Share

Datang Meminta Pekerjaan

Penulis: Falisha Ashia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-27 20:27:00

Ketika Kirana akan bertanya kepada Ranjani, sebuah sentuhan lembut menghentikannya. Rajendra memegang tangan Kirana, menggenggamnya erat, dan menggelengkan kepalanya, memberikan kode agar Kirana tidak menanyakannya sekarang karena ada Jati dan Tama di sana.

"Kenapa?" bisik Kirana, matanya dipenuhi rasa ingin tahu, namun ia menghormati isyarat suaminya.

"Nanti saja saat kalian berdua," jawab Rajendra pelan, bibirnya hampir tidak bergerak.

Kirana menganggukkan kepalanya, memahami. Ia membiarkan rasa ingin tahu itu mengendap, mengalihkan fokusnya kembali ke adonan roti yang harus segera disiapkan.

Kemudian, Rajendra pun menuju ke kamar mandi. Gemericik air terdengar dari dalam, membersihkan sisa-sisa malam yang panjang dan penuh gairah. Dia ingin membersihkan diri dari keringat kenikmatan semalam, dan menyiapkan dirinya untuk hari baru.

Ketika Rajendra selesai mandi, kesegaran membasuh tubuh dan pikirannya. Ia mengenakan pakaian seadanya, masih di dalam kamar. Tiba-tiba, terdengar suara
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Dahana Mulai Bergerak

    Wira berdiri tegak, dadanya membusung, seolah ia adalah pahlawan yang baru saja menggagalkan sebuah kejahatan besar. Matanya menyapu para wanita pencari kerja satu per satu, sorotnya tajam, penuh kemenangan, dan sedikit mencemooh. "Dengar, kalian semua! Kalian harusnya berterima kasih padaku," katanya, menunjuk ke arah mereka dengan jari telunjuknya yang kurus. "Aku ini hanya ingin menyelamatkan kalian dari penipuan. Lihat saja anak muda ini, dia itu tidak punya apa-apa! Datang ke desa ini hanya dengan pakaian di badan, tanpa uang sepeser pun.”“Dan ingat! Rumah yang dia tempati itu pun hanya hasil dari belas kasihan Kepala Desa, hanya dipinjami, bukan miliknya sendiri! Mana mungkin dia bisa membayar kalian dengan benar?" lanjutnya.Beberapa orang yang tadinya menunjukkan antusiasme kini mulai terlihat goyah. Bisikan-bisikan keraguan mulai terdengar. Mereka saling berpandangan, mengingat-ingat bagaimana Rajendra pertama kali datang ke desa ini.Namun, di tengah keraguan itu, seorang

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Datang Meminta Pekerjaan

    Ketika Kirana akan bertanya kepada Ranjani, sebuah sentuhan lembut menghentikannya. Rajendra memegang tangan Kirana, menggenggamnya erat, dan menggelengkan kepalanya, memberikan kode agar Kirana tidak menanyakannya sekarang karena ada Jati dan Tama di sana."Kenapa?" bisik Kirana, matanya dipenuhi rasa ingin tahu, namun ia menghormati isyarat suaminya."Nanti saja saat kalian berdua," jawab Rajendra pelan, bibirnya hampir tidak bergerak.Kirana menganggukkan kepalanya, memahami. Ia membiarkan rasa ingin tahu itu mengendap, mengalihkan fokusnya kembali ke adonan roti yang harus segera disiapkan.Kemudian, Rajendra pun menuju ke kamar mandi. Gemericik air terdengar dari dalam, membersihkan sisa-sisa malam yang panjang dan penuh gairah. Dia ingin membersihkan diri dari keringat kenikmatan semalam, dan menyiapkan dirinya untuk hari baru.Ketika Rajendra selesai mandi, kesegaran membasuh tubuh dan pikirannya. Ia mengenakan pakaian seadanya, masih di dalam kamar. Tiba-tiba, terdengar suara

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Rajendra Yang Perkasa Kembali

    Rajendra merasa seperti dibawa ke sebuah dimensi baru, dimensi kenikmatan yang belum pernah ia jelajahi sebelumnya. Setiap sentuhan Kirana, setiap gerakan, setiap desahan, seolah memicu serangkaian ledakan sensasi yang luar biasa. Ia merasa seperti boneka yang digerakkan oleh benang, namun boneka yang merasakan kenikmatan tiada tara.Namun, di tengah-tengah "permainan" itu, sesuatu yang ajaib terjadi. Secara tak terduga, diri Rajendra yang dulu muncul kembali.Keahliannya dalam memberikan kenikmatan kepada wanita, keahlian yang dulu ia kuasai dengan sempurna, kini entah bagaimana, kembali padanya.Tangan Rajendra bergerak dengan sendirinya, bibirnya tahu tempat yang tepat untuk dicium, bisikannya tahu kata-kata yang paling memabukkan. Ia tidak lagi menjadi boneka yang dibimbing; ia mengambil alih kendali, memimpin Kirana menuju puncak kenikmatan.Rajendra sendiri bingung. Bagaimana bisa? Ia ingat dirinya adalah seorang pemula, seorang yang tidak tahu apa-apa. Namun, tubuhnya bereaksi

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Akhirnya Melakukannya

    Pertanyaan itu, bagai sambaran petir di siang bolong bagi Kirana, membuat wajahnya yang semula putih berseri langsung merah padam. Jantungnya berdetak tak keruan, seolah ingin melompat keluar dari dadanya."Tuanku mau melakukan itu? Apakah yakin?" tanya Kirana, suaranya tercekat, nyaris tak terdengar. Matanya membulat, menatap Rajendra dengan campuran rasa terkejut dan malu.Rajendra mengangguk, gerakan kepalanya pelan dan kaku, seolah mau tidak mau untuk melakukannya. Wajahnya juga tak kalah merah dari Kirana, seperti kepiting rebus."I-iya... a-aku mau," gumamnya, suaranya sedikit bergetar. Dia menelan ludah, kemudian menambahkan, "tapi, bisakah... bisakah kau membimbingku?"Mendengar itu, Kirana terhenyak. Sebuah tawa nyaris lolos dari bibirnya, tawa yang tertahan di tenggorokan karena rasa terkejut yang luar biasa. Cepat-cepat dia menutup mulutnya dengan telapak tangan, berusaha keras menahan gejolak geli yang melanda.Dalam ingatan Kirana, Rajendra adalah seorang ahli dalam hal "

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Menciptakan Garis Keturunan

    Rajendra tersenyum lebar, menepuk pundak Tama dengan keras. "Dengar, Tama, kamu harus manfaatkan kesempatan emas ini! Jadikan dia istrimu! Lalu, kamu cepat-cepat punya anak laki-laki. Kita butuh banyak pasukan untuk membangun dan mempertahankan kerajaan ini di masa depan!"Mendengar apa yang dikatakan oleh Pangeran, wajah Tama semakin memerah. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, pandangannya canggung."Yang Mulia," Tama berkata, suaranya pelan, "menikah itu tidak semudah itu. Belum tentu wanitanya mau, apalagi kalau saya belum punya apa-apa."Rajendra tertawa renyah, menepis keraguan Tama dengan lambaian tangan. "Jangan merendahkan dirimu, Tama. Kamu adalah pria yang tangguh dan setia. Wanita di sini banyak, dan mereka cantik-cantik lagi. Kamu tinggal pilih saja. Sepertinya mereka semua juga akan tertarik padamu, melihat bagaimana kamu bekerja keras untuk desa ini."Tama semakin malu, kepalanya menunduk dalam-dalam. Gumaman malu-malu terdengar dari mulutnya.Kemudian, Rajendra me

  • Perjalanan Waktu: Gairah Liar Para Selir!   Cepatlah Punya Anak Laki-laki

    Asmaran menyadari jika Rajendra bukan orang biasa-biasa saja. Pasti ada sesuatu yang spesial dari dirinya, sesuatu yang melampaui pemahaman manusia biasa.Kemampuan pedang itu untuk menyala hanya di tangan Rajendra, dan aura keemasan yang terpancar, semua itu adalah tanda-tanda yang jelas.Rajendra menoleh ke arah Surapati, sebuah tatapan yang penuh makna.Surapati mengerti. Inilah saatnya kebenaran diungkap. Ia pun menjelaskan kepada Asmaran, suaranya tenang namun penuh otoritas."Asmaran, yang berdiri di hadapanmu ini bukanlah orang biasa. Dia adalah Pangeran Rajendra, pewaris takhta dari Kerajaan Bharaloka,” ungkap Surapati.Sontak saja Asmaran terkejut, seperti disambar petir di siang bolong. Mata yang tadinya terbelalak kini semakin lebar, hampir keluar dari rongganya."Apa? Pangeran?" Ia mengulang kata itu, seolah tak percaya telinganya sendiri.Sebuah gelar yang begitu agung, sebuah status yang tak terjangkau, kini berada di hadapannya."Pantas saja, sejak pertama kali saya mel

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status