Share

7. Kebangkitan

Sakya Kumara terbangun dengan sinar matahari terik yang masuk melalui celah dedaunan pohon-pohon di hutan, yang menyinari matanya membuat penglihatannya menjadi silau oleh cahaya matahari ini.

Posisi Sakya Kumara saat ini dalam keadaan terduduk bersandar pada salah satu pepohonan besar di hutan ini. Matanya juga masih belum terbiasa dengan suasana terang akibat terik matahari ini.

Pandangannya masih belum jelas akibat teriknya cahaya matahari yang masuk ke hutan melalui celah-celah dedaunan ini.

“Aku di mana? Kenapa aku tidak berada di dalam rumah petani itu lagi?” Sakya merasa heran dengan kondisinya sekarang yang berada di dalam hutan belantara yang dia tidak tahu ada di mana.

Badannya masih terasa lemas dan sakit di seluruh punggungnya. Kaki dan tangannya hampir tidak bisa digerakkan seakan tubuh manusia ini sudah mati. Sakya menyesali dirinya, kenapa harus masuk ke dalam tubuh manusia yang sepertinya sudah mati ini.

Saat tertidur tadi, dia telah mendapatkan kembali sedikit ingatannya. Dia bukanlah manusia! Dia juga bukan berasal dari Dunia Mortal.

“Tubuh manusia ini sangat lemah ... aku harus segera mencari cara untuk kembali ke tubuh asliku,” ujar Sakya pelan, berusaha menyemangati hidupnya yang sudah di ujung tanduk.

Setelah mengamati sekitar, Sakya tidak menyangka kalau dia sekarang berada di dalam hutan.

Dia tidak tahu siapa yang membuangnya ke dalam hutan ini. Tadinya, dia berharap ayahnya Kirani bisa menyembuhkan luka dalamnya, tapi harapan itu sirna karena sekarang dia berada di dalam hutan dengan kondisi yang sangat lemah--sendirian tanpa ada yang mengetahui keberadaannya kecuali yang membuangnya ke dalam hutan.

Tubuh manusia yang menjadi tumpangan Sakya Kumara ini memang sangat lemah. Awalnya, Sakya juga tidak tahu apakah si pemilik tubuh ini masih hidup atau tidak. Tapi yang pasti, wajah yang ditunjukkan Kirani dengan cermin saat dia berada di rumah petani misterius ini bukanlah wajahnya yang asli.

Sakya dulu bahkan sempat merasa bersalah jika tubuh yang ditumpanginya adalah manusia yang masih hidup. Untungnya, setelah dia rasakan kembali, dia menemukan bahwa tubuh ini tidak punya hawa kehidupan sama sekali, bisa dipastikan tubuh manusia ini sudah mati, dan mulai menimbulkan hawa yang tidak sedap.

Sakya Kumara tidak mengetahui kenapa dirinya bisa masuk ke dalam tubuh manusia yang sudah mati ini. Yang jelas, kemampuannya seakan hilang sama sekali saat berada di dalam tubuh mati ini.

“Kenapa aku harus menumpang ke tubuh manusia jika hendak ke Dunia Mortal? Bukannya, dahulu banyak juga iblis yang menyeberang ke dunia ini tanpa harus menumpang ke tubuh manusia? Apa yang salah dengan diriku sehingga aku harus terperangkap di dalam tubuh manusia yang sudah mati ini?” Pertanyaan demi pertanyaan menghinggapi benak Sakya Kumara, tapi dia sendiri tidak mempunyai jawabannya.

Seharusnya semua kesaktian Sakya tidak akan lenyap walaupun dia menyeberang lewat retakan dimensi. Tapi hasilnya dia terdampar di tengah sawah dan berada di tubuh manusia yang lemah dan sudah mati. Bahkan kesaktian dirinya juga lenyap tidak berbekas akibat terjebak di dalam tubuh manusia yang sudah mati ini.

“Aku harus mencari iblis di Dunia Mortal ini untuk mengeluarkan aku dari tubuh yang sudah mati ini, tapi cari dimana? Sedangkan berjalan saja aku tidak bisa!”kesal Sakya Kumara.

Tenaganya sudah habis, dan sepertinya nasibnya sudah ditentukan. Sakya Kumara, pangeran iblis dari Kerajaan Kumara di Dunia Iblis akan mati mengenaskan dan selamanya terperangkap di dalam tubuh manusia yang sudah mati ini.

“Tidak ada lagi yang bisa kulakukan ... Kalau tahu keadaan akan begini, aku seharusnya mengadakan penelitian terlebih dahulu sebelum menerobos retakan dimensi! Tapi semuanya sudah terlambat ... bukan saatnya menyesali diri lagi,” pikir pria itu.

Sayangnya, Sakya Kumara tidak sadarkan diri lagi dan hanya terdiam duduk bersandar pada pohon dengan kepala yang mulai terkulai.

***

“Sakya! Sakya! Bangun Sakya! Jangan mati!”

Terdengar samar-samar olehnya teriakan histeris seorang gadis yang suaranya tidak asing bagi telinganya.

“Aku perlu dirimu untuk mencari ayahku! teriak gadis ini lagi.

Apa dia tidak salah dengar? Suara ini sangat dikenalnya. Suara gadis yang menolongnya saat pertama kali dirinya terdampar di Dunia Mortal.

"Ayo Sakya ... sadarlah! Aku ... Kirani akan membuatmu pulih kembali! Bantu diriku mencari keberadaan ayahku yang menghilang!" teriak Kirani padanya.

“Aku tidak bisa bergerak, Kirani! Bagaimana aku bisa membantumu mencari ayahmu!”kata Sakya pelan.

“Kamu bilang tadi saat masih di rumah, kalau rupamu yang sekarang adalah bukan dirimu! Sebenarnya siapa dirimu Sakya? Kamu harus jujur kepadaku jika ingin aku menolongmu!” ujar Kirani.

Sakya berpikir tidak ada salahnya memberitahukan jati dirinya yang sebenarnya kepada Kirani, itu juga kalau gadis ini percaya dengan perkataannya.

“Aku berasal dari Dunia Iblis! Dunia yang dahulu seperti Dunia Mortal ini! Para Naga menghancurkannya hanya karena ingin menyingkirkan Iblis Alam Semesta, leluhurku!” jelas Sakya Kumara dengan perasaan geram bercampur marah.

"Maksud kamu?" tanya Kirani penasaran. Dia tidak mengerti maksud Sakya, tetapi tetap berusaha ingin memahaminya.

"Sekarang, duniaku tandus dan gersang! Panas dimana-mana tanpa adanya pepohonan lagi! Sekarang lebih dikenal sebagai Dimensi Neraka," jawab Sakya.

“Hah? Lalu, kamu ke duniaku ini pakai apa?”tanya Kirani penasaran.

“Ada semacam pintu dimensi yang bisa menghubungkan Dunia Iblis dengan Dunia Mortal! Seharusnya, aku tetap dalam wujud asliku dan kesaktianku tidak hilang saat tiba di dunia Mortal, tapi kejadian sekarang malahan sebaliknya! Ada sesuatu yang salah saat menyeberang ke Dunia Mortal, tapi aku tdak tahu kesalahan apa yang telah aku perbuat," jawab Sakya Kumara.

“Aku mau minta tolong padamu untuk mencari Tabib Iblis bernama Adheswara yang pernah menyeberang ke Dunia Mortal beberapa tahun yang lalu! Beliau bisa membantuku untuk mengembalikan wujud tubuh asliku!” lanjutnya lagi setelah berhasil mengingat sebuah nama.

“Aku harus cari ke mana Tabib Iblis ini?”tanya Kirani.

“Aku tidak tahu, Kirani! Terakhir, saat aku masih bisa mendengar suara-suara antardimensi, aku dengar Tabib Iblis ini berada di Kota Singkarak,” jawab Sakya lemah.

“Baiklah! Aku juga tidak akan merahasiakan apa-apa lagi darimu! Aku bisa membuatmu berjalan untuk sementara dengan tubuh manusiamu ini! Kemampuanku ini sering disembunyikan ibuku agar tidak diketahui oleh pihak yang tidak bertanggung jawab! ujar Kirani.

Sakya mengumpat dalam hatinya. "Jika Kirani ini mempunyai kemampuan untuk membuatnya bangkit kembali, kenapa tidak dia lakukan sebelumnya?”

Kirani kemudian menempelkan telapak tangannya ke dada Sakya. Terlihat cahaya yang berasal dari telapak tangan Kirani masuk ke dalam tubuh Sakya.

“Cahaya energi ini akan memberimu waktu 3 hari untuk menemukan Tabib Iblis! Aku memerlukan waktu 7 hari agar bisa mengeluarkan cahaya energi ini lagi!  Jika kamu tidak menemukan Tabib Iblis ini dalam 3 hari, maka tubuhmu akan kembali tidak berdaya selama 4 hari ke depan sampai aku bisa mengisi lagi cahaya energi ini!” jelas Kirani.

Sakya merasakan hawa panas yang luar biasa saat cahaya energi dari Kirani memasuki tubuhnya untuk menghidupkan sementara tubuh manusia matinya ini. Tubuhnya merasa terbakar dan seakan hendak meledak karena cahaya energi ini mengisi seluruh pembuluh darah di tubuh mati ini agar bisa bergerak.

"Arrgh!" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status