Setelah cinta pertamanya meninggal, Richard Starling membenciku selama sepuluh tahun. Aku berusaha bersikap baik padanya, namun ia hanya mencibir dingin, “Kalau kau benar-benar ingin menyenangkan hatiku, lebih baik kau mati saja.” Hati ini terasa perih, namun saat truk besar melaju ke arahku, justru dia yang mati berlumuran darah demi menyelamatkanku. Menjelang ajalnya, ia menatapku dalam-dalam dan berkata, “Andai saja... aku tak pernah bertemu denganmu.” Di pemakamannya, ibu mertuaku menangis pilu. “Seharusnya dulu aku merestui Richard dan Michelle, bukan memaksanya menikah denganmu!” Ayah mertuaku memandangku dengan penuh kebencian. “Richard telah menyelamatkanmu tiga kali. Dia orang sebaik itu, kenapa bukan kau saja yang mati!” Semua orang menyesal karena Richard menikah denganku, bahkan aku pun demikian. Aku diusir dari pemakaman dalam keadaan hampa dan kehilangan arah. Tiga tahun kemudian, mesin waktu akhirnya ditemukan, dan aku kembali ke masa lalu. Kali ini, aku memilih untuk memutuskan segala takdirku dengan Richard, demi memenuhi semua yang mereka inginkan.
Lihat lebih banyakSetelah pengumuman itu keluar, namaku ternyata benar-benar masuk dalam daftar.Hari itu, aku menemui Richard di sebuah kafe, langsung bertanya padanya, “Ini kau yang bantu, kan? Apa yang kau korbankan?”Dia menjawab, “Aku hanya menyerahkan sebagian kecil saham, tak ada yang perlu dikhawatirkan. Kau pantas mendapatkan ini.”Aku hampir tertawa karena kesal. Ini bukan hal sepele. Kemungkinan besar, sebelum melakukan itu, dia bahkan tidak meminta persetujuan rapat pemegang saham.Richard berkata, “Semua itu tidak penting. Asalkan kau bahagia, itu sudah cukup. Karena bagiku, kaulah orang paling penting.”Orang paling penting?Melihatku terus memandanginya tanpa berkata-kata, telinga Richard memerah. Ia berdeham dua kali, lalu berkata dengan canggung,“Dua hari yang lalu aku melihat kamu menyukai sebuah postingan ladang bunga. Malam ini, aku sudah siapkan kejutan. Nanti kalau kau...”“Richard.”Aku menyela dengan suara pelan. Melihat ekspresiku yang berubah, ia buru-buru menjelaskan,“Kau ti
Namun saat itu, meskipun aku telah mencintainya selama bertahun-tahun, hatiku sama sekali tidak bergetar. Aku menolak pengakuan cintanya dengan tegas, lalu pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studi seorang diri.Sepuluh tahun berikutnya, aku mencurahkan seluruh waktu dan tenaga untuk studi dan karier. Hidupku berjalan lancar, tanpa hambatan berarti.Setelah kembali dari luar negeri, aku mengajar sebagai profesor di sebuah universitas ternama dalam negeri.Sementara itu, di sisi lain, Richard yang menyadari adanya kesalahan pada akta nikahnya keesokan harinya, langsung pergi ke kantor catatan sipil untuk mengurus perceraian.Hal itu sempat membuatku cukup terkejut. Namun untungnya, tindakannya itu tidak berdampak pada diriku di masa kini. Aku pun diam-diam menghela napas lega.Dalam sepuluh tahun terakhir ini, Richard tak lagi seperti dahulu.Ia tak pernah lagi bertengkar denganku. Bahkan penyakit maag parah yang dulu dideritanya karena kelaparan pada suatu masa kelam, kini berhasil d
Dalam rekaman itu, suara Michelle terdengar, penuh perhitungan dan hasutan, “Bibi, Anda pikir memaksa Richard menikahi Shella akan membuatnya benar-benar mencintai Shella? Aku hanya perlu menggerakkan jari, membuat beberapa kebohongan, dan dia akan langsung berlari mencariku seperti anak anjing.”“Dia itu, selalu percaya penuh pada setiap ucapanku. Di hatinya, satu-satunya yang dia cintai hanyalah aku. Bahkan kalau aku mempermainkannya seumur hidup, dia pun akan menerimanya dengan senang hati. Tapi ya, dia cuma cadangan bagiku. Ketimbang mencintai satu orang, aku lebih suka mencari sensasi dengan banyak orang.”Dalam rekaman, suara Ibunya terdengar marah dan memaki, “Dasar perempuan tak tahu malu! Tidak takut disambar petir, hah?!”Di ujung sana terdengar tawa mengejek, lalu rekaman pun terputus.Richard terdiam, terpaku mendengar semua itu. Rekaman itu sama sekali tidak seperti yang ia bayangkan.Ibunya menepuk bahunya, berbicara dengan nada berat, “Kami tidak tahu racun apa yang dia
Termos sup hangat terjatuh ke lantai dengan suara nyaring, isinya tumpah berceceran.Kemudian disusul oleh teriakan marah yang penuh dengan ketidakpercayaan dari Richard."Apa yang kamu bilang?!"Seolah ada palu besar menghantam dadanya, nyeri hebat menjalar dari jantung ke seluruh tubuh.Richard memaksa dirinya untuk tetap tenang. Ia segera melangkah dua langkah ke arah pintu, namun mendadak lututnya lemas, tubuhnya limbung. Beruntung asistennya dengan sigap menangkapnya.“Di mana dia sekarang? Bawa aku menemuinya sekarang juga!”Asisten buru-buru mengantar Richard ke depan ruang rawat. Richard langsung mendorong pintu kamar pasien dengan tenaga penuh.“Tunggu sebentar, Tuan Richard, Anda belum bisa masuk sekarang!”Beberapa perawat bergegas ingin menghentikannya, namun semua didorong menjauh olehnya.Begitu sampai di sisi tempat tidur, tangan Richard gemetar saat menyingkap kain putih yang menutupi wajah jenazah. Tubuhnya langsung terpaku.“Dia... bukan Shella?”Seorang perawat yang
Dia selalu seperti itu, salah paham padaku. Andai ini terjadi sepuluh tahun lalu, mataku pasti sudah memerah dan bersikeras membela diri.Tapi kini, saat perpisahan sudah di depan mata, ketika kami takkan lagi memiliki keterkaitan di masa depan, disalahpahami atau tidak… semua itu sudah tak penting lagi.Saat itu, Richard akhirnya membuka suara. “Dulu aku pernah janji menemanimu melihat hujan meteor, tapi aku gagal menepatinya. Aku ingat kau pernah bilang ingin pergi ke Jogja. Beberapa hari lagi, aku akan menemanimu ke sana, kita liburan bersama.”Tak kusangka dia masih mengingat hal itu. Aku terkejut sejenak, lalu menggeleng pelan.“Tak perlu.”Kali ini, Richard tidak menyindir atau bersikap sarkastik. Ia langsung mengeluarkan ponsel dan memesan tiket pesawat lima hari ke depan.“Kau marah padaku, aku bisa mengerti. Aku sudah memesan tiketnya. Setelah kau pulih beberapa hari ke depan, kita pergi berbulan madu.”“Tak perlu, Richard.”Richard menatapku. Aku berkata pelan, “Tak perlu mem
Tak tahu sudah menunggu berapa lama, tiba-tiba pintu di belakang terbuka. Aku menoleh dengan penuh harap.“Richard, kau datang.”Namun yang kulihat adalah wajahnya yang gelap, ia melangkah cepat ke arahku, matanya dipenuhi amarah.“Shella, hanya karena aku tak mengantarmu pulang dan memilih menemani Michelle, kau langsung mengadu pada orang tuaku? Kau tahu tidak, mereka menelepon dan memarahi Michelle habis-habisan. Dia jadi hilang fokus, tertabrak saat menyeberang jalan, sekarang mengalami pendarahan hebat dan hampir mati. Puas sekarang?”Aku terpaku di tempat.Di kehidupan sebelumnya, Michelle juga mengalami kecelakaan lalu lintas dan mengalami pendarahan hebat, lalu meninggal karena kekurangan darah di bank darah rumah sakit.Kalau dulu Richard hanya mencaci maki dengan kata-kata tajam, setelah kejadian itu dia benar-benar membenciku.Tapi itu terjadi sebulan setelah pernikahan kami. Kenapa sekarang terjadi jauh lebih awal?Awalnya aku masih memikirkan bagaimana cara memenuhi permin
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen