Short
Kakak Iparku Ratu Iblis

Kakak Iparku Ratu Iblis

By:  Luna AqilaKumpleto
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
7Mga Kabanata
4.5Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Putra tunggal kakakku menderita leukimia akut dan bayi dalam kandunganku menjadi satu-satunya harapan. Setelah mendengar berita itu, aku langsung kembali ke negara asal dengan kandunganku yang berusia enam bulan untuk menjalani tes kecocokan transplantasi organ. Kakak mengantarku ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes kecocokan transplantasi organ. Akan tetapi, kakak iparku malah mengira diriku sebagai simpanan kakakku. Dia memanfaatkan ketidakhadiran kakakku untuk mengunciku di kamar mandi, merobek pakaianku, dan menginjak perutku dengan kakinya sambil mencaci-maki diriku. "Kamu merayu suamiku! Berani-beraninya kamu mengandung anaknya?" "Putraku sedang sakit. Kamu buru-buru datang ke sini untuk pamer, 'kan?" "Nggak ada seorang pun yang boleh merebut suamiku! Hari ini, aku akan menunjukkan kepadamu apa yang akan terjadi pada anak seorang simpanan!" Sampai akhirnya kakak datang sambil membawa laporan hasil tes kecocokan transplantasi organ yang ternyata cocok, kakak iparku pun akhirnya menjadi hancur ….

view more

Kabanata 1

Bab 1

Setelah mengetahui jika Dodo, putra kakakku yang berusia lima tahun menderita leukimia, aku pun buru-buru kembali ke negara asal dengan kandunganku yang sudah berusia enam bulan untuk menjalani tes kecocokan transplantasi organ.

Pagi ini, kakak menjemputku dengan mobil untuk mengantarku ke rumah sakit guna mengambil hasil tes kecocokan transplantasi organ. Jika tes kecocokan transplantasi organ ini hasilnya cocok, aku akan langsung dirawat di rumah sakit sampai bayiku lahir dan mendonorkan darah tali pusarnya untuk Dodo.

"Rossa, sejak Dodo sakit, aku dan kakak iparmu nggak bisa tidur nyenyak. Dodo itu segalanya bagi kakak iparmu. Kalau kakak iparmu kehilangan Dodo, dia nggak akan sanggup lagi untuk bertahan hidup."

"Kami benar-benar nggak punya pilihan lagi. Bayi dalam perutmu itu sekarang menjadi satu-satunya harapan untuk Dodo."

Melihat wajah lelah kakakku, aku merasakan kepedihan yang mendalam dan buru-buru memeluknya untuk menghiburnya.

"Jangan khawatir. Aku ini bibi kandung Dodo. Tes kecocokan transplantasi organ ini pasti hasilnya cocok."

Kakak menatapku dengan penuh rasa terima kasih. Setelah menemukan tempat yang nyaman untukku, kakak seorang diri pergi mengambil hasil tes kecocokan transplantasi organ itu. Aku duduk di lobi untuk beristirahat. Kemudian, suamiku meneleponku untuk menanyakan kabarku. Kami pun mengobrol santai.

"Hmm, aku dan bayinya baik-baik saja."

"Sayang, aku merindukanmu."

"Kamu harus menemaniku saat bayinya lahir …."

Sebelum aku bisa menyelesaikan kata-kataku, seorang wanita dengan diikuti dua sampai tiga orang wanita langsung mendatangiku dan menjambak rambutku. Rasa sakit seperti tercabik langsung terasa di kulit kepalaku. Agar bayiku tidak terluka, aku hanya bisa mengikuti arah tarikan wanita itu dan melindungi perutku dengan panik.

Wanita itu melemparku ke dalam bilik kamar mandi. Punggungku langsung terbentur dinding. Udara yang dingin dan lembab membuat sekujur tubuhku mati rasa dan perasaan takut mulai menyelimuti hatiku.

Wanita itu terlihat garang. Matanya seperti menyemburkan api saat menatapku.

"Dasar wanita murahan, putraku masih terbaring di ranjang rumah sakit. Kamu pikir kamu itu siapa? Berani-beraninya meminta suamiku menemanimu melahirkan?"

"Dasar wanita jalang, berani-beraninya merayu suamiku. Aku akan memberimu pelajaran."

Merayu apaan? Pria yang mana?

Berhubung sedang hamil, aku tidak menyesuaikan diri setelah kembali ke negara asalku ini. Aku terus berada di hotel dan tidak pernah keluar, kecuali saat melakukan tes kecocokan transplantasi organ ini. Selain itu, aku juga tidak pernah berhubungan dengan pria mana pun.

"Kamu pasti salah orang. Aku nggak mengenalmu."

"Salah orang? Aku melihat suamiku mengantarmu ke rumah sakit dengan mata kepalaku sendiri. Kalian bahkan berani berpelukan di depanku. Kamu sengaja datang ke rumah sakit ini cuma buat pamer, 'kan?" Wanita itu mencibir. "Aku kasih tahu, ya. Aku ini Hera Lingga, istrinya Yogi."

"Nggak ada yang bisa menghancurkan keluargaku!"

Aku terkejut. Yogi itu kakakku. Jika seperti itu, berarti wanita yang bernama Hera di depanku ini adalah kakak iparku.

Tadi, waktu kakakku mengantarku ke sini, kami memang benar-benar terlihat sedikit lebih akrab. Hera pasti tidak sengaja melihatnya. Jadi, ketika kemudian aku menelepon dan didengar oleh Hera, Hera mengira jika aku ini adalah simpanan kakakku dan yang kuajak bicara di telepon itu adalah kakakku. Dengan begitu, terjadilah kesalahpahaman.

Orang-orang di belakang Hera mulai membuat keributan. "Kak Hera, jangan lepaskan wanita murahan ini. Semua simpanan itu pantas mati!"

"Aku bukan simpanan. Aku Rossa Zubir. Aku ini … uhh." Aku mencoba membela diri.

Akan tetapi, sebelum aku bisa menyelesaikan kata-kataku, bagian belakang lututku sudah ditendang dengan keras. Kedua lututku menghantam lantai dengan begitu kerasnya. Kemudian, seseorang menjambak rambutku dan mendorong masuk kepalaku ke dalam toilet.

Aku tersedak sampai mataku memerah. Otakku berdengung. Perasaan takut tercekik datang menghampiriku. Namun, aku tidak berani berontak kuat-kuat.

Semua itu karena aku takut membahayakan bayiku. Darah tali pusar bayi dalam perutku ini adalah satu-satunya harapan Dodo keponakanku.

Akhirnya, mereka menjambak rambutku dan mengangkatku keluar dari air. Air toilet yang dingin dan bercampur dengan bau busuk membuatku merasa darah di tubuhku hampir membeku.

Aku menarik napas panjang-panjang dengan mulutku.

Namun, sebelum akal sehatku pulih, sebuah tamparan mendarat dengan keras di wajahku. Aku ditampar dengan begitu kerasnya hingga telingaku berdengung dan bibirku pecah, hingga aku merasakan darah di mulutku.

Sejak hamil, aku menjadi begitu berhati-hati. Aku takut akan membahayakan bayi yang kudapatkan dengan susah payah ini. Aku gemetar dan memeluk perutku. Namun, detik berikutnya, Hera menarik tanganku, menaruhnya di toilet dan memukulinya dengan kejam, dengan menggunakan tongkat.

"Ah!" Rasa sakit yang luar biasa membuatku tidak bisa menahan diri untuk tidak menjerit kesakitan.

Hera menatapku dengan garang. "Sakit, ya? Memang sakit. Itu supaya kamu ingat apa akibatnya menjadi wanita simpanan!"

Entah dari mana, Hera mengeluarkan pisau cutter dan mencengkeram daguku. "Sebentar lagi, akan ada yang lebih menyakitkan."

Aku menatap lekat-lekat pisau tajam itu dengan kedua mataku dan menggelengkan kepalaku dengan putus asa.

Ketika aku menyebutkan namaku tadi, Hera sama sekali tidak bereaksi. Jelas, dia benar-benar tidak mengenal nama Rossa. Apa yang harus kulakukan?

Hera perlahan mendekat dengan pisau cutter itu. "Simpanan dan anak simpanan, semuanya harus mati!"

Pada saat itu, terdengar ketukan di pintu dan aku mendengar suara kakakku.

"Rossa, apa kamu di dalam?"

"Kak!" Aku mencoba berteriak.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
lia latifah
sudah selesai
2025-05-21 22:42:13
0
7 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status