan apa saja. Untuk bisnis, kamu bahkan mau menjual dirimu sendiri. Apa lagi yang nggak bisa kamu lakukan?"

Kata-kata itu langsung meledakkan Hosana.

Apa yang Jack bilang barusan?

Dirinya rela menjual diri untuk bisnis?

Dia tahu betul bahwa saat itu Hosana hampir saja dijebak oleh seorang klien mesum ketika menemaninya mencari kerja sama bisnis.

Untungnya, Jack datang tepat waktu saat itu dan berhasil menyelamatkannya.

Saat itu, bos yang kalah malu itu memakiku menghalalkan segala cara, bahkan menuduhku menjual diri untuk mendapatkan keuntungan. Dulu, Jack masih membelanya dari tuduhan itu.

Namun kini, Jack malah mengubah tuduhan itu menjadi senjata untuk menusuknya.

Hosana ingin membantah, tetapi Jack sudah lebih dulu menggendong Luna dan membawanya ke rumah sakit.

Semua tamu meninggalkan ruangan, menyisakan Hosana sendirian.

Hosana menatap bayangan dirinya di cermin.

Kerah bajunya sobek, riasannya luntur, wajah dan tangannya penuh lebam, rambutnya juga berantakan.

Seandainya Jack mau memerhatikannya sejenak, dia pasti tahu Hosana hampir saja diperkosa.

Namun, yang ada di pikiran Jack hanyalah Luna.

Setelah waktu yang lama, akhirnya Hosana berdiri dan berjalan pulang.

Namun, baru beberapa langkah, darah mulai mengalir di antara kakinya.

Dua hari berlalu, Jack tidak juga pulang.

Saat hanya tinggal satu hari sebelum mereka pergi keluar negeri, akhirnya Jack kembali bersama Luna.

Wajah Luna tampak pucat, seolah mengalami luka parah.

Namun, jika dilihat lebih dekat, itu semua hanyalah hasil riasan.

Jack menatap Hosana yang duduk di sofa dan berkata menyalahkannya,

"Kamu harus bersyukur, anaknya berhasil diselamatkan. Kalau nggak, kita pasti sudah cerai sekarang."

"Luna juga sangat baik hati, dia bilang dia mau memaafkanmu. Tapi, aku sudah berjanji padanya, setelah kita pindah, kamu yang tinggal di vila kecil, aku dan Luna akan tinggal di vila yang besar."

Hosana diam, menatap layar televisi, lalu perlahan memalingkan wajah ke arahnya.

"Kalau kamu tahu orang yang kamu cintai itu pembohong, apa kamu masih akan mencintainya?"

Jack mengenyit, bingung kenapa tiba-tiba Hosana bertanya seperti itu.

"Tentu nggak akan lagi."

"Mana mungkin aku mencintai seorang pembohong? Luna begitu baik, aku hanya akan mencintai wanita sepertinya."

Hosana menundukkan kepalanya, menyembunyikan kekecewaannya dan berkata,

"Jack, kita pernah saling mencintai dulu. Tapi mulai sekarang, nggak akan ada lagi. Tolong kabulkan permintaan terakhirku besok pagi."

Yaitu menandatangani surat cerai.

Jack mengernyit menatap Hosana.

Dia merasa aneh, kata-kata Hosana terdengar seperti perpisahan.

Padahal sore hari nanti mereka akan pindah dan menetap di luar negeri.

"Cukup, jangan bicarakan yang nggak penting. Siap-siaplah untuk berangkat ke bandara nanti."

Dua jam kemudian, di bandara.

Jack berjalan berdampingan dengan Luna, mereka terlihat seperti pasangan suami istri.

Sementara itu, Hosana berjalan sendirian di belakang mereka.

Saat tiba di pemeriksaan keamanan, Hosana berkata,

"Kalian di kelas bisnis aku di kelas ekonomi. Kalian lewat jalur pemeriksaan kelas bisnis dan tunggu di lounge. Aku akan menunggu di ruang tunggu biasa.

Jack mengernyit dan merasa aneh, dia pun berkata,

"Kenapa hemat-hemat begitu? Apa kita kekurangan uang?"

Hosana tak menjawab, hanya melambaikan tangan.

Selamat tinggal, Jack.

Selamat tinggal untuk selamanya.

Jack baru saja ingin menyuruhnya untuk mengubah tiketnya menjadi kelas bisnis, tetapi Luna segera menariknya pergi.

"Sayang, ayo cepat, bayi kita sudah lapar. Kita pergi ke pemeriksaan keamanan dulu, lalu makan di lounge."

Setelah mereka pergi, Hosana berbalik dan masuk ke jalur penerbangan domestik.

Beberapa saat kemudian, dia pun naik pesawat menuju ke rumah orang tuanya.

Keesokan paginya, penerbangan keluar negeri akhirnya mendarat.

Namun, begitu turun dari pesawat, Jack tidak menemukan Hosana. Saat dia mencoba meneleponnya, suara dingin dari operator mengatakan bahwa ponselnya mati.

"Gila! Kenapa dia harus drama sekarang? Sepertinya aku terlalu memanjakannya biasa!"

Dengan kesal, Jack hanya bisa berjalan keluar bandara.

Di pintu kedatangan, seorang pria mendekatinya. Setelah memastikan wajah Jack sesuai dengan foto, pria itu menyerahkan sebuah map.

"Pak Jack, Bu Hosana menyuruhmu untuk menandatangani ini."

Jack membuka map itu dan melihat tiga kata besar di atasnya.

Surat perjanjian cerai?!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (225)
goodnovel comment avatar
Cucahya
bagaimana cara bc lanjutannya...
goodnovel comment avatar
Hidayati Ida
padahal cuma 21 bab, tapi baru bab 6, sudah kehabisan cerita ???
goodnovel comment avatar
Melissa John
Jika tidak bisa beku ba denga telkomsel artinya saatnya stop membaca
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 21

    "Aku nggak memberimu kesempatan? Kamu sendiri yang menyia-nyiakannya!"Dulu saat pertama kali dia meminta izin untuk membawa Luna tinggal di luar negeri, Hosana memilih untuk diam dan memaafkan.Kedua kalinya, dia kembali menutup mata.Bukankah itu sudah cukup sebagai bentuk kesempatan?Cedrich menggelengkan kepala, wajah tampannya memuram dan berkata, "Kamu nggak akan pernah tahu, yang telah kamu hancurkan adalah hati yang tulus."Pada akhirnya, Jack tetap masuk penjara.Namun, dia hanya dijatuhi hukuman satu bulan penjara.Ternyata, tidak ada seorang pun yang benar-benar keracunan.Itu semua karena Cedrich telah lebih dulu mengetahui niat buruk Jack untuk membalas dendam.Dia pun menyusun sebuah rencana.Dengan sengaja menyebarkan informasi palsu untuk memancing Jack datang ke acara pernikahan mereka. ini seperti menjalankan gladi bersih sebelum acara sesungguhnya.Tak disangka, Jack benar-benar termakan umpan.Dia cukup pintar dan hanya mencampurkan obat pencahar ke satu meja saja,

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 20

    Setengah bulan kemudian, di Hotel Glass Hour.Hosana berdiri di pintu masuk, menyambut para tamu undangan yang datang ke pernikahannya.Dia mengenakan gaun merah dan berdiri berdampingan dengan Cedrich.Keduanya terlihat serasi, layaknya pasangan sempurna yang mencuri perhatian semua orang."Setengah jam lagi, pesta pernikahan akan segera dimulai."Cedrich melirik sepatu hak tinggi di kaki Hosana, lalu bertanya, "Capek nggak pakai hak tinggi lama-lama?"Hosana menggeleng dan tersenyum manis, lalu menjawab, "Nggak capek, aku justru senang sekali."Kedua orang tua Cedrich yang menyaksikan menantu mereka di depan mata merasa sangat puas.Mereka sudah mengenal Hosana sejak kecil dan tahu bahwa dia adalah gadis yang baik hati.Keluarga Cedrich memang tidak kekurangan uang dan mereka juga berharap Hosana bisa menjadi menantu mereka.Hari ini, harapan mereka akhirnya terwujud.Sementara itu, di area parkiran bawah tanah hotel.Jack datang dengan penuh persiapan. Dia memakai masker dan topi,

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 19

    Hosana menggelengkan kepalanya."Tanpa Luna pun, kita tetap akan berakhir seperti ini. Kalau nggak ada dia, kamu pasti akan memelihara wanita lain.""Jack, kamu benar-benar nggak mengerti apa itu cinta."Jack gemetar melihat cincin berlian besar di tangan Hosana. Dengan suara serak, dia berkata, "Bolehkan aku diundang ke pernikahanmu nanti?"Hosana menggeleng lagi dan menolak tegas, "Nggak, aku nggak mau melihatmu lagi."Cedrich melangkah maju dan menggenggam tangan Hosana, lalu berkata, "Pak Jack, tolong jangan ganggu tunanganku lagi. Aku juga bukan orang yang sabar dan berhati mulia."Maksudnya sangat jelas.Jika Jack berani mengganggu Hosana lagi, dirinya tidak akan tinggal diam.Jack menunduk, menyaksikan Cedrich memeluk Hosana dan pergi.Dia terduduk di kantor catatan sipil, bergumam pada dirinya sendiri,"Semuanya musnah, semuanya hilang.""Uang, rumah, perusahaan, istri, semuanya lenyap."Keesokan harinya, Cedrich mengikuti Hosana kembali ke rumah keluarganya.Dia sudah menyi

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 18

    Jack terisak-isak menyelesaikan kalimatnya. Hosana hanya menatapnya dengan dingin, lalu menggeleng dan berkata,"Kamu benar-benar menyedihkan.""Kalau kamu masih mau disebut lelaki, tanda tangan surat cerai itu. Kita pisah baik-baik, aku masih akan menghargaimu sebagai pria sejati.""Tapi semua yang kamu lakukan selama dua bulan ini, mana ada satu pun yang benar-benar tulus untukku? Sebenarnya semua ini hanya untuk menyentuh hatimu sendiri."Apa yang dilakukannya malah membuat Hosana semakin yakin bahwa meninggalkannya dulu adalah keputusan yang tepat."Apa yang harus aku lakukan supaya kamu mau memaafkanku?"Jack memoohon sambil menatap Hosana penuh harap."Apa aku harus mati dulu, baru kamu mau memaafkanku?"Sambil berkata begitu, entah dari mana, Jack mengambil pisau dan langsung menyayat pergelangan tangannya.Dia menyayatnya cukup dalam dan darah mengalir deras.Hosana tertegun selama beberapa detik, lalu mundur dua langkah, sambil menggeleng pelan."Kamu benar-benar gila. Perusah

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 17

    "Nggak akan."Jawab Hosana sambil menggelengkan kepalanya.Tinggal sedikit lagi, dia bisa melepaskan ikatan tali di tangannya.Luna menyipitkan mata, senyumnya terlihat kejam, dia berkata, "Baiklah, kalau kamu nggak mau, aku akan menghancurkanmu.""Aku akan merusak wajahmu, sehingga kamu nggak akan bisa lagi memikat pria lain!"Luna benar-benar kehilangan akal sehatnya.Dia mengangkat pisau, hendak melukai wajah Hosana.Namun tepat saat itu, Hosana berhasil melepaskan ikatannya. Dia segera menghindar dengan cepat.Menyadari ada yang tidak beres, Luna berusaha menangkap Hosana.Hosana langsung berlari, tetapi tubuhnya yang terluka membuatnya tidak bisa lari jauh dan dirinya hampir ditangkap oleh Luna lagi.Tiba-tiba, sebuah bayangan hitam muncul.Cedrich berdiri di depan Hosana, melindunginya, lalu menendang Luna hingga jatuh. Dengan cepat, dia memeluk Hosana yang penuh luka."Hosana, ayo kita ke rumah sakit."Ujar pria itu dengan penuh kecemasan, kekhawatiran, penyesalan dan rasa bers

  • Perjalanan Cinta Yang Sia-Sia   Bab 16

    Luna tersenyum tipis, puas melihat ekspresi tegang dan tak berdaya di wajah Hosana saat ini."Aku akan mulai siaran langsung sekarang dan kamu harus meminta maaf serta mengakui kesalahanmu di depan kamera. Kamu harus mengaku bahwa kamu adalah orang ketiga, bahwa kamu memaksa Jack menikahimu dan meninggalkanku.""Kalau kamu setuju, aku akan melepaskanmu setelah siaran langsung, bagaimana?"Wajah Hosana berubah dingin. Dia menatap wanita di depannya yang terlihat semakin kehilangan akal sehat, lalu berkata dengan serius, "Kamu sudah gila? Kenapa kamu sejahat itu?"Dia diminta mengaku sebagai orang ketiga dalam siaran langsung?Jika video siaran ini disimpan dan dipotong-potong oleh netizen, reputasinya akan hancur selamanya.Bukan hanya reputasinya, bahkan di masa depan, anak-anaknya juga bisa saja menjadi korban perudungan karena video tersebut."Aku nggak mungkin menyetujuinya."Luna mengangkat pisau kecil dan kembali menggoreskan luka di wajah Hosana.Pisau itu merobek kulit putih ha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status