Ini ... terlalu hebat!"Setelah mencapai tahap asterik, kamu baru bisa membantu Julian. Aku akan memberimu pelatihan keras selama 3 bulan ini. Percayalah, hanya dalam 3 bulan, kamu akan mengalami peningkatan yang sangat pesat!" ucap Hasto dengan penuh percaya diri. Dia sangat yakin dengan kemampuan sendiri, juga kemampuan Wira."Tiga bulan? Kenapa harus 3 bulan?" tanya Wira dengan agak heran. Sesuatu yang besar pasti akan terjadi setelah 3 bulan ini."Aku belum bisa memberitahumu sekarang. Sebenarnya, sebagian besar yang kukatakan hari ini adalah pesan dari Julian. Dia ingin memberitahumu secara langsung, tapi nggak punya kesempatan. Dia harus kembali ke Sekte Langit untuk menunda waktu.""Julian menyuruhku untuk membiarkanmu memilih. Kalau kamu bersedia membantunya, aku harus membantumu meningkatkan kekuatan dalam 3 bulan. Tapi kalau kamu menolak, dia juga nggak akan membencimu. Aku pun akan langsung kembali ke sisinya, sementara dia akan mengurus sisanya.""Bahkan, dia mungkin akan m
"Mereka ... pantas mati!" ucap Julian segera. Begitu mendengarnya, orang-orang sontak terkesiap."Lancang sekali! Julian, jangan kira kamu bisa membunuh orang sesuka hati hanya karena kamu ini Wanita Suci Sekte Langit!""Benar! Pantas mati apanya? Mereka adalah anggota Sekte Langit!""Kamu malah membunuh mereka tanpa alasan! Jika masalah ini tersebar, bagaimana reputasi Sekte Langit?""Benar! Kamu seharusnya menoleransi semua anggota sekte, bukannya membantai mereka semua. Apa maksudmu ini?"Orang-orang yang duduk di bawah sibuk mengkritik dengan geram. Sementara itu, Julian pun berujar dengan tidak acuh, "Mereka telah bersikap kurang ajar padaku. Sebagai Wanita Suci sekte, aku berhak untuk membunuh mereka.""Bersikap kurang ajar? Bagaimana maksudnya?" tanya orang-orang langsung.Juna, Kepala Keluarga Triaji, pun tertegun sesaat mendengarnya. Kemudian, dia menyahut, "Julian, ceritakan apa yang terjadi."Julian menceritakan apa yang terjadi, tetapi semua itu tentu hanya tipuan. Faksi Al
Kecepatan serangan ini sangat tinggi, bahkan kemampuan destruktifnya sangat dahsyat. Pria itu tentu bisa menilainya.Jadi, tanpa berbasa-basi, pria itu langsung berkelebat dan menghindari peluru tersebut. Jika terkena serangan itu, dia sudah pasti terluka parah kalaupun tidak mati."Kamu sudah mencapai asterik menengah, tapi masih menghindar. Jika aku menyerang secara diam-diam, mana mungkin mereka bisa menghindar? Selain itu, jarak kita cukup jauh, makanya kamu bisa menghindar. Gimana kalau kita lebih dekat? Apa kamu bisa menghindar semudah itu? Jika kamu tahu, kamu bisa menghalangi dengan energi astral, tapi gimana kalau kamu nggak tahu?"Penjelasan Julian ini sontak membuat orang-orang tercengang. Benar, musuh sudah pasti tewas jika tidak mengetahui apa pun!"Hebat sekali. Julian, dari mana kamu mendapat barang itu?" tanya Juan segera."Dari dunia fana. Senapan ini sangat hebat, jadi kubeli satu," jawab Julian.Ucapan Julian ini membuat orang-orang makin terkejut. Meskipun barang-ba
Juan sangat murka, tetapi kemarahan ini hanya untuk ditunjukkan di depan umum. Lagi pula, dia tahu kejadian yang sebenarnya.Juan tahu apa yang dilakukan oleh Julian untuk pria itu. Dia merasa tidak berdaya memikirkan Julian yang jatuh cinta pada Wira.Bagaimanapun, Julian tidak mungkin rela mati begitu saja. Jika ada kesempatan, dia tentu berusaha untuk bertahan hidup. Untuk sekarang, Juan hanya bisa membantu putrinya.Juan tahu Julian adalah gadis yang cerdas, pasti ada alasan di balik tindakannya ini. Meskipun alasan yang diberikan terdengar cukup sempurna, orang-orang tetap bisa menilai bahwa ini hanya tipuan Julian.Akan tetapi, mereka juga tidak bisa apa-apa karena tidak ada yang bisa bersaksi sekarang. Makanya, Juan bisa bersikap tegas seperti ini.Sesuai dugaan, begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi semua orang pun berubah sedikit. Pria yang berbicara barusan juga tidak berani membantah lagi."Sepertinya nggak ada yang keberatan lagi. Kalau begitu, keputusan sudah bulat. Peng
Begitu teringat pada Wira, Julian pun tersenyum. Sementara itu, Juan mengejapkan mata setelah mendengar ucapan putrinya. Sebagai ayah, dia tentu bisa menilai bahwa putrinya ini jatuh cinta."Putriku, kamu menyukainya?" tanya Juan tiba-tiba. Begitu mendengarnya, Julian pun terperangah. Tatapannya terus menghindar karena tidak tahu harus merespons seperti apa.Juan tertawa melihatnya. Dia berucap, "Julian, kamu putriku, nggak mungkin bisa menipuku. Kamu mungkin sudah jatuh cinta sejak awal, tapi nggak ingin mengakuinya.""Sudahlah, kita akan segera tahu dia benar-benar baik atau nggak. Kita lihat apa pilihannya. Untuk menempuh jalan bela diri seperti ini, seseorang membutuhkan keberanian besar. Jika dia berkorban untukmu, itu artinya dia ... juga menyukaimu."Seusai mendengar ucapan ayahnya, Julian hanya menarik napas dalam-dalam dan tidak bersuara lagi. Dia sendiri tidak tahu keputusan apa yang akan dibuat oleh Wira.Pada saat yang sama, di Faksi Alam, Wira yang telah menyetujui permint
Setelah berpamitan dengan orang di Dusun Darmadi, Wira keluar dan langsung melihat Hasto."Sepertinya, kamu sudah menjelaskan semuanya."Mendengar perkataan Hasto, Wira tersenyum. "Nggak ada yang perlu dijelaskan, mereka sudah tahu apa yang harus dilakukan. Meskipun aku tiada, mereka tetap akan hidup dengan sangat baik."Setelah Wira selesai berbicara, Hasto tersenyum. "Benar. Baik Kerajaan Nuala, Kerajaan Beluana yang sekarang, Kerajaan Monoma, atau Kerajaan Agrel pun bukan lawan kalian. Kalau kamu ingin menyatukan seluruh dunia, itu adalah hal yang mudah."Begitu Hasto selesai berbicara, Wira hanya tersenyum. Di pandangan dunia, seorang raja dianggap sebagai titisan langit dan perwakilan yang mulia. Namun, di kalangan dunia persilatan, raja itu sama sekali tidak berarti apa-apa."Ayo, kita pergi ke tempat selanjutnya di mana kamu akan mengasingkan diri. Wira, pelatihan ini akan sangat berat, kamu harus bersiap-siap," kata Hasto sambil memandang Wira dan tersenyum.Wira mengedipkan ma
Hasto berbicara sambil tersenyum dan ketua bangsa Kuta juga tertawa terbahak-bahak."Hasto, memang sudah lama nggak melihatmu. Kenapa nggak berkunjung ke tempatku? Apa pelayanan tempatku ini nggak baik ya?"Ketua bangsa Kuta memiliki tubuh yang berotot dan kepala yang dipenuhi dengan rambut putih. Dia terlihat berusia 50-an, tetapi kondisinya bahkan lebih baik daripada orang yang berusia 30 tahun."Hahaha. Jangan dibahas lagi, Kak. Setiap kali meninggalkan tempatmu, aku harus tidur selama beberapa hari setelah pulang. Nggak ada cara lain, minuman di sini terlalu kuat." Terlihat jelas hubungan Hasto dan ketua bangsa Kuta ini sangat baik.Wira sangat terkejut saat melihat ketua bangsa Kuta ini. Dengan tubuh ketua bangsa Kuta ini, mungkin bisa membunuh seekor banteng dengan satu pukulan."Ini ...." Setelah melihat ke arah Wira, ketua bangsa Kuta tertegun sejenak karena merasa aneh."Ini adalah ... temanku. Aku bawa dia ke sini karena hal penting."Setelah Hasto selesai berbicara, ketua ba
"Wira, bagaimana? Ingin coba?" Pada saat itu, Kusno tiba-tiba bertanya.Mendengar perkataan itu, Wira mengedipkan matanya. Semua orang ini adalah pria kuat, hati Wira sebenarnya merasa ragu. Namun, dia sudah datang ke sana, tentu saja tidak bisa ragu lagi. "Coba saja!"Saat mendengar keputusan Wira itu, Kusno langsung melompat ke dalam air dan berkata kepada Wira sambil tersenyum, "Wira, ayo."Setelah menarik napas dalam-dalam, Wira melompat ke dalam air. Airnya tidak terlalu dalam ataupun dangkal, hanya menampakkan bahu. Semua orang tahu sulit untuk mengeluarkan kekuatan di dalam air. Berjalan saja pun terasa sulit, apalagi berkelahi menghadapi Kusno. Meskipun dia berpikir seperti itu, dia tetap langsung menyerang terlebih dahulu. Kecepatannya memang lambat, tetapi dia bersemangat. Banyak anggota bangsa Kuta yang langsung melihat ke arah mereka dengan penasaran."Hahaha. Lihat teknikku ini!"Kusno tertawa dan tatapannya juga terlihat semangat untuk bertempur. Dia bisa melihat Wira mem
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m