Lima tahun kemudian…“Suamiku, ayo kita punya anak lagi.” Aurora menatap suaminya dengan lembut. Ia telah memikirkan ini dalam beberapa waktu terakhir ini.Meskipun ia mengalami kehamilan yang sulit, tapi itu tidak membuatnya trauma hamil. Ia melihat Alastair sudah tumbuh besar sekarang, ia pikir akan sangat baik jika ia memiliki bayi lagi.Sebelumnya Alastair juga pernah meminta adik padanya. Memiliki saudara juga sangat bagus, jadi anak-anaknya bisa mengandalkan satu sama lain.Ace diam setelah mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya. “Sayang, mari jangan mengambil resiko.”“Aku akan baik-baik saja. Mari kita miliki satu lagi.” Aurora masih tetap pada keinginannya.“Aku tidak ingin kehilanganmu, Istriku.”“Suamiku, aku akan menjaga diriku dengan baik. Aku tidak ingin Alastair kesepian sepertiku, tidak memiliki saudara yang bisa mendukungnya.” Aurora menatap Ace memelas.Ace tidak tahu harus bagaimana. Satu-satunya keinginan Aurora yang sulit untuk ia ikuti adalah memiliki anak la
Satu tahun kemudian…Aurora sedang bermain sore dengan putranya yang saat ini sudah berusia satu tahun. Putranya yang menggemaskan telah tumbuh dengan sangat baik dan sehat.“Ibu menangkapmu.” Aurora meraih tubuh kecil putranya lalu kemudian mengangkatnya dan memeluknya, menciumnya dengan gemas.Setelahnya Aurora menurunkan putranya lagi, membiarkan putranya berjalan di atas rumput tanpa alas kaki.Ace baru kembali dari pekerjaannya. Ia langsung pergi ke taman seteah mendengar dari kepala pelayan bahwa saat ini istri dan anaknya sedang berada di sana.Saat Ace sampai, ia melihat Aurora yang sedang mencumbu putra mereka, suara gelak tawa putra kecilnya terdengar begitu manis.Dari jaraknya, Ace bisa melihat betapa bahagia wajah istrinya. Aurora benar-benar menikmati perannya sebagai seorang ibu.Bahkan setelah ia melahirkan, Aurora tidak memikirkan tentang kembali bekerja. Wanita itu tidak tega meninggalkan putra mereka, jadi ia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga.Satu tahun tel
Ace berlari dengan panik menyusuri koridor rumah sakit. Beberapa waktu lalu Ace menerima kabar dari kepala pelayan di kediaman kakek aurora bahwa Aurora terjatuh dari tangga dan mengalami pendarahan.Dunia Ace seperti runtuh seketika, rasa takut segera menyelimutinya. Tubuh pria itu berkeringat dingin.Setelah berlarian, Ace akhirnya sampai di depan ruang operasi.“Kakek, bagaimana kondisi Aurora?” Ace bertanya pada Richie yang mengantar Aurora ke rumah sakit.Raut wajah Richie tidak terlalu baik, pria tua itu telah terlalu sering dibayang-bayangi oleh kematian Aurora. Setelah tidak ada lagi percobaan pembunuhan, sekarang Aurora mengalami masalah serius pada kehamilannya karena terjatuh.“Saat ini dokter sedang menangani Aurora.”Sekarang dua pria itu menunggu dengan khawatir, lalu kemudian dokter keluar.“Dokter bagaimana kondisi istriku?” tanya Ace pada dokter wanita itu.Dokter wanita itu meyerahkan berkas pada Ace. “Nyonya Aurora harus melahirkan segera, Tuan tolong baca dan tanda
Waktu berlalu, saat ini usia kandungan Aurora sudah melewati trisemester pertama. Mual dan muntah sudah jarang dirasakan oleh Aurora.Namun, selama periode itu, Aurora telah dilarikan ke rumah sakit dua kali karena mengalami pendarahan. Hal ini membuat Ace semakin membatasi gerakan Aurora. Ia benar-benar takut terjadi hal buruk pada Aurora dan anak mereka.Aurora yang merasa bahwa dirinya kuat harus menerima kenyataan bahwa hal-hal tidak terduga terjadi di masa kehamilannya. Ia yang biasanya tangguh menjadi tidak berdaya dan harus terbaring di rumah sakit selama beberapa hari untuk pemulihan.Baru-baru ini ia merasa jauh lebih baik, ia tidak akan merasa pusing setelah berdiri beberapa saat. Tidak, bukan hanya saat berdiri, tapi ketika duduk juga. Itulah sebabnya selama beberapa minggu ini ia lebih banyak berbaring di atar ranjangnya.Ia merasa sangat bosan, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan tentang hal itu. Ia harus menjaga kandungannya dengan baik. Anak ini adalah anak yang ia dan
Satu hari Aurora dan Ace beristirahat total, besok adalah hari pesta pernikahan mereka yang telah mereka rencanakan selama beberapa waktu lalu.“Baiklah, ayo kita tidur. Besok akan menjadi hari yang panjang.” Ace membelai kepala Aurora dengan lembut.“Ya, Suamiku.” Aurora kemudian memejamkan matanya, ia tidur dengan nyenyak dalam dekapan hangat suaminya.Ace mengecup puncak kepala Aurora, pria itu kemudian juga menutup matanya dan terlelap.Keesokan harinya, Ace dan Aurora bangun beberapa jam lebih cepat dari biasanya. Mereka berdua harus bersiap untuk pesta pernikahan mereka yang akan dilangsungkan dalam beberapa jam lagi.Setelah beberapa jam persiapan, Aurora kini telah mengenakan gaun pengantinnya, wajahnya juga telah dirias.Untuk menghindari Aurora mengalami insiden, Ace sengaja meminta agar sepatu hak tinggi diganti dengan sepatu beralas datar.Savana dan Clarette telah menemani Aurora sejak beberapa waktu lalu. Mereka kini melihat Aurora dengan pandangan berbinar.“Aurora, kau
Pagi harinya Aurora dan Ace pergi ke ruang sarapan bersama. Di sana sudah ada kakek Ace yang sedang menunggu mereka.“Selamat pagi, Kakek.” Aurora mengecup pipi Richie dengan lembut.“Selamat pagi, Kakek.” Ace juga menyapa Richie.“Selamat pagi, ayo sarapan.”“Ya, Kakek.” Aurora dan Ace duduk bersama.Ketiga orang itu mulai menyantap sarapan mereka, tapi kemudian Aurora berhenti karena ia merasa perutnya sangat mual.“Ada apa?” Ace bertanya dengan perhatian pada istrinya.Aurora tidak bisa menjawab, ia segera berdiri dari tempat duduknya lalu kemudian melangkah menuju ke toilet.Ace khawatir pada Aurora, ia segera menyusul Aurora. Ia melihat istrinya sedang muntah. Ace segera berdiri di sebelah Aurora. Ia memegangi rambut istrinya lalu kemudian mengelus pelan punggung istrinya.“Istriku, apakah kau baik-baik saja?” Ace bertanya khawatir.Aurora mengusap bibirnya. Ia berdiri dan menatap Ace. “Aku baik-baik saja.”Keduanya kembali ke ruang makan dan melanjutkan makan mereka. Namun, sete