Share

Guild Penyihir

Matanya beradu dengan Gary, mengisyaratkan akan terjadi pertempuran di antara keduanya.

"Tatapanmu semakin tajam, Aldar," kata Gary, mendekati Aldar yang memancarkan aura kebencian.

“Orang lemah sepertimu tidak pantas berada di sini, sebaiknya kamu menghilang seperti ibu dan adikmu,” bisik Gary dengan nada meremehkan kepada Aldar. Aldar menahan amarahnya, namun api kemarahan tampak membara di matanya.

Aldar merasa marah mendengar perkataan Gary, hendak mengeluarkan sihirnya, namun tangan Lucy yang tiba-tiba menahannya. Aldar berjuang untuk menahan diri, menyadari bahwa kekuatan sihirnya bisa memicu bencana di tempat itu.

“Maafkan pengikutku tuan karena telah menabrakmu,” ucap Lucy, tetapi ada ketegangan yang terabaikan di balik senyumnya.

“Lucy? Bukankah kamu Lucy, penyihir yang terkenal itu,” ucap salah satu teman Gary, kebingungan. Ekspresi wajahnya mengisyaratkan ketidakpercayaan.

“Kalian terlalu berlebihan, aku tidak sehebat dan seterkenal itu,” balas Lucy merendah.

Gary terkejut menyadari identitas Lucy, wajahnya berubah serius.

“Terima kasih atas pujian, tolong maafkan pengikutku,” ucap Lucy, sambil mendorong kepala Aldar ke bawah. Tetapi gerakannya penuh dengan ketegasan dan rasa bersalah.

“Tentu saja aku memaafkannya, apalagi dia adalah pengikut orang seperti kamu, Lucy,” ucap Gary sambil tersenyum tipis. Namun, senyumnya tak lebih dari topeng untuk ketegangan yang terus bertambah.

“Terima kasih, kalau begitu kami akan pergi,” kata Lucy, membawa Aldar keluar dari lorong. Namun, langkahnya terhenti mendengar Gary merendahkan Aldar. Tiba-tiba, suasana gelap di lorong itu terasa semakin gelap dan mencekam.

“Tunggu, Lucy. Kenapa Lucy yang terkenal hebat itu mau diikuti oleh orang lemah seperti Aldar?” tanya Gary sambil tertawa.

Lucy membalikkan badan dengan perlahan, memberikan tekanan energi yang sangat kuat. Udara terasa tegang, seolah-olah akan terjadi ledakan dahsyat yang tidak terelakkan. Gary dan orang-orang di lorong itu terjatuh ke tanah. Mereka merasa seperti berada di ambang kehancuran.

Lucy mendekati Gary dengan langkah pasti, Gary dan temannya berusaha bangkit, namun Lucy menambah tekanan, membuat Aldar ikut terjatuh. Suasana semakin tegang, seolah-olah waktu berhenti di lorong itu.

Dia mengeluarkan sihir seribu pedang yang mengarah kepada Gary. Orang-orang di lorong itu terkejut melihat Lucy. Ketegangan mencapai puncaknya, seakan-akan semua akan berakhir dalam kehancuran yang total.

“Orang sepertimu tidak pantas berbicara denganku, apakah kamu harus kubunuh?” Lucy mengancam, suaranya bergema di lorong yang gelap dan sunyi. Ketegangan mencapai titik puncaknya, memenuhi setiap sudut ruangan dengan ketakutan yang tak terkendali.

“Maafkan kami, Lucy. Tolong biarkan kami pergi,” ucap teman Gary, suaranya gemetar di bawah tekanan yang mencekam. Namun permohonan maafnya seolah hilang di tengah kegelapan dan ketegangan yang tak terlalu.

Gary diam tersungkur, tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Dia tidak berani menatap Lucy yang mengancam. Perlahan, tekanan energi Lucy menghilang, tapi Gary masih belum bisa menggerakkan badannya karena ketakutan. Suasana tegang mereda sedikit, namun ketegangan yang tercipta tetap bergema di lorong itu, menyisakan rasa takut dan kebingungan.

Setelah kejadian di lorong, Aldar dan Lucy melarikan diri ke tempat yang aman. Di sana, Aldar bercerita tentang masa lalunya yang penuh penderitaan dan bagaimana ia akhirnya bertemu dengan Lucy, yang telah menjadi mentornya dalam ilmu sihir.

Lucy menatap Aldar dengan penuh kebijaksanaan, sebelum akhirnya menjawab dengan suara lembut namun tegas, "Akhirnya kamu bercerita, Aldar. Apapun tujuanmu belajar sihir, kamu tetap adalah muridku,” ujar Lucy, dengan suara yang tenang, meredakan amarah Aldar.

“Aldar, dendam bisa menjadi api yang membakar atau lilin yang menyinari. Aku percaya bahwa dalam setiap hati yang terbakar oleh keinginan untuk membalas dendam, masih tersimpan potensi untuk mengubah kegelapan menjadi cahaya.”

Aldar hanya mendengarkan ucapan Lucy tanpa memberikan tanggapan, namun tanpa diduga, dia merasa tertarik untuk bergabung dalam Guild penyihir.

“Lucy, aku ingin bergabung dalam Guild penyihir,” ucap Aldar dengan nada yang penuh kekhawatiran, khawatir Lucy tidak akan menyetujuinya.

Lucy memandang mata Aldar yang dipenuhi dengan tekad, seolah-olah ada sebuah misi yang harus diselesaikan.

“Aku mengerti, kamu boleh bergabung dengan Guild penyihir,” kata Lucy. Aldar merasa bingung mengapa Lucy dengan mudahnya mengizinkannya bergabung setelah semua yang telah mereka alami bersama.

“Mengapa kamu tidak mencoba mencegahku, Lucy?” suasana menjadi sedikit canggung dengan pertanyaan yang dilontarkan Aldar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status