"Raja Tanuwi, tanggung jawabmu adalah menjaga perbatasan, kurang pantas kalau ikut campur masalah internal istana. Jadi, sebaiknya kita berdua jangan membuat keributan lagi di sini. Biar Raja Ararya dan Raja Kresna yang mengatasinya," ucap Wira. Kemudian, dia dan Raja Tanuwi sama-sama meninggalkan ruangan.Hal ini membuat wajah Raja Ararya tampak masam, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa pun. Hal ini memang harus diselidiki oleh pasukan Kerajaan Agrel beserta Pasukan Bayangan. Jika tidak berhasil menemukan pelakunya, itu kesalahan mereka.Tanggung jawab Wira dan Raja Tanuwi bukan di sini. Jadi, Raja Ararya hanya bisa diam saat melihat keduanya pergi."Raja Kresna, kamu yakin ingin menunda masalah ini?" tanya Raja Ararya langsung.Raja Kresna tersenyum sembari menimpali, "Raja Ararya, kamu kira Pengawal Bayangan nggak bisa menyelidikinya?"Nada bicara Raja Kresna terdengar datar, tetapi Raja Ararya sontak mengernyit mendengarnya. Selain itu, jantungnya berdebar-debar. Ada makna tersir
Raja Kresna sontak tergelak dan menyahut, "Bawahanmu? Raja Ararya, semua bawahanmu adalah bawahan Ibu Suri dan Putra Mahkota. Jujur saja, sebelum pengawal pribadimu ini mengikutimu, dia dulunya anggota Pasukan Bayangan.""Selain itu, banyak hal yang kuketahui, tapi nggak ingin kukatakan. Aku hanya ingin mempertahankan keseimbangan istana ... dan memberimu kesempatan. Kalau nggak, aku pasti sudah menundukkanmu dan meminta Ibu Suri menghukummu.""Mendiang raja sudah tiada, begitu juga dengan Raja Byakta. Kita hanya 3 bersaudara sekarang, aku nggak ingin kamu membuat kesalahan yang sama lagi. Raja Ararya, terkadang yang bukan milik kita memang bukan ditakdirkan untuk kita. Jadi, jangan keras kepala lagi.""Kalau nggak, kamu sendiri yang akan terluka nantinya. Percayalah. Apalagi, Ibu Suri memberikan kekuasaan terbesar kepada Wira. Kalau dia membunuhmu karena masalah ini, nggak akan ada yang bisa menghalanginya. Ibu Suri juga nggak akan membalaskan dendammu. Kamu boleh mengabaikan orang la
"Kalaupun Ibu Suri kembali, takutnya kondisinya nggak baik dan akan sulit untuk mengambil alih kekuasan, 'kan?" lanjut Wira.Raja Tanuwi jelas mengerti setelah mendengarnya. Selain merasa takjub dengan kecerdasan Wira, dia pun merasa Raja Ararya ini benar-benar gila. Raja Ararya jelas-jelas baru diampuni waktu itu, tetapi melakukan kesalahan yang sama lagi. Bukannya bertobat, malah membuat masalah baru. Sungguh di luar nalar!"Raja Ararya ini benar-benar ambisius. Kamu menyuruhku kemari pasti karena Raja Kresna berbicara terus terang padanya, 'kan?" tanya Raja Tanuwi.Wira pun mengangguk mendengarnya. "Mungkin begitu, tapi Raja Kresna seharusnya menasihatinya. Kalau masih nggak bisa dinasihati, kita terpaksa mengambil tindakan."Raja Tanuwi mengangguk dan berkata, "Sebelum Ibu Suri pergi, dia menyuruh Selir Zendaya dan Selir Anaya mengurus harem, juga menyuruh kita berempat mengurus pemerintahan. Semua ini untuk mempertahankan keseimbangan. Tanpa kamu, mungkin sekarang sudah kacau bala
Yasir senang memikirkan rencana malam ini, tetapi Berma merasa sangat bingung. Berma berhasil meloloskan diri semalam, tetapi bagaimana dengan malam ini? Mereka tidak mungkin tidak bercinta setelah menikah.Ketika Berma masih memikirkan cara untuk menghindar, Biantara tiba-tiba datang. Begitu masuk, dia langsung tersenyum sambil berucap, "Ini hari pertama kalian menjadi suami istri. Aku datang untuk memberi kalian selamat. Kalian nggak akan mengusirku, 'kan?"Yasir bergegas menyahut, "Bos, apa yang kamu katakan? Mana mungkin kami berpikiran seperti itu?"Biantara membalas, "Baguslah kalau begitu. Yasir, aku datang untuk membahas sesuatu denganmu hari ini.""Bos, katakan saja," ujar Yasir segera.Tanpa merahasiakan apa pun, Biantara berucap, "Sekarang aku dan Tuan Wira ada di Kerajaan Agrel, jadi kamu nggak perlu mencemaskan keadaan di sini. Kamu sangat hebat, kamu mengatur jaringan mata-mata di sini dengan baik. Jadi, aku dan Tuan Wira sudah berdiskusi. Kami memutuskan untuk mengutusmu
"Apa ada masalah?" tanya Berma dengan wajah tersenyum.Yasir membalas, "Bukan apa-apa. Hanya saja, kita mungkin akan pergi ke Kerajaan Monoma."Begitu mendengarnya, Berma sontak tercengang. Dia bertanya, "Pergi ke Kerajaan Monoma? Apa maksudnya?"Berma tidak mengerti mengapa mereka harus tiba-tiba pindah ke Kerajaan Monoma? Apakah dirinya sudah ketahuan? Ekspresi Berma seketika menjadi masam."Tuan Wira dan Bos Biantara akan memantau Kerajaan Agrel, jadi aku nggak perlu berada di sini lagi. Supaya jaringan mata-mata kami makin bagus, Bos Biantara mengutusku ke Kerajaan Monoma," ujar Yasir.Yasir sama sekali tidak keberatan karena ini juga alasan yang didapatkannya saat pergi ke Kerajaan Ahola. Kemudian, dia diutus ke Kerajaan Agrel. Sekarang, dia harus pergi ke Kerajaan Monoma. Pasti karena alasan yang sama.Berbeda dengan Yasir, Berma justru mulai merenungkan masalah ini. Di saat genting seperti ini, dia dan Yasir malah diutus ke Kerajaan Monoma. Pasti ada sesuatu di balik semua ini,
Setelah meninggalkan toko sembako, Berma langsung menuju ke sebuah gang. Biantara pun terus mengikuti dengan ekspresi dingin.Biasanya Berma hanya pergi membeli kebutuhan rumah, tetapi hari ini malah pergi ke tempat yang terpencil. Biantara pun merasa wanita ini tidak sesederhana yang dibayangkannya.Biantara terus membuntutinya. Sementara itu, Berma tidak menyadari apa-apa karena sedang panik. Kini, dia terus memikirkan apakah penyamarannya telah terbongkar? Jika benar seperti itu, apa yang harus dilakukannya sekarang? Apakah dirinya telah membuat kesalahan?Sebenarnya, Berma tidak tahu bahwa semua tindakan yang dilakukannya dengan waspada menutupi semuanya dengan baik. Sayangnya, dia tidak bisa membuat keputusan pada saat-saat genting.Biantara dan Wira sangat cerdas, Berma tentu kalah jika dibandingkan dengan mereka berdua. Jadi, setiap kali Berma ingin melakukan sesuatu, mereka akan mengetahuinya terlebih dahulu. Hal ini yang membuat Berma terus-menerus gagal.Kali ini, Berma juga
Begitu mendengarnya, ekspresi Berma menjadi makin masam. "Kalau benar begitu, artinya ...."Berma mengerutkan dahi, tampak sangat gusar. Dia tidak bisa melakukan sesuatu terhadap Wira lagi."Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kita terpaksa menunda misi ini dulu. Sialan, pria ini susah sekali untuk dilawan," ucap Bruno yang menghela napas. Dia benar-benar geram memikirkannya."Kak, gimana kalau kita langsung bunuh dia? Kalau bekerja sama, mungkin kita bisa menghabisinya," usul Berma.Mendengar ini, Bruno pun mulai merenung. Dia berkata, "Masalah ini harus dipertimbangkan dulu. Bagaimanapun, risikonya sangat besar. Bagus kalau berhasil. Tapi, kalau gagal, usahamu selama ini akan sia-sia."Bruno merasa dilema. Berma telah menyamar begitu lama. Dinilai dari hubungannya dengan Yasir, Berma pun sudah bisa mendekati Wira.Jika mereka gagal, rencana seperti ini tidak akan bisa diimplementasikan lagi. Akan sangat sulit untuk menempatkan mata-mata di sisi Wira ke depannya.Setelah menghela napas d
Wira bisa menangani Berma dengan mudah. Jika Berma ingin menghadapinya, dia akan menunggu kedatangan Berma. Kebetulan, dia juga ingin melihat apa rencana mereka untuk menghadapinya."Tapi .... Kak Wira, hal ini mungkin akan berdampak sangat besar bagi Yasir," timpal Biantara. Dari nadanya, terdengar bahwa dia sangat khawatir.Mendengar perkataan itu, Wira menghela napas. Tentu saja dia tahu hal itu. "Apa yang kamu katakan benar. Kita memang nggak punya perasaan apa pun dengan wanita ini, tapi Yasir adalah sahabat kita!"Wira berpikir harus bagaimana menangani hal ini. Membunuh Berma? Membunuh Berma tentu saja adalah cara yang paling sederhana. Namun jika dia membunuh Berma, ini memang akan menjadi pukulan yang sangat besar bagi Yasir. Sejak awal, Wira dan Biantara tidak memercayai Berma dan bahkan selalu menyembunyikan hal ini dari Yasir. Jika suatu hari kamu menyadari sahabatmu ternyata selalu mencurigai orang terdekatmu, bukan siapa pun sanggup menerima hal seperti ini.Berma memang
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m