Share

3. Informasi

Sakya Kumara masih saja terbaring lemah di tempat tidurnya. Kelihatannya luka bakar parah yang dialaminya membuat tubuhnya sulit untuk pulih kembali lagi seperti sedia kala. Bahkan untuk sekedar bergerak sajapun dia tidak bisa. Tubuhnya seakan sudah mati rasa akibat rasa sakit yang luar biasa dari luka bakar di tubuhnya.

Pemuda ini masih mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Kenapa dia bisa hilang ingatan seperti ini? Kalau dilihat dari nama dirinya, dia bukanlah berasal dari rakyat jelata biasa. Kemungkinan besar dia berasal dari keluarga bangsawan, atau paling tidak berasal dari keluarga yang cukup berada.

Namun, terkapar di tengah pematang sawah yang airnya kotor juga menjadi tanda tanya besar baginya, apalagi pematang sawah ini terletak di tengah hutan yang jauh dari tempat tinggal penduduk. 

Saat ini, Sakya Kumara melihat Kirani yang masih saja tetap setia menjaga Sakya Kumara. Mungkin, perempuan ini di sini hanya karena menuruti perintah ayahnya atau mungkin juga karena gadis ini sangat menyukai Sakya Kumara. 

“Bagaimana ... kamu sudah ingat siapa dirimu?” tanya Kirani lagi.

“Maaf ... tadi mungkin aku masih bingung dengan semuanya," kata Sakya Kumara mulai mengatur bicaranya dengan normal, agar dirinya tidak dicurigai lagi oleh keluarga petani misterius ini.

“Aku menemukanmu terbaring di pematang sawah dengan luka yang sangat parah dan sama sekali tidak bergerak seperti mayat. Aku kira kamu sudah mati! Ternyata kamu cukup tangguh juga masih bisa bertahan dengan luka parah seperti itu! Kata ayah, itu berarti kamu juga seorang pendekar,” ujar Kirani.

“Aku tidak tahu kenapa aku bisa terluka parah dan terbakar seperti itu ... Katamu aku seorang pendekar? Aku bahkan tidak memiliki tenaga dalam sama sekali! Aku hanya manusia biasa yang sepertinya menjadi korban perampokan dan dibakar oleh perampok! Ingatanku saja parah sekali ... Bahkan aku tidak bisa mengenali diriku sendiri,” tutur Sakya Kumara yang berusaha keras menyembunyikan identitas aslinya.

Sakya Kumara masih meraba-raba dan belum mengetahui secara pasti siapa sebenarnya petani misterius ini yang mempunyai anak gadis cantik dan tinggal di tengah hutan.

“Kalau begitu kamu istirahat saja dahulu, Sakya Kumara! Semoga besok lukamu sudah tidak sakit lagi! Aku tinggal dahulu ya ...” kata Kirani sambil meninggalkannya sendirian.

“Aku harus segera menyembuhkan diriku agar bisa pergi jauh dari rumah petani ini ... Kalau tidak lama-lama mereka bisa curiga padaku. Lagian aku masih belum bisa memastikan mereka ini orang baik atau orang jahat, tapi pastinya mereka ini bukanlah orang biasa,” pikirnya dalam hati.

*****

“Kirani ... kamu sudah mendapat informasi tentang pemuda yang kita temukan di tengah pematang sawah itu?” tanya ayahnya.

“Sudah Ayah ... pemuda itu bernama Sakya Kumara! Dia bahkan tidak mengingat wajahnya sendiri ... sangat lucu kelihatannya!" jawab Kirani sambil tertawa cekikikan.

“Hati-hati Rani ... kita masih belum tahu asal usulnya yang sebenarnya! Kamu jangan terlalu dekat dengannya apalagi menyukainya! Ingat ... kita sedang bersembunyi dari kejaran Sekte Teratai Merah yang telah menewaskan ibumu yang juga anggota sekte tersebut," nasehat ayahnya.

“Aku tahu ayah ... aku juga tidak percaya sepenuhnya dengan pemuda bernama Sakya Kumara itu! Ada rahasia yang disembunyikannya ... Tapi semoga bukan mengenai Sekte Teratai Merah,” ujar Kirani.

“Aku harap juga begitu Rani! Kita tidak bisa membiarkannya hidup jika dia adalah anggota sekte Teratai Merah ...” ujar ayahnya. "Dia bisa memberitahukan tempat kita kepada sekte Teratai Merah jika kita biarkan dia hidup!"

Suara ayahnya mulai meninggi begitu menyebut nama sekte Teratai Merah yang telah merenggut nyawa ibunya. Kirani juga masih samar-samar mengingat apa yang sebenarnya terjadi dengan kehidupan mereka yang selalu berpindah-pindah, dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa alasan yang jelas menurut dirinya.

“Tapi ... kenapa kita diburu sekte ini jika ibu adalah anggotanya? Apa yang telah dilakukan oleh ibu sehingga sekte Teratai Merah ini mengejarnya dan membunuhnya ... Kita juga bukan anggota Sekte Teratai Merah, tapi kenapa kita juga terus diburu oleh mereka?”

Kirani merasa heran dengan ayahnya yang tetap tidak mau memberitahukan dirinya tentang rahasia yang disimpan ibunya sampai diburu oleh sekte Teratai Merah yang mengakibatkan ibunya kehilangan nyawanya.

“Ayah tidak pernah menceritakan kenapa ibu terus diburu oleh Sekte Teratai Merah? Dahulu Rani masih kecil, tapi sekarang Rani sudah dewasa dan berhak tahu kebenarannya ayah!”

Gadis ini terus mendesak ayahnya agar memberitahukan apa yang sebenarnya disembunyikan ibunya saat itu, sehingga anggota Teratai Merah terus memburu mereka sampai sekarang.

Sudah beberapa kali Kirani pindah dari satu tempat ke tempat lainnya hanya demi menghindar dari kejaran Sekte Teratai Merah ini.

Selama ini, Kirani hanya menuruti kehendak ayahnya, tapi kali ini dia sudah lelah bersembunyi terus sepanjang hidupnya.

Mereka kebanyakan tinggal di daerah sepi dan bercocok tanam hanya untuk menghidupi diri mereka sendiri. Kirani bahkan dilarang ayahnya untuk sekedar bergaul dengan teman sebayanya agar jati diri mereka tidak terbongkar.

Tapi yang Kirani tidak habis pikir, ayahnya rela menolong seorang pemuda yang terkapar di pematang sawah dan hampir mati ini. Kenapa ayahnya tidak membiarkan saja pemuda ini mati, kan mereka jadinya aman-aman saja. Apa yang dilihat ayahnya dari pemuda bernama Sakya Kumara ini?

Sebenarnya apa yang diinginkan ayahnya dari pemuda ini? Bahkan ayahnya sampai ingin mengobati pemuda ini hingga sembuh. Apa ayah sudah mengetahui kalau Sakya Kumara ini adalah anggota sekte Teratatai Merah? Ayah ingin mengobati Sakya hingga sembuh hanya untuk mengorek keterangan darinya mengenai kondisi sekte Teratai Merah sekarang? Setelah itu, bisa saja Sakya akan dilenyapkan oleh ayahnya.

“Ayah tidak bisa memberitahukanmu sekarang Rani!” tegas ayahnya.

Hanya itu saja jawaban sang ayah yang diterimanya setelah Kirani berusaha menanyakan rahasia kelam ibunya yang sangat ingin diketahuinya.

Apa ibunya ini juga orang jahat? Jika ibunya adalah anggota sekte Teratai Merah yang terkenal kejam, kemungkinan besar ibunya juga adalah orang jahat. 

“Begini saja ... kamu terus cari informasi dari pemuda bernama Sakya Kumara itu! Tidak mungkin ada seorang pemuda yang terdampar di tengah [ematang sawah dalam keadaan luka bakar yang serius ... Apalagi tempat tinggal kita jauh dari perkampungan. Juga tidak ada kejadian kebakaran ataupun adanya orang asing di sekitar daerah ini!”

“Iya ayah ...” jawab Kirani menuruti apa kata ayahnya.

“Setelah urusan dengan pemuda bernama Sakya Kumara ini beres, ayah akan menceritakannya padamu. Tapi jangan membenci ibumu karena cerita ini ya?” pesan ayahnya.

“Baik ayah ... Rani janji," ujar Kirani sambil tersenyum, berharap kali ini ayahnya benar-benar menepati janjinya untuk menceritakan masa lalu ibunya yang sangat misterius. Sayangnya, entah mengapa hatinya tidak tenang bila memikirkan bahwa Sakya Kumara bisa saja terluka nanti....

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tristan
Kayak cerita misteri persilatan keren dah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status