"Aku tidak mengetahui sama sekali mengenai teknik roh untuk menguasai enam elemental yang ada di semesta Alam Roh!" ujar Rawindra."Berarti kamu bukanlah Sang Naga! " sahut Sakyamuni."Tidak penting bagiku Sang Naga atau bukan, aku hanya berharap bantuan Master Sakyamuni agar aku bisa menguasai teknik roh untuk mengendalikan enam elemental di Alam Lelembut ini! Aku harus segera menemukan Kitab Rahasia Pendekar!" kata Rawindra "Apa Master mengetahui keberadaan Kitab Rahasia Pendekar?" tanya Roh Athalia."Aku tidak bisa mengajarimu teknik roh karena kamu bukanlah Roh tapi aku akan beritahukan keberadaan Kitab Rahasia Pendekar ... saat ini Kitab Rahasia Pendekar ada di Kota Roh Suci! Kalian akan menemukannya apabila belum terlambat untuk menuju ke sana!" ujar Sakyamuni."Kota Roh Suci? Kami barusan dari sana dan tidak ada tanda-tanda keberadaan Kitab Rahasia Pendekar!" kata Rawindra dengan wajah bingung."Tadinya belum ada tapi sekarang kitab itu sudah ada di Kota Roh Suci! Kalian akan
Pegunungan Roh Api terletak di ujung perbatasan antara Alam Roh dengan Alam Naga. Sebagian wilayah Pegunungan Roh Api masuk ke dalam wilayah Alam Naga yang terpisah dari Alam Lelembut. Sebagian pegunungan yang berada di Alam Naga ini dinamakan Pegunungan Naga Api.Penghuni Pegunungan Roh Api adalah Naga Skatar yaitu naga berwarna merah menyala dengan kedua tanduk merahnya yang tajam dan berkilau. Naga Skatar menjaga Api Abadi yang konon berasal semburan api Naga Legenda yang menjadi nenek moyang naga yang sekarang menghuni Alam Naga.Tidak heran kalau Naga Skatar akan membakar siapa saja yang hendak masuk ke dalam Pegunungan Roh Api untuk mengambil Api Abadi."Bagaimana cara mengambil api abadi ini kalau Naga Skatar tidak memperbolehkan kita masuk? Apa kamu tadi tanya ke Master Raiyu bagaimana caranya, Athalia?" tanya Rawindra kepada Roh Athalia yang berada di belakangnya. Saat ini mereka berdua berada di atas punggung Dragon Elf untuk mengantar mereka lebih cepat tiba di Pegunungan
"Drago ... segera keluar dari goa ini!" seru Rawindra saat dia bersama Roh Athalia berhasil menyalakan kembali Pusaka Roh serta menemukan Kitab RPendekar.Dragon Elf masih bertarung dengan Naga Skatar yang menyebabkan goa ini akan runtuh tidak lama lagi. Belum kelihatan siapa yang lebih unggul sehingga pertarungan akan berlangsung lama.Rawindra dan Roh Athalia melesat melewati Naga Skatar, tapi naga merah ini tidak membiarkan mereka lewat dengan mudah."Pergilah! Biar aku yang menahan Skatar di sini!" ujar Dragon Elf."Kamu bisa mati di sini, Drago!" sahut Rawindra yang bersikeras tidak akan meninggalkan Dragon Elf.GWAAARR!Naga Skatar berusaha menyemburkan api ke arah Rawindra dan Roh Athalia tapi dihadang oleh Dragon Elf."Pergilah! Jangan sia-siakan pengorbananku, Ryder! Semoga aku bisa selamat dan menemui Ryder lagi di luar goa!" seru Dragon Elf yang membentangkan sayap lebarnya untuk membuka jalan bagi Rawindra dan Roh Athalia keluar melewati Naga Skatar.Tapi, Naga Skatar lebi
Rawindra yang awalnya hendak kembali ke Kota Roh Suci mendadak berubah pikiran. "Aku hendak menyusul Naga Skatar untuk menghadang Shivya dan Bodhisatva agar kalian berdua aman dari kejaran mereka. Bukan kalian yang mereka cari tapi diriku! Ara. kamu ikut Athalia ke Kota Roh Suci untuk meletakkan kembali Pusaka roh ke tempatnya semula ... aku janji akan kembali tapi apabila aku gagal, aku ingin kalian pergi ke Alam Manusia untuk menemui kakekku Ki Bratajaya. Apa kalian bisa melakukannya?" Amara terkejut mendengar ucapan Rawindra. Mereka baru ketemu setelah sekian lama tapi sekarang harus berpisah kembali? Iblis cantik ini menolak mentah-mentah permintaan Rawindra."Aku akan ikut denganmu! Biar Athalia saja yang membawa Pusaka Roh kembali ke tempatnya di Kota Roh Suci! Aku tidak akan berpisah lagi denganmu!" tegas Amara.Rawindra tahu kalau ucapan Amara sudah bulat dan tidak bisa dibantah lagi. "Baiklah! Athalia,, kamu segera bawa Pusaka Roh ini kembali ke Kota Roh Suci agar Alam Roh b
"Serahkan padaku!" seru Naga Hitam sambil terbang tinggi ke angkasa. "Apa yang sedang kamu lakukan, Naga Hitam?" tanya Amara yang berpegangan erat di atas punggung Naga Hitam yang terbang menukik ke atas langit. "Lihat saja!' sahut Naga Hitam yang terus terbang tinggi. "Pegang erat-erat!" teriaknya. Naga Hitam meluncur kencang dari atas langit bagaikan meteor yang jatuh dari luar angkasa dengan kecepatan tinggi. Bahkan Amara merasakan panas di sekujur tubuhnya akibat kencangnya Naga Hitam yang turun dari ketinggian ini. "Gunakan tenaga dalammu agar tidak terluka oleh panasnya api naga!' kata Naga Hitam yang tidak menghentikan laju terbangnya. Cakara yang melihat ekor api hitam ini nekad menyerang Naga Hitam dengan mengandalkan Phoenix Merah-nya. Namun, kecepatan Naga Hitam ini tidak bisa dihentikan oleh Phoenix Merah yang terpental jauh begitu menyentuh ekor api hitam yang menyelimuti Naga Hitam dan Amara. "Saatnya kita tunjukkan kekuatan kita yang sebenarnya, Nona Amara!" ucap
# Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa
Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya
"Rawindra! Cepat ke sini!' Mendengar namanya dipanggil, remaja laki-laki yang tangan kirinya cacat itu sontak menoleh pada sang kakek yang juga sedang menggembala domba.Segera, ia menggelengkan kepala dan masih berlari. "Sebentar Kek! Windra lagi berusaha tangkap domba yang kabur, Kek!""Sudah! Biarkan saja! Nanti dia bisa pulang sendiri!" teriak kakeknya lagi."Tanggung, Kek! Windra sudah hampir berhasil!" sahut Rawindra ini–mengabaikan larangan pria tua yang masih kelihatan bugar itu. Hal ini membuat sang kakek kesal. "Astaga! Tanganmu hanya satu, Rawindra! Tidak akan berhasil menangkap anak domba yang gesit itu! Biarkan saja!'Namun, Rawindra masih terus bersikeras.Pemuda berusia 15 tahun itu memang pantang menyerah. Ia juga tak ingin dikasihani hanya karena tangan kirinya yang cacat oleh siapapun, termasuk sang kakek.Hanya saja…Bugh!Domba kecil yang berusaha ditangkapnya dengan mudah lolos dari sergapan Rawindra–membuat kepala pemuda ini terbentur batu besar di atas tanah